Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KEGIATAN

TEKNOKRATIK RPJMD
TAHUN 2021-2026

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN


BADAN PERENCANAAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
TAHUN 2020
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses yang
dilakukan untuk menentukan arah kebijakan daerah di masa mendatang,
melalui rangkaian pilihan, yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang
dimiliki oleh daerah pada jangka waktu tertentu.
Sebagai upaya untuk menciptakan perencanaan pembangunan
daerah yang transparan, responsif, terukur, efektif, efisien, dan akuntabel,
proses perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan melalui
pendekatan teknokratik, partisipatif, politis, dan akuntabel. Selain itu,
secara substantif, perencanaan pembangunan daerah juga harus
menggunakan pendekatan yang holistik, tematik, integratif, dan spasial.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86
tahun 2017, dijelaskan bahwa sebagai persiapan penyusunan RPJMD,
Pemerintah Daerah harus menyusun rancangan teknokratik RPJMD yang
merupakan rancangan dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan yang
disiapkan oleh pemerintah daerah dengan sepenuhnya menggunakan
pendekatan teknokratik sebelum terpilihnya Kepala Daerah dan wakil
Kepala Daerah. Rancangan Teknokratik RPJMD tersebut disusun dengan
menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan
dan sasaran pembangunan daerah.
Rancangan Teknokratik RPJMD ini mencakup tahapan III dan IV
pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Pesisir Selatan yang
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2005-2025, yang memprioritaskan
pembangunan Ekonomi Pangan di arahkan pada Era Persiapan Industri
Pangan Lokal yang berdaya saing nasional penumbuhan Industri pangan
yang didukung oleh UMKM, Memantapkan SDM di Bidang undustri
pangan, memantapkan lembaga dan peraturan untuk mendukung industri
pangan, penerapan dan pengembangan riset dan teknologi tepat guna di
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 2

bidang pangan, pemantapan infrastruktur pedesaan, peningkatan


produktifitas pertanian, peningkatan infrastruktur pengairan, kebutuhan
energi masyarakat diharapkan dapat dipenuhi 100 %. Pembangunan
kawasan wisata telah menjangkau potensi wisata lainnya terutama wisata
alam dan wisata budaya. Kawasan mandeh rubiah diharapkan
pemugarannya dapat tuntas seratus persen, sehingga destinasi wisata di
Pesisir Selatan semakin mantap. Selain itu, rancangan ini juga
memperhatikan hasil evaluasi RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
2016-2021 dan masukan dari para pemangku kepentingan termasuk dari
akademisi dan masyarakat, serta mempertimbangkan dinamika
geostrategis dan analisis atas berbagai tantangan utama dalam
pembangunan daerah yang akan dihadapi Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
2021 - 2026.
Rancangan Teknokratik RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021-2026 yang disusun ini, merupakan bahan masukan utama
dalam penyusunan rancangan awal RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2021-2026. Rancangan teknokratik tersebut akan diintegrasikan
dengan visi dan misi Bupati Pesisir Selatan yang terpilih hasil Pemilihan
Umum Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2021.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan kegiatan untuk menyusun rancangan teknokratik RPJMD
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026, yaitu sebagai pedoman dan
bahan penyempurnaan dalam penyusunan rancangan awal Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2021-2026.

Maksud kegiatan penyusunan Rancangan Teknokratik RPJMD


Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026 untuk menjabarkan dan
memberikan gambaran umum tentang kondisi Kabupaten Pesisir Selatan
dengan menggunakan metoda dan pendekatan kerangka fikir secara
ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah
Kabupaten Pesisir Selatan.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 3

1.3 RUANG LINGKUP


Ruang Lingkup kegiatan Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026
Perangkat Daerah, yaitu :
a) Membentuk Tim Penyusun yang terdiri dari unsur Bapedalitbang,
BPKD dan didampingi oleh Tim Ahli PSPK Unand
b) Pengumpulan Data OPD, rapat OPD dengan Tim Penyusun
c) Pengolahan Data oleh Tim Penyusun
d) Analisa Data dan Penulisan oleh Tim Penyusun
e) Rapat koordinasi Tim penyusun tentang Hasil Penulisan

1.4 DASAR HUKUM


Dasar hukum pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
a. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 06 tahun 2019,
tanggal Desember 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2020;
b. Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 37 tahun 2019,
tanggal Desember 2019 tentang Penjabaran APBD Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2020;
c. Keputusan Bupati Pesisir Selatan Nomor 900/43/KPTS-PS/2020,
tanggal Januari 2020 tentang Penunjukkan Pengguna Anggaran,
Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran pada
Badan Perencanaan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2020;
d. Keputusan Kepala Bapedalitbang Kabupaten Pesisir Selatan Nomor
880/006/Set-Bapedalitbang/I/2020, tanggal 28 Januari 2020
tentang Penunjukkan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dilingkungan Bapedalitbang
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2020
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 4

1. 5 PROSES DAN TAHAPAN KEGIATAN

a. PERSIAPAN
Persiapan kegiatan dimulai bulan Januari 2020, beberapa persiapan
yang dilaksanakan yaitu: persiapan administratif yang meliputi
Penyusunan KAK dan PO, Penyusunan Administrasi Kegiatan, SK Tim
Penyusun.

b. PELAKSANAAN
Kegiatan-Kegiatan yang dilaksanakan:
1. Rapat koordinasi pengumpulan dan validasi data antara OPD dengan
Tim Penyusun.
2. Melakukan rekapitulasi data OPD hasil rapat validasi yang akan
digunakan untuk penyusunan Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026
3. Melakukan pengolahan data dan analisa data oleh Tim Penyusun
4. Menyusun draft awal Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun
2021-2026
5. Rapat Koordinasi Tim Penyusun hasil penulisan draft awal
6. Perbaikan draft dokumen
7. Rapat Koordinasi Tim Penyusun atas perbaikan Draft awal
8. Perbaikan dokumen hasil Rapat Koordinasi.

c. PELAPORAN
Selain menyelesaian administrasi kegiatan, juga dilaksanakan
penyusunan laporan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan.
Laporan berisi informasi tentang pelaksanaan dan hasil kegiatan yang
menjadi evaluasi atau perbaikan pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 5

BAB II
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap atau perbedaan antara


kinerja daerah atau kondisi masyarakat dengan kondisi ideal. Sementara itu,
analisis isu strategis merupakan pemahaman terhadap permasalahan pembangunan
dan isu-isu yang relevan sebagai acuan penting dalam penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah Kabupaten Pesisir Selatan. Isu strategis yang
merupakan bagian dari tantangan ataupun peluang harus menjadi perhatian utama
dalam perencanaan pembangunan mengingat begitu besarnya dampak yang
ditimbulkan pada masa yang akan datang.
Identifikasi permasalahan pembangunan dan analisis isu strategis akan
menghasilkan rumusan kebijakan yang bersifat antisipatif dan solutif atas berbagai
kondisi yang tidak diinginkan di masa depan. Sehingga perencanaan
pembangunan di Kabupaten Pesisir Selatan akan semakin efektif. Oleh sebab itu,
identifikasi permasalahan pembangunan dan analisis isu strategis menjadi bagian
yang sangat penting dalam penentuan kebijakan pembangunan jangka menengah
Kabupaten Pesisir Selatan.

4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah


Bagian ini mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan permasalahan
pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Selatan sebagai hasil evaluasi terhadap
capaian kinerja pembangunan pada periode lima tahun lalu dan hal-hal lain terkait
penyelenggaraan pemerintah daerah dan beberapa urusan yang berpengaruh.
Identifikasi permasalahan pembangunan di Kabupaten Pesisir Selatan
menggunakan tiga kriteria yaitu: (a) cakupan masalah dan dampak yang
ditimbulkan; (b) merupakan masalah yang terus menerus terjadi sehingga
menghambat proses pembangunan dan (c) masalah tersebut terkait dengan
komponen utama pembangunan. Permasalahan pembangunan daerah
diklasifikasikan sebagai berikut:
i. permasalahan aspek geografi dan demografi;
ii. permasalahan aspek kesejahteraan sosial;
iii. permasalahan aspek pelayanan umum; dan
iv. permasalahan aspek daya saing.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 6

v. permasalahan aspek keuangann daerah

4.1.1. Permasalahan Aspek Geografi dan Demografi


a. Tingginya resiko bencana gempa bumi dan tsunami di Peisir Selatan.
Secara umum wilayah Kabupaten Pesisir Selatan terletak di wilayah
seismik aktif yaitu pertemuan antara dua lempeng tektonik aktif euroasia
dan indo-australia. Selain itu, wilayah Kabupaten Pesisir Selatan juga
terimbas efek dari adanya jalur patahan aktif di Sumatera yaitu Patahan
Semangka. Sebagai konsekuensi dari letak geografis tersebut, Kabupaten
Pesisir Selatan merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap bahaya
gempa bumi dan tsunami.
b. Minimnya lahan yang bisa digunakan untuk kegiatan produktif/ekonomi.
Sebagian besar kawasan di Pesisir Selatan terdiri dari hutan (sekitar 63,08
persen). Oleh sebab itu, kondisi ini mejadi tantangan bagi pemerintah
daerah untuk mengoptimalkan lahan produktif untuk kegiatan ekonomi
dalam rangka mendorong pembangunan daerah Pesisir Selatan

4.1.2. Permasalahan Aspek Kesejahteraan Sosial


a. Pengeluaran perkapita penduduk Pesisir Selatan masih relatif rendah
dibanding rata-rata kabupaten ataupun provinsi. Pengeluaran perkapita
pesisir selatan pada tahun 2019 mencapai Rp.9.444 lebih rendah dari
rata-rata kabupaten yang mencapai Rp.9.815.
b. Tren pertumbuhan ekonomi Pesisir Selatan terus menurun selama lima
tahun terakhir. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan
di beberapa sektor. Perlunya mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru
untuk meningkatkan kembali tren pertumbuhan ekonomi Pesisir Selatan.
c. PDRB perkapita kabupaten Pesisir Selatan masih relatif rendah dibanding
rata-rata kabupaten.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 7

4.1.3. Permasalahan Aspek Pelayanan Umum


Permasalahan pembangunan dari aspek pelayanan umum
diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pendidikan
Secara umum indikator pembangunan pendidikan di Kabupaten
Pesisir Selatan pada periode 2015 – 2019 perkembangan yang semakin
baik. namun untuk data tahun 2019 ada 3 permasalahan yang cukup
menonjol dan perlu mendapat perhatian yang serius yaitu :
 Masih ada anak putus sekolah baik pada tingkat SD, SMP maupun
SMA/SMK.
 Masih belum terpenuhinya sarana prasarana pendidikan secara optimal.
 Angka Rata-rata Lama Sekolah masih kurang dari 9 tahun.

2. Kesehatan
Derajat Kesehatan penduduk Kabupaten Pesisir Selatan secara
umum secara umum terus meningkat sebagaimana diperlihatkan oleh
Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Pesisir Selatan yang juga
terus meningkat. Permasalahan Kesehatan yang cukup menonjol dan perlu
mendapat perhatian serius di Kabupaten Pesisir Selatan adalah :
 Masih tingginya tingkat prevalensi penyakit TBC dan HIV
 Masih ditemuinya Balita Gizi Buruk dan Gizi Kurang
 Ditemui kasus lumpuh layu (Non Polio AFP rate)
 Belum terpenuhinya target 100 % HHC

3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Secara umum terjadi perbaikan dalam urusan Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, namun demikian ada beberapa permasalahan yang perlu
mendapat perhatian :
 Peningkatan persentase jalan kabupaten berkualitas baik masih perlu
ditingkatkan
 Masih ada persentase rumah yang belum bersanitasi.
 Masih ada penduduk yang belum berakses air minum.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 8

4. Perumahan dan Kawasan Permukiman


Pembangunan bidang Perumahan dan Kawasan Pemukiman di
Kabupaten Pesisir Selatan terus mengalami peningkatan. Beberapa
permasalahan yang masih perlu mendapat perhatian pada periode
berikutnya adalah :
 Sebagian penduduk masih ada yang tinggal di rumah tidak layak huni.
 Belum terpenuhi cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang
didukung dengan PSU
 Masih ditemui proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan

5. Sosial
Masih relatif tingginya angka kemiskinan daerah 7,8 %,
sehingga membutuhkan keterpaduan penanganan dari berbagai sektor.

6. Penanaman Modal
Kepastian peruntukan ruang dan kemudahan akses investor tehadap
lahan investasi perlu menjadi perhatian.

7. Lingkungan Hidup
Ada beberapa persoalan pembangunan di bidang lingkungan hidup
yang perlu mendapat perhatian yaitu :
 Masih kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam penanganan
lingkungan dan pengawasan lingkungan.
 Sarana dan prasarana (alat uji) laboratorium masih belum lengkap
sehingga mempersulit dalam hal uji laboratorium.
 Belum optimalnya sarana dan prasarana untuk pengelolaan lingkungann
hidup terutama; sarana dan prasarna pengelolaan sampah dan limbah.

8. Pangan
Secara umum pembangunan bidang pangan di Kabupaten Pesisir
Selatan cukup berhasil terutama dalam hal tingkat kecukupan
ketersediaannya. Persoalan yang masih menonjol adalah dari sisi pasarnya
yaitu : fluktuasi harga pangan berpotensi merugikan petani (produsen).
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 9

9. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Pembangunan di bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak mempunyai posisi yang cukup penting karena terkait
dengan isu gender dan hak-hak anak. Beberapa persoalan yang cukup
menonjol pada bidang ini di Kabupaten Pesisir Selatan antara lain :
 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah maupun
lembaga swasta berfluktuasi dan cenderung menurun mengalami
penurunan.
 Angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) berfluktuasi dan
cenderung meningkat
 Menurunnya angka partisipasi angkatan kerja perempuan.

10. Pemberdayaan Masayarakat dan Desa


Pembangunan dibidang Pemberdayaan masyarakat dan Desa sudah
berjalan dengan baik. Namun demikian ada beberapa persoalan yang
masih perlu mendapat perhatian:
 Belum optimalnya tingkat partisipasi masayarakat dalam pembangunan.
 Belum optimalnya pembinaan kelompok masyarakat dan PKK.

11. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Pembangunan di bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga
berencana di Kabupaten Pesisir Selatan telah berjalan dengan baik dan
menunjukkan perkembangan yang positif. Persoalan yang cukup menunjol
dan perlu mendapat perhatian adalah tingginya angka kelahiran remaja
(perempuan usia 15–19 tahun). Ini menunjukkan batas usia menikah
belum sesuai dengan peraturan perundangan-undang yakni 19 tahun baik
pria maupun wanita (UU No. 16 tahun 2019).

12. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Kinerja pembangunan di bidang Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil terus mengalami peningkatan. Beberapa persoalan yang
masih terlihat adalah :
 Masih ada 4 persen lagi masyarakat yang belum mempunyai KTP.
 Masih ada data kependudukan yang belum dimutakhirkan.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 10

13. Perikanan
Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah yang mempunyai
potensi yang sangat besar dibidang Kelautan dan Perikanan karena
mempunyai pesisir pantai yang sangat panjang dan pulau-pulau kecil.
Persoalan di bidang Kelautan dan Perikanan antara lain :
 Masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
 Masih terbatasnya sarana dan prasaran yang dimiliki.
 Belum optimalnya pengolahan hasil parikanan untuk peningkatan nilai
tambah produksi.
 belum optimalnya pemasaran hasil perikanan.
 Masih rendahnya kesejahteraan nelayan dan keluarganya.

14. Pariwisata
Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai potensi pariwisata yang
besar terutama wisata pantai dan pulau. Persoalan yang masih menjadi
kendala dalam pengembangan pariwisata adalah :
 Belum optimalnya pengelolaan kawasan wisata,
 Kurangnya inovasi dan atraksi pada objek wisata,
 Masih rendahnya tingkat amenitas pada sejumlah objek wisata

15. Pertanian
Sektor Pertanian dalam arti yang luas memiliki peranan yang
sangat penting di Kabupaten Pesisir Selatan karena menyumbang lebih
dari 1/3 dari PDRB daerah ini. Beberapa persoalan yang perlu mendapat
perhatian antara lain :
 Belum optimal pemanfaatan teknologi produksi dan pengolahan hasil
pertanian.
 Masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang
pertanian.
 Masih terbatasnya jumlah penyuluh pertanian.
 Masih ada sawah yang belum beririgasi.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 11

4.1.4. Permasalahan Aspek Daya Saing


Daya saing daerah dihasilkan oleh interaksi yang kompleks antara faktor
input, output dan outcome yang ada di suatu daerah, dengan faktor input sebagai
faktor utama pembentuk daya saing daerah yaitu kemampuan daerah, yang
selanjutnya akan menentukan kinerja output yang merupakan inti dari kinerja
perekonomian. Inti dari kinerja perekonomian adalah upaya meningkatkan daya
saing dari suatu perekonomian yaitu meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat
yang berada di dalam wiilayah tersebut.
Peningkatan daya saing daerah merupakan salah satu komponen penting di
dalam penguatan ekonomi domestik. Peningkatan perekonomian domestik, baik
oleh daerah dan nasional akan menjadi modal utama untuk menjaga momentum
pembangunan dan melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
untuk menuju ke arah transformasi ekonomi menjadi negara maju dan berdaya
saing. Oleh sebab itu, peran daerah untuk meningkatkan daya saing daerahnya
akan sangat bergantung kepada kemampuan daerah untuk melakukan identifikasi
faktor penentu daya saing dan strategi untuk meningkatkan daya saingnya.
Permasalahan daya saing akan dilihat dari aspek: kemampuan ekonomi
daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim berinvestasi, sumber daya manusia
dan perkembangan indeks daya saing daerah.

1) Permasalahan kemampuan ekonomi daerah


Dilihat dari sisi pengeluaran konsumsi perkapita, tampak adanya
kecendrungan peningkatan selama periode 2015 – 2019. Kondisi ini juga dapat
dilihat dari pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran yang juga di dorong oleh
pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pengeluaran konsumsi Lembaga
Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT), bahkan pada tahun 2019 pengeluaran
konsumsi LNPRT tumbuh dengan 12,85%, meningkat lebih dari dua kali lipat
dibandingkan tahun 2018 yang tumbuh dengan 6,07%.
Secara ekonomi, pertumbuhan konsumsi memiliki daya dorong yang lebih
kecil dan berjangka pendek. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih
kuat dibutuhkan pertumbuhan investasi. Pada tahun 2017 terjadi penurunan
pertumbuhan investasi yang cukup mengkhawatirkan dimana pada tahun 2016
mencapai 6,84%, sedangkan pada tahun 2018 turun menjadi 3,50%, meskipun
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 12

terjadi peningkatan pada tahun 2019, tetapi baru mencapai angka 4,52, nilai yang
sama dengan tahun 2017. Upaya untuk menciptaka iklim investasi yang lebih
kondusif semakin dibutuhkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi terutama
pasca pendemi covid19. Banyak usaha yang harus terhenti dan sulit untuk pulih
dengan segera.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan sektor pertanian yang cenderung
menurun harus mendapat perhatian lebih. Hal ini, mengingat lapangan usaha
pertanian merupakan Kontributor terbesar dalam perekonomian baik dalam hal
produksi maupun lapangan usaha. Oleh sebab itu, upaya peningkatan
produktivitas dengan pemanfaatan teknologi tepat guna serta upaya pengolahan
menjadi penting agar seKtor industri khususnya agri industri mampu tumbuh dan
memberikan kontribusi yang lebih baik dalam perekonomian daerah.

2) Permasalahan Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


Penyediaan Infrastruktur pelayanan dasar merupakan salah satu upaya
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan
bagi masyarakat. Untuk itu, cakupan layanan harus terus ditingkatkan. Terkait
dengan hal ini, yang perlu mendapat perhatian adalah persentase rumah tinggal
bersanitasi layak dimana meskipun sepanjang periode 2015-2019 selalu
mengalami peningkatan akan tetapi pada tahun 2019 capiannya adalah 75,13%,
meskipun angka ini diatas rata-rata Sunatera Barat, akan tetapi jika melihat target
RPJMN 2020-2024 untuk akses sanitasi rumah tangga dengan akses sanitasi layak
dan aman adalah 90%, maka Kabupaten Pesisir Selatan tentunya perlu membenahi
aspek sanitasi ini agar dapat mewujudkan sanitasi yang layak dan aman bagi
kesehatan masyarakat, yang pada akhirnya akan mendorong tercapainya
kesejahteraan masyarakat di daerah.
Dilihat dari ketersediaan Irigasi, terjadi peningkatan sepanjang periode
2015-2019, akan tetapi sebagai kawasan lumbung pangan dimana laju
pertumbuhan sector pertanian cenderung menurun maka upaya peningkatan
kualitas irigasi perlu diperhatikan dimasa mendatang. Pada tahun 2019 capaian
kinerja adalah 54,34%, artinya baru separuh dari sistem irigasi di wilayah Pesisir
Selatan yang berkualitas baik. Hal ini, harus ditingkatkan untuk dapat
meningkatkan produksi pertanian di masa mendatang.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 13

Dalam hal infrasturktur transportasi, ada indikasi penurunan rasio panjang


jalan perjumlah kendaraan, hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan
kendaraan lebih cepat dari pada pertumbuhan jalan. Dimana kendaraan yang
meningkat adalah kendaraan pribadi. Hal ini, terlihat dari penurunan jumlah
penumpang yang melalui terminal. Untuk itu, perlu diwaspadai agar pertumbuhan
kendaraan ini tidak menimbulkan masalah dalam transportasi seperti kemacetan
dan kecelakaan lalu lintas.
Pada aspek sarana perekonomian, jumlah UMKM mengalami penurunan
pada tahun 2017, dan jumlahnya tetap sampai dengan tahun 2019 yakni
sebanyak 4.440 unit, hal ini perlu diperhatikan apakah jumlah yang tetap ini
disebabkan oleh pendataan yang tidak diperbaharui atau disebabkan oleh
tidak adanya perkembangan unit usaha. Untuk itu perbaikan data dan
pengembangan UMKM perlu menjadi perhatian pembangunan di lima
tahun mendatang karena UMKM merupakan sarana perekonomian yang
memegang peran penting apalagi di masa pandemic covid-19.
Banyak usaha masyarakat yang terpaksa terhenti dan menghadapi berbagai
kesulitan dalam usahanya.

3) Permasalahan Iklim Berinvestasi


Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, Investasi atau penanaman
modal merupakan faktor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dampak pengganda (multiplier effect) yang ditimbulkan oleh investasi relatif
lebih besar dibanding faktor lain yang juga mempengaruhi perumbuhan ekonomi.
Untuk itu berbagai upaya untuk mendorong peningkatan investasi baik local,
nasional maupun investasi asing harus terus dilakukan. Semua aspek pendukung
iklim investasi harus terus ditingkatkan, realisasi pemberian izin yang masih
dalam rentang 2 – 7 hari mesti diupayakan agar lebih singkat dengan tetap
menjaga kualitas pelayanan yang baik.

4) Sumber daya Manusia


Sumber Daya Manusia yang terampil dan berkualitas sangat dibutuhkan
untuk mendorong kemajuan suatu daerah. Salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur kualitas Sumber daya manusia adalah tingkat pendidikan yang
ditamatkan. Rasio tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaikan
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 14

pendidikan sarjana (S1, S2, dan S3) menunjukkan peningkatan selama periode
2019-2019, dimana pada tahun 2019 nilainya sebesar 4,12%. Angka ini masih
berada di bawah rata-rata Sumbar yakni sebesar 5,24%. Untuk itu, perlu upaya
untuk mendorong penduduk usia muda agar meningkatkan kualitas guna meraih
bonus demografi yang diperkirakan akan memasuki Indonesiar pada
tahun 2020-2030.

5) Indeks Daya Saing Daerah (IDSD)


Adapun peta indeks daya saing daerah terdiri dari 4 aspek dan 12 pilar
yaitu:
1) Aspek Penguat/Enabling Environment: Pilar Kelembagaan, Pilar
Infrastruktur, dan Pilar Perekonomian Daerah
2) Aspek Pasar/Market: Pilar Efisiensi Pasar Produk, Pilar Ketenagakerjaan,
Pilar Akses Keuangan, dan Pilar Ukuran Pasar
3) Aspek Sumber Daya Manusia/Human Capital: Pilar Kesehatan dan Pilar
Pendidikan & Keterampilan
4) Aspek Ekosistem Inovasi: Pilar Dinamika Bisnis, Pilar Kapasitas Inovasi, dan
Pilar Kesiapan Teknologi
Nilai IDSD Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2018 dan 2019 menunjukkan
peningkatan, dimana pada tahun 2018 nilai IDSD adalah 2,81 dan meningkat
menjadi 4,12 pada tahun 2019, akan tetapi masih berada pada level yang sama
yakni sedang. Peningkatan nilai ini disebabkan adanya perbedaan metode
perhitungan. Perbedaan nilai dan kategori dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut
Tabel 4.1
Nilai dan Kategori IDSD Tahun 2018 dan 2019
2018 2019
Nilai IDSD Kategori Nilai IDSD Kategori
<2,3 Rendah 0-3 Rendah
2,34-4,67 Sedang 3,01-6 Sedang
4,67-7,00 Tinggi 6,01-8 Tinggi
8,01-12 Sangat Tinggi
Sumber Data: https://indeks.inovasi.ristekbrin.go.id, 2020.

Dari aspek penilaian tampak bahwa aspek sumberdaya manusia memiliki


nilai tertinggi untuk kedua periode, sedangkan nilai terendah berada pada aspek
pasar. Hal ini menjadi penyebab daya saing masih berada pada level sedang.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 15

Data selengkapnya tentang IDSD kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada
Tabel 4.2. berikut:
Tabel 4.2.
Nilai Aspek dan IDSD Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2018 dan 2019
No Aspek Nilai
2018 2019
1 Faktor Penguat/Enabling 2,98 0,86
Environment
2 Sumber Daya Manusia/Human 4,19 1,91
Capital
3 Faktor Pasar/Market 1,18 0,56
4 Ekosistem Inovasi 2,16 0,79
Nilai IDSD 2,81 4,12
Kategori Sedang Sedang
Sumber Data: https://indeks.inovasi.ristekbrin.go.id, 2020.

4.1.5. Permasalahan Aspek Keuangan Daerah


Penyerahan kewenangan dalam pemungutan PBB-P2 juga menjadi
tantangan lain bagi daerah. Tantangan pertama adalah bagaimana mengatasi
jumlah tunggakan PBB-P2 warisan yang diserahkan oleh institus pemungut
sebelumnya (KPP Pratama). Tantangan berikutnya adalah perlunya penyesuaian
terhadap Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang penilaian terakhir telah
dilaksanakan lebih dari 10 tahun yang lalu. Untuk penilaian ini dibutuhkan SDM
dengan kompetensi khusus yang memahami teknik-teknik penilaian NJOP; massal
dan individual.
Terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 20l9
tentang Pengelolaan Keuangan dan Permendagri No. 90 tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan
Keuangan Daerah, maka daerah juga perlu melakukan penyesuaian dan atau
membuat kebijakan baru dalam pengelolaan keuangan daerah. Kedua
perundangan-undangan ini berdampak luas dalam proses perencanaan dan
penganggaran, antara lain perlunya penyusunan Analisis Standar Belanja baru
yang sesuai dengan kode dan nomenklatur yang baru. Oleh sebab itu, pemahaman
terhadap penggunaan Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) dari
Kementerian Dalam Negeri masih membutuhkan pengembangan kemampuan
SDM, khususnya di Kabupaten Pesisir Selatan.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 16

4.2. Isu-Isu Strategis Daerah


Isu-isu strategis memberikan gambaran tentang hal-hal yang menjadi fokus
dan prioritas penanganan oleh pemerintah karena pengaruhnya yang besar, luas,
dan signifikan terhadap pembangunan daerah pada masa mendatang.
Jika pemerintah memprioritaskan antisipasi dan penanganan isu strategis,
maka peluang tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan lima tahun mendatang
akan lebih besar dan lebih pasti. Sebaliknya, kesalahan dalam mengelola
isu strategis menyulitkan tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan.
Perumusan isu strategis kabupaten Pesisir Selatan dilakukan melalui identifikasi
berbagai isu global, nasional, regional, tujuan pembangunan berkelanjutan,
RTRW, dan KLHS.

4.2.1. Telaah Isu Strategis Lingkungan Global


a. Kondisi perekonomian global
Kondisi lingkungan global merupakan tantangan sekaligus peluang bagi
pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Selatan dalam lima tahun kedepan.
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD)
memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat pada
tahun 2020. Ekonomi dunia yang semula tumbuh sebesar 2,9 persen pada
tahun 2019 diperkirakan melambat menjadi 2,4 persen pada tahun 2020.
Namun, pada tahun 2021, OECD kembali memprediksi bahwa ekonomi dunia
akan kembali tumbuh sebesar 3,3 persen.
Menurut OECD hampir semua negara-negara di dunia mengalami
kontraksi seperti Kanada, Ausrtalia, kawasan Eropa, Inggris, Jepang, Amerika
Serikat, dan Cina. Bahkan Cina yang sebelumnya tumbuh sebesar 6,1 persen pada
tahun 2019 diperkirakan turun menjadi 4,9 persen di tahun 2020. Mengingat
kuatnya ketergantungan Indonesia dengan negara-negara di dunia terutama Cina,
Jepang, dan Australia, maka fenomena ini harus diantisipasi secara cermat agar
tidak memberikan dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia khususnya
kabupaten Pesisir Selatan.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 17

b. Perang dagang Amerika Serikat vs Cina


Perang tarif antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya, terutama Cina,
telah memperburuk kondisi perdagangan internasional antara negara-negara di
Dunia. Bahkan perselisihan telah meluas ke teknologi, sehingga mengganggu
rantai pasokan global selama beberapa tahun belakang. Hingga saat ini, peluang
berakhirnya perang tarif antara US dan Cina juga belum terlihat. Jika kondisi ini
terus berlanjut, maka pertumbuhan global akan semakin melambat dan berdampak
pada Indonesia bahkan kabupaten Pesisir Selatan sebagai bagian dari Indonesia.

c. Impelentasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)


Pasar tunggal ASEAN menyebabkan kesatuan basis produksi, sehingga
akan terjadi aliran bebas barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil
antarnegara ASEAN. Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan yang perlu
disikapi oleh Kabupaten Pesisir Selatan secara cermat dan terintegrasi. Kesiapan
Kabupaten Pesisir Selatan perlu dilakukan di segala bidang secara menyeluruh.
Optimalisasi edukasi masyarakat tentang peluang MEA, peningkatan daya saing
perekonomian daerah, serta peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja
kabupaten Pesisir Selatan merupakan modal utama Kabupaten Pesisir Selatan
untuk bersaing dalam pasar tunggal ASEAN tersebut.

d. Perubahan Iklim Global


Kualitas lingkungan pada era globalisasi saat ini menunjukkan penurunan.
Hal ini disebabkan pembangunan yang mengesampingkan faktor kelestarian
lingkungan hidup sehingga menyebabkan kelestarian hidup yang buruk dengan
akibat ancaman global warming. Global warming merupakan efek atau dampak
dari rusaknya kelestarian ekosistem alam yang dapat mengakibatkan kekeringan,
kelangkaan bahan pangan, hingga banjir dan bahkan mampu menjadi penyebab
utama dalam adanya bencana alam.
Perlu adanya antisipasi dari pemerintah dan masyarakat dunia dalam
menyikapi global warming. Segala bentuk perencanaan pembangunan harus
mempunyai strategi dalam menerapkan pembangunan yang ramah lingkungan.
Hal ini dilakukan agar kelestarian alam dapat terjaga dan efek global warming
dapat diminimalisir atau dapat dihindari namun tetap terlaksana pertumbuhan
ekonomi yang lebih baik.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 18

e. Revolusi Teknologi Informasi


Pada era globalisasi sekarang ini ilmu pengetahuan dan komunikasi
semakin mudah terjangkau oleh lapisan masyarakat yang mengindikasikan
perkembangan IPTEK dan telekomunikasi mengalami perkembangan yang
positif. Kemajuan IPTEK dan komunikasi bertujuan untuk mempermudah
kehidupan seseorang dalam berbagai hal. Dengan perkembangan yang positif ini,
dunia industri teknologi dan komunikasi semakin menunjukkan agregrat yang
signifikan. Dengan adanya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi ini,
Kabupaten Pesisir Selatan diharapkan mampu mengikuti setiap perkembangan
globalisasi yang ada sehingga diharapkan Indonesia mempunyai peluang dalam
memanfaatkan atau membuat produk yang lebih unggul.

4.2.2. Telaah Isu Strategis berdasarkan Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan
Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan
berkelanjutan (TPB) merupakan kelanjutan dari program Millenium Development
Goals (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015. Rumusan TPB terdiri dari
17 tujuan, 169 target, dan 241 indikator, dimana pencapaiannya lebih terukur
untuk menciptakan masyarakat dunia yang lebih baik. Ke-17 tujuan SDGs
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tanpa Kemiskinan;
2. Tanpa Kelaparan;
3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera;
4. Pendidikan Berkualitas;
5. Kesetaraan Gender;
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak;
7. Energi Bersih dan Terjangkau;
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi;
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur;
10. Berkurangnya Kesenjangan;
11. Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan;
12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab;
13. Penanganan Perubahan iklim;
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 19

14. Ekosistem Lautan;


15. Ekosistem Daratan;
16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh;
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Target pembangunan universal yang tertuang dalam SDGs membutuhkan
dukungan dari semua elemen masyarakat dunia, termasuk dari pemerintahan,
Lembaga Swadaya Masyarakat, swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat.
Di setiap negara, tidak hanya negara miskin dan berkembang tetapi juga negara
maju, rumusan SDGs merupakan sumber penting untuk menyelaraskan strategi
dan kebijakan demi membuat kehidupan di muka bumi menjadi lebih baik.
Di Indonesia khususnya Kabupaten Pesisir Selatan, rumusan SDGs dan target
pencapaian dapat menjadi salah satu rujukan dalam penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah daerah.

4.2.3. Telaah Isu Strategis berdasarkan RPJM Nasional tahun 2020 – 2024
Tujuan pembangunan nasional RPJM Nasional tahun 2020-2024 adalah:
“Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur
melalui percepatan pembangunan diberbagai bidang dengan menekankan
terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetititf di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan
berdaya saing”.

Tema pembangunan yang dipilih untuk RPJMN 2020 – 2024 adalah


“Indonesia berpenghasilan Menengah–Tinggi Yang Sejahtera, Adil, dan
berkesinambungan”. Tema ini diuraikan sebagai berikut:
a. Berpenghasilan menengah –tinggi dapat diwujudkan dengan:
transformasi struktural berjalan, produktifitas tenaga kerja meningkat,
iklim investasi kondusif dan GNI per kapita USD 3.896 – USD 12.055
b. Sejahtera dapat diwujudkan dengan: kualitas hidup meningkat, Perilaku
disiplin dan beradab, SDM berkualitas dan berdaya saing, dan indeks
kebahagiaan meningkat
c. Adil dapat diwujudkan dengan: ketimpangan menurun dan redistribusi
berjalan baik
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 20

d. Berkesinambungan dapat diwujudkan dengan: memperhatikan daya


dukung dan daya tampung (Low Carbon Development) dan selaras
dengan agenda pembangunan global dan nasional

Isu strategis RPJM Nasional 2020-2024 yang perlu untuk dipedomani


dalam RPJMD teknokratik Kabupaten Pesisir Selatan 2021 – 2025 ini adalah
sebagai berikut:
a. Pembangunan Manusia:
i. Pelayanan Dasar
ii. SDM Berkualitas dan Berdaya Saing
b. Pembangunan ekonomi:
i. Pangan
ii. Energi
iii. Pariwisata, ekonomi Kreatif dan Digital
iv. Industri Manufaktur Kelautan dan Kemaritiman
c. Pembangunan kewilayahan:
i. Sentra Pertumbuhan
ii. Komoditas Unggulan Daerah Pertumbuhan Perkotaan
d. Pembangunan Infrastruktur:
i. Transportasi
ii. Telekomunikasi
iii. Sumber Daya Air, Perumahan dan Pemukiman
e. Pembangunan Polhukkamhan:
i. Hukum dan Regulasi
ii. Hankam
iii. Politik

4.2.4. Telaah Isu Strategis Berdasarkan RPJMD Provinsi Sumatera Barat


Tahun 2016 – 2021
Penelaahan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah
Kabupaten Pesisir Selatan dengan RPJMD Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2016 – 2021 bertujuan untuk menyelaraskan dan menjabarkan RPJMD
Kabupaten Pesisir Selatan sehingga dapat memberikan sumbangsih positif pada
pencapaian visi dan misi pembangunan jangka menengah Provinsi
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 21

Sumatera Barat. Adapun visi pembangunan jangka menengah daerah


Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021 adalah: “Terwujudnya Sumatera Barat
yang Madani dan Sejahtera”.
Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, Kabupaten Pesisir Selatan
menyelaraskan program pembangunan dengan mengupayakan terwujudnya
masyarakat yang madani dan sejahtera. Hal ini dapat dilakukan dengan
menciptakan pembangunan yang mencakup pembangunan ekonomi dan manusia
secara bersama-sama.

4.2.5. Telaah Isu Strategis Berdasarkan RPJMD Daerah Lainnya


Penyusunan RPJMD juga perlu memperhatikan keterkaitan dengan
RPJMD daerah lain di sekitarnya. Hal ini bertujuan untuk membangun
keterpaduan pembangunan jangka menengah daerah dengan daerah sekitar, yang
akhirnya akan menyumbang pada pembangunan wilayah provinsi. Keterkaitan
bisa berupa keterkaitan yang dimulai dari perencanaan, atau hanya dalam
implementasi dan pengawasan pelaksanaan pembangunan. Dalam hal ini
Kabupaten Pesisir Selatan secara administratif berbatasan dengan Kabupaten
Solok Selatan dan Kota Padang. Kebijakan yang dibuat daerah tetangga dan atau
kebijakan pusat terhadap daerah tetangga akan berpengaruh kepada pembangunan
kabupaten Pesisir Selatan, baik langsung maupun tidak langsung.

4.2.6. Telaah Isu Strategis berdasarkan RTRW Pesisir Selatan


Perencanaan pembangunan daerah pada dasarnya bertujuan
mengintegrasikan rencana tata ruang wilayah dengan rencana pembangunan
daerah. Penelaahan isu strategis pembangunan daerah Pesisir Selatan untuk lima
tahun kedepan dilakukan terhadap kesesuaian rencana struktur ruang dan rencana
pola ruang. Telaah terhadap tata ruang memberikan gambaran geografis tentang
arah pembangunan daerah lima tahun kedepan.

A. Rencana Struktur Ruang


a. Rencana Sistem Perkotaan
Rencana pengembangan sistem perkotaan dimaksudkan untuk
menggambarkan peran dan fungsi setiap kota dalam pengembangan wilayah
secara keseluruhan dalam lingkup Kabupaten Pesisir Selatan. Pengembangannya
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 22

dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan secara


berhirarki sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat kegiatan atau didasarkan pada
arah kebijakan pengembangan. Artinya, penetapan sesuai potensi didasarkan pada
kondisi saat ini (eksisting), baik yang menyangkut sumberdaya manusia,
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, sedangkan arah kebijakan
pengembangan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui pengembangan
suatu pusat kegiatan yang rencana pengembangan kedepan dalam kurun waktu
perencanaan.
b. Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi dimaksudkan untuk
meningkatkan keterkaitan kebutuhan dan peningkatan transportasi antar wilayah
dan antar kawasan permukiman yang dikembangkan dalam ruang wilayah
Kabupaten, serta keterkaitannya dengan sistem jaringan transportasi Provinsi dan
Nasional. Selain itu, pengembangannya juga untuk mewujudkan keselarasan dan
keterpaduan antar pusat permukiman dengan sektor kegiatan ekonomi daerah.
Pengembangan sistem transportasi dilakukan secara terintegrasi yang meliputi
rencana pengembangan transportasi darat dan transportasi laut.
c. Rencana Sistem Jaringan Energi
Pengembangan sistem jaringan energi terutama jaringan energi listrik
meliputi prasarana pembangkit dan jaringan. Penyediaan energi listrik di daerah
ini untuk jangka pendek, jika dilihat dari jaringan daya yang ada dengan kapasitas
6.294 KW bersumber dari PLN Cabang Padang. Sampai tahun 2030 diperkirakan
kebutuhan energi listrik di Kabupaten Pesisir Selatan mencapai 145.941 MW.
Kebutuhan tenaga listrik di daerah ini meningkat setiap tahunnya sebesar 2,83 %.
Seyogyanya kapasitas listrik yang sudah ada, diprioritaskan untuk
kebutuhan energi listrik di daerah ini. Sedangkan untuk jangka panjang selain dari
jaringan PLN (Perusahaan Listrik Negara) juga dapat dilakukan pengembangan
sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air yang berlokasi di Bayang Utara dengan
kapasitas 43 MW, dengan tetap mengedapankan kelestarian lingkungan,
mengingat di daerah ini cukup tersedia sumber energi primer, terutama sumber
energi terbaharui.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 23

d. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi


Telekomunikasi merupakan prasarana penting dalam mendukung kegiatan
sosial-ekonomi masyarakat, kegiatan pemerintahan serta kegiatan lainnya.
Penyediaan telepon sampai saat ini masih didominasi oleh PT. Telkom Tbk
melalui penyediaan beberapa sentral telepon otomatis (STO) yang tersebar pada
seluruh Kecamatan.
Sistem jaringan telekomunikasi yang dikembangkan, meliputi sistem
kabel, sistem seluler dan sistem satelit. Prasarana telekomunikasi dikembangkan
hingga ke pelosok wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana
telekomunikasi, sehingga kebutuhan telekomunikasi dapat dipenuhi.
e. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Sumber Daya Air di Kabupaten Pesisir Selatan berasal dari Wilayah
Sungai (WS) Lunang – Tarusan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang hari.
Sistem jaringan sumberdaya air terdiri dari; sistem jaringan sungai (22 Sungai),
sistem jaringan irigasi ( 278 buah dengan luas 58.849,5 Ha), sistem jaringan air
baku (12 kecamatan), sistem pengendalian banjir (sepanjang aliran sungai), dan
sistem pengamanan pantai (sepanjang garis pantai).
Kondisi Hidrologi di daerah ini terdiri dari 22 sungai besar dan sungai
kecil yang merupakan bagian dari sistem jaringan sungai yang dipengaruhi oleh
kondisi topografi dan struktur fisiografi terpapar dari timur ke barat. Seluruh
sungai yang berada di daerah ini hulunya berada di Kabupaten Solok Selatan dan
kawasan Hutan Suaka Alam Wisata (HSAW) serta Taman Nasional Kerinci
Seblat (TNKS) yang debit rata-rata 29,696 M3/dt (tahun 2008) dengan luas
6.232,02 km2. Selanjutnya potensi air tanah terdiri dari air tanah yang mengalir di
dasar sungai sebagai “base flow” dan air tanah yang saat ini dieksploitasi melalui
sumur pompa PDAM, swasta dan Proyek Pengembangan Air Tanah. Potensi air
tanah yang mengalir sebagai “base flow” sebesar ± 9.420,44 juta M3.
f. Rencana Sistem Prasarana Lingkungan
Prasarana lingkungan digunakan antar wilayah melalui berbagai
mekanisme kerjasama. Pengembangan sistem prasarana lingkungan sebagai upaya
bersama dalam menghadapi dampak lingkungan, maka perlu di kembangkan
lokasi yang digunakan bersama antar kecamatan dalam pengelolaan yang
berwawasan lingkungan. Prasarana lingkungan terdiri atas; rencana sistim
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 24

jaringan persampahan dan sistim pengelolaan air limbah; rencana sistim


Penyediaan Air Minum (SPAM), Rencana sistim jaringan Evakuasi Bencana.
Lokasi pengembangan TPA terpadu harus didasari oleh kesepakatan dan
kerjasama antar wilayah, dan dalam pelaksanaannya berpedoman kepada Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang persampahan. Sistem prasarana
lingkungan sebagaimana yang dimaksud di atas ditetapkan dengan kriteria
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan dinamika pembangunan di Kabupaten Pesisir Selatan, berupa
disusunnya rencana sektoral seperti Master Plan Pengelolaan Sampah, RISPAM
dan Rencana Penanganan Bencana, maka rencana pengembangan sistim prasarana
lingkungan perlu disesuaikan dengan mengadopsi rencana-renacana tersebut.

B. Rencana Pola Ruang


a. Rencana Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan. Pengelolaan kawasan lindung secara baik dan benar, dapat
megurangi tingkat bahaya bencana alam yang ditimbulkan seperti banjir, longsor,
kekeringan, dan sebagainya. Selain bencana alam kerusakan kawasan lindung juga
menimbulkan bencana sosial akibat hilangnya aset hidup yang seharusnya
diperoleh masyarakat.
Sesuai Peraturan Menteri ATR No 01 Tahun 2018 tentang pedoman
penyusunan RTRW Provinsi dan Kabupaten/kota maka rencana kawasan lindung
di Kabupaten Pesisir Selatan hingga tahun 2030 dapat diidentifikasikan menjadi
(1) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang
meliputi, kawasan hutan lindung yang ditetapkan pemerintah melalui surat
keputusan menteri yang berwenang di bidang kehutanan, kawasan lindung
gambut, dan kawasan resapan air. (2) Kawasan perlindungan setempat yang
meliputi, kawasan Sempadan Pantai, Kawasan Sempadan Sungai, dan Ruang
Terbuka Hijau. (3) Kawasan Konservasi yang meliputi, Kawasan suaka alam,
Kawasan pelestarian alam, dan Kawasan konservasi di wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil. (4) Kawasan lindung geologi berupa kawasan sempadan mata air,
(5) Kawasan rawan bencana yang tingkat kerawanan dan probabilitasnya ancaman
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 25

atau dampak yang palinh tinggi, meliputi, Kawasan Rawan Bencana Gerakan
Tanah termasuk tanah longsor dan Sempadan patahan aktif pada kawasan rawan
bencana gempa bumi, (6) Kawasan Cagar Budaya, (7) Kawasan ekosistem
mangrove.
b. Rencana Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia dan sumber daya buatan. Penetapan kawasan budidaya
dimaksudkan untuk memudahkan pengelolaan, dan pemantauan kegiatan
termasuk penyediaan prasarana dan sarana maupun penanganan dampak
lingkungan akibat kegiatan budidaya. Penetapan kawasan budidaya hingga tahun
2030 didasarkan pada Peraturan Menteri ATR Nomor 01 Tahun 2018 tentang
pedoman penyusunan RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota dan hasil kesepakatan
antar wilayah pada Ditjen Penataan Ruang yang menyangkut klasifikasi
pemanfaatan ruang kabupaten. Luas keseluruhan kawasan budidaya mencapai
lebih kurang seluas 288.143 Ha atau 47,63% (direncanakan sampai tahun 2030)
dari luas wilayah administrasi, yang meliputi :
i. Kawasan hutan produksi yang meliputi :
a) Kawasan hutan produksi terbatas
b) Kawasan hutan produksi tetap
c) Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi
ii. Kawasan hutan rakyat;
iii. Kawasan pertanian yang meliputi :
a) Kawasan tanaman pangan
b) Kawasan hortikultura
c) Kawasna perkebunan
d) Kawasan peternakan
iv. Kawasan perikanan;
a) Kawasan perikanan Tangkap
b) Kawasan perikanan budidaya
v. Kawasan pertambangan dan energi yang meliputi :
a) Kawasan pertambangan mineral
b) Kawasan pertambangan mineral bukan logam
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 26

c) Kawasan pertambangan batubara


vi. Kawasan industri;
vii. Kawasan pariwisata;
viii. Kawasan permukiman yang meliputi :
a) Kawasan Permukiman Perkotaan
b) Kawasan Permukiman Perdesaan
ix. Kawasan pertahanan dan keamanan

4.2.7. Telaah Isu Strategis berdasarkan RPJPD Pesisir Selatan


Visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Pesisir Selatan adalah:
“Pesisir Selatan Daerah Maju, Sejahtera Dengan Basis Ekonomi Pangan dan
Pariwisata”. Upaya untuk mencapai visi tersebut diwujudkan menjadi lima misi
pembangunan jangka panjang yaitu:
a. Mewujudkan kepemerintahan yang baik dan bersih yang berorientasi
pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
b. Mengembangkan dan memperkuat industri pangan berbasis keunggulan
lokal yang dalam perkembangannya bersinergi dengan pertumbuhan
pariwisata daerah.
c. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan berkualitas dalam
rangka membangun sumberdaya insani yang memiliki daya saing tinggi
d. Mengembangkan nilai-nilai agama, adat dan budaya dalam kehidupan
bermasyarakat.
e. Pengendalian bencana dan mempertahankan kelestarian lingkungan.

4.2.8. Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten


Pesisir Selatan
Berdasarkan hasil telaah, terdapat 10 (sepuluh) Isu Strategis Jangka
Menengah Kabupaten Pesisir Selatan. Sebagian dari isu tersebut saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Oleh sebab itu, jika satu isu bisa ditangani
dengan baik, maka isu lainnya secara otomatis bisa diatasi dengan baik pula.
Namun, jika penaganan satu isu tidak optimal, maka isu yang lain akan semakin
memberatkan proses pembangunan. Secara ringkas isu strategis kabupaten
Pesisir Selatan untuk lima tahun kedepan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 27

1. Meningkatkan penataan dan kualitas penyelenggaraan pemerintah


serta pelayanan publik.
Salah satu indikator dari tata kelola pemerintahan yang baik adalah
akuntabilitas. Akuntabilitas pemerintah daerah dapat dilihat dari nilai SAKIP dan
LPPD. Secara berturut-turut selama tiga tahun terakhir, kabupaten Pesisir Selatan
mencapai nilai SAKIP sebesar B. Sehingga, target nilai SAKIP sebesar BB pada
tahun 2019 belum tercapai. Kedepannya, pemerintah perlu berupaya lebih keras
dalam meningkatkan akuntabilitasnya. Untuk meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi perlu didukung oleh penggunaan teknologi secara optimal. Perlu
peningkatan penggunaan teknologi informasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan (e-goverment). Dengan penyelenggaraan e-goverment maka pihak-
pihak berkepentingan akan dapat memanfaatkan informasi dan layanan
pemerintah dengan mudah, murah, cepat dan transparan. Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan pemerintah akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan.
2. Pemenuhan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan dasar
Semangat otonomi daerah tidak hanya dimaknai dengan peningkatan
kewenangan daerah dalam mengatur pemerintahannya namun juga terkandung di
dalamnya semangat peningkatan layanan terhadap masyrakat. Oleh karena itu
pemerintah kabupaten pesisir selatan berkomitmen untuk lebih meningkatkan
akses dan mutu pelayanan dasar bagi masyarakat guna terpenuhinya standar
pelayanan minimum terutama terkait urusan pemerintahan wajib pelayanan dasar
yaitu pelayanan Urusan Pendidikan, Urusan Kesehatan, Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman, Ketentraman dan Ketertiban
Umum serta Sosial. Untuk memberi nilai tambah lebih bagi masyarakat,
komitmen pemenuhan layanan juga mencakup terhadap hak-hak sipil masyarakat
khususnya terkait dokumen kependudukan dan pencatan sipil.
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Pembangunan manusia merupakan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan daerah. Pembangunan manusia di Pesisir Selatan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tercermin dari
tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 28

Selama lima tahun terakhir masih terdapat beberapa masalah dalam upaya
peningkatan sumber daya manusia. Di bidang pendidikan terlihat bahwa angka
partisipasi sekolah cenderung menurun untuk jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Selain itu, juga terjadi kenaikan yang cukup tajam pada
angka putus sekolah pada tahun 2019. Permasalahan lain seperti ketersedian
infrastruktur pendidikan dan kualitas pembelajaran masih menjadi isu utama
di bidang pendidikan.
Pada sisi kesehatan, peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan
melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara holistik dan menyeluruh.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk menekan angka kematian, angka
keseakitan, penderita gizi buruk, stunting, dan meningkatan kualitas kesehatan
masyarakat secara umum.
Pembangunan manusia di Kabupaten Pesisir Selatan akan diarahkan
kepada penumbuhan SDM yang memiliki kompetensi, berkarakter, kreatif,
inovatif, sehat lahir dan batin serta mampu beradaptasi dengan masyarakat global.
Untuk itu, peran dari sektor pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan menjadi
sangat strategis.
4. Meningkatkan kemandirian ekonomi daerah
Kabupaten Pesisir Selatan sedang mengalami gejala deindustrialisasi.
Hal ini tercermin dari menurunnya kontribusi dan pertumbuhan sektor industri
pengolahan selama lima tahun terakhir. Kondisi ini merupakan tantangan utama
bagi kabupaten Pesisir Selatan kedepannya. Untuk mengantisipasi masalah ini,
pemerintah harus berupaya keras dalam menata kembali sektor industri
manufaktur dan menemukan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang
potensial.
Seiring dengan hal diatas, RPJMD tahun 2021 – 2025 merupakan tahap
akhir dari pelaksanaan RPJPD Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2005 – 2025.
Pada tahap ini pemerintah diharapkan untuk mempersiapkan pembangunan
industri pangan dengan berbasis sumber daya lokal yang berdaya saing nasional.
Jika hal ini terwujud, maka diharapkan sektor industri khususnya industri pangan
akan kembali menjadi motor penggerak ekonomi Pesisir Selatan.
Selain pembenahan sektor industri, sektor pariwisata bisa dijadikan
sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Seiring dengan meningkatnya
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 29

pendapatan masyarakat, maka sektor pariwisata sangat berpotensi untuk


dikembangkan di Pesisir Selatan. Pengembangan sektor pariwisata dapat diiringi
dengan pegembangan ekonomi kreatif. Sehingga, multiplier effect akan semakin
besar, dimana perekonomian akan meningkat, pendapatan masyarakat juga
meningkat, meningkatkan daya beli masyarakat yang selanjutnya dapat
meningkatkan kesejahteraan dan standar hidup.
5. Meningkatkan penataan dan penyediaan infrastruktur daerah
Penataan dan penyediaan infrastruktur baik infrastruktur fisik maupun
infrastruktur sosial merupakan aspek utama dalam peningkatan dan pemerataan
pembangunan. Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan kebutuhan
yang utama untuk menggerakkan roda perekonomian. Penyediaan infrastruktur
fisik seperti jalan, jembatan, sarana air bersih, drainase dan pengolahan limbah
sangat penting sebagai penunjang perekonomian. Penyediaan Infrastruktur sosial
seperti prasarana pelayanan sosial juga sangat penting dalam upaya penurunan
kemiskinan.
6. Meningkatan pengamalan agama dan nilai-nilai kearifan lokal
Perubahan sikap mental dan budaya masyarakat, revitalisasi kelembagaan
agama dan kelembagaan sosial kemasyarakatn sesuai nilai-nilai agama, adat,
budaya akan dapat dicapai melalui peningkatan pemahaman dan pengamalan
nilai-nilai kearifan lokal.Hal ini sangat penting dalam mencegah merebaknya
kenakalan remaja, penyakit masyarakat dan penyalahgunaan narkotika terutama
dikalangan generasi muda sebagai penerus bangsa.
7. Penurunan angka kemiskinan
Selain kualitas sumber daya manusia, keberhasilan pembangunan manusia
juga tercermin dari standar hidup layak. Salah satu indikator standar hidup layak
adalah pendapatan atau pengeluaraan perkapita. Pemerintah menetapkan standar
tertentu yang dapat menentukan apakah penduduk telah menikmati standar hidup
layak atau belum.
Penduduk yang pendaatan atau pengeluarannya dibawah standar yang
ditetapkan disebut dengan miskin. Tingkat kemiskinan di Pesisir Selatan termasuk
yang tertinggi dibandingkkan kabupaten/kota lai di Sumatera Barat.
Tingkat kemiskinan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2017 merupakan keempat
tertinggi setelah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Solok, Kabupaten
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 30

Padang Pariaman. Selain itu, laju penurunan tingkat kemiskinan di Pesisir Selatan
juga mengalami perlambatan setiap tahunnya.
8. Mitigasi dan penanggulangan bencana
Kabupaten Pesisir Selatan sangat rawan terhadap berbagai bencana,
sehingga kondisi ini berpotensi menghambat atau menganggu percepatan
pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat karena secara psikologis
akan memberikan sentimen negatif terhadap investasi. Untuk mengantisipasi
hambatan tersebut perlu perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat terhadap
upaya-upaya mitigasi dan manajemen kebencanaan. Upaya mitigasi dan
manajemen bencana lebih berfokus pada penyiapan seluruh stakeholder untuk
selalu siaga dan tanggap terhadap bencana disamping juga penguatan terhadap
upaya-upaya tangap darurat serta pemulihan dan rekonstruksi pasca bencana.
9. Pengarusutamaan gender
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan pada
tahun 2015 sebesar 8,77 persen dan menurun secara signifikan hingga 6,7 persen
pada tahun 2019. IPG Pesisir Selatan juga turun dari 94,98 pada tahun 2017
menjadi 94,62 pada tahun 2018. Artinya, capaian perempuan di Pesisir Selatan
menurun dibandingkan capaian laki-laki. Oleh sebab itu, diperlukan program baru
dari pemerintah dalam meningkatkan kesetaraan gender di Pesisir Selatan.
10. Peningkatan kualitas lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan
Isu pemanasan global seolah menyadarkan kita bahwa pembangunan yang
kita lakukan hendaknya memperhatikan proses keberlanjutan sumber daya alam
dan lingkungan. Untuk keperluan pembangunan kita terus mengeksploitasi
sumber daya alam dengan membabi buta dan abai akan keberlangsungan hidup
anak cucu di masa yang akan datang.
Karena itu, tak ada jalan lain yang harus ditempuh kecuali dengan menerapkan
konsep pembangunan berkelanjutan dalam setiap aktifitas yang kita lakukan
sehingga kelestarian lingkungan hidup dapat terus dipelihara. Pemeliharaan
kualitas lingkungan hidup harus menjadi isu utama dalam pembangunan agar
pembangunan yang dilaksanakan berbasis daya dukung dan daya tampung.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 31

A. Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa pelaksanaan kegiatan dan diperoleh hasil:
I. Rapat Pembahasan Data Penyusunan Dokumen RPJMD
Teknokratik:
 Masing-masing OPD membawa Data terkait berdasarkan form data
sesuai indikator Permendagri 86 Tahun 2016
 Dilakukan klarifikasi rasionalitas dan validasi data OPD tersebut
 OPD memperbaiki data yang kurang dan disampaikan ke Tim
penyusun sesuai jadwal yang ditentukan.
II. Pengumpulan, pengcroscekan atas validasi data, pengelompokan
serta pendistribusian data ke Tim Penyusun:
 Merekap semua data yang disampaikan OPD berdasarkan
penyempurnaan hasil rapat validasi data
 Mengelompokan data yang sudah valid dan mendistribusikan ke
masing-masing Tim Penyusun sesuai dengan Tupoksi
 Menyempurnakan kekurangan data hasil croscek masing-masing
Tim Penyusun
III. Rapat Persiapan Tim Penulisan RPJMD Teknokratik
 Persamaan Persepsi Mekanisme dan Tata Cara Penulisan RPJMD
Teknokratik
 Pembagian Tugas Tim Penyusun RPJMD Teknokratik
 Penyampaian Time Schedule Penyusunan.
IV. Rapat Penyampaian Perkembangan Penyusunan Rancangan
Teknokratik RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026
oleh Tim Penyusun
 Data aspek daya saing disertai dengan data pembanding dari luar/
wilayah tetangga.
 Data Keuangan terkait Neraca Tahun 2019 yang dapat ditampilkan
adalah data belum audit, karena data hasil audit baru selsai skitar
bulan Juni.
 Data BPS merupakan sumber data utama, dan diluar itu dapat
digunakan data dari OPD.
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 32

 Tim Penyusun sudah menyampaikan tulisannya ke


masing-masing koordinator paling lambat hari selasa tanggal
10 Maret tahun 2020.
 Pertemuan dengan Tim Ahli direncanakan hari Kamis,
12 Maret tahun 2020.
 Pada peretemuan dengan tenaga ahli diharapkan masing-masing Tim
Penyusun menyampaikan masukan terkait dengan kedalaman analisa
data per urusan yang diampuh.
 Surat ke Dinas Capil/ Dinas Pendidikan tentang permintaan Data
Penduduk yang Lulusan D3 sampai S3.
 Kekurangan/ keraguan tentang data OPD, masing-masing tim penyusun
dapat mengklarifikasi langsung ke OPD terkait.
 Data yang diacu, sebaiknya data terakhir yang dikirim oleh
OPD terkait

V. Rapat Penyampaian Perkembangan Penyusunan Rancangan


Teknokratik RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026
oleh Tim Ahli dan Tim Penyusun
 Tim Ahli Menyampaikan Hasil Analisa terhadap data-data yang ada
pada BAB Gambaran Umum, Merumuskan Permasalahan dan isu
strategis.
 Indikator pembangunan terbagi 2; indikator ekonomi daerah
(struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi, tingkat kemakmuran
ekonomi daerah, ICOR), Indikator kesejahteraan sosial
(IPM, Gini Ratio, Tingkat Kemiskinan dan Tingkat Pengangguran)
 Isu strategis harus mempertimbangkan: isu global dan regional,
nasional dan provinsi, RTRW, TPB dan isu lain yang relevan
 Masih ada beberapa kekurangan data yang belum di publish oleh BPS.
 Integrasi Roadmap SIDA Ke dalam RPJMD
 Perkembangan Regulasi harus diperhatikan dalam penulisan
teknokratik RPJMD
 Perlu di susun KLHS tentang TPB
 Isu Strategis daerah : Kekurangan lahan untuk pembangunan
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 33

 Kabupaten Pesisir Selatan memiliki potensi Ekonomi yang baik


di Sumatera Barat namun perlu dikelolah dengan baik.
 Diharapkan ke Tim Ahli membantu merumuskan akar permasalahan
sesuai dengan kondisi daerah yang sesungguhnya
 Singkronisai dan Perbandingan antar indikator harus dianalisas
faktor-faktor penyebab dari masing-masing indikator tersebut
VI. Rapat Pembahasan Draft Dokumen Teknokratik RPJMD
 Data yang disajikan Pada BAB II harus dijelaskan maknanya secara
detail, sehingga dapat dipahami dan menggambarkan permasalahan
dan isu strategis di Bab berikutnya (BAB IV).
 Penjelasan Data tersebut menggambarkan beberapa hal : apa maksud
data tersebut, bagaimana capaian data tersebut, berapa capaian
seharusnya, dan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai target tersebut serta penjelasan lain yang menjelaskan
data tersebut
 Konfirmasi data-data yang kurang tepat ke OPD terkait atau sumber
lainnya seperti ; data potensi durian, kopi, dan lainnya
 Pada BAB II, tambahkan data-data capaian strategis daerah/ prestasi
daerah misal ; Jumlah pembangunan RTLH, serta Data prestasi
pembangunan daerah lainnya
 Pada BAB II data sektor potensi daerah yang belum ada, supaya di
tambahkan seperti ; potensi perikanan, dan sektor lainnya
 BAB III, gambaran keuangan daerah dijabarkan secara rinci dengan
menjelasakan secara detail : kondisi keuangan, kondisi ideal yang
ingin dicapai, bagaimana cara memanfaatan anggaran secara efesiensi
dan efektif, serta bagaimana langkah-langkah untuk meningkatkan
keuangan daerah dan penjelasan lain
 BAB IV, Permasalahan pembangunan dan isu strategis lebih
dijelasakan secara detail berdasarkan Gambaran Umum Daerah dan
kondisi keuangan daerah
 Tim Penyusun Menyempurnakan Penulisannya dengan mekanisme ;
melengkapi hasi penulisan Tim Penyusun sesuai dengan petunjuk
poin-point di atas
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 34

BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan Kegiatan


Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 :
1. Ketersediaan data OPD belum maksimal dan akurat, sehingga validasi data
belum optimal
2. kedepannya sistem pengolahan data harus lebih baik, sehingga
ketersediaan data valid lebih optimum
3. kualitas dokumen perencanaan tergantung ketersediaan dan validasi data
4. keseriusan dan keterlibatan OPD dalam menyediakan data yang valid
sangat dioptimumkan ke depannya
5. penyusun dokumen perencanaan harus melibatkan seluruh Stakeholder
terkait, agar semua permasalahan dan prioritas pembangunan dapat
dihimpun
6. Dokumen Teknokratik RPJMD akan menjadi dasar untuk menyusun
dokumen RPJMD Tahun 2021-2026

1.2 SARAN

Selama pelaksanaan kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD


Tahun 2021-2026 ada beberapa hal yang perlu disarankan:
1. Melengkapi kekurangan data yang ada di Dokumen Teknokratik RPJMD
pada saat penyusunan RPJMD.
2. Mempedomani KLHS RPJMD terhadap yang belum optimal pada
Dokumen Teknokratik RPJMD
3. Mengoptimalkan keterlibatan Stakeholder terkait dalam Penyusunan
Dokumen RPJMD Tahun 2021-2026
4. Mengoptimalkan analisa dan proyeksi data, sesuai dengan kondisi daerah
saat ini
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 35

LAMPIRAN DAN DOKUMENTASI


Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 36

LAMPIRAN I
DOKUMENTASI KEGIATAN

Foto Kegiatan : Rapat Persiapan Tim Penulisan RPJMD Teknokratik

Foto Kegiatan : Rapat Persiapan Tim Penulisan RPJMD Teknokratik


Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 37

Foto Kegiatan : Rapat Pembahasan Data Penyusunan Dokumen RPJMD Teknokratik

Foto Kegiatan : Rapat Pembahasan Data Penyusunan Dokumen RPJMD Teknokratik


Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 38

Foto Kegiatan : Rapat Penyampaian Perkembangan Penyusunan Rancangan Teknokratik


RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026 oleh Tim Penyusun

Foto Kegiatan : Rapat Penyampaian Perkembangan Penyusunan Rancangan Teknokratik


RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026 oleh Tim Penyusun
Laporan Kegiatan Penyusunan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2021-2026 39

Foto Kegiatan : Rapat Pembahasan Draft Dokumen Teknokratik RPJMD

Foto Kegiatan : Rapat Evaluasi Draft Dokumen Teknokratik RPJMD

Anda mungkin juga menyukai