Anda di halaman 1dari 9

JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA

Volume 6, Nomor 3, Juli 2022, Page 1459-1467


ISSN 2614-5278 (media cetak), ISSN 2548-8368 (media online)
Available Online at https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/mib
DOI: 10.30865/mib.v6i3.4344

Analisis Tingkat Kematangan Smart City Kabupaten Lombok Utara


Menggunakan COBIT 2019
Ari Panen Haster*, Kristoko Dwi Hartomo
Fakultas Teknologi Informasi, Program Studi Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia
Email: 1682018186@student.uksw.edu, 2kristoko@uksw.edu
Email Penulis Korespondensi: 682018186@student.uksw.edu
Abstrak-Program smart city Nasional Indonesia mengadopsi 6 dimensi utama smart city yaitu Governance, Branding,
Economy, Living, Society, Dan Environment. Pemerintah Kabupaten Lombok Utara turut mengembangkan konsep smart city
daerah pada tahun 2021 yang tercantum dalam RPJMD tahun 2021-2026. Hasil penelitian capability level terhadap dimensi
smart city dan domain proses menunjukkan bahwa terdapat 3 dimensi yang masih jauh dari target yang diharapkan, yaitu Smart
Branding, Smart Economy Dan Smart Environment, serta terdapat 3 dimensi yang sudah mendekati dari target pencapaian
yaitu Smart Governance, Smart Living, dan Smart Society. Sementara analisis terhadap 9 domain proses COBIT 2019
menunjukkan terdapat 3 domain proses yang belum terkelola yaitu: APO03, APO12 dan DSS04, 4 domain proses sudah
terdefinisi dan berjalan dengan baik yaitu: APO07, APO12, APO14, dan BAI01, serta 3 domain proses yang sudah terkelola
dan telah mencapai target yang diharapkan yaitu: APO07, APO14, dan BAI01. Nilai rata-rata GAP dari analisis dimensi smart
city dan domain proses COBIT 2019 masing-masing 1,7 dan 1,3.
Kata Kunci: Smart City; COBIT 2019; Capability Level; Kabupaten Lombok Utara; Domain Process
Abstract-Indonesia's national smart city program adopts 6 main dimensions of smart cities, namely Governance, Branding,
Economy, Living, Society, and Environment. The North Lombok Regency Government also developed the regional smart city
concept in 2021 which is stated in the 2021-2026 RPJMD. The results of capability level research on smart city dimensions
and process domains show that there are 3 dimensions that are still far from the expected target, namely Smart Branding, Smart
Economy and Smart Environment, and there are 3 dimensions that are close to the achievement target, namely Smart
Governance, Smart Living, and Smart Society. While the analysis of the 9 COBIT 2019 process domains shows that there are
3 process domains that have not been managed, namely: APO03, APO12 dan DSS04, 4 process domains have been defined
and are running well, namely: APO07, APO12, APO14, and BAI01, and 3 process domains that have been managed and have
achieved the expected targets, namely: APO07, APO14, and BAI01. The average GAP value of the analysis of smart city
dimensions and COBIT 2019 process domains is 1.7 and 1.3, respectively.
Keywords: Smart City; COBIT 2019; Capability Level; North Lombok Regency; Domain Process

1. PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan teknologi informasi, membawa perubahan yang cukup signifikan bagi perkembangan
dunia. Tidak heran jika banyak perusahaan atau instansi mengadopsi teknologi informasi untuk meningkatkan
efisiensi proses bisnis dan daya saing dengan perusahaan atau instansi lain [1]. Seiring dengan berjalannya waktu,
TI diadopsi di wilayah perkotaan untuk menciptakan kota yang berbasis pintar (smart city) agar pengelolaan kota
menjadi lebih modern. Program smart city Indonesia pertama kali diluncurkan pada tahun 2017 dengan
mengadopsi 6 dimensi utama smart city yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living,
Smart Society, Dan Smart Environment [2][3][4]. Program smart city Nasional Indonesia diluncurkan melalui
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI) yang dinamakan “Gerakan
Menuju 100 Smart City Nasional” [2][5][6]. Program ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan kota-kota yang
yang ada di Indonesia seperti masalah kemiskinan, kemacetan, kesehatan, kriminalitas, kesenjangan sosial,
kesenjangan ekonomi, berkurangnya sumber daya alam, polusi, pertumbuhan penduduk, dan sebagainya [7][8][9].
Isu terkait pembangunan smart city Indonesia direspon baik oleh Pemerintahan Daerah di Indonesia dengan
berlomba-lomba membangun program smart city daerah [5]. Saat ini terdapat beberapa kota di Indonesia yang
sudah menerapkan konsep kota pintar diantaranya Kota Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Medan dan
Makassar [10]. Kota-kota tersebut sudah menerapkan sistem pengelolaan kota yang terintegrasi dengan
menggunakan teknologi digital untuk mendorong mempermudah pengelolaan kota.
Menanggapi program pemerintah tentang pembangunan smart city Nasional, Pemerintah Kabupaten
Lombok Utara sebagai salah satu Kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) turut
ambil bagian dalam program smart city dengan membangun smart city daerah. Kabupaten Lombok Utara mulai
membangun konsep smart city pada tahun 2021 setelah diterbitkannya Keputusan Bupati Lombok Utara Nomor
244/021/Diskominfo/2021 Tentang Pembentukan Dewan Smart City Kabupaten Lombok Utara Tahun 2021 dan
Keputusan Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 69/022/Diskominfo/2021 Tentang Pembentukan
Tim Pelaksana Smart City Kabupaten Lombok Utara tahun 2021. Program smart city Lombok Utara dibangun
untuk meningkatkan daya saing dengan kota-kota yang ada di Indonesia dan menciptakan tempat layak huni
sebagaimana yang diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Utara melalui Visi dan Misi Kabupaten
Lombok Utara. Visi dan Misi Lombok Utara dirumuskan ke dalam RPJMD (Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Daerah) Pemerintah Kabupaten Lombok Utara tahun 2021-2026 untuk mengetahui tujuan yang akan
dicapai. Adapun Visi Kabupaten Lombok Utara sesuai RPJMD adalah Lombok Utara adalah “Bangkit Menuju

Ari Panen Haster, Copyright © 2022, MIB, Page 1459


Submitted: 21/06/2022; Accepted: 12/07/2022; Published: 25/07/2022
JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA
Volume 6, Nomor 3, Juli 2022, Page 1459-1467
ISSN 2614-5278 (media cetak), ISSN 2548-8368 (media online)
Available Online at https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/mib
DOI: 10.30865/mib.v6i3.4344
Kabupaten yang Inovatif, Sejahtera dan Religius”. Sedangkan Misi Kabupaten Lombok Utara yaitu: Mewujudkan
Pemerintahan yang Efektif, Bersih, Aspiratif dan Transparan melalui percepatan reformasi Birokrasi,
Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat yang Berbudaya dan Religius, Meningkatkan Kualitas Dan Pemerataan
Pembangunan Infrastruktur Dengan Tetap Memperhatikan Kelestariaan Lingkungan Dan Ketangguhan Terhadap
Bencana dan Meningkatkan Perekonomian Daerah Berbasis IPTEK Dan Kearifan Lokal Serta Menciptakan Iklim
Investasi Yang Kondusif untuk Pengembangan Usaha Dan Ketersediaan Lapangan Kerja. Visi dan Misi tersebut
dijabarkan kedalam 6 dimensi smart city untuk menjawab tantangan masa depan dan menciptakan wilayah
Lombok Utara sebagai wilayah yang lebih modern.
Berhasil atau tidaknya program smart city bergantung pada tingkat kesiapan yang dilakukan, terlebih
pada daerah yang baru menerapkan konsep smart city. Keberhasilan program smart city suatu daerah atau kota
dapat diukur dari tata kelola dan manajemen tingkat kesiapan yang tinggi dan pencapaian dimensi smart city yang
signifikan [6][11]. Tata kelola dan menejemen tersebut digunakan untuk mengendalikan masalah terkait biaya
operasional TI, sumber daya, dan layanan yang tidak terkontrol [12][13][14]. Untuk menentukan tingkat kesiapan
program smart city daerah dilakukan analisis terhadap 3 faktor utama yaitu struktur, infrastruktur, dan
suprastruktur. Struktur berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki, infrastruktur berkaitan dengan komponen
bangunan fisik dan digital, sedangkan suprastruktur berkaitan dengan badan hukum yang menaungi
kerberlangsungan program smart city. Tiga faktor tersebut adalah syarat utama yang harus dipenuhi untuk
membangun konsep smart city daerah. Keberhasilan dimensi smart city diukur berdasarkan indikator penilaian
yang terdapat pada masing-masing dimensi smart city. Kabupaten Lombok Utara sebagai salah satu Kabupaten di
Indonesia yang baru mengimplementasikan program tersebut perlu memiliki kesiapan yang optimal agar program
tersebut berjalan dengan baik. Untuk melihat keberhasilan pada program smart city Kabupaten Lombok Utara
dibutuhkan penilaian pada tingkat kematangan terhadap program smart city yang telah dibangun.
Penelitian terkait tentang analisis kesiapan program smart city suatu daerah dilakukan oleh Billie E Bitjoli
at all (2021) menunjukkan secara faktor e-readines kota Manado telah siap dalam menerapkan smart city, namun
SDM belum cukup untuk mendorong program tersebut. Adapun nilai rata-rata yang diperoleh terhadap 29
indikator yang dianalisis adalah 2,45 [10]. Sementara analisis yang dilakukan oleh Hoiriyah dan Yuri Efeni (2019)
terhadap kesiapan smart city Kabupaten Pemekasan menunjukkan nilai yang cukup signifikan, yaitu 91% untuk
DISKOMINFO dan 80% untuk DISPENDUKCAPIL sebagai OPD utama dalam menjalankan program smart city
Kabupaten Pemekasan. Sedangkan analisis terhadap Dinas Lingkungan Hidup hanya memberikan kontribusi
sebesar 50% yang artinya masih butuh perhatian khusus untuk terus ditingkatkan [15]. Penelitian lain yang juga
berkaitan dengan topik analisis smart city adalah penelitian yang dilakukan oleh Inayatul dan Avinanta Tarigan
(2017), analisis yang dilakukan terhadap kesiapan smart city Kota Banjarmasin menggunakan faktor enabler
menunjukkan bahwa faktor TIK dan manusia sudah siap, namun faktor tata kelola masih sangat kurang karena
capaian faktor tata kelola masih minim [16]. Sedangkan Penelitian I Gede Wyana L at. All (2019) yang
menganalisis program smart city Kabupaten Kendal menyatakan bahwa Kabupaten Kendal belum siap dalam
mengimplementasikan konsep smart city. Analisis tata kelola eksisting juga menunjukkan persiapan terhadap
faktor enabler (Faktor SDM dan Infrastruktur) perlu dibenahi kembali [2].
Pada penelitian ini, penulis ingin menganalisis tingkat kesiapan program smart city Kabupaten Lombok
Utara berdasarkan tingkat kapabilitas (capability level) menggunakan framework COBIT 2019. Adapun faktor
yang menjadi acuan penilaian adalah faktor utama kesiapan smart city dan dimensi smart city. Hasil yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah nilai tingkat kematangan dan kesenjangan (GAP) program smart city Lombok
Utara yang diukur berdasarkan nilai capability level COBIT 2019.

2. METODE PENELITIAN
2.1 COBIT 2019
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah COBIT 2019. COBIT (Control Objectives for
Information and Related Technology) merupakan kerangka kerja yang diterbitkan oleh ISACA (Information
Systems Audit and Control Association) untuk tata kelola dan manajemen informasi dan teknologi bagi sebuah
perusahaan maupun instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta. Sedangkan COBIT 2019 merupakan hasil
rancangan kerangka kerja terbaru oleh ISACA yang diterbitkan pada 2018 yang bertujuan untuk merumuskan
strategi TI dan proses bisnis, serta dapat mengukur kapabilitas tata kelola dan manajemen TI agar menjadi lebih
optimal [11].
COBIT 2019 terdiri atas 5 domain proses, dimana satu domain proses berkaitan dengan tujuan tata kelola
yakni Evaluate, Direct and Monitor (EDM) dan empat domain proses lainnya termasuk dalam tujuan manajemen
yakni Align, Plan and Organize (APO), Build, Acquire and Implement (BAI), Deliver, Service and Support (DSS),
dan MEA (Monitor, Evaluate and Assess) (MEA) [17][18][19]. Berikut merupakan penjelasan mengenai domain
proses COBIT 2019.
1) Evaluate, Direct and Monitor (EDM), domain ini berkaitan dengan tinjauan terhadap tata kelola proses
bisnis/program yang sedang berjalan sebagai langkah awal untuk mengoptimasi risiko dan sumberdaya.

Ari Panen Haster, Copyright © 2022, MIB, Page 1460


Submitted: 21/06/2022; Accepted: 12/07/2022; Published: 25/07/2022
JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA
Volume 6, Nomor 3, Juli 2022, Page 1459-1467
ISSN 2614-5278 (media cetak), ISSN 2548-8368 (media online)
Available Online at https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/mib
DOI: 10.30865/mib.v6i3.4344
2) Align, Plan and Organize (APO), domain ini berisi tentang pengelolaan terhadap organisasi dan infrastruktur
TI. Pada domain APO akan menyediakan panduan solusi dan layanan yang akan dilakukan pada domain BAI
serta dapat memberikan dukungan terhadap domain DSS.
3) Build, Acquire and Implement (BAI), domain ini akan menyediakan solusi dan memberikan sebuah layanan
TI.
4) Deliver, Service and Support (DSS), domain DSS bertujuan untuk mengelola solusi dan layanan operasional.
5) MEA (Monitor, Evaluate and Assess) (MEA), pada domain ini semua proses yang berjalan dipastikan sudah
sesuai arahan. Domain ini meliputi manajemen performa, pengawasan terhadap pengendalian internal,
kepatuhan terhadap peraturan dan tata Kelola [17][18].
2.2 Tahap Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Pada metode ini, data
yang diperoleh dari hasil literatur dan sumber informasi akan diolah menjadi nilai untuk menentukan level/tingkat
kematangan Kabupaten Lombok Utara dalam membangun konsep smart city. Adapun tahapan penelitian yang
dilakukan selama penelitian tercantum dalam Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Penelitian


Gambar 1 menunjukkan tahapan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi masalah untuk menentukan
topik dan judul penelitian. Tapahan kedua mengumpulkan data sesuai hasil identifikasi masalah, tahapan ketiga
berisi tentang analisis data-data dari hasil literatur untuk menentukan dimensi smart city dan domain process
COBIT 2019, dan terakhir memberikan rekomendasi terhadap hasil analisis program smart city Kabupaten
Lombok Utara.
2.3 Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur jurnal dan pengumpulan dokumen smart city. Dokumen
smart city yang digunakan adalah buku Masterplan Smart City nasional dan Masterplan Smart City Kabupaten
Lombok Utara. Data yang terkumpul akan diseleksi sesuai judul dan metode penelitian yang selanjutnya akan
dianalisis.
2.4 Pengolahan Data
Dokumen-dokumen studi literatur dan buku Masterplan Smart City yang diperoleh akan dianalisis untuk
mengambil data yang sesuai dengan topik pembahasan. Kemudian data tersebut dimasukkan dalam tabel dan
dijelaskan di bagian hasil penelitian. Proses pengolahan data terdiri dari analisis data, pemetaan COBIT 2019 dan
pemberian rekomendasi. Proses analisis data meliputi analisi keterkaitan RPJMD dan dimensi smart city, serta
analisis domain proses COBIT 2019. Hasil analisis data tersebut akan dinilai berdasarkan tingkat kapabilitas
(Capability Level) dan GAP (Kesenjangan). Analisis tingkat kapabilitas digunakan untuk mengukur pencapaian
Kabupaten Lombok Utara berdasarkan nilai Capability Level. Sedangkan analisis kesenjangan (GAP) merupakan
nilai selisih dari hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan [11]. tingkat kapabilitas terdiri dari level 0-5,
seperti yang tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Capability Levels [17][18]
Level Keterangan
0 Berbagai kemampuan dasar masih kurang, pendekatan untuk mengatasi tujuan tata kelola dan
manajemen tidak lengkap, dan kemungkinan belum membuat pertemuan untuk membahas beberapa
praktik proses.
1 Proses tersebut kurang lebih telah mencapai tujuannya melalui penerapan serangkaian aktivitas yang
belum lengkap sebagai awal atau intuitif—tidak terlalu terorganisir.
2 Proses telah mencapai tujuannya melalui penerapan serangkaian kegiatan dasar yang sudah lengkap,
dan menjalankan kegiatan dalam sebuah rangkaian.
3 Proses mencapai tujuannya dengan cara yang jauh lebih terorganisir menggunakan aset organisasi.
Proses biasanya didefinisikan dengan baik.
4 Proses pencapaian tujuan sudah didefinisikan dengan baik, dan kinerjanya dapat terukur (secara
kuantitatif).
5 Proses mencapai tujuannya, didefinisikan dengan baik, kinerjanya diukur untuk meningkatkan
kinerja dan perbaikan terus-menerus dilakukan.

Ari Panen Haster, Copyright © 2022, MIB, Page 1461


Submitted: 21/06/2022; Accepted: 12/07/2022; Published: 25/07/2022
JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA
Volume 6, Nomor 3, Juli 2022, Page 1459-1467
ISSN 2614-5278 (media cetak), ISSN 2548-8368 (media online)
Available Online at https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/mib
DOI: 10.30865/mib.v6i3.4344
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisi RPJMD dan Dimensi Smart City
Analisis RPJMD digunakan untuk menentukan dimensi smart city yang akan diterapkan untuk menjawab Misi
atau tujuan program Kabupaten Lombok Utara. Hasil analisis dimensi yang terdapat pada RPJMD menunjukkan
keterkaitan seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Hubungan RPJMD dan Dimensi Smart City
Misi Dimensi Smart City
Mewujudkan Pemerintahan Yang Efektif, Bersih, Aspiratif Dan Transparan Smart Governance
Melalui Percepatan Reformasi Birokrasi.
Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat yang Berbudaya dan Religius. Smart Living, Smart Society
Meningkatkan Kualitas Dan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Dengan Smart Living, Smart
Tetap Memperhatikan Kelestariaan Lingkungan Dan Ketangguhan Terhadap Environment
Bencana.
Meningkatkan Perekonomian Daerah Berbasis IPTEK Dan Kearifan Lokal Serta Smart Branding, Smart
Menciptakan Iklim Investasi Yang Kondusif untuk Pengembangan Usaha Dan Economy
Ketersediaan Lapangan Kerja.
3.2 Hasil Pemetaan
Hasil pemetaan COBIT 2019 diperoleh dari hasil analisis kebijakan dan sasaran pencapaian Kabupaten Lombok
Utara dalam mengimplementasikan konsep smart city. Hasil kebijakan yang diperoleh mengacu pada 6 dimensi
smart city yaitu smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, smart
environment. Tabel 3 merupakan hasil pemetaan smart city yang diperoleh pada Lombok Utara.
Tabel 3. Hasil Pemetaan
Domain Proses
APO03-Managed Enterprise Architecture
APO07-Managed Human Resources
APO12-Managed Risk
APO14-Managed Data
BAI01-Managed Programs
BAI02-Managed Requirements Definition
BAI09-Managed Assets
DSS04- Managed Continuity
MEA03-Managed Compliance with External Requirements
3.2.1 APO03 dan BAI02
Dokumen persyaratan yang dibutuhkan selama pengembangan program smart city Kabupaten Lombok Utara telah
dimuat dalam buku masterplan smart city daerah Kabupaten Lombok Utara. Dokumen tersebut yang akan menjadi
acuan bagi tim pelaksana, dewan smart city dan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dalam mengelola
keberlangsungan program.
3.2.2 APO07
Pengembangan kualitas SDM Lombok Utara dilakukan dengan memastikan kualitas pendidikan masyarakat
(khususnya ASN) dan memberikan pelatihan di bidang TI. Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan dengan cara
memberikan beasiswa kepada kaum angkatan kerja. Sedangkan peningkatan di bidang TI dilakukan dengan
pemerintah Kabupaten Lombok Utara melakukan kerjasama dengan mitra pemerintah Australia dalam pelatihan
dan pengembangan organisasi perangkat lunak. Terdapat 3 tim startup yang sudah berfungsi dari hubungan
kerjasama tersebut, diantaranya Gili Wedding, Tim Fix IT dan Tim GILS yang diinisiasi oleh Gili Hotel
Association.
3.2.3 APO12
Untuk mengelola risiko program smart city Pemerintah Kabupaten Lombok Utara telah menyiapkan skenario
penanganan dari hasil analisis risiko yang mungkin terjadi. Skenario tersebut digunakan untuk menangani ancaman
dari program smart city yang sedang berjalan.
3.2.4 APO14
Data dikelola dengan memanfaatkan pangkalan data (data center) yang tersedia sebagai sumber informasi utama.
Target pencapaian dari domain ini adalah mengintegrasikan seluruh aplikasi yang digunakan oleh OPD. Saat ini
ketersediaan data dan informasi pembangunan daerah Lombok Utara mencapai 98,46% dari target 98,50%.

Ari Panen Haster, Copyright © 2022, MIB, Page 1462


Submitted: 21/06/2022; Accepted: 12/07/2022; Published: 25/07/2022
JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA
Volume 6, Nomor 3, Juli 2022, Page 1459-1467
ISSN 2614-5278 (media cetak), ISSN 2548-8368 (media online)
Available Online at https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/mib
DOI: 10.30865/mib.v6i3.4344
3.2.5 BAI01
Hasil analisis terhadap dimensi smart city Kabupaten Lombok Utara menunjukkan bahwa rata-rata dimensi smart
city telah tercapai seperti yang dicantumkan pada Tabel 5. Ketercapaian tersebut menunjukkan bahwa pemerintah
Kabupaten Lombok Utara berpotensi menjadi salah satu kota cerdas masa depan.
3.2.6 BAI09
Infrastruktur TI yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Lombok Utara dikelola oleh Diskominfo Lombok Utara.
Infrastruktur TI tersebut digunakan untuk mendukung program smart city yang sedang dikembangkan oleh
pemerintah Kabupaten Lombok Utara, khususnya untuk pengembangan smart governance dan smart economy.
Untuk mempermudah inventarisasi dan pengelolaan keuangan, Kabupaten Lombok Utara memiliki aplikasi
bernama “Simda” yang digunakan untuk mengelola aset daerah.
3.2.7 DSS04
Pemerintah Kabupaten Lombok Utara telah menetapkan penyusunan dokumen-dokumen smart city akan
dilaksanakan selama 5 hingga 10 tahun yang akan datang (2021-2031) sebagai program jangka panjang. Kebijakan
tersebut digunakan untuk melengkapi dokumen yang belum tersedia dan melakukan perubahan terhadap proses
bisnis yang belum terlaksana.
3.2.8 MEA03
Syarat membangun smart city di Indonesia adalah adanya persiapan mengenai Struktur, Infrastruktur, dan
Suprastruktur. Persiapan Struktur pemerintah Kabupaten Lombok Utara adalah dengan membangun dewan dan
tim pelaksana smart city daerah Kabupaten Lombok Utara. Kesiapan infrastruktur dilihat dari tersedianya
infrastruktur digital dan infrastruktur TI. Infrastruktur digital yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Lombok
Utara seperti Simda (Aplikasi perencanaan keuangan pendapatan dan manajemen barang milik daerah), SiMAYA
(Aplikasi surat menyurat antar OPD secara Online), OSS (Aplikasi Perizinan secara online), SIPD (Sistem
informasi pembangunan daerah). Sedangkan infrastruktur TI yang dimiliki adalah 101 BTS (Base Transceiver
Station), dan 2 jaringan broadband access. Suprastruktur yang dimiliki oleh Kabupaten Lombok Utara terkait
smart city adalah Keputusan Bupati Lombok Utara Nomor 244/021/Diskominfo/2021 tentang Pembentukan
Dewan Smart City Kabupaten Lombok Utara Tahun 2021 dan Keputusan Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok
Utara nomor 69/022/Diskominfo/2021 tentang Pembentukan tim pelaksana Smart City Kabupaten Lombok Utara
tahun 2021.
3.3 Hasil Pengukuran Domain Proses
Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan pada program smart city Kabupaten Lombok Utara tingkat
kematangan ditentukan berdasarkan nilai Capability Level yang terdapat pada COBIT 2019. Nilai yang diperoleh
disesuaikan dengan Misi, Tujuan, dan Sasaran yang terdapat pada buku Masterplan Smart City daerah Kabupaten
Lombok Utara. Tabel 4 berikut merupakan hasil analisis terhadap tingkat kematangan program smart city
Kabupaten Lombok Utara.
Tabel 4. Hasil Pengukuran Capability Level
Domain Proses Capability Level
APO03-Managed Enterprise Architecture 1
APO07-Managed Human Resources 5
APO12-Managed Risk 2
APO14-Managed Data 5
BAI01-Managed Programs 5
BAI02-Managed Requirements Definition 3
BAI09-Managed Assets 3
DSS04- Managed Continuity 1
MEA03-Managed Compliance with External Requirements 3
3.4 Analisis GAP
Berdasarkan hasil Analisis terhadap hubungan antara RPJMD dan Dimensi Smart City diperoleh nilai kesenjagan
sesuai dengan 6 dimensi smart city berikut.

Ari Panen Haster, Copyright © 2022, MIB, Page 1463


Submitted: 21/06/2022; Accepted: 12/07/2022; Published: 25/07/2022
JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA
Volume 6, Nomor 3, Juli 2022, Page 1459-1467
ISSN 2614-5278 (media cetak), ISSN 2548-8368 (media online)
Available Online at https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/mib
DOI: 10.30865/mib.v6i3.4344

Gambar 2. GAP Smart Governance


Gambar 2 menunjukkan perbandingan nilai eksisting dan target terhadap 14 indikator yang dinilai pada
Smart Governance. Berdasarkan buku Masterplan Smart City Lombok Utara ketercapaian pada dimensi mencapai
79%.

Gambar 3. GAP Smart Branding


Gambar 3 menunjukkan perbandingan nilai eksisting dan target terhadap 11 indikator yang dinilai pada
Smart Branding. Berdasarkan buku Masterplan Smart City Lombok Utara ketercapaian pada dimensi mencapai
56%.

Gambar 4. GAP Smart Economy


Gambar 4 menunjukkan perbandingan nilai eksisting dan target terhadap 12 indikator yang dinilai pada
Smart Economy. Berdasarkan buku Masterplan Smart City Lombok Utara ketercapaian pada dimensi mencapai
67%.
Ari Panen Haster, Copyright © 2022, MIB, Page 1464
Submitted: 21/06/2022; Accepted: 12/07/2022; Published: 25/07/2022
JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA
Volume 6, Nomor 3, Juli 2022, Page 1459-1467
ISSN 2614-5278 (media cetak), ISSN 2548-8368 (media online)
Available Online at https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/mib
DOI: 10.30865/mib.v6i3.4344

Gambar 5. GAP Smart Living


Gambar 5 menunjukkan perbandingan nilai eksisting dan target terhadap 8 indikator yang dinilai pada
Smart Living. Berdasarkan buku Masterplan Smart City Lombok Utara ketercapaian pada dimensi mencapai 77%.

Gambar 6. GAP Smart Society


Gambar 6 menunjukkan perbandingan nilai eksisting dan target terhadap 6 indikator yang dinilai pada
Smart Society. Berdasarkan buku Masterplan Smart City Lombok Utara ketercapaian pada dimensi mencapai 84%.

EKSISTING

TARGET
Indeks Kualitas
Air
100
80
Persentase 60
rumah tangga 40 Indeks Tutupan
mengakses 20 Lahan
sarana sanitasi… 0

Persentase
Indeks Kualitas
Jumlah sampah
Udara
yang tertangani

Gambar 7. GAP Smart Environment


Gambar 7 menunjukkan perbandingan nilai eksisting dan target terhadap 5 indikator yang dinilai pada
Smart Environment. Berdasarkan buku Masterplan Smart City Lombok Utara ketercapaian pada dimensi mencapai

Ari Panen Haster, Copyright © 2022, MIB, Page 1465


Submitted: 21/06/2022; Accepted: 12/07/2022; Published: 25/07/2022
JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA
Volume 6, Nomor 3, Juli 2022, Page 1459-1467
ISSN 2614-5278 (media cetak), ISSN 2548-8368 (media online)
Available Online at https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/mib
DOI: 10.30865/mib.v6i3.4344
68%. Nilai Capability Level yang diperoleh dari hasil analisis terhadap 6 dimensi smart city Kabupaten Lombok
Utara di cantumkan pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Analisis GAP Dimensi Smart City
Dimensi Smart City Eksisting Target GAP
Smart Governance 4 5 1
Smart Branding 2 5 3
Smart Economy 3 5 2
Smart Living 4 5 1
Smart Society 4 5 1
Smart Environment 3 5 2
Rata-rata 1,7
Berdasarkan Tabel 5 tersebut, diketahui bahwa tingkat kesiapan smart branding masih sangat jauh dari target yang
diharapkan. Sementara tingkat kesiapan smart economy dan smart environment sudah terkelola dengan baik tetapi
masih jauh dari target yang diharapkan. Sedangkan dimensi yang sudah mendekati dari target pencapaian adalah
Smart Governance, Smart Living, dan Smart Society. Nilai rata-rata GAP dari program smart city pemerintah
Kabupaten Lombok Utara adalah 1,7. Selain analisi terhadap nilai GAP dimensi smart city, terdapat juga nilai
GAP dari hasil pemetaan terhadap domain proses COBIT 2019. Tabel 6 adalah hasil analisis domain proses.
Tabel 6. Analisis GAP Tingkat Kematangan
Domain Proses Capability Target GAP
Level
APO03-Managed Enterprise Architecture 1 4 3
APO07-Managed Human Resources 5 5 0
APO12-Managed Risk 2 4 1
APO14-Managed Data 5 5 0
BAI01-Managed Programs 5 5 0
BAI02-Managed Requirements Definition 3 4 1
BAI09-Managed Assets 3 5 2
DSS04- Managed Continuity 1 4 3
MEA03-Managed Compliance with External Requirements 3 5 2
Rata-rata 1,3
Berdasarkan hasil analisis GAP terhadap domain proses tersebut, diperoleh tingkat kematangan yang belum
terkelola dengan baik yaitu APO03, APO12 dan DSS04. Sedangkan proses yang sudah terdefinisi dan sudah
berjalan dengan baik adalah BAI02, BAI09, dan MEA03. APO07, APO14, dan BAI01 sudah terkelola dengan
sangat baik yang selanjutnya akan melalui tahapan inovasi secara terus menerus. Adapun nilai rata-rata GAP yang
dicapai pada domain proses adalah 1,3.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis GAP menggunakan Capability Level terhadap dimensi smart city dan domain proses
COBIT 2019 diperoleh 3 tingkatan kematangan (Maturity Level). Pada dimensi smart city nilai rata-rata GAP yang
diperoleh sebesar 1,7 dengan rincian kematangan yakni terdapat 3 dimensi yang masih jauh dari target yang
diharapkan yaitu: smart branding, smart economy dan smart environment. Selain 3 dimensi tersebut, 3 dimensi
lainnya sudah mendekati target yaitu: Smart Governance, Smart Living, dan Smart Society. Sedangkan domain
proses memiliki nilai rata-rata sebesar 1,3 dengan rincian sebagai berikut: 3 tingkatan yang berbeda pula, yaitu 3
proses yang belum terkelola dengan baik yaitu: APO03, APO12 dan DSS04, terdapat pula 4 proses yang sudah
terdefinisi dan berjalan dengan baik yaitu: BAI02, BAI09, dan MEA03, serta terdapat 3 domain proses yang sudah
terkelola dan telah mencapai target yang diharapkan yaitu : APO07, APO14, dan BAI01. Dari pengukuran
Capability Level tersebut dapat disimpulkan bahwa dimensi smart city sudah hampir mencapai target yang
diharapkan dengan beberapa hasil pengukuran menunjukkan hampir mencapai target, sedangkan domain proses
program belum terkelola dengan baik, bahkan program smart city Lombok Utara belum memiliki beberapa
persyaratan yang harus terpenuhi seperti SOP smart city dan anggaran khusus terkait belanja infrastruktur TI
sebagai sarana pendukung program smart city. Diharapkan kedepannya Pemerintah Kabupaten Lombok Utara
segera mempersiapkan persyaratan yang belum terealisasi.

REFERENCES
[1] K. Wabang, Y. Rahma, A. P. Widodo, and ..., “Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Cobit 2019 Pada Psi
Universitas Muria Kudus,” … (Jurnal Teknol. dan …, vol. VII, no. 3, pp. 275–282, 2021.
[2] H. Lokantara, I Gede Wayana., Muwakhid, Indra Abdam., Mustofa, “Strategi Dan Usulan Perencanaan Smart City

Ari Panen Haster, Copyright © 2022, MIB, Page 1466


Submitted: 21/06/2022; Accepted: 12/07/2022; Published: 25/07/2022
JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA
Volume 6, Nomor 3, Juli 2022, Page 1459-1467
ISSN 2614-5278 (media cetak), ISSN 2548-8368 (media online)
Available Online at https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/mib
DOI: 10.30865/mib.v6i3.4344
Kabupaten Kendal,” Plano Madan, vol. 8, no. 2, pp. 126–137, 2019.
[3] S. Šurdonja, T. Giuffrè, and A. Deluka-Tibljaš, “Smart mobility solutions-necessary precondition for a well-functioning
smart city,” Transp. Res. Procedia, vol. 45, no. 2019, pp. 604–611, 2020, doi: 10.1016/j.trpro.2020.03.051.
[4] M. Murhadi and H. M. Jumasa, “Strategi Transisi Kabupaten Purworejo dari E-Government menuju Smart City,” J. Sist.
Cerdas, vol. 2, no. 3, pp. 186–193, 2019, doi: 10.37396/jsc.v2i3.41.
[5] S. Bahri, K. Effendy, Ngadisah, and S. Lukman, “Implementasi Kebijakan Smart City Dalam Mewujudkan Kualitas
Pelayanan Publik Di Kota Tangerang,” PAPATUNG J. Ilmu Adm. Publik, Pemerintah. dan Polit., vol. 3, no. 3, pp. 61–
75, 2020, doi: 10.54783/japp.v3i3.316.
[6] R. Mahesa, G. Yudoko, and Y. Anggoro, “Dataset on the sustainable smart city development in Indonesia,” Data Br.,
vol. 25, p. 104098, 2019, doi: 10.1016/j.dib.2019.104098.
[7] S. H. Supangkat, A. A. Arman, R. A. Nugraha, and Y. A. Fatimah, “The Implementation of Garuda Smart City
Framework for Smart City Readiness Mapping in Indonesia,” J. Asia-Pacific Stud., vol. 32, no. 4, pp. 169–176, 2018,
[Online]. Available: https://core.ac.uk/download/pdf/159504667.pdf
[8] D. N. Utami and U. Andalas, “Memahami Makna Dan Motif Masyarakat Kota Pariaman Dalam Mendukung Pariaman
Smart City Understanding the Meaning and Motives of the People of Pariaman City in Supporting Pariaman Smart City,”
vol. 22, no. 1, pp. 1–12, 2021.
[9] A. Hasibuan and oris krianto Sulaiman, “Smart City, Konsep Kota Cerdas Sebagai Alternatif Penyelesaian Masalah
Perkotaan Kabupaten/Kota,” Bul. Tek., vol. 14, no. 2, pp. 127–135, 2019, [Online]. Available:
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/but/article/view/1097
[10] B. E. Bitjoli et al., “Analisa Kesiapan Kota Cerdas (Studi Kasus: Pemerintah Kota Manado),” J. Tek. Inform., vol. 12,
no. 1, 2017.
[11] A. Safitri, I. Syafii, and K. Adi, “Identifikasi Level Pengelolaan Tata Kelola SIPERUMKIM Kota Salatiga berdasarkan
COBIT 2019,” J. RESTI (Rekayasa Sist. dan Teknol. Informasi), vol. 5, no. 3, pp. 429–438, 2021, doi:
10.29207/resti.v5i3.3060.
[12] E. Nachrowi, Yani Nurhadryani, and Heru Sukoco, “Evaluation of Governance and Management of Information
Technology Services Using Cobit 2019 and ITIL 4,” J. RESTI (Rekayasa Sist. dan Teknol. Informasi), vol. 4, no. 4, pp.
764–774, 2020, doi: 10.29207/resti.v4i4.2265.
[13] D. A. N. Reformasi and B. Republik, “BERITA NEGARA,” no. 994, 2020.
[14] Perpres, “Perpres 95/2018 - SPBE,” vol. 1, pp. 1–32, 2018.
[15] H. Y. Efenie, “Analisis Kesiapan Pemerintah Kabupaten Pamekasan Dalam Membangun Kotacerdas (Smart City)
Menggunakan Garuda Smart …,” Teknokom, vol. 2, no. 2, pp. 17–23, 2019, [Online]. Available:
https://media.neliti.com/media/publications/339440-kajian-simulasi-model-biswas-sen-dalam-d-a818d6aa.pdf
[16] I. Ulya A. and A. Tarigan, “Mengukur Kesiapan Kota Dalam Menerapkan Konsep Smart City Inisiatif (Studi Kasus:
Kota Banjarmasin),” J. Speed – Sentra Penelit. Eng. dan Edukasi, vol. 9, no. 2, pp. 50–56, 2017.
[17] S. De Haes and W. Van Grembergen, COBIT as a Framework for Enterprise Governance of IT, no. March 2021. 2015.
doi: 10.1007/978-3-319-14547-1_5.
[18] ISACA Governance and Manajement, COBIT 2019 Governance and Management Objectives (ISACA). 2019.
[19] A. Mualo and A. D. Budiyanto, “Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan Togaf (Studi Kasus : Universitas
Satria Makassar),” Semin. Ris. Teknol. Inf. tahun 2016, pp. 294–304, 2016.

Ari Panen Haster, Copyright © 2022, MIB, Page 1467


Submitted: 21/06/2022; Accepted: 12/07/2022; Published: 25/07/2022

Anda mungkin juga menyukai