Anda di halaman 1dari 16

SELEKSI TERBUKA PENGISIAN

JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA


DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG
TAHUN 2022

SELEKSI UJI GAGASAN TERTULIS


(PENULISAN MAKALAH)

I. DATA PESERTA
NAMA :
NIP :
GOLONGAN / PANGKAT :
JABATAN SEKARANG :
JABATAN YANG DILAMAR :

II. JUDUL MAKALAH


FASILITASI SIKLUS EKONOMI UNTUK MENDUKUNG
PERPUTARAN PEREKONOMIAN KOTA SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan Kota Semarang sebagai kawasan perdagangan dan jasa
tidak telepas dari pengembangan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi.
Kota Semarang memiliki kawasan strategis pengembangan ekonomi yaitu
Central Businnes Distric (CBD) Pemuda-Pandanaran-Gajah Mada (Pandama)
yang merupakan pusat perdagangan dan jasa dan pusat pemerintahan Kota
Semarang. Kawasan CBD Pandama ini telah berkembang menjadi kawasan
strategis Petawangi. Kawasan strategis untuk pengembangan ekonomi
menurut RT-RW tahun 2011-2031 berada di dua wilayah Kota Semarang.
Kawasan strategis pertama berada di Kawasan Peterongan-Tawang-Siliwangi
(Petawangi). Kawasan segitiga Petawangi memiliki potensi perekonomian
yang besar. Dominasi aktivitas di segitiga ini adalah perdagangan dan jasa,
dimana terdapat perhotelan dan pusat perdagangan didukung oleh keberadaan
Stasiun Tawang yang menjadi pintu gerbang kedatangan di Kota Semarang.
Perkembangan hotel di kawasan strategis ini adalah dampak dari
perkembangan aktivitas Meetings, Incentives, Conferencing dan Exhibition
(MICE) di Kota Semarang yang mampu menghasilkan pendapatan hingga
70% dari total pendapatan sektor perhotelan seluruh kawasan Kota Semarang.
Kawasan strategis pengembangan ekonomi lainnya adalah kawasan
Pelabuhan Tanjung Emas. Pelabuhan Tanjung Emas merupakan
pelabuhannasional yang juga menerima pelayaran internasional dan
memberikan kontribusi besar terhadap pergerakan barang dan jasa yang
melewati laut. Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas dihadapkan pada tantangan
berupa limitasi alam berupa penurunan permukaan tanah. Hal ini mendorong
perlunya solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut guna mendukung
aktivitas perekonomian di Pelabuhan Tanjung Emas. Aktivitas
perekonomiandi Pelabuhan Tanjung Emas akan mendorong munculnya
multiplier effect yang luas. Banyaknya industri pengolahan di Jawa Tengah
menjadikan aktivitas pelayanan di Pelabuhan Tanjung Emas tinggi. Lokasi
Pelabuhan Tanjung Emas yang berada di antara dua pelabuhan besar yaitu
Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak menjadikan fungsi
pelabuhan Tanjung Emas meningkat dalam melayani aktivitas pelabuhan.
Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHB (atas dasar
harga berlaku) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2016–2020) mengalami
peningkatan dari Rp. 147.049.320 juta pada tahun 2016 menjadisebesar Rp.
189.256.242 Juta pada tahun 2020, meski untuk tahun 2020 terjadi penurunan
PDRB ADHB akibat pandemi Covid-19 yang memberikan kontraksi sektor
ekonomi, kesehatan dan ketenagakerjaan. Peningkatan PDRB ADHK juga
sejalan dengan peningkatan PDRB ADHB yang menunjukkan peningkatan
dari Rp. 115.542.560,57 juta pada tahun 2016 menjadi sebesar
Rp.137.951.302,07 juta pada tahun 2020 (terjadi penurunan PDRB ADHK
dibandingkan tahun 2019 karena dampak pandemi) . Kontribusi terbesar
disumbangkan berturut-turut oleh Kategori Industri Pengolahan (rata-rata
prosentase lima tahun terakhir sebesar 27,75% ), Konstruksi (rata-rata
prosentase lima tahun terakhir 26,6%) dan Perdagangan Besar : Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor Eceran (rata-rata prosentase lima tahun terakhir
sebesar 13,69%).
PDRB per kapita secara relatif menggambarkan rata-rata pendapatan
penduduk suatu daerah. PDRB Kota Semarang perkapita nominal
(memperhitungkan tingkat kenaikan harga atau inflasi) penduduk Kota
Semarang Tahun 2020 sebesar Rp 102.701.150,- per jiwa/tahun.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Penulisan makalah ini mempunyai maksud agar Pemerintah Kota
Semarang berencana mempunyai inovasi dan pengembangan pemikiran
yang mengarah pada upaya-upaya peningkatan fasilitasi perekonomian
Kota Semarang.
2. Tujuan
a. Mengembangkan inovasi-inovasi yang strategis dalam peningkatan
perekonomian Kota Semarang.
b. Memberikan fasilitasi sektor-sektor unggulan dalam perolehan barang
dan jasa untuk menunjang aspek perekonomian daerahh Kota
Semarang.

C. Fokus Permasalahan
1. Belum adanya kebijakan perekonomian, keuangan, dan pembangunan
yang menfokuskan di sektor pariwisata yang menjadi roadmap dari
pembangunan pariwisata di Kota Semarang.
2. Kurangnya fasilitasi peningkatan perekonomian dari Pemerintah untuk
sektor pariwisata.
3. Rendahnya peningkatan sektor perekonomian yang dimiliki Pemerintah
Kota Semarang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Eksisting
Kota Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah adalah sebuah
kota besar yang sangat strategis karena berada pada posisi tengah-tengah
pantai utara Jawa. Pembangunan di bidang ekonomi yang selama ini menjadi
titik berat pembangunan di Kota Semarang dimana pembangunan di Kota
Semarang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur,
merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dalam
rangka mendukung pembangunan daerah Propinsi Jawa Tengah.
Pertumbuhan ekonomi disamping dapat berdampak pada peningkatan
pendapatan perkapita, pada akhirnya juga akan berpengaruh pada pendapatan
Pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh angka PDRB atas dasar harga
konstan 2000 merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan
pembangunan. Pada tahun 2016, PDRB kota Semarang naik menjadi
24.196.487,72. Ini berarti daerah semakin mampu menggali potensi ekonomi
yang ada, sehingga akan semakin besar PDRB dan PAD-nya.
Gambar Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang
Konsisten di atas Capaian Pusat & Provinsi Jateng

Sumber : BPS Kota Semarang, 2020


Perdagangan, Hotel dan Restoran tetap menjadi sektor yang paling
dominan disusul dengan sektor Industri dan Pengolahan serta sektor
Bangunan. Kondisi ini semakin menegaskan posisi Kota Semarang sebagai
kota perdagangan dan jasa.
Tabel Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kota Semarang Tahun 2016-2019
N Persentase Per-Tahun
Sektor Perekonomian
o 2016 2017 2018 2019
1 Pertanian 1,74 0,54 1,34 1,39
2 Pertambangan dan Penggalian 2,33 1,96 1,25 1,50
3 Industri dan Pengolahan 5,50 6,36 6,38 5,19
4 Listrik Gas dan Air Bersih 4,78 3,76 7,17 3,62
5 Bangunan 7,04 6,03 6,37 6,14
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,67 7,08 6,47 6,05
7 Pengankutan dan Komunikasi 6,06 5,61 6,36 5,75
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5,56 7,44 7,47 5,70
9 Jasa-Jasa Lainnya 8,18 6,67 4,87 5,39
Jumlah 6,41 6,42 6,20 5,64
Sumber : BPS Kota Semarang, 2020

Pendapatan Daerah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun


2019 diartikan sebagai seluruh hak yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan. Pendapatan daerah
meliputi seluruh penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang
tidak perlu dibayar kembali oleh daerah dan penerimaan lainnya yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan diakui sebagai penambah
ekuitas yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran.

B. Kebijakan dan Strategi


Pada tahun 2018 Pemerintah Kota Semarang dan Pemerintah Kota
Nanjing Cina bersepakat menjalin kerjasama program kota kembar (sister
city). Nota kesepahaman tersebut ditanda tangani oleh Wali Kota Nanjing Lan
Shaomin dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pada tanggal 24 Oktober
2018 di Nanjing, Kerjasama kota kembar ini meningkatkan hubungan
dibidang pariwisata, kesenian, kebudayaan dan peningkatan SDM. Wali Kota
Semarang pada kesempatan itu mengungkapkan jika Nanjing menjadi sebuah
tolok ukur yang tinggi bagi pengelolaan dan pengambanga pariwisata di Kota
Semarang, Karakteristik Kota Nanjing dan Kota Semarang hampir sama
keduanya memiliki gedung-gedung bersejarah yang digunakan sebagai wisata
unggulan jadi kerjasama ini sangat penting untuk menjadikan pariwisata Kota
Semarang semakin baik.
Arah pembangunan Kota Semarang sebagaimana tertuang dalam
RPJMD periode 2021-2026, dimana visi yang diwujudkan adalah :
Visi :
Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin Hebat yang Berlandaskan
Pancasila, dalam Bingkai NKRI yang Ber-Bhineka Tunggal Ika
Misi :
1. Meningkatkan kualitas dan kapasitasSumber Daya Manusia yang Unggul
dan Produktif untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan social.
2. Meningkatkan potensi ekonomi local yang berdaya saing dan stimulasi
pembangunan industry, berlandaskan riset dan inovasi berdasar prinsip
demokrasi ekonomi Pancasila.
3. Menjamin kemerdekaan masyarakat menjalankan ibadah, pemenuha hak
dasar dan perlindungan kesejahteraan sosial serta hak asasi manusia bagi
masyarakat secara berkeadilan.
4. Mewujudkan infrastruktur berkualitas yang berwawasan lingkungan
untuk mendukung kemajuan kota.
5. Menjalankan reformasi birokrasi pemerintahan secara dinamis
danmenyusun produk hokum yang sesuai nlai-nilai Pancasila dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

C. Inovasi Pengembangan
Keberhasilan pembangunan ekonomi dilihat melalui pertumbuhan
ekonominya, dimana pertumbuhan ekonomi dapat diukur salah satunya
menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dalam rangka
mengoptimalkan pengembangan ekonomi sektor potensial di era otonomi
yang mengacu pada UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
secara otomatis menuntut pemerintah daerah untuk berorientasi secara global.
Pembangunan ekonomi dilaksanakan secara terpadu, selaras, seimbang dan
berkelanjutan dan diarahkan agar pembangunan yang berlangsung merupakan
kesatuan pembangunan nasional.
1. Inovasi : dari sektor pariwisata terdapat beberapa industry lain dari hulu
ke hilir dari sektor pariwisata, sebagai contoh industry restoran. Perlu
adanya forum yang mempertemukan pemasok atau suplayer ke industry
restoran dimana suplayer ressebut merupakan warga kota semarang
sehingga siklus ekonomi bersifat tertutup restoran mengambil bahan baku
dari ekonomi warga kota semarang kemudian menjualnya kepada warga
kota semarang dan luar kota semarang yang datang ke semarang
kemudian pemerintah kota semarang mendapat PAD yang di maksud
daya dukung suplayer dalam memenuhi kebutuhan restoran dibantu opd
terkait contoh dinas pertanian memberi fasilitasi kepada petani di gunung
pati agar produk olahannya memenuhi standar mutu di restoran dinas
perikanan memberi fasilitasi kepada pembudidaya perikanan di daerah
kecamatan tugu agar standar olahannya memiliki standar restoran.
Dengan sistem ekonomi tertutup perputaran uang akan banyak beredar di
kota semarang, sehingga tingkat pertumbhan ekonomi di Kota Semarang
akan meningkat.
2. Inovasi : Pemerintah kota Semarang perlu menyusun pelatihan
terintegrasi yang mendukung pariwisata dan salah satu OPD sebagai
leading sector, sebagai contoh Dinas Tenaga Kerja. Sehingga pelaksanaan
pelatihan kepada masyarakat akan saling terkait dan berkesinambungan
sebagai contoh, disnaker mengadakan pelatihan barista kopi, diskop UKM
menindak lanjuti dengan pelatihan atau sosialisasi Kredit wibawa pada
peserta pelatihan tersebut Dinas perdagangan melakukan pendampingan
dan bina usaha terhadap pelaku usaha yang baru tumbuh tersebut. Dinas-
dinas lain yang mengadakan pelatihan melaksanakan pelatihan dengan
subyek peserta dari peserta yang telah mengikuti pelatihan Barista yang
telah diselenggarakan disnakertran. Contoh 2 : Disnakertrans mengadakan
pelatihan sablon kaos dilanjutkan dengan dinas koperasi mengadakan
sosialisasi kredit wibawa kemudian Diskominfo mengadakan digital
marketing kepada alumni pelatihan sablon kaos tersebut dinas koperasi
UKM menyediakan galeri UMKM di Kota Lama untuk para Industri
sablon kaos tersebut untuk menjadi cindera mata di Kota Semarang.
3. Inovasi : adanya proses bisnis pembangunan pariwisata di Kota Semarang
sebagai contoh pembangunan obyek wisata Taman 3 Dimensi akan lebih
baik ada proses bisnis dalam operasionalnya seperti apa uraian
prosedurnya, pelaksanaanya dan mutu bakunya, karena pelibatan
beberapa OPD untuk menudkung Optimalisasi obyek tersebut. Seperti
perencana OPD x, pembangunan dilakukan OPD x, jalan menuju OPDx ,
Promosi OPD x dan sebagainya. Sehingga tidak hanya output
pembangunannya tetap juga akan muncul dampak dari pembangunan
tersebut.

D. Target Pencapaian
Pembangunan ekonomi dilaksanakan secara terpadu, selaras, seimbang
dan berkelanjutan dan diarahkan agar pembangunan yang berlangsung
merupakan kesatuan pembangunan nasional. Permasalahannya dalam
pelaksanaan otonomi daerah adalah kemampuan pembiayaan pemerintah
daerah dalam setiap rangka pelaksanaan fungsinya sebagai penyelenggara
pembangunan, penyelenggara pemerintah serta melayani masyarakat
setempat sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat yang harus dilayani.
Target pencapaian yang ingin di lakukan oleh Pemerintah Kota Semarang
dalam optimalisasi pendapatan asli daerah, antara lain :
1. Adanya realisasi kebijakan perekonomian, keuangan, dan pembangunan
yang menfokuskan di sektor pariwisata yang menjadi roadmap dari
pembangunan pariwisata di Kota Semarang;
2. Peningkatan Pola Pikir Masyarakat di kota semarang, dari yang
sebelumnya kota perdagangan menjadi Kota Pariwisata belum optimal;
3. Pelaksanaan Sektor Pariwisata belum didukung oleh OPD lain masih
menjadi beban dan tanggung jawab dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Semarang.

E. Kendala yang Dihadapi


Pembangunan daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah
daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dalam bentuk suatu
pola kemitraan, antara pemerintah daerah, masyarakat serta sektor swasta,
untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada serta menjaga stabilitas
ekonomi secara berkesinambungan dengan mendayagunakan seluruh potensi
yang ada di daerah. Kluster Sektor yang ada di Kota Semarang, yang
menonjol antara lain sektor perindustrian, sektor perdangangan dan sektor
pariwisata, dari data perizinan di DPM-PTSP ketiga sektor tersebut sangat
dominan sejalan dengan kebijakan Wali Kota Semarang untuk mengarahkan
perekonomian di sektor pariwisata terdapat beberapa hal yang menjadi
permasalahan pada sektor pariwisata , antara lain :
1. Belum adanya kebijakan perekonomian, keuangan, dan pembangunan
yang menfokuskan di sektor pariwisata yang menjadi roadmap dari
pembangunan pariwisata di Kota Semarang;
2. Perubahan Pola Pikir Masyarakat di kota semarang, dari yang sebelumnya
kota perdagangan menjadi Kota Pariwisata belum optimal;
3. Pelaksanaan Sektor Pariwisata belum didukung oleh OPD lain masih
menjadi beban dan tanggung jawab dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Semarang.

F. Solusi
Perumusan strategi penanganan dilakukan dengan menggunakan
metode SWOT (strength, weakness, oppurtunity, threath) untuk mengetahui
analisis peningkatan perekonomian yang dapat dilakukan oleh Pemerintah
Kota Semarang, dengan analisis SWOT sebagai berikut :
Tabel Matriks SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Potensi yang besar di 1. Pengelolaan SDA yang belum
Faktor Internal sektor-sektor unggulan optimal
2. Letak geografis Kota 2. Masih minimnya sarana dan
Semarang yang strategis prasarana pembangunan disektor
sebagai Ibu Kota Provinsi basis
Jawa Tengah 3. Kualitas SDM yang masih rendah
3. Mempunyai komoditas 4. Kurangnya SDM dalam
pertambangan dan pengelolaan hasil tambang,
perminyakan yang unggulan sehingga daya saing rendah
4. Mempunyai komoditas 5. Kurangnya pembangunan
perkebunan andalan yang infrastruktur
Faktor Eksternal tersebar di beberapa daerah 6. Kurangnya pemberdayaan potensi
5. Potensi pariwisata yang lokal untuk meningkatkan sektor
cukup strategis pariwisata
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Kota Semarang juga merupakan 1. Meningkatkan potensi 1. Mengoptimalkan pengelolaan SDA
daerah pertambangan dan sektor yang unggul dengan dengan membuka lapangan
penggalian memanfaatkan dukungan pekerjaan yang didukung oleh
2. Dukungan dari Pemerintah dari pemerintah daerah pemerintah daerah
Pusat dan Pemerintah Provinsi dalam mencanangkan 2. Meningkatkan sarana dan
dalam memajukan sektor basis pembangunan prasarana dalam Membangun dan
3. Kerjasama dengan pihak swasta 2. Memanfaatkan letak yang meningkatkan SDM agar mampu
maupun pihak lain strategis untuk mengelola SDA unggulan secara
4. Kebutuhan dan permintaan menggerakkan optimal dan menghasilkan produk
komoditas perkebunan yang perekonomian masyarakat yang berkualitas
cukup tinggi lokal 3. Meningkatkan kualitas SDM yang
5. Perkembangan teknologi dan 3. Meningkatkan potensi sadar akan pentingnya
sektor basis pertanian dan pertambangan perkembangan teknologi
6. Perkembangan sektor untuk meningkatkan dengan 4. Pemberdayaan potensi lokal untuk
pariwisata lebih manarik dukungan dari pemerintah membantu peningkatan sektor
pengunjung lokal dan luar atau pihak swasta pariwisata dengan potensi
4. Meningkatkan sektor unggulannya
pariwisata dengan berbagai
potensi unggulan
Ancaman (T) Strategis S-T Strategi W-T
1. Kondisi keamanan yang tidak 1. Menciptakan iklim usaha 1. Menambah sarana dan prasarana
stabil yang sangat kondusif guna untuk mengoptimalkan pengelolaan
2. Persaingan antar wilayah mendorong perekonomian SDA yang menjadi sektor basis
3. Daya saing di era globalisasi menghadapi persaingan di 2. Meningkatkan kualitas SDM untuk
4. Bencana alam era globalisasi bersaing di era globalisasi
2. Menyediakan tim , sarana 3. Memperbaiki sarana dan
dan prasarana dalam prasaranan dalam pembangunan
penanggulangan bencana guna mengoptimalkan pemanfaatan
alam SDA untuk menghadapi persaingan
antar wilayah
4. Pemberdayaan SDM dalam
menghadapi bencana dan gagal
panen
Dari analisis menggunakan metode SWOT di atas, didapatkan strategi
untuk peningkatan perekonomian melalui potensi unggulan di Kota
Semarang, antara lain :
1. Strategi S-O
a. Meningkatkan potensi sektor yang unggul dengan memanfaatkan
dukungan dari pemerintah daerah dalam mencanangkan
pembangunan.
b. Memanfaatkan letak yang strategis untuk menggerakkan
perekonomian masyarakat lokal.
c. Meningkatkan potensi pertanian dan pertambangan untuk
meningkatkan dengan dukungan dari pemerintah atau pihak swasta.
d. Meningkatkan sektor pariwisata dengan berbagai potensi unggulan.
2. Strategi W-O
a. Mengoptimalkan pengelolaan SDA dengan membuka lapangan
pekerjaan yang didukung oleh pemerintah daerah.
b. Meningkatkan sarana dan prasarana dalam Membangun dan
meningkatkan SDM agar mampu mengelola SDA unggulan secara
optimal dan menghasilkan produk yang berkualitas.
c. Meningkatkan kualitas SDM yang sadar akan pentingnya
perkembangan teknologi.
d. Pemberdayaan potensi lokal untuk membantu peningkatan sektor
pariwisata dengan potensi unggulannya.
3. Strategi S-T
a. Menciptakan iklim usaha yang sangat kondusif guna mendorong
perekonomian menghadapi persaingan di era globalisasi.
b. Menyediakan tim , sarana dan prasarana dalam penanggulangan
bencana alam.
4. Strategi W-T
a. Menambah sarana dan prasarana untuk mengoptimalkan pengelolaan
SDA yang menjadi sektor basis.
b. Meningkatkan kualitas SDM untuk bersaing di era globalisasi.
c. Memperbaiki sarana dan prasaranan dalam pembangunan guna
mengoptimalkan pemanfaatan SDA untuk menghadapi persaingan
antar wilayah.
d. Pemberdayaan SDM dalam menghadapi bencana dan gagal panen.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Strategi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah adalah sangat
mutlak diperlukan serta diterapkan dalam rangka mempercepat pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi daerah yang bersangkutan. Untuk itu peran
pemerintah sangat penting untuk mendorong bahkan meningkatkan kapasitas
pembangunan ekonomi suatu daerah dengan berdasarkan pada kondisi serta
potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Strategi pembangunan
daerah ebagai salah satu upaya untuk meminimalisir tingkat disparitas di
suatu wilayah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing
daerah. Strategi yang dimaksud adalah pengembangan ekonomi lokal, strategi
ini diarahkan untuk mengembangkan ekonomi daerah tertinggal dengan
didasarkan pada pendayagunaan potensi sumberdaya lokal yang dimiliki
masing-masing daerah, oleh pemerintah dan masyarakat, melalui pemerintah
daerah maupun kelompok-kelompok kelembagaan berbasis masyarakat yang
ada.
Kekompetitifan sebuah sektor salah satunya didukung karena sektor
tersebut sudah terspesialisasi, baik melalui teknologi maupun dengan peran
sektor lain yang mendukungnya sehingga sektor tersebut mampu bersaing
dengan daerah lain pada sektor yang sejenis. Pengembangan sektor pertanian
dan jasa salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan spesialisasi pada
sektor tersebut. Mengingat karena preferensi dan motivasi jasa dan sektor
pariwisata wisatawan berkembang secara dinamis sehingga mendukung
sektor jasa secara keseluruhan.

B. Saran dan Rekomendasi


1. Pemerintah Kota Semarang sebaiknya mengembangkan sektor potensial
yang berdaya saing dan mampu bersaing. Pemerintah juga sebaiknya
melakukan koordinasi antara rencana investasi pemerintah dan rencana
yang akan dilakukan oleh sektor swasta, serta mengoptimalkan kerjasama
antar daerah disekitarnya.
2. Selain itu, pemerintah sebaiknya gencar melakukan upaya
mempromosikan potensi unggulan daerah untuk menarik investor, dalam
melakukan pengembangan di sector perdagangan hotel dan restoran,
listrik dan gas dan keuangan persewahan, perusahaan. pengangkutan dan
komunikasi, konstruksi dan industry pengolahan.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Fadillah. (2011) Studi Kebijakan Publik dan Pemerintahan dalam


Perspektif Kuantitatif (Teknik, Metode, dan Pendekatan). Malang, UB
Press.

Sumihardjo, Tumar. (2008) Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Melalui


Pengembangan Daya Saing Berbasis potensi Daerah. Bandung, Fokus
Media.

Suparmoko, M. (2002) Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan


Daerah. Yogyakarta, Andi Offset.

Tarigan, Robinson. (2007) Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta, PT.
Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai