MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
DAN PEMBANGUNAN KOTA SAMARINDA
TAHUN 2016 – 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Samarinda merupakan ibukota provinsi Kalimantan Timur. Kota Samarinda
berbatasan langsung dengan kabupaten Kutai Kertanegara yang merupakan salah satu
daerah yang kaya akan sumber daya alam dan merupakan salah satu daerah yang
menyumbang devisa bagi Indonesia. Sejak akhir tahun 2010, Samarinda dibagi menjadi
10 Kecamatan yaitu Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda Kota, Sambutan, Samarinda
Seberang, Loa Janan Ilir, Sungai Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda Utara dan Sungai
Pinang.
Pembangunan di kota Samarinda berkembang secara positif, apalagi
perkembangan di pelosok –pelosok desa. Pembangunan jalan penghubung antar daerah
atau desa semakin baik, walau terdapat beberapa pelosok desa yang belum mendapatkan
jalan semenisasi tetapi badan jalan batu dan tanah keras sudah dilakukan.
Kinerja pembangunan ekonomi pada triwulan III 2021 mengalami perbaikan
meski melambat sebagai dampak efek pandemic. Mayoritas lapangan usaha kerja
pertambangan, kontruksi dan pertanian menjadi sumber utama berlanjutnya tren
perbaikan ekonomi meskipun usaha industry maupun perdagangan mengalami
perlambatan.
Sektor unggulan dalam pembangunan perekonomian dapat diketahui
dengan menggunakan data PDRB. Oleh karena itu dnegna mengindentifikasi sektor
ekonomi Kota Samarinda diharapkan dapat mengetahui sektor unggulan apa saja yang
dapat dikembangkan dan menjadi fokus dalam meningkatkan perbaikan
perekonomian serta pembangunan Kota Samarinda.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan artikel ini untuk mengidentifikasi sektor unggulan
dalam meningkatkan ekonomi dan pembanguna di Kota samarinda dengan melihat
dari PDRB dari tahun 2016-2021.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2
diwilayah tersebut justru akan mandatangkan impor dari wilayah lain, dan dapat di
simpulakan bukan merupakan sektor basis (non basis).
3. Apabila LQ = 1, artinya peran sektor i tersebut di Kota Samarinda setara
dengan peranan sektor i di Provinsi Kalimantan Timur.
Asumsi yang mendasari persamaan location quotient tersebut adalah penduduk di
setiap daerah (Kota) mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola
permintaan pada daerah Provinsi. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai LQ dari
suatu sektor adalah lebih dari satu (LQ>1) maka tergolong sektor basis, dan jika
nilai LQ dari suatu sektor adalah kurang dari satu (LQ<1) maka tergolong sektor
non basis (Arsyad, 1999).
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
hotel dan restoran. Total nilai PDRB pada tahun 2019 berdasarkan harga berlaku ke
tiga sektor tersebut berturut- turut adalah : 10.313.144.413 juta rupiah,
31.998.363.247 juta rupiah, dan 19.443.178.612 juta rupiah. Hal ini tentu
berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dalam
meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian.
3.3 Nilai PDRB Kota Samarinda 2017-2021.
Nilai produk domestik regional bruto Kota Samarinda atas dasar harga
berlaku menurut langan usaha, dengan minyak dan gas bumi tahun 2017 - 2021
mengalami peningkatan nilai pada semua sektor terkecuali sektor pertambangan
dan penggalian karena sektor ini tidak terdapat di wilayah Kota Samarinda. Berikut
merupakan nilai PDRB Kota Samarinda atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usahan, dengan minyak dan gas bumi tahun 2017 - 2021 (Juta rupiah).
Tabel 2
Produk Domestik Regional Bruto Kota Samarinda Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, dengan Minyak dan Gas Bumi Tahun 2017-2021 (Juta
Rupiah).
LAPANGAN USAHA 20 20 20 20 20
17 18 19 20 21
5
Metode Location Quotient secara time series.
Identifikasi sektor unggulan yang dilihat dari nilai PDRB secara time series
bertujuan untuk melihat sektor mana sajakah yang menjadi sektor unggulan atau
basis dan non basis di Kota Samarinda. Berikut merupakan hasil identifikasi nilai
PDRB Kota Samarinda secara time series dengan menggunakan analisis Location
Quotient.
Tabel 3
Hasil analisis LQ Kota Samarinda secara time series .
LAPANGAN USAHA 2017 2018 2019 2020 2 R
0 a
2 t
1 a
-
r
a
t
a
PERTANIAN 0, 0, 0, 0 0,0
0 0 0 , 2
2 2 2 0
2
PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN 0, 0, 0, 0 0,0
0 0 0 , 0
0 0 0 0
0
INDUSTRI PENGOLAHAN 0, 0, 0, 0 0,6
5 6 6 , 1
7 0 4 6
3
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0, 0, 0, 0 0,8
8 8 8 , 4
0 1 4 9
0
BANGUNAN / KONTRUKSI 1, 1, 1, 1 1,2
3 3 2 , 6
3 1 4 1
6
PERDAGANGAN HOTEL DAN
RESTORAN 2, 1, 1, 1 1,9
1 9 8 , 1
0 0 1 8
3
PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI 1, 1, 1, 1 1,8
9 9 6 , 0
4 4 9 6
1
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN 2, 2, 2, 2 2,2
2 3 2 , 6
4 0 7 2
4
JASA – JASA 1, 1, 1, 1 1,1
2 1 0 , 3
5 4 9 0
2
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur
(2011) di olah Keterangan : di cetak tebal
adalah LQ>1
Berdasarkan hasil analisis LQ pada tabel 3 maka dapat disimpulkan bahwa di Kota
6
Samarinda terdapat 5 sektor ekonomi yang mempunyai nilai LQ lebih dari
1 dan 3 sektor ekonomi yang mempunyai nilai LQ kurang dari 1. Sektor bangunan/
kontruksi, perdanganan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keungan, persewaan dan jasa perusahaan dan jasa – jasa dapat di kategorikan
sebagai sektor basis sedangkan sektor pertanian, pertambangan dan penggalian,
industri pengolah dan listrik, gas dan air bersih merupakan sektor non basis.
Pemaparan masing- masing sektor ekonomi di Kota Samarinda sebagai berikut :
1. Sektor pertanian
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Location Quotient bahwa
sektor pertanian di Kota Samarinda bukan merupakan sektor basis. Dapat dilihat
dari hasil perhitungan yaitu stabil di angka 0,02.
Jika di lihat dari kondisi geografisnya Kota Samarinda merupakan suatu daerah
perkotaan yang di dominasi oleh daerah terbangun, bukan halnya daerah pedesaan
yang di dominasi oleh pertanian, untuk itu maka sektor pertanian di Kota
Samarinda tidak terlalu dominan dan merupakan sektor non basis.
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini tidak dapat dilakukan perhitungan disebabkan karena di Kota Samarinda
sendiri tidak terdapat sektor pertambangan dan pengglian. Oleh karena itu sektor
tersebut tidak dapat dilakukan perhitungan lebih lanjut.
3. Sektor Industri Pengolahan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode LQ, bahwa sektor Industri pengolah
merupakan sektor non basis atau bukan sektor unggulan. Nilai yang ditunjukan
0,57 meskipun selalu mengalami kenaiakan yaitu pada tahun 2018 nilai LQ 0,57
dan pada tahun akhir analisis nilai 0,63 akan tetapi nilai LQ yang didapat kurang
dari 1, sehingga sektor ini bukan menjadi andalan bagi perekonomian Kota
Samarinda.
4. Sektor listrik dan Air Bersih
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode LQ, bahwa potensi sektor listrik dan
air bersih dalam perekonomian Kota Samarinda selama tahun analisis 2008 sampai
tahun 2021 mempunyai nilai LQ<1, sehingga secara umum sektor ini belum dapat
digolongkan sebagai sektor basis atau bukan sektor unggulan. Hal ini ditunjukan
dengan nilai di tahun 2018 sebesar 0,80 dan pada akhir tahun analisis 0,90. Dari
hasil analisis ini menunjukan bahwa ketersediaan sarana listrik dan air bersih sudah
mencukupi dan untuk perkembangan ekonomi Kota Samarinda, sektor ini perlu di
kembangkan secara intensif agar kedepannya menjadi sektor unggulan Kota
Samarinda.
5. Sektor Bangunan
Sektor bangunan dalam perekonomian Kota Samarinda dapat dikategorikan
kedalam sektor basis atau sektor unggulan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan metode LQ, pada tahun 2018 sampai dengan 2021 nilai LQ lebih
dari 1 (LQ>1) yaitu dengan rata – rata nilai 1,26. Dengan demikian sektor
bangunan dapat dikategrokan sebagai sektor basis Kota Samarinda yang dapat
menjadi andalan dalam mengembangkan perekonomian Kota Samarinda.
7
6. Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode LQ, sektor
perdagangan, hotel dan restoran termasuk sektor yang berpotensi atau sektor basis
untuk mendukung perekonomian. Nilai LQ yang ditunjukan mengalami kenaiakan
yang cukup besar yaitu pada tahun 2018 nilai LQ 2,10 dan dengan nilai rata- rata
1,91. Dari hasil analisis yang digunakan bahwa sektor perdagangan, hotel dan
restoran dapat dijadikan sektor andalan bagi perekonomian Kota Samarinda.
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode LQ sektor ini dapat
dikategorikan kedalam sektor unggulan atau sektor Basis. Nilai LQ lebih dari 1.
Nilai tertinggi yaitu pada tahun 2018 yaitu sebesar 1,94 dengan rata – rata nilai
keseluruhan dari tahun 2018 – 2021 yaitu 1,80. Berdasarkan hasil analisis, sektor
pengangkutan dan komunikasi dapat dijadikan sektor andalan bagi perkembangan
perekonomian Kota Samarinda.
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode LQ sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2018 memiliki nilai LQ 2,24 dan rata –
rata nilai LQ 2,26. Dari hasil ini bahwa sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan dapat dijadikan sektor andalan bagi perkembangan perekonomian Kota
Samarinda. Hal ini terjadi karena Kota Samarinda merupakan Ibu Kota Provinsi
Kalimantan Timur yang mampunyai sarana bisnis yang terkelola dengan sangat
baik.
9. Sektor Jasa- jasa
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode LQ sektor jasa di
Kota Samarinda dapat dikelompokan ke dalam sektor unggulan atau sektor basis
yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk pertumbuhan perekonomian Kota
Samarinda karena dilihat dari misi Kota Samarinda sendiri sebagai Kota jasa. Nilai
LQ yang ditunjukan mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu pada tahun 2008
dengan nilai LQ 1,25 dengan rata – rata LQ 1,13. Dari hasil analisis yang
digunakan bahwa sektor Jasa- jasa ini dapat dijadikan sektor andalan bagi
pertumbuhan perekonomian Kota Samarinda.
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa yang termasuk kedalam
sektor unggulan Kota Samarinda ada lima sektor. Untuk mengetahui perkiraan
trend yang di dapat dari kelima sektor unggulan tersebut maka nilai ke lima sektor
tersebut dimasukan kedalam grafik. Berikut ini merupakan grafik lima sektor
unggulan Kota Samarinda berdasarkan hasil perhitungan PDRB secara time series.
Grafik 1.
Lima sektor unggulan Kota Samarinda berdasarkan hasil perhitungan PDRB berdasarkan
harga berlaku tahun 2018 – 2021.
Berdasarkan hasil grafik di atas dapat di perkirakan trend yang terjadi atas ke lima
sektor unggulan Kota Samarinda. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
memiliki nilai paling besar dengan nilai akhir di tahun 2021 sebesar 2,24,
sedangkan yang terkecil adalah sektor jasa- jasa dengan nilai akhir sebesar 1,02.
Secara garis besar sektor unggulan Kota Samarinda ini semuanya mengalami
penurunan, untuk itu pemerintah harus mengontrol dan mengevaluasi agar di tahun
selanjutnya sektor unggulan tersebut trendnya naik dan tidak mengalami penurunan
terus menerus dan jangan sampai sektor unggulan ini masuk kedalam kategori
sektor non basis.
8
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis location quotient secara time series ada lima sektor yang
menjadi sektor unggulan Kota Samarinda. Sektor tersebut meliputi sektor
keuangan, sektor persewaan dan jasa perusahaan, sektor perdagangan hotel dan
restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan/kontruksi dan
sektor jasa- jasa. Dari lima sektor yang menjadi sektor unggulan Kota Samarinda
tersebut struktur perekonomian yang paling tinggi adalah sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan dengan nilai rata- rata LQ sebesar 2,26 dan yang
paling rendah adalah sektor jasa – jasa dengan nilai rata- rata LQ sebesar 1,13.
Sektor- sektor ekonomi yang mempunyai nilai LQ kurang dari satu (LQ<1) ada
empat sektor meliputi sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor
industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor tersebut dapat
dikategorikan sebagai sektor non basis, yang artinya sektor- sektor tersebut hanya
mampu melayani kebutuhan lokal. Akan tetapi semua sektor ini harus diperhatikan
oleh pemerintah agar semua sektor ini dapat dikembangkan untuk pembangunan
perekonomian Kota Samarinda sehingga di masa yang akan datang sektor- sektor
ini dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan Kota Samarinda.
Dalam meningkatkan perekonomian dan pembangunan Kota Samarinda kebijakan
yang akan diambil harus diarahkan untuk lebih terkonsentrasi pada sektor- sektor
unggulan dalam hal ini terdapat lima sektor (basis) yang pada dasarnya secara
proporsional tumbuh lebih cepat. Peningkatan perekonomian dan pembangunan
Kota Samarinda sebaiknya dilakukan dengan mensinergiskan antara sektor
unggulan (basis) dan sektor non unggulan (non basis) agar pembangunan
perekonomian Kota Samarinda berjalan dengan semua sektor yang ada saling
berperan aktif.