LAMPIRAN A
GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Kota Medan
1. Geografis Kota Medan
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I
Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30
September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya
Daerah Tingkat II Medan dan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan
Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan,
secara administrasi Kota Medan dibagi atas 21 Kecamatan yang
mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan
administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara
geografis, demografis dan sosial ekonomis.
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6%
dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Secara geografis kota
Medan terletak pada 3°30' – 3°43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98°
44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring
1
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
2
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
3
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
4. Ekonomi KotaMedan
Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi (MP3E) Kota Medan ada dua koridor ekonomi
percepatan dan perluasan pembangunan kota Medan yakni
Koridor Ekonomi Pusat Kota yang diperluas dengan rencana
center business district (CBD) Polonia dan kawasan Utara
sebagai pusat pelayanan dan jasa.
Koridor ekonomi pusat kota berfungsi sebagai bagian pusat
kegiatan perdagangan/bisnis, pusat kegiatan jasa, dan kegiatan
pemerintahan provinsi dan kota dan pusat pelayanan ekonomi
meliputi tujuh kecamatan di Pusat Kota Medan antara lain,
Medan Polonia, Medan Maimoon, Medan Baru (Kelurahan Darat
dan Petisah Hulu), Medan Petisah (Kelurahan Petisah Tengah
dan Sekip).
Struktur ekonomi Kota Medan didominasi oleh sektor tersier
sebesar 72,53 persen dan sektor skunder sebesar 25,46 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kota Medan pada tahun 2011 mencapai
7,9 % dan di tahun 2012 ditargetkan pertumbuhan ekonomi
mencapai 8.02% (RPJMD Kota Medan 2011-2015).
4
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
7.50%
7.00%
6.50%
6.00%
5.50%
5.00%
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012*
5
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
300
250
PDRB Perkapita (Rp, Juta)
200
150
100
50
0
Medan Area
Medan Helvetia
Medan Polonia
Medan Labuhan
Medan Johor
Medan Kota
Medan Barat
Medan Denai
Medan Perjuangan
Medan Tembung
Medan Deli
Medan Sunggal
Medan Baru
Medan Amplas
Medan Selayang
Medan Belawan
Medan Maimun
Medan Petisah
Medan Marelan
Medan Timur
Medan Tuntungan
6
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
B. Kota Palembang
1. Geografis Kota Palembang
Kota Palembang terletak pada posisi antara 2°52’ sampai 3°5’
Lintang Selatan dan 104°37’ sampai 104° 52’ Bujur Timur
dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut.
Pada tahun 2007 Kota Palembang dibagi menjadi 16 Kecamatan
dan 107 Kelurahan, dan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 tahun 1988 luas wilayah Kota Palembang adalah
7
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
8
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
3. Ketenagakerjaan KotaPalembang
Angkatan kerja Kota Palembang di tahun 2011 yang terdata
sebanyak 9.183 orang,
dimana angkatan kerja yang didata telah bekerja sebanyak 2.183
orang, sedangkan angkatan kerja yang sedang mencari
kerja/pengangguran sebanyak 7.000 orang.
9
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
10
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
11
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
C. DKI Jakarta
1. Geografis DKI Jakarta
Jakarta terdiri dari dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7
meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6°12’ Lintang
12
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
13
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
14
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
15
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
16
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
17
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
18
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
19
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
20
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
21
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
Gambar 10. PDRB Per Kapita Atas Harga Berlaku dan Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000, 2007 – 2011
22
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
D. Kota Bandung
1. Geografis Kota Bandung
Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan
Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara
107° 36’ Bujur Timur dan 6° 55’ Lintang Selatan.
Lokasi Kota Bandung cukup strategis, dilihat dari segi
komunikasi, dan perekonomian, hal tersebut dikarenakan Kota
Bandung terletak pada pertemuan poros jalan yaitu:
a) Barat - Timur yang memudahkan hubungan dengan
Ibukota Negara
b) Utara - Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah
perkebunan (Subang dan Pangalengan)
23
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
24
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
25
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
26
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
27
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
28
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
Kendaraan
Khusus/Alat Berat;
0.0%
29
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
JARAK JUMLAH
NO. LINTASAN TRAYEK
(km) ARMADA
1 Abdul Muis – Cicaheum via Binong 16.0 369
2 Abdul Muis – Cicaheum via Aceh 11.0 100
3 Abdul Muis – Dago 11.0 273
4 Abdul Muis – Ledeng 13.0 245
5 Abdul Muis – Elang 10.0 101
6 Cicaheum – Ledeng 15.0 214
7 Cicaheum – Ciroyom 15.0 206
8 Cicaheum – Ciwastra – Derwati 17.0 200
9 Cicaheum – Cibaduyut 18,4 150
10 St. Hall – Dago 11.0 52
11 St. Hall – Sd. Serang 9.0 150
12 St. Hall – Ciumbuleuit via Eyckman 9.0 60
13 St. Hall – Ciumbuleuit via Cihampelas 8.0 40
14 St. Hall – Gedebage 21.0 200
15 St. Hall – Sarijadi 7.7 75
16 St. Hall – Gunung Batu 8.0 55
17 Margahayu Raya – Ledeng 23.0 125
18 Dago – Riung Bandung 21.0 201
19 Pasar Induk Caringin – Dago 22.0 140
20 Panghegar Permai – Dipatiukur – Dago 18,9 155
21 Ciroyom – Sarijadi 12.0 97
22 Ciroyom – Bumi Asri 9.0 115
23 Ciroyom – Cikudapateuh 15.0 125
24 Sederhana – Cipagalo 13,9 276
25 Sederhana – Cijerah 8.0 67
26 Sederhana – Cimindi 9.0 55
27 Ciwastra – Ujung Berung 17,9 32
28 Cisitu – Tegallega 10,7 82
29 Cijerah – Ciwastra – Derwati 20.0 200
30 Elang – Gedebage – Ujung Berung 22.0 115
31 Abdul Muis – Mengger 6.0 25
32 Cicadas – Elang 19.0 300
33 Antapani – Ciroyom 15.0 160
34 Cicadas – Cibiru – Panyileukan 15.0 200
35 Bumi Panyileukan – Sekemirung 20.0 125
36 Sadangserang – Caringin 21.0 200
37 Cibaduyut – Karang Setra 18,2 201
38 Cibogo – Elang 6.0 35
30
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
5. Perekonomian
a. Harga-Harga
Perubahan harga komoditaskomoditas penting yang
tergolong dalam sembilan bahan pokok cukup memberikan
pengaruh terhadap kemampuan daya beli. Harga beras
menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, demikian juga
dengan harga minyak goreng. Perubahan harga secara
umum dalam suatu periode tertentu dikenal dengan istilah
inflasi. Tren inflasi di Kota Bandung dari tahun 2005 sampai
2011 cukup berfluktuasi.
Pada tahun 2005 inflasi mencapai dua digit, yaitu 19,56 %,
sebagai dampak dari pencabutan subsidi BBM. Program
peningkatkan daya beli masyarakat seperti BLT cukup
mampu menurunkan inflasi di Kota Bandung pada tahun
2006–2007 berada pada kisaran 5 persen. Namun krisis
global pada tahun 2008 memberikan dampak pada
meningkatnya inflasi mencapai dua digit yaitu 10,23 %.
Selama tiga tahun terakhir inflasi Kota Bandung cukup
terkendali, pada tahun 2011 menunjukkan angka 2,75 %
menunjukkan kondisi perekonomian yang cukup stabil.
31
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
32
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
b. Perdagangan
Sebagai Kota perdagangan dan Jasa, perkembangan pasar
modern di Kota Bandung tumbuh pesat. Pada tahun 2010
jumlah minimarket menduduki posisi teratas sebanyak 345
buah, dan meningkat menjadi 532 buah pada tahun 2011.
Kota Bandung sebagai salah satu Kota pusat industri kreatif
membuka peluang usaha perdagangan barang-barang hasil
industri tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan makin
banyaknya jumlah factory outlet dan distro. Pada tahun
2011 tercatat sebanyak 233 FO dan distro yang tersebar di
Kota Bandung, Ekspor non migas Kota Bandung tahun 2011
Mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yaitu
dari 119.026 Ton dengan nilai 625.326 ribu US$ pada tahun
2010 menjadi 120.163 Ton dengan nilai 653.590 US$ di
tahun 2011.
33
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
c. PDRB
Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung pada tahun
2011 mengalami peningkatan dibanding tahun 2010 yaitu
dari 82,002 trilyun rupiah menjadi 95,612 trilyun rupiah
atau naik sekitar 16,6 persen. Demikian pula dengan PDRB
atas dasar harga konstan mengalami peningkatan dari
31,697 trilyun rupiah menjadi 34,463 trilyun rupiah atau
mengalami peningkatan sebesar 8,73 persen. Laju
Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung tumbuh sebesar 8,73
persen pada tahun 2011 lebih baik jika dibanding tahun
sebelumnya. Berdasarkan kelompok sektor, maka sektor
tersier memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota
Bandung yaitu sebesar 67,91 persen. Hal ini sejalan dengan
visi menjadikan Kota Bandung sebagai kota jasa, dimana
saat ini Kota Bandung menjadi salah satu kota tujuan wisata
dan belanja di Jawa Barat sehingga sektor perdagangan,
hotel dan restoran serta jasa-jasa memberikan kontribusi
yang besar terhadap PDRB.
PDRB perkapita atas dasar harga konstan pada tahun 2011
sebesar 14,136 juta rupiah, meningkat dari tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 13,408 juta rupiah
Dengan kata lain pendapatan per kapita penduduk Kota
Bandung pada tahun 2011 meningkat sekitar 6,81 persen
dari tahun sebelumnya.
34
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
E. Kota Semarang
1. Geografis
Kota Semarang sebagai ibu kota propinsi Jawa Tengah terletak di
antara 6°50' sampai 7°10' Lintang Selatan dan 109°35 sampai
110°50' Bujur Timur. Dibatasi dari sebelah Barat dengan
Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan kabupaten Demak,
sebelah Selatan dengan kabupaten Semarang dan sebelah Utara
dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi
13,6 Km.
Secara administratif, Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70
Km2 terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan dengan
terdiri atas 9,391 RT. Dari 16 Kecamatan yang ada, terdapat 2
Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan
35
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
36
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
37
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
3. Ketenaga Kerjaan
Sejalan dengan laju perkembangan dan pertumbuhanpenduduk,
untuk sektor tenaga kerja ini diprioritaskan pada penciptaan,
perluasan dan pemerataan kesempatan kerja serta perlindungan
tenaga kerja.
Berdasarkan lapangan usaha pada tahun 2011, mata pencaharian
penduduk kota Semarang didominasi oleh buruh industry
sebesar 25,67 %, diikuti oleh PNS & TNI/Polri sebesar 13,79 % .
Sementara penduduk yang bekerja sebagai pedagang dan buruh
bangunan mempunyai persentase yang hampir sama sekitar 12%
an.
Sementara itu penduduk yang berprofesi sebagai petani maupun
buruh tani hanya sekitar 2-3 % dan nelayan sekitar 0,39%.
Sehingga dapat dilihat bahwa struktur perekonomian Kota
Semarang didominasi oleh sektor sekunder dan tersier.
38
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
39
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
40
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
41
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
42
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
43
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
44
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
45
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
F. Kota Surabaya
1. Geografis
Kota Surabaya yang terletak di tepi pantai utara Jawa Timur,
terbentang antara 7o 12′ sampai 07o 21′ Lintang Selatan dan 112o
36′ sampai 112o 54′ Bujur Timur, mempunyai luas wilayah
daratan 33,306.30 Ha, dan terbagi menjadi 31 kecamatan dan 160
desa/kelurahan.
Sebagian besar wilayah Surabaya merupakan dataran rendah
denganketinggian 3 – 6 meter di atas permukaan air laut, kecuali
di sebelahSelatan dengan ketinggian 25 – 50 meter di atas
permukaan air laut.Batas wilayah Kota Surabaya adalah sebelah
Utara dan Timur dibatasioleh Selat Madura, sebelah Selatan
dibatasi oleh Kabupaten Sidoarjo dansebelah Barat dibatasi oleh
Kabupaten Gresik
Secara topografi Kota Surabaya merupakan dataran rendah yaitu
80,72 %
(25.919,04 Ha) dengan ketinggian antara -0,5 – 5m SHVP atau 3
– 8 m LWS, sedang sisanya merupakan daerah perbukitan yang
terletak di Wilayah Surabaya Barat (12,77%) dan Surabaya
Selatan (6,52%). Adapun kemiringan lereng tanah berkisar 0 -
2% daerah dataran rendah dan 2 -15 % daerah perbukutan landai.
Jenis bebatuan yang ada di Kota Surabaya terdiri dari 4 jenis,
yang pada dasarnya merupakan tanah liat atau unit-unit pasir.
Sedang jenis tanah, sebagian besar berupa tanah alluvial,
selebihnya tanah dengan kadar kapur yang tinggi (daerah
perbukitan).
2. Demografis
Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya.
Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India,
Arab, dan Eropa. Etnis Nusantara pun dapai dijumpai, seperti
Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali, Sulawesi yang
membaur dengan penduduk asli Surabaya membentuk pluralisme
budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas kota Surabaya.
Sebagian besar masyarakat Surabaya adalah orang Surabaya asli
dan orang Madura.
Berdasarkan data agregat Dinas Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil Kota Surabaya tahun 2011, jumlah penduduk
Surabaya mencapai 3,024,319 jiwa dengan laju pertambahan
penduduk lebih kurang 0,63 %.
46
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
47
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
48
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
49
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
50
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
51
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
G. Makassar
1. Geografis Kota Makassar
Secara geografis Kota Makassar terletak antara 119º24'17'38”
Bujur Timur dan 5º8'6'19” Lintang Selatan, merupakan daerah
dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 1 - 22 m diatas
permukaan laut.
Secara administratif Kota Makassar berbatasan sebelah utara
dengan Kabupaten Maros, sebelah timur Kabupaten Maros,
sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah barat adalah Selat
Makassar.
Luas wilayah administrasi Kota Makassar adalah seluas adalah
175,77 km2 yang terdiri dari 14 (empat belas) Kecamatan dengan
143 kelurahan yang terbagi dalam 971 RW dan 4.789 RT.
52
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
PERSENTASE
LUAS AREA
KODE KECAMATAN TERHADAP LUAS
(KM2)
KOTA MAKASSAR
53
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
54
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
RUMAH RATARAT
PENDUDU
KECAMATAN KELURAHAN TANGG A
K
A ART/RT
7 PA’BAENG-BAENG 3.139 16.698 5,32
8 MANNURUKI 2.929 13.334 4,55
9 PARANG TAMBUNG 6.407 28.958 4,52
1
0 MANGASA 5.642 23.917 4,24
JUMLAH 32.904 154.464 4,69
4 RAPPOCINI 1 GUNUNGSARI 7.178 33.771 4,70
2 KARUNRUNG 2.049 10.184 4,97
3 MAPPALA 1.762 10.955 6,22
4 KASSI-KASSI 3.178 15.512 4,88
5 BONTO MAKKIO 991 5.791 5,84
6 TIDUNG 3.174 15.125 4,77
7 BANTA-BANTAENG 3.815 18.912 4,96
8 BUAKANA 2.49 13.47 5,41
9 RAPPOCINI 1.576 9.123 5,79
1
0 BALLAPARANG 2.232 12.247 5,49
JUMLAH 28.444 145.09 5,10
5 MAKASSAR 1 MARICAYA 1.323 6.71 5,07
2 MARICAYA BARU 1.403 7.275 5,19
MARADEKAYA
3 SELATAN 469 3.115 6,64
BARA-BARAYA
4 SELATAN 1.239 5.96 4,81
5 BARA-BARAYA 1.095 6.18 5,64
6 MARADEKAYA 708 4.587 6,48
7 MARADEKAYA UTARA 567 3.294 5,81
8 BARA-BARAYA UTARA 1.021 5.381 5,27
9 BARA-BARAYA TIMUR 1.24 6.488 5,23
1
0 MACCINI PARANG 1.681 7.914 4,71
1
1 MACCINI 1.367 7.092 5,19
1
2 MACCINI GUSUNG 1.553 8.134 5,24
1
3 BARANA 1.334 6.818 5,11
1
4 LARIANG BANGI 950 5.192 5,47
JUMLAH 15.949 84.143 5,28
UJUNG
6 PANDANG 1 LAE-LAE 431 1.563 3,63
2 LOSARI 448 2.201 4,91
3 MANGKURA 460 2.085 4,53
4 PISANG SELATAN 889 3.768 4,24
5 LAJANGIRU 1.461 4.636 3,17
6 SAWERIGADING 587 1.698 2,89
7 MALOKU 672 3.139 4,67
8 BULOGADING 646 3.062 4,74
9 BARU 387 1.731 4,48
1
0 PISANGUTARA 1.195 5.181 4,33
JUMLAH 7.177 29.064 4,05
7 WAJO 1 PATTUNUANG 1.583 3.872 2,45
2 ENDE 989 3.843 3,88
3 MELAYUBARU 1.346 3.812 2,83
4 MELAYU 1.974 6.167 3,12
5 BUTUNG 877 2.469 2,81
6 MAMPU 1.235 3.929 3,18
7 MALIMONGAN 1.604 5.564 3,47
8 MALIMONGAN TUA 1.737 5.878 3,38
JUMLAH 11.347 35.533 3,13
8 BONTOALA 1 GADDONG 1.001 4.988 4,98
2 WAJOBARU 1.008 5.209 5,17
3 TOMPOBALANG 842 2.954 3,51
55
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
RUMAH RATARAT
PENDUDU
KECAMATAN KELURAHAN TANGG A
K
A ART/RT
4 MALIMONGAN BARU 999 4.193 4,20
5 TIMUNGAN LOMPOA 1.55 5.755 3,71
6 BARAYA 1.57 6.696 4,26
7 BONTOALA 548 2.511 4,58
8 BONTOALA PARANG 1.145 4.832 4,22
9 BONTOALA TUA 1.025 5.211 5,09
1
0 BUNGAEJAYA 1.121 6.033 5,38
1
1 LAYANG 2.3 9.368 4,07
1
2 PARANG LAYANG 1.032 4.98 4,83
JUMLAH 14.14 62.731 4,44
9 UJUNGTANAH 1 KODINGARENG 1.109 4.439 4,00
2 BARRANG CADDI 993 3.767 3,79
3 BARRANG LOMPO 973 4.208 4,33
4 UJUNG TANAH 420 1.905 4,53
5 TAMALABBA 860 3.809 4,43
6 TABARINGAN 1.109 5.466 4,93
7 TOTAKA 721 3.433 4,76
8 PATTINGALLOANG 1.276 6.04 4,73
9 GUSUNG 718 2.874 4,00
1 PATTINGALLOANG
0 BARU 751 2.78 3,70
1
1 CAMBABERUA 827 4.21 5,09
1
2 CAMBAYA 1.572 6.17 3,93
JUMLAH 11.331 49.103 4,33
1
0 TALLO 1 BUNGAEJABERU 2.581 10.038 3,89
2 LEMBO 2.915 11.244 3,86
3 KALUKUANG 1.311 5.459 4,16
4 LA’LATANG 1.046 5.688 5,44
5 RAPPOJAWA 1.844 8.12 4,40
6 TAMMUA 2.459 9.379 3,81
7 RAPPOKALLING 3.783 14.611 3,86
8 WALA-WALAYA 2.047 9.548 4,66
UJUNG PANDANG
9 BARU 1.135 4.852 4,27
1
0 SUWANGGA 2.457 9.261 3,77
1
1 PANNAMPU 4.561 15.986 3,51
1
2 KALUKUBODOA 5.201 16.953 3,26
1
3 BULOA 1.953 7.158 3,67
1
4 TALLO 2.064 8.017 3,88
1
5 LAKKANG 261 1.013 3,89
JUMLAH 35.618 137.333 3,86
1 PANAKKUKAN
1 G 1 PAROPO 3.08 15.737 5,11
2 KARAMPUANG 2.663 10.64 4,00
3 PANDANG 2.082 10.963 5,26
4 MASALE 1.898 8.863 4,67
5 TAMAMAUNG 4.625 24.348 5,26
6 KARUWISI 2.08 11.627 5,59
7 SINRIJALA 909 3.862 4,25
8 KARUWISI UTARA 1.484 9.214 6,21
9 PAMPANG 3.022 14.552 4,82
1
0 PANAIKANG 3.104 15.858 5,11
56
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
RUMAH RATARAT
PENDUDU
KECAMATAN KELURAHAN TANGG A
K
A ART/RT
1
1 TELLOBARU 1.981 10.891 5,50
JUMLAH 26.929 136.555 5,07
1
2 MANGGALA 1 BORONG 3.669 17.201 4,69
2 BANGKALA 4.855 19.957 4,11
3 TAMANGAPA 1.941 7.686 3,96
4 MANGGALA 4.154 18.555 4,47
5 ANTANG 5.23 17.339 3,32
6 BATUA 4.808 19.746 4,11
JUMLAH 24.658 100.484 4,08
1 BIRINGKANAY
3 A 1 PACCERAKKANG 9.623 32.453 3,37
2 DAYA 3.171 13.595 4,29
3 PAI 4.157 19.203 4,62
4 SUDIANGRAYA 8.684 29.199 3,36
5 SUDIANG 7.867 27.855 3,54
6 BULUROKENG 1.43 6.513 4,55
7 UNTIA 752 1.833 2,44
JUMLAH 35.684 130.651 3,66
1
4 TAMALANREA 1 TAMALANREAINDAH 5.565 14.264 2,56
2 TAMALANREAJAYA 3.412 16.896 4,95
3 TAMALANREA 7.024 31.607 4,50
4 KAPASA 2.742 11.786 4,30
5 PARANGLOE 1.371 6.212 4,53
6 BIRA 2.382 9.705 4,07
JUMLAH 22.498 90.473 4,02
57
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
b. Angkutan Darat
Jumlah kendaraan bermotor wajib uji di kota Makassar pada
tahun 2010 adalah sebanyak 23.517 kendaraan dengan
rincian mobil Bus sebanyak 4.949 kendaraan, mobil
penumpang sebanyak 1.926 kendaraan dan mobil truck
sebanyak 5.359 kendaraan, dibandingkan tahun 2009 jumlah
kendaraan bermotor wajib uji mengalami kenaikan sebesar
10,83 % di tahun 2010.
58
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
c. Angkutan Laut
Berdasarkan data dari Pelabuhan Makassar pada tahun 2010
tercatat bahwa jumlah penumpang yang turun (debarkasi)
sebanyak 312.689 orang. Jumlah penumpang yang naik
(embarkasi) sebanyak 400.607 orang. Terjadi penurunan di
tahun 2010 dibanding dengan tahun 2009, untuk penumpang
yang naik yakni sebesar 24,39 % dan penumpang yang turun
sebesar 16,62 %.
59
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
60
Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan
yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi
61