Anda di halaman 1dari 16

ASPEK EKONOMI

PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI DKI
JAKARTA
RPJMD PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
2017-2022
KELOMPOK II
NAMA NIM
KENNY P. V WAKERKWA 2021041024112
ZEFANYA R R. MAMENGKO 2022041024003
CHAREEN E. OHEE 2022041024013
JOHANES W AFFAR 2022041024022
GRACELLA YARISETOU 2022041024031
POIN PEMBAHASAN

01 02 03
Aspek Daya Saing Permasalahan Kegiatan Strategis
Daerah Pada Dan Isu Strategis Dalam Aspek
Fokus Dalam Aspek Ekonomi Daerah
Kemampuan Ekonomi Daerah
DKI Jakarta
Ekonomi Daerah DKI Jakarta
DKI Jakarta
DKI JAKARTA
Provinsi DKI Jakarta dalam lingkup
kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) memiliki peran strategis
sebagai Ibukota NKRI. Implikasi dari
peran sebagai Ibukota NKRI tersebut,
pembangunan DKI Jakarta ditempatkan
pada posisi yang lebih khusus
dibandingkan daerah lainnya.
01
Aspek Daya Saing Daerah Pada Fokus
Kemampuan Ekonomi Daerah DKI
Jakarta
Kemampuan ekonomi daerah terkait dengan daya saing daerah adalah kapasitas ekonomi daerah harus
memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada didalam dan akan masuk ke
suatu daerah untuk menciptakan nilai tambah bagi peningkatan daya saing daerah. Indikator yang dapat
menggambarkan aspek kemampuan ekonomi daerah dalam peranannya sebagai pendorong daya saing
daerah adalah:
1. Idikator Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita. Indikator ini menggambarkan tingkat
konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga.

2. Nilai tukar petani (NTP), NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It)
dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. Adapun makna nilai tukar
petani yakni:
a. NTP > 100, berarti petani mengalami surplus.
b. NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.
c. NTP< 100, berarti petani mengalami defisit.

3. Pengeluaran Non-Pangan Rumah Tangga Per Kapita. Dari indikator ini dapat dilihat bagaimana
kecenderungan masyarakat untuk membelanjakan pendapatannya selain makanan.
Keterbukaan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari indikator rasio jumlah ekspor dan impor terhadap
PDRB suatu daerah tersebut. Rasio ini kemudian terus menurun hingga tahun 2016 menjadi 0,75.
02
Permasalahan Dan Isu Strategis Dalam
Aspek Ekonomi Daerah DKI Jakarta
1. Permasalahan Pembangunan (Daerah Provinsi DKI Jakarta
Permasalahan pembangunan adalah perbedaan/kesenjangan (gap) pencapaian antara kinerja pembangunan yang dicapai
saat ini dengan yang direncanakan, serta antara apa yang ingin dicapai dimasa mendatang dengan kondisi saat ini. Secara
umum, kondisi indikator sosial ekonomi Provinsi DKI Jakarta pada saat ini (tahun 2016 dan/atau 2017) diantaranya
sebagai berikut:
a. Pertumbuhan PDRB
Perekonomian DKI Jakarta meningkat dari 5,85 persen pada tahun 2016 menjadi 6,22 persen pada tahun 2017. Struktur
ekonomi Provinsi DKI Jakarta lebih ditunjang oleh sektor perdagangan besar dan eceran; konstruksi; serta industri
pengolahan.
b. Laju Inflasi
Laju inflasi Provinsi DKI Jakarta mengalami fluktuasi. Pada tahun 2017 laju inflasi terkendali pada level 3,72 persen.
Apabila dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi Provinsi DKI Jakarta memiliki tren yang hampir sama. Hal
tersebut menunjukkan tren kenaikan harga barang di Provinsi DKI Jakarta cukup dapat menggambarkan kenaikan harga
barang secara nasional.
c. Opini Laporan Keuangan Daerah : WDP
Opini Laporan Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2016 masih pada predikat Wajar Dengan
Pengecualian (WDP) dengan beberapa catatan yang perlu ditindaklanjuti.
d. Gini Ratio: 0,409
Indeks Gini DKI Jakarta mengalami peningkatan dari 0,397 pada tahun 2016 menjadi 0,409 pada tahun 2017. Hal
tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan ketimpangan pendapatan dalam struktur masyarakat DKI Jakarta.
e. Persentase Penduduk miskin
Persentase penduduk miskin di Provinsi DKI Jakarta mengalami tren peningkatan meskipun masih di kisaran 3 (tiga)
persen. Pada tahun 2017 Persentase Penduduk miskin sebesar 3,78 persen.
2. Penelaahan RPJPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2005-2025 (Aspek Ekonomi)
Visi pembangunan jangka panjang DKI Jakarta dalam RPJPD Provinsi DKI Jakarta 2005- 2025 adalah
“Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia Yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Produktif, Berkelanjutan dan
Berdaya Saing Global”. Visi tersebut diwujudkan dengan 6 misi, yakni : Misi 1 Meningkatkan Kapasitas dan
Kualitas Prasarana dan Sarana Wilayah; Misi 2 Meningkatkan Perekonomian yang Kuat dan Berkualitas; Misi
3 Membangun Ketahanan Sosial dan Budaya; Misi 4 Meningkatkan Daya Dukung, Daya Tampung
Lingkungan dan Efisiensi Pemanfaatan Sumber daya Alam; Misi 5 Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas
Pemerintahan; Misi 6 Memperkuat Inovasi dan Kreativitas Daerah. Pembangunan pada periode ini diarahkan
pada:
A. Pemantapan Stabilitas Perekonomian Jakarta
Pemantapan stabilitas perekonomian Jakarta ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat
dan mantap dengan tetap memperhatikan pemerataan dan keadilan serta inklusifitas.
a. Pemantapan sistem distribusi barang kebutuhan masyarakat Jakarta
b. Berfungsinya lembaga ketahanan pangan secara profesional sehingga dapat meningkatkan stabilitas
ketersediaan pangan
c. Berfungsi secara mantap kawasan ekonomi.
d. Beroperasi dan berfungsi lembaga perekonomian profesional yang mendukung masyarakat.
e. Menjaga tingkat pengangguran dalam batas tertentu sehingga masih mampu mendukung kegiatan produksi.
f. Meningkatkan iklim investasi dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas
g. Menyediakan sistem perizinan usaha yang terintegrasi dengan sistem kegiatan ekonomi lainnya sehingga
B. Pengembangan Kapasitas Ide, Kreativitas dan Inovasi Masyarakat
Jakarta
Pengembangan kapasitas ide, kreativitas dan inovasi masyarakat Jakarta
secara berkelanjutan dengan memanfaatkan jaringan regional dan global
sehingga hasilnya lebih berdaya guna dan berhasil guna bagi pembangunan
dan kesejahteraan masyarakat. Pemantapan kapasitas dan kualitas sumber
daya daerah untuk mendukung pelaksanaan penelitian, penciptaan, dan
inovasi yang sesuai dengan kubutuhan masyarakat Jakarta sehingga hasil
lebih berkualitas dan berdaya saing. Dengan demikian akan mendorong
kemampuan dan keunggulan kompetitif untuk bersaing secara global
sehingga meningkatkan nilai ekonomi daerah dan memajukan kesejahteraan
masyarakat. Selain itu, kebijakan pengembangan kreativitas dan inovasi
pada periode ini diarahkan untuk pemantapan apresiasi.
3. Isu strategis pembangunan daerah DKI Jakarta
Isu strategis pembangunan DKI Jakarta tahun 2017-2022 merupakan aspek global dalam
penentuan kebijakan umum pembangunan jangka memengah berdasarkan permasalahan
pembangunan. Isu strategis pembangunan DKI Jakarta tahun 2017-2022 merupakan aspek
global dalam penentuan kebijakan umum pembangunan jangka memengah berdasarkan
permasalahan pembangunan. Isu-isu strategis Provinsi DKI Jakarta tahun 2017- 2022 sebagai
berikut:
1. Peningkatan kualitas Pendidikan;
2. Pelayanan pendidikan prima bagi masyarakat;
3. Peningkatan kualitas pembangunan Kesehatan;
4. Penguatan kesetaraan akses untuk disabilitas;
5. Pemuda dan olahraga;
6. Industri kreatif yang berdaya saing;
7. Pengurangan ketimpangan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja;
Ketahanan energi;
8. Pengembangan sistem transportasi;
9. Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman kota;
10. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
03
KEGIATAN STRATEGIS DAERAH
DALAM ASPEK EKONOMI
Berikut adalah beberapa kegiatan strategis daerah DKI Jakarta untuk meningkatkan
pembangunan manusia, pembangunan ekonomi dan infrastruktur, pengembangan
integritas aparatur, kota lestari, dan simpul kemajuan dalam rencana pembangunan
jangka menengah:

1. Pembangunan manusia: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terus meningkatkan


kualitas pendidikan dan kesehatan di daerah ini, dengan membangun puskesmas dan
rumah sakit yang lebih baik, menambah jumlah tenaga kesehatan, dan meningkatkan
kualitas layanan kesehatan
2. Pembangunan ekonomi dan infrastruktur: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan
terus melakukan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan berkelanjutan seperti
membangun jaringan transportasi publik yang lebih baik, penataan jalur sepeda,
pembangunan fasilitas olahraga dan pusat-pusat perbelanjaan, serta peningkatan akses
air bersih dan sanitasi.
3. Simpul kemajuan: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan meningkatkan kerjasama
antarwilayah dan pemerintah pusat, serta memperkuat kemitraan dengan sektor swasta
dan masyarakat sipil, dengan tujuan untuk memperkuat perekonomian dan pembangunan
Sebagai ibu kota negara Indonesia, Provinsi DKI
Jakarta memiliki berbagai kegiatan strategis untuk
mengembangkan wilayahnya. Beberapa kegiatan
strategis yang dapat disebutkan antara lain:

1. Pembangunan Infrastruktur Transportasi;


2. Pengembangan Wisata;
3. Peningkatan Kualitas Pendidikan;
4. Peningkatan Kualitas Lingkungan;
5. Pembangunan Hunian;
6. Peningkatan Pelayanan Publik;
7. Pengembangan Ekonomi.
KESIMPUL
AN
1. Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2017- 2022 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk
periode 5 (lima) tahun. Dokumen ini merupakan penjabaran visi-misi Gubernur dan
Wakil Gubernur, yang akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD).
2. Kemudian dalam merencanakan pembangunan daerah periode 2017-2022
sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen RPJMD, Perangkat Daerah
berkewajiban untuk menyusun rencana strategis (Renstra) yang memuat tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing Perangkat Daerah untuk kemudian menjadi pedoman dalam menyusun
Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah setiap tahunnya. Perangkat Daerah
berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra Perangkat
Daerah melalui proses pemantauan, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
serta hasil RPJMD sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017.
SEKIAN DAN
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai