https://diskominfo.cirebonkab.go.id/strategi-pengembangan-electronic-government-
menggagas-peran-dan-fungsi-diskominfo
1. LATAR BELAKANG
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memasuki berbagai segi
kehidupan baik individu, keluarga, organisasi maupun masyarakat, serta mengalami
perkembanagan yang sangat cepat dan masif. Perkembangan TIK yang sedemikian
cepatnya telah membawa dunia memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah
dibayangkan sebelumnya (Indrajit, 2001, h. 8). Era baru inilah yang sekarang disebut
sebagai era informasi, yang didukung satu kekuatan TIK yang dikenal dengan ICT
(information communication and technology) dimana mempunyai pengaruh besar dalam
kehidupan manusia sehari-hari, seperti cara kerja dan mengelola organisasi (Slamet,
dkk., 2008, h. 51).
TIK ini secara potensial dapat merubah struktur organisasional pemerintah dan proses
bisnis, serta jika diterapkan dengan benar akan menghasilkan manfaat bisnis, teknis,
maupun organisasional (Heeks, 1999; Kraemer & King, 2003 dalam Gil-Garcial et al.,
2007). Keberadaan TIK tersebut menunjukkan posisi yang sangat penting bahkan
krusial bagi suatu organisasi dalam menjalankan roda bisnisnya maupun birokrasinya
terutama dalam bentuk pengolahan informasi untuk pengambilan keputusan.
Terlepas dari beragamnya definisi tentang E-Government, esensi yang terpenting dari
E-Government adalah memanfaatkan TIK untuk meningkatkan kinerja instansi
pemerintah. Dalam konteks ini peningkatan kinerja tidak dapat diartikan dalam konteks
yang sempit, namun dapat meliputi tercapainya tata pemerintahan yang bersih, efektif,
efisien, transparan, baik dalam pengelolaan internal maupun dalam pelayanan kepada
publik (good governance).
Secara generik, salah satu komponen utama E-Gov adalah aplikasi sistem informasi
pemerintahan yang mampu memberikan layanan secara online melalui media internet.
Aplikasi ini memberi informasi yang selalu up to date tentang berbagai hal,
menyediakan data dan berbagai sumberdaya yang mungkin bila ditempuh secara
konvensional akan banyak memakan energi serta memiliki fasilitas interaksi antara
anggota masyarakat dengan penyelenggara layanan publik tanpa harus bertemu
secara fisik.
Banyak manfaat yang diperoleh apabila layanan E-Government dapat berjalan dengan
baik, antara lain:
1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat,
kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di
berbagai bidang kehidupan bernegara;
2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan (bebas KKN);
3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang
dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;
4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan
baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan;
5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat
menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan
global dan trend yang ada; dan
6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam
proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.
Berdasarkan INPRES No. 3 Tahun 2003, Menteri Komunikasi dan Informasi telah
mendorong pemanfaatan TI untuk instansi pemerintahan baik pusat maupun didaerah.
Terlaksananya pemanfaatan TI secara nasional dengan berpedoman pada Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government dilakukan dalam beberapa
tahapan yaitu:
Tingkat 1 – Persiapan, yaitu pembuatan situs web sebagai media informasi dan
komunikasi pada setiap lembaga.
Tingkat 3 – Pemantapan, yaitu pembuatan web portal yang bersifat transaksi elektronis
layanan publik.
Seiring dengan pembangunan situs web pemerintahan itupun juga turut dipacu
pembangunan pada aspek yang lainnya seperti sarana prasarana hardware, software,
jaringan infrastruktur dan SDM. Dimana dimasing masing institusi pemerintahan
berbeda beda baik karakter maupun tahapan/ strategi penerapannya.
E-Government bukan hanya website, masih banyak aplikasi Telematika lain dalam
konteks E-Government yang menjadi sarana untuk meningkatkan produktivitas,
efektifitas dan efisiensi kinerja pemerintahan. Namun demikian muncul pertanyaan
kritis, bukankah sebagian besar instansi pemerintah pusat dan daerah
sudah ber-E-Government tetapi mengapa masih ada kegagalan pemerintah.
Jadi e-government tidak hanya dapat dianggap sebagai pemerintahan online yang
berbasis internet (internet-based government). Namun, terdapat pula teknologi
pemerintahan berbasis elektronik (e-gov) ini yang bersifat non-internet yang dapat
digunakan dalam konteks ini, seperti: telepon, faksimil, PDA (Personal Digital
Assistance), SMS (Short Message Service), MMS (Multimedia Message Service),
jaringan dan layanan nirkabel (wireless networks and services), Bluetooth, CCTV
(Closed Circuit Television), sistem penjejak (tracking system), RFID (Radio Frequency
Identification), identifikasi biometrik, manajemen dan penegakan peraturan lalu lintas
jalan, kartu identitas (KTP), kartu pintar (smart card), serta aplikasi NFC (Near Field
Communication) yang merupakan pengembangan kartu radio RFID, seperti: teknologi
polling station, penyampaian layanan pemerintahan berbasis TV dan radio, e-letter
(surat elektronik), fasilitas komunitas online, newsgroup dan electronic mailing list, serta
teknologi pesan instan (instant messenger).
Selain hal tersebut, terdapat pula sejumah sub-kategori dari e-government spesifik
seperti m-governmnet (mobile government), u-government (ubiquitous government)
atau suatu perangkat untuk membantu mengerjakan suatu tugas dan bisa dibawa
kemanapun dimana dapat meningkatkan kolaborasi dan memudahkan penggunaan
tanpa dibatasi lokasi, serta G-government (aplikasi GIS/GPS untuk e-government).
(Sumber: http://wikipedia.org/wiki/Egovernment).
Perda tersebut kemudian dijabarkan lagi dalam bentuk Peraturan Bupati Cirebon
Nomor 51 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Komunikasi
dan Informatika, yang mana berisi tentang penyelenggaraan pemerintahan dibidang
komunikasi dan informasi di Kabupaten Cirebon yang mencakup aspek pelaksanaan
pos dan telekomunikasi, penyediaan sarana komunikasi dan diseminasi informasi, serta
aplikasi telematika. Dengan kata lain, salah satu fungsinya yaitu menyelenggarakan
layanan electronic government (E-Gov.).
Oleh karena itu, eksistensi Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten
Cirebon sebagai tulang punggung penyelenggaraan di bidang komunikasi dan informasi
akan sangat strategis bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon, khususnya
Diskominfo. Peran dan tugas ini sebetulnya sangat luas, tidak hanya sebagai media
pengelola, penyaji dan/atau penyimpan data dan informasi saja, namun juga dan yang
terpenting adalah turut mencerdaskan dan memajukan bangsa menuju masyarakat
informasi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Diskominfo diharapkan dapat
memberikan kemudahan bagi pengguna informasi serta dapat memberikan dukungan
bagi berbagai komunitas teknologi informasi sebagai mitra kerja dalam bidang
komunikasi dan informasi.
Adapun program yang akan menjadi urusan komunikasi dan informasi khususnya
dalam meningkatkan layanan e-government dalam implementasinya sangat tergantung
pada ketersediaan infrstruktur jaringan komunikasi dan kualitas SDM TIK yang
memadai, yang barengi dengan dukungan pengambil kebijakan (e-leadership).
Berdasarkan pemaparan dan berbagai tantangan serta kendala yang dihadapi dalam
meningkatkan kinerja layanan e-government, maka perlu dirumuskan: “Strategi
Pengembangan e-Gov di Kabupaten Cirebon”.
Ada lima (5) dimensi dalam penerapan e-Gov agar penerapannya dapat berhasil
dengan baik. Kelima dimensi ini merupakan indikator keberhasilan e-gov.
1. Kebijakan
Dalam dimensi kebijakan ini mencakup: proses kebijakan, visi dan misi, strategi
penerapan kebijakan, pedoman, peraturan, keputusan instansi, skala prioritas, dan
manajemen resiko/evaluasi.
1. Kelembagaan
Dimensi kelembagaan terdiri dari Keberadaan struktur organisasi yang efektif, Tugas
dan fungsi, Ketersediaan sistem dan prosedur kerja, Ketersediaan SDM meliputi jumlah
dan tingkat kompetensi, serta pengembangan SDM Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
Infrastruktur
Dimensi infrastruktur merupakan sarana yang sangat penting dalam sistem layanan e-
Gov. Dimensi ini meliputi: Data center, jaringan data, keamanan (data/informasi dan
fisik), fasilitas pendukung infrastruktur TIK (rak server, catu daya, scanner, hosting,
UPS, dll), disaster recovery (database backup), pemeliharaan TIK (adanya suku
cadang, jasa pihak ketiga, pengelola TIK), inventarisasi peralatan TIK (baik perangkat
keras, perangkat lunak, maupun perangkat pendukung).
1. Aplikasi
Ada sepuluh (10) unsur yang termasuk dalam dimensi aplikasi ini, yaitu: 1. situs
web/home page (anatara lain www.cirebonkab.go.id); 2. aplikasi fungsional utama 1
(pelayanan publik seperti SIM Pelayanan Perizinan Terpadu, SIAK dll.); 3. aplikasi
fungsional utama 2 (adm. dan manajemen umum, seperti Simpatda, Simakbnm, dll.); 4.
aplikasi fungsional utama 3 (adm. Legislasi seperti SIM e-parlement); 5. aplikasi
fungsional utama 4 (manajemen pembangunan seperti SIM Penyuluh Pertanian, sistem
pencatatan dan pelaporan Puskesmas/SP3 dll.; 6. aplikasi fungsional utama 5
(manajemen keuangan seperti SIPKD dll); 7. aplikasi fungsional utama 6 (manajemen
kepegawaian seperti SIMPEG); 8. Dokumentasi (RIP sistem informasi dan telematika,
blue print pengembangan TIK, kajian WAN, kajian SIMDA dan keamanan jaringan); 9.
inventarisasi aplikasi TIK (daftar SIM/aplikasi yang ada pada OPD); 10. interoperabilitas
aplikasi (integrasi data/informasi).
1. Perencanaan
Dimendi Perencanaan meliputi pengorganisasian/fungsi,mekanisme perencanaan
master plan TIK, dokumen master plan TIK, implementasi masterplan TIK, serta
pembiayaan.
Berdasarkan paparan di atas serta analisis SWOT maka dapat dirumuskan strategi
pengembangan e-Gov sebagai berikut:
1. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal dan terintegrasi, terpercaya, serta
terjangkau oleh masyarakat luas. Dalam hal ini bagaimana layanan pemerintah dapat
disediakan melalui satu portal yang komprehensif.
2. Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah daerah otonom secara holistik
melalui Business Process Reengineering (BPR) karena e-Gov membutuhkan
kompetensi dan proses bisnis/birokrasi yang berbeda dibandingkan layanan tradisonal.
3. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal, serta memperkuat jaringan
infrastruktur dan pita lebar (bandwith) untuk akses internet dan saluran komunikasi
data.
4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi
dan teknologi informasi.
5. Menyediakan serta mengembangkan kapasitas SDM TIK khususnya, disertai dengan
meningkatkan e-literacy masyarakat (memperkuat keterampilan dan pengetahuan
masyarakat dalam bidang teknologi informasi).
6. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan-tahapan yang
realistik dan terukur, disertai dengan rencana anggaran biaya.
1. CATATAN KEDEPAN
2. Memperbaiki faktor-faktor yang menjadi elemen kesiapan implementasi (e-readiness),
mulai dari infrastruktur jaringan, sumber daya manusia, sistem informasi, teknologi,
serta juga visi dan strategi kepemimpinan yang lebih mengarah pada pemanfaatan TIK.
3. E-Gov tidak akan berjalan secara optimal tanpa adanya dukungan dan komitmen dari
para pimpinan atau pengambil kebijakan. Dalam hal ini masih lemahnya e-leadership.
4. Perlu adanya Perda tentang penyelenggraan TIK di Kabupaten Cirebon, beserta
turunannya seperti Perbup, SK, SOP dll. dalam rangka kepastian sistem untuk
melaksanakan e-Gov di daerah sebagai amanat dan kerangka acuan dalam
implementasinya.
5. Melibatkan semua stakeholders baik dilingkungan Pemda Kab. Cirebon, dunia usaha,
serta masyarakat.
1. PENUTUP
Strategi pengembangan e-Gov ini hanya akan dapat terwujud secara optimal apabila
segenap unsur yang telah dipaparkan di atas diimplementasikan seluruhnya dengan
perencanaan yang matang, pengorganisasian yang jelas, pelaksanaan yang serius dan
semangat serta komitmen yang ajeg, dengan mengedepankan team work.