Anda di halaman 1dari 5

BAB II KONSEP DASAR DAN DEFINISI E-GOVERNMENT

E-government merupakan tren pada saat ini dimana program-program pemerintah di hampir
seluruh negara untuk mengadopsi ICT (Information and Commuication Technology/Teknologi
Informasi dan Komunikasi) dalam menjalankan pemerintahan.
A. Pemahaman Tentang E-Government dan Konsekuensinya
Dalam buku Garcia lebih kepada evaluasi e-government, bagaimana kita menilai
“kesuksesan” serta “kegagalan” penerapan e-government. Persalahannya seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi serta sosio kultural masyarakat yang sangat dinamis,
maka ukuran “kesuksesan” e-government pun turut mengalami pergeseran. Ukuran suskses
tidaknya egoverment sering dikaitkan dengan teknologi yang digunakan apabila penggunaan
teknologi terbaru yang perkembangannya sangat cepat dan apabila menggunakan teknologi
lama sudah sangat tidak relevan lagi dengan kondisi dan kebutuhan saat ini. Perkembangan
teknologi informasi akan membuat kriteria kesuksesan e-government ikut berubah. Jika satu
sistem e-government masih menggunakan teknologi versi 1.0 misalnya, sedangkan teknologi
terbaru sudah mencapai versi 5.0, tentu egovernment yang dijalankan belum bisa disebut
“sukses”. Begitu juga dengan biaya yang dikeluarkan. Apabila teknologi yang digunakan
masih membutuhkan anggaran biaya yang besar, maka sistem e-government itu dinilai
“gagal”. Tujuan egoverment tidak hanya tentang penggunaan teknologi terbarukan namun
juga berkaitan erat dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
masyarakat.
B. Kompleksitas Konsep E-Government
Konsep-konsep turunan dari studi e-government secara umum. Konsep-konsep tersebut
antara lain misalnya, open government, penggunaan social media, Web 2.0, smart cities,
smart communities, digital divide, digital gap, digital literacy, cyber security, privacy, dan
berbagai konsep lainnya yang terkait.
Dengan kompleksitas yang dihadapi, beberapa akademisi pun berpendapat bahwa untuk
benar-benar memahami arti, makna dan dimensi (tantangan serta potensi) dari konsep e-
government adalah hal yang mustahil. (Gil-Garcia & Luna Reyes 2007 dalam (Gil-Garcia,
2012). Untuk memahami esensi dari e-government melalui tiga pendekatan. Pertama, kita
bisa menggunakan pendekatan
evolusioner, yang kedua kita bisa mendekatinya dengan merujuk pada karakteristik utama
yang harus ada dalam sesuatu yang disebut e-government. yang terakhir adalah dengan
melihat aplikasi atau penggunaan e-government pada stakeholder yang berbeda (Gil-Garcia,
2012).
C. Tiga Pendekatan Dalam Memahami Konsep E-Government
1. Pendekatan Evolusi E-Government (The Stage of E-Government)
Konsep e-government melalui suatu intrumen yang menggambarkan step-by-step atau
tahapan-tahapan yang bersifat evolusioner. Artinya intrumen ini akan memberitahukan
sudah pada tahapan mana penggunaan ICT dalam proses pemerintahan. Asumsi dari
pendekatan evolusioner ini adalah bahwa tahapan e-government melewati garis linier
yang progresif dari tahap awal yang paling sederhana menuju tahap akhir yang paling
kompleks dan proses evolusi dari program e-government akan melewati tahapan tersebut
satu per satu. Pendekatan evolusioner ini tidak lantas lepas dari kritik. Kritikan pertama
diarahkan pada asumsi progres linier dari tiap tahapan, asumsi yang menyatakan bahwa
suatu program elektronic government akan berevolusi sesuai dengan tahapan-tahapan
yang telah dirumuskan ternyata tidak selalu terjadi. Kritik ke dua adalah tentang titik
fokus pendekatan evolusioner ini terhadap website dan penggunaan internet. Terlepas
dari kritikan yang diterima, model evolusioner ini masih menjadi instrument yang sangat
berguna untuk membantu kita mendeteksi dan mendeskripsikan “tahapan” atau “tingkat
kedewasaan” dari program e-government.
2. Pendekatan Definisional (The Elements of E-Government)
Fokusnya adalah menemukan elemen esensial dari konsep e-government dan
mendefinisikan konsep tersebut sesuai dengan elemen yang diidentifikasi. Melalui
pendekatan ini, maka ada beragam definisi e-government yang memiliki makna yang
beragam pula sesuai dengan keragaman elemen yang dipilih oleh para ahli yang
merumuskan definisikannya. Menurut Gil-Garcia & Luna-Reyes (2006) dalam Gil-
Garcia (2012) definisi e-government yang ada saat ini mengandung setidaknya empat
elemen atau karakteristik utama: 1) penggunaan ICT (jaringan komputer, internet,
telepon, dan mesin faximili); 2) dibuat untuk mendukung kerja pemerintahan
(menyediakan dan pengelolaan informasi, perbaikan pelayanan, efisiensi administrasi dan
lain-lain); 3) memperbaiki relasi pemerintah dan publik (melalui pembuatan kanal-kanal
komunikasi baru berbasis ICT dan meningkatkan partisipasi publik dalam jalannya
pemerintahan); 4) adanya strategi untuk menciptakan nilai tambah bagi stakeholder yang
terlibat dalam program e-government (masyarakat, privat/mitra bisnis, staf pegawai dan
lainnya).
3. Pendekatan Berbasis Stakeholder (The Relationships Between Government and Other
Entities)
Pendekatan berbasis stakeholder yang menekankan pada kategorisasi terhadap tipe relasi
antara pemerintah dan entitas lainnya. Pendekatan ini fokus pada penggunaan internet
sebagai instrument untuk meningkatkan dan mendukung relasi pemerintah dengan
stakeholder lain. Hal ini termanifestasikan dengan konsep yang kita kenal sebagai:
 Government to Citizens (G2C), merupakan implementasi e-government untuk
memperbaiki kualitas pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah.
 Government to Business (G2B). Penggunaan ICT dalam menunjang kinerja
organisasi memang tidak didominasi oleh pemerintah saja namun justru
sebaliknya, berbagai inovasi dan terobosan yang bertujuan untuk memaksimalkan
keuntungan dengan pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien banyak datang
dari sektor bisnis.
 Government to Government (G2G). E-government diyakini mampu mendukung
koordinasi antar pemerintah yang membutuhkan kejelasan terkait hal-hal yang
teknis dan mendetail, misalnya tugas pokok, wewenang, aturan dasar, yuridiksi
dan lain sebagainya.
Definisi e-Government
Pengertian dan penerapan e-Government di sebuah negara tidak dapat dipisahkan dengan kondisi
internal baik secara makro maupun mikro dari negara yang bersangkutan, sehingga
pemahamannya teramat sangat ditentukan oleh sejarah, budaya, pendidikan, pandangan politik,
kondisi ekonomi, dari negara yang bersangkutan
Tiga kesamaan karakteristik dari setiap defnisi e-Government, yaitu:
1. Merupakan suatu mekanisme interaksi baru (moderen) antara pemerintah dengan
masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan (stakeholder); dimana
2. Melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet); dengan tujuan
3. Memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan public
Manfaat e-Government
Al Gore dan Tony Blair, menggambarkan manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya konsep
e-Governmnet bagi suatu negara, antara lain:
1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat,
kalangan bisnis, dan industri);
2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance;
3. Mengurangi secara signifkan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang
dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;
4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan
baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan; dan
5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat
menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan
global dan trend yang ada; serta
6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses
pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.
Konsep e-Government
Konsep e-Government berkembang karena adanya 3 (tiga) pemicu (drivers) utama, yaitu:
1. Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat isu-isu
semacam demokratisasi, hak asasi manusia, hukum, transparansi, korupsi, civil society,
good corporate governance, perdagangan bebas, pasar terbuka, dan lain sebagainya
menjadi hal-hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap bangsa jika yang bersangkutan
tidak ingin diasingkan dari pergaulan dunia.
2. Kemajuan teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) terjadi sedemikian
pesatnya sehingga data, informasi, dan pengetahuan dapat diciptakan dengan teramat
sangat epat dan dapat segera disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai
belahan di dunia dalam hitungan detik. Hal ini berarti bahwa setiap individu di berbagai
negara di dunia dapat saling berkomunikasi bersangkutan
3. Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat di dunia tidak terlepas dari semakin
membaiknya kinerja industri swasta dalam melakukan kegiatan ekonominya. Percepatan
peningkatan kinerja di sektor swasta ini tidak diikuti dengan per epatan yang sama di
sektor publik, sehingga masyarakat dapat melihat adanya kepin angan dalam standard
kualitas pemberian pelayanan.
Ketiga aspek di atas menyebabkan terjadinya tekanan dari masyarakat agar pemerintah
memperbaiki kinerjanya secara signifkan dengan cara memanfaatkan berbagai teknologi
informasi yang ada. Negara Inggris misalnya melihat perkawinan antara pemerintah dengan
teknologi informasi melahirkan sebuah konsep yang diistilahkan sebagai Electronic Service
Delivery (ESD), yaitu mekanisme dimana pemerintah menggunakan teknologi informasi
(terutama internet) sebagai sarana utama yang menghubungkan dirinya dengan para stakeholder,
yaitu masyarakat umum, kalangan industri, dan sektor publik lainnya.
Visi e-Government
Sebuah negara memiliki visi e-Government-nya masing-masing, sesuai dengan karakteristik dan
ita- ita bangsanya. Melihat bahwa setiap negara memiliki keunikannya masing-masing, maka visi
dari masing-masing negara sehubungan dengan apa yang ingin dicapai dengan
diimplementasikannya e-Government-pun akan beragam. Untuk menyusun suatu visi yang baik,
biasanya harus dipahami terlebih dahulu elemen-elemen yang harus dikandung dalam visi
tersebut.
Visi e-Government yang baik akan berlandaskan pada empat prinsip utama, yaitu:
Prinsip Pertama: Fokuslah pada perbaikan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Karena
begitu banyaknya jenis pelayanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakatnya, maka harus
dipikirkan pelayanan mana sa ja yang menjadi prioritas.
Prinsip Kedua: Bangunlah sebuah lingkungan yang kompetitif. Yang dimaksud engan
lingkungan yang kompetitif di sini adalah bahwa misi untuk melayani masyarakat tidak hanya
diserahkan, dibebani, atau menjadi hak dan tanggung jawab institusi publik (pemerintah) semata,
tetapi sektor swasta dan non-komersial diberikan pula kesempatan untuk melakukannya.
Prinsip Ketiga: Berikan penghargaan pada inovasi, dan berilah ruang kesempatan bagi kesalahan.
Konsep e-Government merupakan sebuah pendekatan yang masih baru, dimana semua bangsa
dan negara sedang melakukan eksperimen suatu hal yang normal jika dari sedemikan banyak
program dalam portofolio e-Government di satu sisi diketemukan keberhasilan sementara di lain
pihak kerap dijumpai kegagalan, atau di satu pihak terlihat banyak sekali pihak yang mendukung
sementara di pihak lain yang menentang juga tidak sedikit.
Prinsip Keempat: Tekankan pada pen apaian efsiensi. Pemberian pelayanan dengan
memanfaatkan teknologi digital atau internet, efsiensi juga dapat dinilai dengan besarnya
manfaat dan pendapatan tambahan yang diperoleh pemerintah dari impelemntasi jalur moderen
terkait
The Business Need for e-Government (Kebutuhan Bisnis untuk e-Government)
1. Misi Mengemudi di Setiap Level
Instansi pemerintah memiliki persyaratan untuk menjalankan misi mereka untuk:
 Melayani dengan memberi warga akses yang mereka butuhkan untuk program, layanan,
dan informasi
 Terlibat dengan memberdayakan warga untuk berpartisipasi dalam layanan dan kebijakan
pemerintah pengembangan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan
 Mengatur dengan memberikan informasi, proses, dan program untuk membantu bisnis
merampingkan proses regulasi dan memberikan produk dan layanan yang aman dengan
menetapkan dan menerapkan hukum yang mendikte bagaimana kita hidup Bersama
sebagai masyarakat
 Melindungi dengan memastikan keamanan, privasi, dan perlindungan setiap warga
negara

Anda mungkin juga menyukai