Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PERJALANAN DINAS

LAPORAN
Di Lembaga Demografi
MUSRENBANG
Fakultas Ekonomi dan Binis,
PROVINSIIndonesia
Universitas JAWA BARAT

THE TRANS LUXURY HOTEL


Jalan Gatot Subroto No. 289 Bandung 40273
Jawa Barat

Hari/Tanggal: Selasa/2 April 2019


1. Dasar Penugasan:

Dasar penugasan adalah:


Surat Tugas Kepala Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) Kementerian
PPN/Bappenas (Dr. Onny Noyorono., MIA., MA.) Nomor: 31/P.03.ST/03/2019
tanggal 29 Maret 2019 Hal: Pendampingan Menteri PPN/Bappenas dalam
arahan acara Musrenbang Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 dan Penanda-
tanganan Nota Kesepahaman Pembangunan Rendah Karbon;

2. Yang Bertugas:

Muhyiddin., S. Sos., M.SE., M. Sc (19730911 200003 1 001 – Fungsional


Perencana Madya), Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK);

Wahyu Ris Indarko., S. Sos., MA., MPA (19681230 199103 1 002 – Fungsional
Perencana Pertama), Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK);

Laitya Anindita., SE (PTT Staf), Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK);

Ayu Dwi Putri., SE (PTT Staf), Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK);

Muhamad Jajuli (PTT Pramubakti), Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja


(PAKK).

3. Catatan Peugasan:

Sesuai dengan point 1 (satu) dari hasil perjadin tersebut disampaikan Laporan:
“MUSRENBANG Privinsi Jawa Barat”. (terlampir).

Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) │ 1


MUSRENBANG PROVINSI JAWA BARAT 20191
Oleh:2
Wahyu Ris Indarko., S. Sos., MA., MPA

I. PENDAHULUAN

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Penyusunan Renca-


na Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2020 Provinsi Jawa Barat. Mendo-
rong sinergi kebijakan pembangunan daerah dan nasional untuk mencapai
tujuan yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 3 . Cara baru dalam
pelaksanaan perencanaan di Provinsi Jawa Barat. Perencanaan yang dilakukan
dimulai dari: 1) Kolaborasi Pemangku Kepentingan: pembangunan dilakukan
melalui implementasi pendekatan Pentahelix – ABCGM (Academic, Business,
Community, Government, and Media); 2) Penerapan Dynamic Governance: seba-
gai inovasi penyelenggaraan pemerintah daerah; 3) Sinkronisasi Aplikasi dan In-
terkoneksi Data: Interkoneksi data dalam Sistem Informasi Pembangunan Dae-
rah; 4) Kolaborasi Pendanaan Pembangunan: Mulai dari APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten/Kota, Dana Masyarakat/Umat, Pinjaman Daerah, SCR, KPBU
dan Bantuan Luar Negeri; 5) Pendekatan Spasial dan e-spasial: Melalui 6 (enam)
wilayah pengembangan4.

Tahapan dalam melakukan Musrenbang dimulai dengan: 1) Bulan Februari


2019 (Dokumen Rancangan Awal RKPD Tahun 2020) dengan melakukan: a) Pra
Musrenbang Kebijakan Forum Komunikasi Gubernur dan Bupati/Walikota
(KOPDAR) (melakukan usulan kegiatan dan rancangan Kegiatan PrioritasTahun
2020); b) Musrenbang Kabupaen/Kota dengan Forum Perangkat Daerah (Me-
ngusulkan Kegiatan dan Rancangan Kegiatan Prioritas Tahun 2020); 2) Bulan
Maret 2019 melaksanakan: 1) Pra Musrenbang Kewilayahan (melakukan Pro-
gram dan Kegiatan Kewilayahan, lintas wilayah dan perbatasan, baik antar Ka-
bupaten/Kota maupun antar Provinsi); b) Rakortek Pembangunan (Penajaman
program dan kegiatan prioritas yang dihasilkan dari pembahasan sebelumnya);
3) Bulan April 2019: Melakukan Musrenbang Provinsi (Dokumen Rancangan
RKPD 2020).

1 Laporan Musrenbang Provinsi di Jawa Barat 2019, Selasa 2 April 2019 di THE TRANS LUXURY HOTEL, Jalan
Gatot Subroto No. 289, Bandung 40273, Jawa Barat.
2 Wahyu Ris Indarko., S. Sos., MA., MPA adalah Fungsional Perencana Pertama di Pusat Analisis Kebijakan dan Ki-
nerja (PAKK) Kementeria PPN/Bappenas.
3 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
4 Republika, Selasa, 2 April 2019: H. M. Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat).
Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) │ 2
Proses Perencanaan Pembangunan Tahun 2020 dimulai dengan: 1) Konsul-
tasi Publik di Kota Bandung (21 Februari 2019); 2) Forum Komunikasi Gubernur
dengan Bupati/Walikota di Kabupaten Bandung Barat (4 Maret 2019) 3) Mus-
renbang Kabupaten/Kota dan Forum Perangkat Daerah (6-21 Maret 2019); Pra
Musrenbang Kewilayahan di Kota Bandung (18-20 Maret 2019); 4) Rakortek
Pembangunan Daerah di Kota Cirebon (25-27 Maret 2019).

Kaitannya musyawarah dengan konsep pembangunan di Indonesia, I Wayan


Saudinya (2011) 5 menguraikan pembangunan dalam hubungannya dengan
perencanaan pembangunan yang spesifik di Indonesia adalah mulai diterapkan-
nya people centre orientation, yang bukan hanya menekankan pada pem-
bangunan ekonomi (economic), tetapi pembangunan kesejahteraan sosial (social
well being) dan kualitas dari lingkungan fisik (physical environment). Alasan
utamanya, ketika manusia tidak menjadi pusat dari pembangunan, maka tidak
ada pembangunan yang berarti dan berkesinambungan akan terlaksana. Begitu
juga dengan aktivitas para aktor yang terlibat dalam Musrenbangcam harus
sudah mulai memikirkan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang meningkatkan intensitas keterampilan dan keahlian.

Tujuan Musrenbang Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 adalah: 1) Menye-


pakati usulan program dan kegiatan prioritas perangkat daerah Provinsi Jawa
Barat dan Kabupaten/Kota Tahun 2020; 2) Menyepakati kegiatan prioritas pem-
bangunan Pemerintah Daerah yang disinkronkan dengan arah kebijakan, prio-
ritas, sasaran pembangunan dan kegiatan strategi nasional; 3) Menjaring ma-
sukan terhadap penyempurnaan dokumen rancangan RKPD untuk penyusunan
rancangan akhir RKPD Provinsi Tahun 2020 dipaparkan oleh H. M. Ridwan
Kamil6 (Gubernur Jawa Barat).

Dari uraian di atas, maka penulis membuat laporan “Musrenbang Provinsi


Jawa Barat”. yang dilaksanakan di THE TRANS LUXURY HOTEL, Jalan Gatot
Subroto 289 Bandung 40273 Jawa Barat.

5 I Wayan Suadnya. 2011. Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten Lombok Barat:
Antara Konsep dan Realita. Jurnal Agroteksos Vol. 21 No. 1, April 2011.
6 H. M. Ridwan Kamil (Gubernur Provinsi Jawa Barat).
Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) │ 3
II. DISKRIPSI PERMASALAHAN

Terdapat 9 (Sembilan) Prioritas Pembangunan yang akan direalisasikan pa-


da tahun 2020 di Provinsi Jawa Barat. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyi-
apkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2020 menjadi produk
kebijakan. RKPD Tahun 2020 merupakan penjabaran tahun kedua Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023. Tahapan RKPD
2020 dilaksanakan melalui dialog pembangunan melalui: teknokratik, politis,
partisipatif, top down dan bottom up dari pemangku kepentingan pembangunan.
Dialog dilaksnakan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musren-
bang) secara berjenjang mulai tingkat desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten,
kota dengan konsultasi publik. Forum Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (KOPDAR), Pra-Musrenbang Kewilayahan dengan enam Wilayah Pe-
ngembangan (WP), Forum Perangkat Daerah, Koordinasi Teknik Pembangunan
Daerah (Kortekbangda) da puncaknya di Musrenbang Provinsi Jawa Barat yang
dilaksanakan tanggat 2 April 2019.

Tahapan pembangunan menghasilkan rancangan akhir RKPD 2020. Dalam


penyusunan RKPD 2020 menerapkan pendekatan subtansi pada proses peren-
canaan, pelaksanaan, pemantauan, serta evaluasi, dengan melakukan kolabo-
rasi pemangku kepentingan dengan implementasi pada pendekatan “Pentahelix”
ABCGM (Academic, Business, Community, Government, and Media). Kolaborasi
pembiayaan melalui: APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, Dana Ma-
syarakat/Umat, Pinjaman Daerah, Dana tanggung jawab perusahan (CSR),
KPBU dan Obligasi Daerah.

Data capaian kinerja indikator pembangunan Jawa Barat 2018 menunjukan


capaian laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5.64 persen atau diatas rata-rata
nasional yang hanya 5.31 persen. Kontribusi terbesar atas pertumbuhan eko-
nomi, yaitu dari industri pengolahan sebesar 2.80 persen, perdagangan besar,
eceran (reparasi mobil dan sepeda motor) sebesar 0.65 persen dan kontruksi
0.62 persen. Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan angka RDRB perkapita
mencapai Rp.40,31 juta meningkat dibandinkan tahun 2017 yaitu Rp.37.18
juta. Melihat kondisi itu, Provinsi Jawa Barat akan memaksimalkan partum-
buhan ekonomi tahun 2020. “Upaya dalam membangun Provinsi Jawa Barat
tidak hanya mengandalkan Provinsi Jawa Barat, namun memerlukan kolaborasi
Pemerintahan Pusat, Pemerintahan Daerah, Perguruan Tinggi, Swasta dan Ma-
syarakat”.

Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) │ 4


Tema Pembangunan 2020 itu tercermin pada lima isu strategis dan sembi-
lan prioritas pembangunan provinsi. Lima isu strategis adalah: 1) Meningkatkan
Kualitas Nilai Kehidupan dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM); 2) Me-
nurunkan kemiskinan, penganguran dan pengentasan masalah sosial; 3) Per-
tumbuhan dan pemerataan pembangunan sesuai daya dukung dan daya tam-
pung lingkungan; 4) Meningkatkan produktivitas daya saing ekonomi yang ber-
kelanjutan; dan 5) Reformasi Birokrasi. Sembilan prioritas pembangunan men-
cakup sector: Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Infrastruktur, Pariwisata, Pedi-
dikan Agama dan Tempat Ibadah, dan Konektivitas Wilayah.

Menurut Binsar (2011) 7 menyatakan, kegagalan proses penyusunan pe-


rencanaan dapat terjadi karena aparat pelaksana yang tidak siap atau tidak
berkompeten, tidak memiliki kemampuan, sehingga perencanaan mungkin baik,
tetapi pelaksanaanya tidak seperti yang seharusnya. Salah satu penyebabnya
adalah karena planning without facts artinya: banyak perencanaan yang tidak
paham akan masalah yang direncanakannya (planning in the dark).

Dalam rangka menghasilkan perencanaan program/kegiatan/urusan yang


tepat sasaran, para pengusul kegiatan/urusan harus mengerti prosedur, taha-
pan perencanaan, langkah-langkah kegiatan dan cara berkomuunikasi dalam
perencanaan pembangunan. Aktor pengusul juga harus mengerti dan paham
mengenai subtansi perencanaan (ekonomi, fisik dan lingkungan). Pengusul
kegiatan harus kreatif dan memahami prosedur subtansi perencanaan dan
terus menerus berlatih, selalu meng-update informasi dan data agar dapat me-
menuhi berbagai kebutuhan yang hetrogen di masyarakat.

Dr. Ir. Arief Yahya., M. Sc 8 (Menteri Pariwisata Republik Indonesia) me-


ngemukakan Rencana Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pari-
wisata di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Rough Guides 9buku dan situs pe-
mandu perjalanan asal Inggris sejak tahun 1982 sudah menjadi rekomendasi
para traveler dunia khususnya di Eropa: Indonesia peringkat ke 6 negara terin-
dah di dunia. Hanya 3 (tiga) negara Asia yang termasuk dalam daftar selain
Indonesia yaitu: India di peringkat 13 dan Vietnam diperingkat 20. Bahkan
Presiden RI Joko Widodo10 mengungkapkan: “Pariwisata saya tetapkan sebagai
leading sector. Pariwisata dijadikan sebagai leading sector ini adalah kabar

7 Binsar P. H. Naipospos. 2010. Tantangan Peningkatan Kualitas Kopetensi Perencanaan Pembangunan. Simpul
Perencana. Volume 15/Tahun 7/Desember 2010. Jakarta: Pusbindiklatren Bappenas.
8 Dr. Ir. Arief Yahya., M. Sc. (Menteri Pariwisata Republik Indonesia).
9 https://www.roughguides.com/destinations/asia/indonesia/ di akses Jakarta: Kamis, 4 April 2019-06:30-pm.
10 Joko Widodo (Presiden Republik Indonesia).
Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) │ 5
gembira dan seluruh kementerian lainnya wajib mendukung dan itu saya
tetapkan”. Kalau dilihat dari sektor unggulan pembangunan RKP 2018 adalah:
1) Pertanian; 2) Pariwisata; dan 3) Perikanan. Implementasi strategi dalam pe-
ngembangan aksesibilitas Provinsi Jawa Barat, adalah: 1) Optimalisasi Pengem-
bangan Bandara Kertajati; 2) Percepatan Pembangunan Jalan Darat: a) Proyek
pembangunan infrastruktur jalan Tol (Pantura); b) Proyek pembangunan jalan
negara Pantai Selatan (Pansela); 3) Percepatan Pembangunan Kereta Api: a) Pro-
yek Pembangunan Perasarana dan Sarana Kereta Api antar kota; b) Proyek
pembangunan prasarana dan sarana kereta api dalam kota.

Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan (Ir. Rifky Effendi Hardijanto)11,


mengungkapkan mengenai Strategi Pengembangan Wisata Bahari Sebagai Pe-
ngungkiit Pembangunan Ekonomi. Potensi Wisata Bahari Indonesia, terdapat
17,9 Juta Ha2 luas Kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil.
Tertdapat 95.181 km Panjang garis pantai dan 3,257 juta km2 luas laut. Visi
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah “Mewujudkan sektor kelaut-
an dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan
nasional”. Sedangkan tujuannya adalah: 1) Kedaulatan (sovereignty): a) Mening-
katkan pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan; b) Me-
ngembangkan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil
perikanandan keamanan hayati ikan; 2) Keberlanjutan (sustainability): a) Meng-
optimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi, dan keanekaragaman hayati
laut; b) Meningkatkan keberlanjutan usaha perikanan tangkap dan budidaya;
dan c) Meningkatkan daya saing dan sistem logistik dari hasil kelautan dan
perikanan; 3) Kesejahteraan (prosperity): a) Mengembangkan kapasias SDM, dan
pemberdayaan masyarakat; b) Meningkatkan inovasi IPTEK kelautan dan
perikanan. Keterkaitan dengan pengembangan Wisata Bahari: Pemanfaatan
sumber daya kelautan dan perikanan dengan mengoptimalkan pengelolaan
ruang laut, pengelolaan yang berkelanjutan dengan melakukan pengawasan
(monitoring dan pendampingan) dan peningkatan kapasitas untuk mening-
katkan kesejahteraan masyarakat.

Landasan Hukum Wisata Bahari, antara lain: 1) UU No. 1 Tahun 2014 12


tentang Pengelolaan WP3K. Pasal 23 ayat (2) Pemanfaatan sumber daya per-
airan pesisir dan perairan pulau-pulau kecil untuk kegiatan Wisata Bahari.
Pariwisata salah satu kegiatan prioritas dalam pemanfaatan pulau-pulau kecil

11 Ir. Rifky Effendi Hardijanto (Sekjen Kementerian Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia).
12 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan WP3K.
Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) │ 6
dan perairan di sekitarnya; 2) UU No. 32 Tahun 201413 tentang Kelautan. Pasal
28 Wisata Bahari untuk kesejahteraan rakyat mempertimbangkan aspek ke-
pentingan lokal dan krearifan lokal serta kawasan konservasi perairan; 3) PP
No. 60 Tahun 200714 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan; 4) Perpres No. 16
Tahun 2017 15 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia; dan 5) Permen KP No.
47/PERMEN-KP/2016 16 tentang Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan
(antara lain: perizinan kegiatan dan pengusahaan pariwisata alam perairan di
Kawasan konservasi perairan nasional).

Ir. Emma Sri Martini 17 (Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur


Persero) dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Provinsi Jawa Barat
mempunyai 3 (tiga) Pilar Bisnis, antara lain: 1) Pilar Bisnis 1: Pembiayaan dan
Investasi; 2) Pilar Bisnis 2: Jasa Konsultasi; 3) Pilar Bisnis 3: Pengembangan
Proyek. Terdapat produk-produk innovative, antara lain: Take-Over Financing,
Promotor Financing, Municipal Financing; Bridging Financing, Sustainable Fi-
nancing, Shariah Financing, Cash Deficiency Support (CDS), dan Equity In-
vestement.

Prof. Dr. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro., SE., M. UP18 (Menteri


PPN/Kepala Bappenas) dalam Pokok Arah Kebijakan Pembangunan Nasional
2020 mengemukakan Pencapaian Pembangunan Nasional dengan pertumbuhan
ekonomi terus menguat dengan stabilitas ekonomi terjaga. Pertumbuhan eko-
nomi meningkat di dorong oleh penguatan investasi dan konsumsi rumah tang-
ga: 5,03 persen tahun 2016, 5,07 persen tahun 2017, dan 5,17 persen tahun
2018.

Arah Kebijakan Makro 2020 adalah: 1) Meningkatkan Pertumbuhan Poten-


sial Indonesia: a) Transformasi Struktural untuk Peningkatan Kesejahteraan:
Revitalisasi Industri Pengolahan, Moderenisasi Pertanian, Hilirisasi Pertambang-
an, dan Transformasi Sektor Jasa; b) Penguatan permintaan domestik dan
peningkatan kinerja perdagangan internasional: mendorong investasi sebagai
ujung tombak pertumbuhan ekonomi, Diservikasi ekspor demi penguatan sta-
bilitas eksternal, dan menjaga keberlanjutan fiskal dengan tetap memberikan

13 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan.


14 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan.
15 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia.
16 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47/PERMEN-KP/2016 tentang Pemanfaatan Kawasan Kon-
servasi Perairan (antara lain: perizinan kegiatan dan pengusahaan pariwisata alam perairan di Kawasan
konservasi perairan nasional)
17 Ir. Emma Sri Martini (Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur Persero)
18 Prof. Dr. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro., SE., M. UP (Menteri PPN/Kepala Bappenas).
Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) │ 7
stimulus terhadap perekonomian; 2) Menjaga stabilitas Makro Ekonomi: men-
jaga stabilitas harga eksternal dan sektor keuangan; 3) Memastikan inklusivitas
dan keberlanjutan pembangunan ekonomi: Mendorong pemerataan antar wila-
yah dan tingkat pendapatan, mendorong penurunan tingkat kemiskinan, mem-
perluas akses dan kesempatan, dan mempertahankan keseimbangan ling-
kungan. Dari arah kebijakan Makro 2020, maka akan diperoleh pembangunan
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Komitmen Pemerintah Jawa Barat Tahun 2030 mencapai 9,94% dengan


target penurunan emisi CO2 Provinsi Jawa Barat dari Business as Usual. Bentuk
intervensi Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon (PRK) antara lain: a) Re-
forestasi dan pengurangan laju deforestasi; b) Peningkatan produktivitas per-
tanian dan efisiensi pemanfaatan sumber daya; c) Peningkatan kualitas ling-
kungan hidup; dan d) Peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan
serta efisiensi energi.

Dari uraian di atas, maka: 1) pentingnya sinergi antara semua tingkat pe-
merintah; 2) Pelaksanaan rangkaian Musrenbang di Provinsi Jawa Barat perlu
difokuskan pada pelaksanaan pertemuan multisector dan kewilayahan untuk
mendukung upaya sinergi perencanaan antara pusat dan daerah; 3) Pentingnya
memastikan mitigasi dan adaptasi pengurangan resiko bencana dan perubahan
iklim, serta mainstreaming pembangunan rendah karbon ke dalam penyusunan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS); 4) Pembahasan masing-masing
Kabupaten/Kota perlu memperhatikan: a) Penajaman program dan proyek dan
pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan terintegrasi dengan program/
kegiatan prioritas nasional (lokus kegiatan/proyek berikut kesiapan yang di-
perlukan); b) Penguatan Integrasi Pendanaan, baik antara APBD, dengan APBD
termasuk DAK, BUMN/BUMD dan sumber-sumber pendanaan lainnya; 5) Pen-
tingnya memastikan program dan proyek yang mendukungpencapaian SDGs.

III. KESIMPULAN

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan dalam pelaksanaan Musren-


bang Provinsi Jawa Barat, antara lain:

1. RKPD 2020 menerapkan pendekatan subtansi pada proses perencanaan,


pelaksanaan, pemantauan, serta evaluasi, dengan melakukan kolaborasi
pemangku kepentingan dengan implementasi pada pendekatan “Pentahelix”
ABCGM (Academic, Business, Community, Government, and Media). Kola-

Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) │ 8


borasi pembiayaan melalui: APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota,
Dana Masyarakat/Umat, Pinjaman Daerah, Dana tanggungjawab perusahan
(CSR), KPBU dan Obligasi Daerah;

2. Lima isu strategis pembangunan Provinsi Jawa Barat adalah: 1) Meningkat-


kan kualitas nilai kehidupan dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM);
2) Menurunkan kemiskinan, penganguran dan pengentasan masalah sosial;
3) Pertumbuhan dan pemerataan pembangunan sesuai daya dukung dan
daya tampung lingkungan; 4) Meningkatkan produktivitas daya saing eko-
nomi yang berkelanjutan; dan 5) Reformasi Birokrasi. Sembilan prioritas
pembangunan mencakup, antara lain: sektor pendidikan, sektor kesehatan,
sektor ekonomi, sektor infrastruktur, sektor pariwisata, sektor pedidikan
agama dan tempat ibadah, dan konektivitas wilayah;

3. Bentuk intervensi Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon (PRK) antara


lain: a) Reforestasi dan pengurangan laju deforestasi; b) Peningkatan pro-
duktivitas pertanian dan efisiensi pemanfaatan sumber daya; c) Peningkatan
kualitas lingkungan hidup; dan d) Peningkatan penggunaan energi baru dan
terbarukan serta efisiensi energi.

4. Implementasi strategi dalam pengembangan aksesibilitas Provinsi Jawa


Barat, adalah: a) Optimalisasi pengembangan Bandara Kertajati; b) Per-
cepatan pembangunan jalan darat: i) Proyek pembangunan infrastruktur
jalan Tol (Pantura); ii) Proyek pembangunan jalan negara Pantai Selatan
(Pansela); c) Percepatan Pembangunan Kereta Api: i) Proyek Pembangunan
Perasarana dan Sarana Kereta Api antar kota; ii) Proyek pembangunan
prasarana dan sarana kereta api dalam kota.

5. Terdapat 3 (tiga) pilar bisnis di PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero),


mempunyai Pilar Bisnis, antara lain: a) Pilar Bisnis 1: Pembiayaan dan
Investasi; b) Pilar Bisnis 2: Jasa Konsultasi; dan c) Pilar Bisnis 3:
Pengembangan Proyek. Terdapat produk-produk innovative, antara lain:
Take-Over Financing, Promotor Financing, Municipal Financing; Bridging Fi-
nancing, Sustainable Financing, Shariah Financing, Cash Deficiency Support
(CDS), dan Equity Investement.

6. Pentingnya sinergi antara semua tingkat pemerintah. Pelaksanaan dari


rangkaian Musrenbang di Provinsi Jawa Barat perlu fokus pada pelak-
sanaan pertemuan multisector dan kewilayahan untuk mendukung upaya
sinergi perencanaan antara pusat dan daerah. Pentingnya memastikan

Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) │ 9


mitigasi dan adaptasi pengurangan resiko bencana dan perubahan iklim,
serta mainstreaming pembangunan rendah karbon ke dalam penyusunan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Pembahasan masing-masing
Kabupaten/Kota perlu memperhatikan: a) Penajaman program dan proyek
dan pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan terintegrasi dengan
program/kegiatan prioritas nasional (lokus kegiatan/proyek berikut kesiap-
an yang diperlukan); b) Penguatan Integrasi Pendanaan, baik antara APBD,
dengan APBD termasuk DAK, BUMN/BUMD dan sumber-sumber pendana-
an lainnya; 5) Pentingnya memastikan program dan proyek yang men-
dukung pencapaian SDGs.

Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) │ 10


DAFTAR PUSTAKA

Brojonegoro, Bambang Permadi Soemantri. 2019. Menteri PPN/Kepala Bappenas.

Hardijanto, Rifky Effendi. 2019. Sekjen Kementerian Kementerian Kelautan dan


Perikanan Republik Indonesia.

https://www.roughguides.com/destinations/asia/indonesia/ di akses Jakarta:


Kamis, 4 April 2019-06:30-pm.

Kamil, H. M. Ridwan (Gubernur Jawa Barat). 2019. RKPD 2020 Untuk Jabar Juara
Lahir Batin. Republika, Selasa, 2 April 2019.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan.

Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47/PERMEN-KP/2016 tentang


Pemanfaatan Kawasan Kon-servasi Perairan (antara lain: perizinan kegiatan dan
pengusahaan pariwisata alam perairan di Kawasan konservasi perairan
nasional)
Martini, Emma Sri. 2019. Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur Persero.

Naipospos, Binsar P. H. 2010. Tantangan Peningkatan Kualitas Kopetensi Perencana-


an Pembangunan. Simpul Perencana. Volume 15/Tahun 7/Desember 2010.
Jakarta: Pusbindiklatren Bappenas.

Suadnya, I Wayan. 2011. Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Daerah di


Kabupaten Lombok Barat: Antara Konsep dan Realita. Jurnal Agroteksos Vol. 21
No. 1, April 2011.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan WP3K.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan.

Widodo, Joko. 2019. Presiden Republik Indonesia.

Yahya, Arief. 2019. Menteri Pariwisata Republik Indonesia.

Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja (PAKK) │ 11

Anda mungkin juga menyukai