Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/361700837

Penerapan E-Planning dalam Perencanaan Pembangunan Daerah di Kota


Kendari : Kontribusi untuk SDGs

Article · June 2022


DOI: 10.52423/neores.v3i2.25500

CITATIONS READS

0 400

3 authors, including:

Faturachman Alputra Sudirman


Universitas Haluoleo
21 PUBLICATIONS   31 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Smart Indonesia View project

All content following this page was uploaded by Faturachman Alputra Sudirman on 11 July 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

Penerapan E-Planning dalam Perencanaan Pembangunan Daerah di


Kota Kendari : Kontribusi untuk SDGs

Faturachman Alputra Sudirman1; Elfira Iman Sari 2; Akhyar Abdullah3


1,2,3
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Halu Oleo, fatur@uho.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem E-planning pada perencanaan
pembangunan daerah Kota Kendari dan kontribusinya untuk pencapaian SDGs 2030.
Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dari
hasil wawancara dengan informan di Bappeda Kota Kendari. Hasil penelitian menujukan
bahwa suksesnya penerapan E-Planing pada Bappeda Kota Kendari, karena kejelasan dasar
hukum, dukungan infrastruktur TIK, sumberdaya finansial, serta sumberdaya manusia
yang menguasai IT. Adapun manfaat dalam penerapan E-Planning ini proses perencanaan
pembangunan lebih efektif dan efisien, serta transparan. Pelaksanaan SDGs di sektor E-
Government dalam E-planning yang inklusif, tepat dan efektif akan mengurangi
kemiskinan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, karena perencanaan program
pembangunan daerah yang berkelanjutan, dan mengoptimalkan penanganan risiko dalam
proses pembangunan, hasilnya SDGs menciptakan masyarakat dan daerah yang lebih
produktif. Sehingga transformasi digital dapat menjadi pendorong utama perubahan dalam
pemerintahan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
inklusif, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.
Kata kunci : E-government, E-planning, SDGs, Kendari

Abstract
This study aims to determine the application of the E-planning system to regional
development planning in Kendari City and its contribution to the achievement of SDGs
2030. Using qualitative descriptive research methods. Data collection was obtained from
interviews with informants at the Kendari City Bappeda. The results of the study indicate
that the successful implementation of E-Planing at the Kendari City Bappeda is due to the
clarity of the legal basis, support for ICT infrastructure, financial resources, and human
resources who master IT. The benefits of implementing E-Planning are that the
development planning process is more effective, efficient, and transparent. Implementing
the SDGs in the E-Government sector in an inclusive, appropriate and effective E-planning
will reduce poverty, increase regional economic growth by planning sustainable regional
development programs and optimize risk management in the development process. As a
result, SDGs create a more prosperous society and region Productive. So that digital
transformation can be a key driver of change in governance to promote sustainable and
inclusive economic growth, social development, and environmental protection.
Keywords: E-government, E-planning, SDGs, Kendari

174
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

Pendahuluan
Pada tanggal 25 hingga 27 September 2015, para kepala negara dan
perwakilan tinggi negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa menyepakati
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang menggantikan Tujuan
Pembangunan Milenium (MDGs). Tujuan dari SDGs adalah untuk menetapkan
tujuan untuk mendorong kekuatan di seluruh dunia untuk mengatasi tantangan
terbesar dunia seperti memerangi kemiskinan, menghilangkan ketidaksetaraan dan
mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Agenda tersebut terdiri dari
17 SDGs yang selanjutnya disempurnakan menjadi 169 target yang menangani
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. ( United Nations General Assembly, 2015 ;
Sudirman et al, 2021)
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memiliki pengaruh kuat
terhadap perkembangan negara dan masyarakat, terutama dalam mendorong
inovasi, efisiensi, dan efektivitas saat ini di semua sektor (Tjoa & Tjoa, 2016).
Sebagian besar pemerintah di seluruh dunia telah menggunakan teknologi informasi
(TI) sebagai alat untuk meningkatkan tidak hanya layanan publik dan kepuasan
warga, tetapi juga komunikasi dan interaksi yang efisien dengan warga, konstituen,
dan organisasi administrasi publik. (M. Choi, Lee, & Hwang, 2018)
E-government dapat didefinisikan sebagai penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) untuk mencapai pemerintahan yang lebih baik
(OECD 2007) dengan meningkatkan proses bisnis dan penyampaian layanan
kepada warga, bisnis, dan antar lembaga (Othman & Razali, 2018). Hal ini
dipandang sebagai perubahan organisasi yang membutuhkan transformasi
administrasi publik untuk meningkatkan pelayanan publik dan proses demokrasi.
E-government mengubah penyampaian layanan pemerintah dari metode
konvensional berbasis kertas menjadi lebih efektif dan efisien dengan
memanfaatkan kemampuan TIK khususnya Internet. Penggunaan TIK
meningkatkan akses publik terhadap informasi dan meningkatkan kinerja layanan
pemerintah melalui platform digital. E-government telah muncul dari tahap
transaksional ke tahap transformasi. E-government terdiri dari tiga elemen;

175
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

mempublikasikan, berinteraksi dan bertransaksi, yang tidak saling bergantung (Obi


& Iwasaki, 2015)
Implementasi e-government sering dikaitkan dengan peningkatan
aksesibilitas warga terhadap layanan elektronik publik, yang berarti adanya
perubahan organisasional yang mendasar dari organisasi publik. (Bernhard &
Wihlborg, 2015). Dua dampak utama e-government, peningkatan administrasi dan
transparansi dan peningkatan pemberian layanan kepada warga, akan
memungkinkan pengelolaan sumber daya sosial-ekonomi yang lebih baik untuk
pembangunan. (H. Choi, Park, & Rho, 2017)
Negara-negara berkembang yang mengakui peran signifikan dari e-
government telah mempromosikan proyek dan inovasi terkait, sering kali dibantu
oleh organisasi donor, dengan harapan bahwa peningkatan efisiensi dan efektivitas
administrasi pemerintah dan publik mendorong pembangunan ekonomi dan sosial.
(Schuppan, 2009). Mengingat bahwa banyak negara berkembang telah menghadapi
masalah institusi dan pemerintahan yang lemah selama beberapa dekade,
pengembangan e-government dapat menjadi sarana alternatif bagi negara-negara
untuk keluar dari masalah tersebut. Dengan demikian, komitmen yang kuat untuk
pengembangan e-government dapat ditemukan pada beberapa pemerintah di dunia
terlepas dari tantangan sosial, ekonomi, dan politik.(Maumbe et al., 2008)
Seperti saat ini E-government sudah banyak diterapkan di berbagai instansi
atau lembaga pemerintahan di Indonesia termasuk di Kota Kendari. Salah satu
contohnya seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari
Sulawesi Tenggara yang sudah menerapkan sistem e-planning sejak tahun 2018,
yang pada awal penerapannya menggunakan sistem yang bernama SIMDA (Sistem
Informasi Manajemen Daerah) yang dibuat oleh BPKP (Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan) dari daerah, namun sejak 2020 beralih menjadi SIPD
(Sistem Informasi Pembangunan Daerah) dari Permendagri agar seluruh data dapat
terintegrasi secara menyeluruh dan satu. Penerapan E-planning atau dikenal dengan
sistem informasi perencanaan pembangunan daerah yang diamanatkan dalam
Permendagri No. 86 Tahun 2017 dan No. 70 Tahun 2020. Dengan adanya sistem e-
planning ini mengembangkan proses musrembang Kecamatan, Kabupaten/Kota,

176
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

forum SKPD, musrembang RKPD, serta KUA-PPAS menjadi lebih cepat,


terintegrasi, transparan dan konsisten.
Berbagai studi yang membahas mengenai e-government dan kontribusi
untuk SDGs seperti pengukuran Digital government (DG) yang dapat berkontribusi
untuk SDGs (Marcovecchio et al., 2019), peran E-government pada pembangunan
sosial dan ekonomi (Dhaoui, 2021), hubungan antara Digital Government dan
Sustainable Governance (Durkiewicz & Janowski, 2021). Namun masih sedikit
ditemukan studi yang membahas E-government berfokus pada penerapan E-
planning dan kontribusi untuk SDGs. Sehingga perlunya dilakukan penelitian ini
yang dapat berkontribusi bagi pengembangan kajian E-government dan SDGs.
Penelitian ini lebih lanjut akan membahas mengenai penerapan dan manfaat dalam
penerapan E-planning dalam perencanaan pembangunan daerah pada Bappeda
Kota Kendari yang dapat berkontribusi dalam pencapaian SDGs.

Metode
Pendekatan kualitatif digunakan sebagai metode dalam penelitian ini,
dengan informan sebanyak empat orang terdiri dari unsur Bappeda Kota Kendari,
dan masyarakat. Kemudian jenis data yang digunakan berupa data kualitatif,
sedangkan sumber data diperoleh melalui data primer dan data sekunder.
Pengambilan data primer dilakukan dengan metode observasi, dan wawancara,
sementara data sekunder diperoleh melalui dokumen. Data yang diperoleh
selanjutnya dianalisis secara interaktif dari pengumpulan data, penyajian data,
reduksi data dan penarikan kesimpulan.(Miles, Huberman, & Saldana, 2014;
Sudirman & Phradiansah, 2019)

Hasil dan Pembahasan


Penerapan E-Planning dalam Perencanaan Pembangunan Daerah di Kota
Kendari : Kontribusi untuk SDGs
Penerapan E-Planning melalui Aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah (SIPD) berdasar pada Peraturan Pemerintah dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan

177
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

evaluasi pembangunan daerah, tata cara evaluasi rancangan peraturan daerah


tentang rencana pembangunan jangka panjang daerah dan rencana pembangunan
jangka menengah daerah, serta tata cara perubahan rencana pembangunan jangka
panjang daerah, rencana pembangunan jangkah menengah daerah, dan rencana
kerja pemerintah daerah. Kemudian pada Peraturan Pemerintah dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah, dan termuat dalam Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 7 tahun 2018
yaitu tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Kendari
Tahun 2017-2022.Hal ini seperti wawancara dengan AK selaku Kasubag
program/perencanaan Bappeda Kota Kendari
“karena kita menggunakan aplikasi SIPD dalam hal ini perencanaan,
penerapan aplikasi ini di dasari oleh aturan Kemendagri Nomor 70
Tahun 2019 dan Nomor 86 tahun 2017 terkait pelaksanaan sistem
informasi pemerintahan daerah, dan juga Perda Kota Kendari nomor 7
tahun 2018 tentang RPJMD Kota Kendari Tahun 2017- 2022” (AK, 20
Desember 2021).
Penerapan sistem perencanaan pembangunan menggunakan sistem e-
planning atau dikenal dengan aplikasi SIPD merupakan mandat yang sifatnya wajib
sehingga harus terpenuhi karena kebijakan penerapan tersebut merupakan arahan
langsung dari pusat, sehingga daerah pun harus turut mendukung pelaksanaannya.
SIPD memiliki fungsi untuk menyediakan informasi dan data akurat
terbaru guna perencanaan pembangunan daerah. Pada tampilan utama SIPD
terdapat tiga menu yaitu sistem informasi pembangunan daerah, sistem informasi
keuangan daerah, dan sistem informasi pemerintahan daerah lainnya. Pada tampilan
pertama portal SIPD terdapat pilihan tahun perencanaan yaitu tahun 2020, 2021,
dan 2022. Perencanaan dilakukan pada tahun sebelum dilakukannya perencanaan
pembangunan daerah. Di tampilan kedua portal SIPD diatas terdapat tiga menu
yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana
Strategi (RESTRA), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Keberlanjutan layanan e-government, mempertimbangkan dua dimensi
yang berbeda yaitu implementasi dan adopsi. Dimensi implementasi berkaitan
dengan teknologi, anggaran, dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk

178
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

mengimplementasikan e-government, sedangkan dimensi adopsi


mempertimbangkan desain dan pendekatan penyampaian layanan e-government
untuk partisipasi dan adopsi pengguna yang lebih luas.(Joshi & Islam, 2018). Pada
dimensi implementasi terkait dengan sumberdaya manusia yang merupakan
pegawai pada Bappeda Kota Kendari, kemudian meliputi sumberdaya anggaran
yang merupakan pendukung dalam kelancaran dalam kegiatan implementasi e-
planning dan juga teknologi informasi yang merupakan sarana atau prasarana
pendukung yang dapat mendukung proses kegiatan implementasi E-Government
pada sistem e-planning pada Bappeda Kota Kendari.
Dari hasil wawancara dengan AK selaku Kasubag program/perencanaan
bahwa untuk sumber daya finansial sangat mendukung untuk penerapan sistem e-
planning, mendukung proses pelaksanaan SIPD anggaran tersebut berasal dari
APBD daerah, terkait anggaran pada tahun 2021 sejumlah Rp. 732.963.994.
Adapun ketersediaan sumberdaya infrastruktur sangat mendukung dengan adanya
penyediaan sarana dan prasarana, seperti laptop dan komputer yang mempunyai
spesifikasi yang tinggi. Ketersediaan perangkat komputer dan laptop dikantor ini
berjumlah 15 serta jaringan internet yang stabil. Jaringan atau koneksi saat ini juga
sangat lancar, menggunakan Wi-Fi indihome intranet dengan kualitas jaringannya
sangat bagus, terkait jika ada gangguan jaringan atau koneksi itu mungkin terjadi
jika memang ada gangguan server dari pusat. Tapi untuk saat ini tidak pernah terjadi
kendala atau gangguan teknis yang signifikan, karena pihak Kementerian Dalam
Negeri sudah mengantisipasi termasuk servernya. Begitu juga dengan sumberdaya
manusianya setiap tahun atau dalam setahun dilakukan 2 sampai 3 kali
melaksanakan bimbingan teknis terkait penerapan sistem e-planning atau yang
disebut SIPD
Terkait penganggaran e-planning SIPD berdasarkan aturan peraturan
Pemerintah Dalam Negeri Nomor 70 tahun 2019 pasal 1 ayat 7 berbunyi kebijakan
umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat
kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang
mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun, dan peraturan Pemerintah Dalam
Negeri Nomor 70 Tahun 2019 pasal 1 dan pasal 4 mengenai kewajiban pemerintah

179
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

dalam penyediaan pendukung penerapan sistem e-planning sistem informasi


pemerintah daerah.
Hal ini sejalan dengan pendapat dari FA selaku sekretaris Bappeda Kota
Kendari dalam wawancara menyatakan bahwa :
“Kalau secara sumberdaya finansialnya pasti cukuplah, kami sudah tau
kapasitasnya bagaimana melakukan penganggaran berkaitan dengan
semua, kemudian sarana dan prasarananya secara terintegrasi sudah
cukup dalam artian perangkat-perangkat yang di dalamnya sudah
terpenuhi semua, tinggal saja bagaimana mengintegrasikan pada e-
planning dan e-bugetingnya saja pada sistem ini, kami juga
melanjutkan perintah dari penerapan sistem e-planning tersebut dari
pemerintah pusat jadi harapannya kita terapkan secara terintegrasi, serta
kalau secara sumberdaya manusia kalau untuk Bappeda Kota Kendari
tidak ragukan lagi dan semua mampu, karena rata-rata pegawai
memiliki kemampuan latar belakang IT nya bagus, pendidikan latar
belakangnya bagus karena disini S2 dan S3 dan beberapa S1. Dan di
Bappeda ini untuk yang berperan dalam penanggung jawaban SIPD
atau e-planning itu ada 5 orang, 1 orang itu sebagai admin induk, yang
4 itu sebagai admin bidang kalau untuk admin user itu seluruh OPD”.
(FA, 20 Desember 2021).
Gambaran mengenai latar belakang pendidikan pegawai di Kantor
Bappeda Kota Kendari seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan
No Uraian S3 S2 S1 SLTA Jumlah

1 Kepala Bappeda 1 1
2 Sekretariat 1 11 0 12
3 Bidang Pemerintahan & 4 6 0 10
Litbang
4 Bidang Sosbud & 3 2 5 10
Pembangunan Manusia
5 Bidang Ekonomi & SDA 4 6 0 10
6 Bidang Infrastruktur dan 4 6 0 10
Pengembangan Wilayah
10 Pejabat Fungsional 0 0 0 0
JUMLAH 3 16 34 0 88
% 1,14 22,73 56,82 10,23 100%
Sumber : Subbagian Umum dan Kepegawaian Bappeda Kota Kendari (2021)
Berdasarkan data tabel 1 diketahui 56.82 persen pegawai di Bappeda Kota
Kendari berlatar belakang S1, kemudian 22.7 persen berlatar belakang S2, dan 1.14

180
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

persen atau sejumlah 6 pegawai berlatar belakang S3. Hal ini kemudian menjadi
dukungan yang baik dalam penerapan sistem E-Planning. Dari hasil wawancara
diketahui bahwa telah ada kerangka hukum penerapan E-planning baik ditingkat
pusat maupun daerah, Selanjutnya terkait ketersediaan anggaran dianggap cukup
untuk menjalankan e-planning ini mengingat ketiadaan sumber daya finansial serta
teknologi dapat menjadi masalah untuk implementasi e-government (M. Choi et al.,
2018). Adapun kapasitas SDM juga tidak ditemukan masalah yang berarti karena
telah memiliki kemampuan latar belakang IT yang baik. Serta jumlah SDM yang
berperan dan bertanggung jawan dalam operasional SIPD juga tidak menemukan
kendala. Karena telah dilaksanakan setiap tahun bimbingan teknis terkait penerapan
sistem e-planning, bimbingan terkait penguasaan TIK ini menjadi unsur penting
mengingat kurangnya kesadaran akan kemampuan TIK, kurangnya keterampilan
teknis, dan kesenjangan digital mampu menghambat proses implementasi e-
government yang berkelanjutan (Onyango & Ondiek, 2021).
Adapun dana aktivitas pendidikan, pelatihan bersumber dari APBD,
selanjutnya ketersediaan infrastruktur telekomunikasi juga menunjang karena
dalam penerapan sistem e-planning SIPD ini Bappeda Kota Kendari sudah
terpenuhi mulai dari perangkat keras dan juga jaringannya. Kemudian untuk
sumberdaya manusianya, pegawai di Bappeda Kota Kendari yang bertugas sebagai
bagian dari perencanaan tentunya dituntut untuk lebih paham dibandingkan OPD-
OPD lain, pegawai sudah cukup dalam kemampuan menerapkan sistem e-planning
ini. Kondisi tersebut menggambarkan seperti studi Gyamfi et al., (2019) bahwa
kesiapan organisasi untuk penerapan e-government terkait dengan kerangka hukum
kegiatan e-government, ketersediaan sumber daya manusia, dan ketersediaan
anggaran serta infrastruktur TIK yang baik menjadi faktor penting yang diperlukan
untuk memastikan keberhasilan implementasi e-government. Namun diharapkan
kedepannya aplikasi SIPD ini diharapkan mampu mengintegrasikan e-planning dan
e-budgeting agar lebih efektif dan efisien. Hal in perlu mengingat integrasi
dilakukan untuk menghemat sumber daya pemerintah, dan untuk menghindari
risiko replikasi data. (Joshi & Islam, 2018)

181
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

Selanjutnya keberhasilan penerapan e-government dilihat dari manfaat


yang dapat dirasakan, Begitu pula dengan manfaat dari penerapan e-planning
melalaui aplikasi SIPD ini. Dari hasil wawancara dengan AK selaku Kasubag
program/perencanaan bahwa manfaatnya sangat besar dengan menggunakan e-
planning atau SIPD di mana semua proses perencanaan itu terekam dalam satu
sistem elektronik dan itu kapan saja bisa diakses untuk membuka datanya,
memberikan kemudahan untuk mencari data-data perencanaan karena tinggal
memilih atau mengklik saja data apa yang di butuhkan dalam aplikasi e-planning
atau SIPD itu langsung muncul, dan masyarakat juga dapat mengaksesnya melalui
aplikasi SIPD Musrembang, jadi penerapan aplikasi memberikan keefisienan dan
kemudahan dalam merumuskan dan membuat perencanaan. Hal tersebut juga
sejalan dengan pernyataan dari FA selaku sekretaris BAPPEDA Kota Kendari
menyatakan bahwa:
“manfaat yang kita dapatkan itu dalam sistem e-planning ini yaitu
kemudahan, kemudahan dalam perencanaan dan lebih transparan ketika
membuat perencanaan karena semua pasti bisa melihat, selain itu tidak
ada lagi hal yang tidak ada dikonteks dalam perencanaan yang tiba-tiba
ada, dan tentunya penerapan ini memberikan banyak kemudahan dan
membantu membuat indikator perencanaan kinerja menjadi bisa terarah
sesuai yang direncanakan ”. (FA, 20 Desember 2021)
Namun demikian informasi dari salah satu masyarakat di Kelurahan
Baruga Kecamatan Baruga yaitu DJ menuturkan bahwa untuk manfaat yang
dirasakan masyarakat seperti yang saya saat ini belum begitu terbilang nampak
karena kenyataannya sebagian masyarakat besar tentu tidak mengetahui mengenai
sistem tersebut yang bisa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
perencanaan pembangunan daerahnya yang akan dilaksanakan atau akan
direalisasikan kedepannya. Hal ini kemudian perlu diperhatikan karena kurangnya
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan e-government yang menyebabkan
masyarakat apatis untuk perubahan teknologi adalah karena kurangnya sosialisasi
oleh mereka yang memiliki otoritas dalam memperkenalkan e-government di
masyarakat (Djani & Therikh, 2017)
Maka diketahui beberapa manfaat yang didapatkan dari penerapan e-
planning di Bappeda Kota Kendari yaitu memberikan kemudahan bagi para

182
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

pegawai di mana rencana kerja yang dirumuskan sesuai dengan usulan yang
terdapat dalam dokumen hasil Musrembang, kemudian memudahkan dalam
penyusunan indikator kinerja yang dapat diukur, terstruktur juga berkelanjutan.
Serta dapat membantu publikasi dokumen perencanaan pembangunan mulai tingkat
daerah maupun pusat. Manfaat lain yaitu membuat perencanaan menjadi efisien,
dan efektif. Dalam hal ini penggunaan e-planning memudahkan pemerintah dalam
membuat suatu kebijakan ataupun rencana, kemudian dari rencana tersebut akan
mudah diunggah di sistem e-planning tersebut, dan data yang telah dimasukan akan
tersusun sesuai urutan di dalam e-planning tersebut. Maka dari itu sistem ini akan
mampu meminimalisir kesalahan dalam proses penginputan data. Hal ini selaras
dengan studi ElMassah & Mohieldin (2020) bahwa E-Government memungkinkan
penyampaian layanan pemerintah yang lebih baik kepada warga, meningkatkan
interaksi dengan bisnis dan industri, pemberdayaan warga melalui akses ke
informasi, atau manajemen pemerintah yang lebih efisien. Manfaat yang dihasilkan
dapat berupa berkurangnya korupsi, peningkatan transparansi, kenyamanan yang
lebih besar, pertumbuhan pendapatan dan/atau pengurangan biaya
Selanjutnya pada manfaat transparansi, di mana rencana yang telah
disusun berhubungan dengan anggaran, maka dalam sistem tersebut memudahkan
dalam pengecekannya, keunggulan sistem e-planning dapat diakses oleh
masyarakat kapan dan di manapun, masyarakat diberikan ruang untuk mengakses
perencanaan apa saja yang ada dalam perencanaan tahunan, sistem ini bisa diakses
agar masyarakat bisa melihat apa saja yang pemerintah programkan. Hal ini sesuai
dengan studi Shojaan & Taghavifard (2018) bahwa E-government berusaha
mencapai transparansi dan kejelasan dalam penyediaan layanan dan
menghubungkan pemerintah dengan warga negara. Sehingga dalam memastikan
transparansi dan mengurangi korupsi, TIK secara umum diterima untuk memainkan
peran penting sebagai instrumen dalam memberantas korupsi dan meningkatkan
pemberian layanan (Gyamfi et al, 2019)
Komisi Broadband untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2025 telah
menyiapkan strategi bersama internasional untuk mengatasi kesenjangan digital
yang diciptakan oleh perkembangan pesat dalam TIK, strategi ini akan memberikan

183
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

dorongan untuk transformasi digital dan menerapkan e-government. Transformasi


digital dapat menjadi pendorong utama perubahan dalam pemerintahan jika mereka
ingin meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi. E-government
memfasilitasi kebijakan dan layanan publik yang terintegrasi untuk
mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,
pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan (Sharma et al, 2016).
SDGs 2025 memiliki target ambisius yang dirangkum Alassaf & Szalay
(2021) sebagai pencapaian semua negara di seluruh dunia pada tahun 2025 rencana
atau strategi nasional untuk menerapkan broad-band ditambah dengan sumber daya
keuangan yang dialokasikan dengan tepat, broad-band ini harus dapat diakses dan
terjangkau di negara berkembang dengan tidak lebih dari 2% dari GNI bulanan per
kapita, juga pada tahun 2025 internet harus dapat diakses oleh 75% orang secara
global, 65% dari negara berkembang, dan 35% dari populasi negara termiskin,
dengan memperhatikan kesetaraan gender, dan yang terpenting adalah
memungkinkan minimal 40% orang di seluruh dunia untuk menggunakan layanan
elektronik keuangan. TIK telah memungkinkan negara untuk mengembangkan
inisiatif e-government yang telah mengubah cara warga berinteraksi dengan
pemerintah mereka, menciptakan perkembangan penting dalam harapan mereka
(Dhaoui, 2021)
SDGs dalam teknologi ini merupakan pengungkit untuk implementasi e-
government dan mengoptimalkan layanannya di semua sektor. Jadi, penerapan
SDGs di sektor perencanaan pembangunan daerah melalui e-planning atau SIPD
memungkinkan untuk mengubah ide menjadi tindakan, membangun banyak
hubungan di antara berbagai pemangku kepentingan dan menyediakan jaringan
yang dapat diakses, menerapkan dan menguji sistem pengembangan aplikasi baru,
memantau dan mengoreksi rencana secara online, melaksanakan dan meningkatkan
potensi pembangunan daerah. Pelaksanaan SDGs di sektor e-planning yang tepat
dan efektif akan mengurangi kemiskinan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah, menyediakan lebih banyak program pembangunan daerah dan solusi
berkelanjutan, mengoptimalkan penanganan risiko dalam proses pembangunan,
akhirnya SDGs menciptakan masyarakat dan daerah yang lebih produktif.

184
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

Kesimpulan
Bappeda Kota Kendari telah menerapkan E-Planning melalui aplikasi
SIPD (Sistem Informasi Pembangunan Daerah). Suksesnya penerapan E-Planing
pada Bappeda Kota Kendari, karena kejelasan kerangka hukum baik yang telah baik
dari pusat maupun dari daerah, selain itu dukungan infrastruktur TIK melalui
ketersediaan perangkat keras dan lunak, serta jaringan internet, kecukupan
sumberdaya finansial, serta sumberdaya manusia yang menguasai IT. Adapun
manfaat dalam penerapan E-Planning ini proses perencanaan pembangunan lebih
efektif dan efisien, serta transparan. Pelaksanaan SDGs di sektor E-Government
dalam E-planning yang inklusif, tepat dan efektif akan mengurangi kemiskinan,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, karena perencanaan program
pembangunan daerah yang berkelanjutan, dan mengoptimalkan penanganan risiko
dalam proses pembangunan, akhirnya SDGs menciptakan masyarakat dan daerah
yang lebih produktif. Sehingga transformasi digital dapat menjadi pendorong utama
perubahan dalam pemerintahan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan inklusif, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.

Referensi
Alassaf, P., & Szalay, G. Z. (2021). Engaging agriculture in e-government, E-
agriculture potentials and its contribution in economy. Journal of Agricultural
Informatics, 11(2). https://doi.org/10.17700/jai.2020.11.2.576
Bernhard, I., & Wihlborg, E. (2015). Municipal Contact Centres: A Slower
Approach Towards Sustainable Local Development by E-government.
European Planning Studies, 23(11), 2292–2309.
https://doi.org/10.1080/09654313.2014.942599
Choi, H., Park, M. J., & Rho, J. J. (2017). Two-dimensional approach to
governmental excellence for human development in developing countries:
Combining policies and institutions with e-government. Government
Information Quarterly, 34(2), 340–353.
https://doi.org/10.1016/j.giq.2017.03.002

185
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

Choi, M., Lee, J., & Hwang, K. (2018). Information systems security (ISS) of E-
Government for sustainability: A dual path model of ISS influenced by
institutional isomorphism. Sustainability (Switzerland), 10(5).
https://doi.org/10.3390/su10051555
Dhaoui, I. (2021). E-Government for Sustainable Development: Evidence from
MENA Countries. Journal of the Knowledge Economy.
https://doi.org/10.1007/s13132-021-00791-0
Djani, W., & Therikh, P. (2017). Study of electronic government in supporting
public services in Kupang city. International Conference on Public Policy,
Social Computing and Development 2017 (ICOPOSDev 2017), 142–146.
Atlantis Press.
Durkiewicz, J., & Janowski, T. (2021). Is digital government advancing sustainable
governance? A study of oecd/eu countries. Sustainability (Switzerland),
13(24). https://doi.org/10.3390/su132413603
ElMassah, S., & Mohieldin, M. (2020). Digital transformation and localizing the
Sustainable Development Goals (SDGs). Ecological Economics, 169.
https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2019.106490
Gyamfi, G. D., Gyan, G., Ayebea, M., & Nortey, F. N. N. (2019). Assessing the
factors affecting the implementation of e-government and effect on
performance of DVLA. International Journal of Electronic Government
Research, 15(1), 47–61. https://doi.org/10.4018/IJEGR.2019010104
Joshi, P. R., & Islam, S. (2018). E-government maturity model for sustainable E-
government services from the perspective of developing countries.
Sustainability (Switzerland), 10(6). https://doi.org/10.3390/su10061882
Marcovecchio, I., Thinyane, M., Estevez, E., & Janowski, T. (2019). Digital
Government as Implementation Means for Sustainable Development Goals.
International Journal of Public Administration in the Digital Age, 6(3), 1–22.
https://doi.org/10.4018/IJPADA.2019070101
Miles, M. B., Huberman, M. A., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis:
A Methods Sourcebook. Washington D.C: Sage Publications, Inc.
Mukabeta Maumbe, B., Owei, V., & Alexander, H. (2008). Questioning the pace

186
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

and pathway of e-government development in Africa: A case study of South


Africa’s Cape Gateway project. Government Information Quarterly, 25(4),
757–777. https://doi.org/10.1016/j.giq.2007.08.007
Obi, T., & Iwasaki, N. (2015). A decade of world e-Government rankings (Vol. 7).
Amsterdam: Ios Press.
Onyango, G., & Ondiek, J. O. (2021). Digitalization and Integration of Sustainable
Development Goals (SGDs) in Public Organizations in Kenya. Public
Organization Review, 21(3), 511–526. https://doi.org/10.1007/s11115-020-
00504-2
Othman, M. H., & Razali, R. (2018). Whole of Government Critical Success
Factors towards Integrated E-Government Services: A Preliminary Review.
Jurnal Pengurusan, 53, 73–82. https://doi.org/10.17576/pengurusan-2018-53-
07
Schuppan, T. (2009). E-Government in developing countries: Experiences from
sub-Saharan Africa. Government Information Quarterly, 26(1), 118–127.
https://doi.org/10.1016/j.giq.2008.01.006
Sharma, R., Fantin, A.-R., Prabhu, N., Guan, C., & Dattakumar, A. (2016). Digital
literacy and knowledge societies: A grounded theory investigation of
sustainable development. Telecommunications Policy, 40(7), 628–643.
https://doi.org/10.1016/j.telpol.2016.05.003
Shojaan, A., & Taghavifard, S. M. T. (2018). A model for the implementation of
electronic governance in Iran. Iranian Journal of Information Processing
Management, 33(4), 1549–1574. Retrieved from
https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-
85054592955&partnerID=40&md5=b1a99e271f95729f63b8069b85999b12
Sudirman, F. A., & Phradiansah, P. (2019). Tinjauan Implementasi Pembangunan
Berkelanjutan: Pengelolaan Sampah Kota Kendari. JURNAL SOSIAL
POLITIK, 5(2), 291. https://doi.org/10.22219/sospol.v5i2.9821
Sudirman, F. A., Upe, A., & La Ode Herman, F. T. S. (2021). Corporate Social
Responsibility (CSR) Contribution to Achieve Sustainable Development
Goals (SDGs) in Southeast Sulawesi. Proceedings of the 11th Annual

187
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoRespublica NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 3, No. 2, Juni 2022, hlm 174-188
ISSN 2716-0777 (online)

International Conference on Industrial Engineering and Operations


Management Singapor. Retrieved from
http://www.ieomsociety.org/singapore2021/papers/616.pdf
Tjoa, A. M., & Tjoa, S. (2016). The Role of ICT to Achieve the UN Sustainable
Development Goals (SDG) BT - ICT for Promoting Human Development and
Protecting the Environment (F. J. Mata & A. Pont, eds.). Cham: Springer
International Publishing.
United Nations General Assembly. (2015). Transforming our world: the 2030
Agenda for Sustainable Development. Resolution adopted by the General
Assembly on 25 September 2015. Retrieved from
https://www.un.org/ga/search/view_doc.asp?symbol=A/RES/70/1&Lang=E

188

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai