1. Apa hubungan antara SIM, Cloud Computing dan E-Government, jelaskan.
Hubungan SIM dan E-Governance
Pemanfaatan Sistem Informasi telah semakin luas.Penggunaan pengguna informasi telah merambah bidang perdagangan,pendidikan,pertahanan dan keamanan negara, sosial dan sebagainya. Hal ini dikarenakan sistem informasi memiliki kelebihan dalam hal kecepatan, kemudahan dan biaya yang murah. Dengan menggunakan sistem informasi,terwujudlah suatu efisiensi dalam gerak kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya.Sistem informasi dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari interaksi tersebut. Oleh sebab itu, sistem informasi banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan,dan dengan keuntungan-keuntungan yang ditawarkan ,teknologi ini mulai diterapkan dalam praktek pemerintahan. Kedua hal tersebut merupakan hal yang saling berkaitan. Menurut pendapat Drs. Soetedjo Moeldodihardjo dalam bukunya Management Information System, SIM adalah suatu metode untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu bagi managemen tentang lingkungan luar organisasi dan kegiatan operasi didalam organisasi, dengan tujuan untuk menunjang proses pengambilan keputusan serta memperbaiki proses perencanaan dan pengawasa. Sedangkan, The World Bank Group (2001) mendefinisikan E-governance sebagai penggunaan teknologi informasi oleh instansi pemerintah (seperti Wide Area Networks (WAN), internet, Mobile computing) yang dapat digunakan untuk membangun hubungan dengan masyarakat, dunia usaha, dan instansi pemerintah lainnya . Secara umurn pengertian E-Governance adalah Sistem manajemen informasi dan layanan masyarakat berbasis internet. Layanan ini diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Dengan memanfaatkan internet, maka akan muncul sangat banyak pengembangan modus layanan dari pemerintah kepada masyarakat yang memungkinkan peran aktif masyarakat dimana diharapkan masyarakat dapat secara mandiri melakukan registrasi perizinan, memantau proses penyelesaian, melakukan secara langsung untuk setiap perizinan dan layanan publik lainnya. Semua hal tersebut dengan bantuan teknologi internet akan dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja (Abidin dalam Hardiyansyah, 2003). A.S. Hikam, mantan Menristek, mengatakan bahwa e-Governance adalah merupakan elektronikalisasi layanan pemerintah terhadap masyarakat atau warga negara. Selain itu e-Governance juga merupakan sebuah proses bagi demokratisasi, dengan adanya e-Governance, berarti juga memotong jalur birokrasi yang ada. Selanjutnya beliau mengemukakan bahwa tujuan e- Gov adalah untuk meningkatkan akses warga negara terhadap jasa-jasa layanan publik pemerintah, meningkatkan akses masyarakat ke sumber-sumber informasi yang dimiliki pemerintah, menangani keluhan masyarakat. dan juga persamaan kualitas layanan yang bias dinikmati oleh seluruh warga negara. Dengan adanya e-Gov, berarti harus ada standarisasi kualitas layanan yang bisa dinikmati masyarakat (Kompas, 18/05/2001).
Hubungan SIM dan E-Governance Hubungan SIM dan E-Governance (EG) mengacu kepada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk bertukar informasi dan pelayanan kepada penduduk, perusahaan-perusahaan, dan pemerintahan lainnya. Bentuk Hubunga SIM dan e- government ada 4 macam, yaitu : Governance-To-Customer, Tipe G-to-C ini merupakan aplikasi e-Governance yang paling umum, yaitu dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat (rakyat). Dengan kata lain, tujuan utama dari dibangunnya aplikasi e-Governance bertipe G-to-C adalah untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang beragam agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari. Governance-To-Business Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk sebuah lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekenomian sebuah negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, entiti bisnis semacam perusahaan swasta membutuhkan banyak sekali data dan informasi yang dimiliki oleh pemerintah. Disamping itu, yang bersangkutan juga harus berinteraksi dengan berbagai lembaga kenegaraan karena berkaitan dengan hak dan kewajiban organisasinya sebagai sebuah entiti berorientasi profit. Diperlukannya relasi yang baik antara pemerintah dengan kalangan bisnis tidak saja bertujuan untuk memperlancar para praktisi bisnis dalam menjalankan roda perusahaannya, namun lebih jauh lagi banyak hal yang dapat menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi interaksi yang baik dan efektif dengan industri swasta. G2G (Governance to Governance) Di era globalisasi ini terlihat jelas adanya kebutuhan bagi negara-negara untuk saling berkomunikasi secara lebih intens dari hari ke hari. Kebutuhan untuk berinteraksi antar satu pemerintah dengan pemerintah setiap harinya tidak hanya berkisar pada hal- hal yang berbau diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama antar negara dan kerjasama antar entiti-entiti negara (masyarakat, industri, perusahaan, dan lain-lain) dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi perdagangan, proses-proses politik, mekanisme hubungan sosial dan budaya, dan lain sebagainya.
G2E (Governance to Employees) Pada akhirnya, aplikasi e-Governance juga diperuntukkan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat. Berbagai jenis aplikasi yang dapat dibangun dengan menggunakan format G-to-E. Tujuan e-governance adalah untuk mencapai suatu tata pemerintahan yang baik (good governance). Pemikiran ini didasarkan pada cara berfikir bahwa e-government diterapkan untuk meningkatkan hubungan antara pemerintahan dengan masyarakat dan pelaku bisnis dengan dasar efisien, efektif dan ekonomis. Inisiatif dari pemerintah untuk menerapkan konsep e-government ini adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas dari tata pemerintahnya sehingga menjadi lebih baik.
Manfaat hubungan SIM dan E-Governance Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari kesemua pihak. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolahan (jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya) dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui email atau bahkan video conferencing. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam, misalnya. Cloud computing masuk ke dalam kategori penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam sebuah pemerintahan dimana dengan adanya komputasi awan ini, penerapan teknologi informasi tepat guna bagi peningkatan produktivitas dan penciptaan efisiensi bisnis sangat memudahkan sekali bagi masyarakat. Cloud computing dapat diimplementasikan dengan cara menyediakan komponen-komponen berupa server, hardware, dan jaringan yang dibutuhkan pelanggan dengan harga tertentu. Penyediaan ini dilakukan oleh vendor. Pelanggan dapat melakukan instalasi aplikasi yang digunakannya pada infrastruktur tersebut. Adapun peranan cloud computing dalam mendukung pengembangan bisnis yang akan berbanding lurus terhadap kemajuan ekonomi. Dimana cloud computing akan berbanding lurus dengan kefektifan, keefisienan. Pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mempunyai infrastruktur mahal seperti sever, jaringan, spftware, hardware, dsb karena telah disediakan oeh provider. Pelayanan dengan ICT tersebut bisa memudahkan investasi pemerintahan darah. Birokrasi yang berbelit-belit bisa diminimalisir. Contoh daerah yang telah menerapkan pelayanan tersebut yakni seperti kota Sragen, Jembrana, Surabaya, dan Jogjakarta. Salah satu cara yang paling hemat dan efektif dalam penerapan e-government yakni dengan memanfaatkan cloud computing. Penggunaan sistem cloud computing ini sagat penting untuk keefektifan dalam menjalankan tugas pemrintah daerah, seperti penggunaan virtual office dalam administrasi pemerintahan daerah.
Efektivitas Kepemimpinan Kepala Kelurahan Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Menunjang Pembangunan Di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan Lianganggang