Anda di halaman 1dari 10

Literature Review

Sistem Informasi Layanan Masyarakat

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Proyek 1


Semester 2 Tahun Ajaran 2024-2025
Dosen Pengajar

Disusun Oleh :
0066 Muhammad Azka Alghifari
0091 Alaudin Maliqulsaleh Awaludin
0064 Muhammad Fikri
Kelas D3SI 47-04

Program Studi D3 Sistem Informasi


Universitas Telkom
Bandung, Maret 2024
1. Latar Belakang
Penggunaan informasi teknologi (IT) di negara-negara berkembang sudah semakin pesat
dan memasuki berbagai kebutuhan. Pemakaian perangkat canggih berteknologi komputer
jejaring itu dirancang sejak memasuki 2000, ketika pemanfaatan komputer semakin
merata. Pemerintah semakin menunjukkankebutuhan yang terus meningkat terhadap
pemakaian IT agar bisa menjadikan kerja- kerja birokrasi lebih efektif dan efisien dalam
melayani kebutuhan masyarakat.1Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah paying
besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan
menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan
teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu
ke lainnya.[1]

Gambar 1 Data Survei E-Government[1]

Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat isu-isu
semacam demokratisasi, hak asasi manusia, hukum, transparansi, korupsi, civil society,
good corporate governance, perdagangan bebas, pasar Terbuka, dan lain sebagainya
menjadi hal-hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap bangsa jika yang bersangkutan
tidak ingin disingkirkan dari pergaulan dunia. Dalam format ini, pemerintah harus
mengadakan reposisi terhadap perannya di dalam sebuah negara, dari yang bersifat
internal dan fokus terhadap kebutuhan dalam negeri, menjadi lebih berorientasi ke
eksternal dan fokus kepada bagaimana memposisikan masyarakat dan negaranya di dalam
sebuah pergaulan global. Jika dahulu di dalam sebuah negara kekuasaan lebih berpusat
pada sisi pemerintahan (supply side), maka saat ini bergeser ke arah masyarakat (demand
side), sehingga tuntutan masyarakat terhadap kinerja pemerintahnya menjadi semakin
tinggi (karena untuk dapat bergaul dengan mudah dan efektif dengan masyarakat negara
lain, masyarakat di sebuah negara harus memiliki sebuah lingkungan yang kondusif
dimana hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah). Kemajuan teknologi informasi
(komputer dan telekomunikasi) terjadi sedemikian pesatnya sehingga data, informasi dan
pengetahuan dapat diciptakan dengan teramat sangat cepat dan dapat segera disebarkan
ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia dalam hitungan detik. Hal ini
berarti bahwa setiap individu di berbagai negara di dunia dapat saling berkomunikasi
bersangkutan seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut. secara langsung kepada
siapapun yang dikehendaki tanpa dibutuhkan perantara (mediasi) apapun. Tentu saja buah
dari teknologi ini akan sangat mempengaruhi bagaimana pemerintah di masa moderen
harus bersikap dalam melayani masyarakatnya, karena banyak aspek-aspek dan fungsi-
fungsi pemerintah konvensional yang secara tidak langsung telah diambil alih oleh
masyarakatnya sendiri (misalnya masalah pers, sosial, agama, pendidikan, kesehatan, dan
lain sebagainya) karena adanya teknologi ini. Inilah alasan lain mengapa pemerintah
dipaksa untuk mulai mengkaji fenomena yang ada agar yang bersangkutan dapat secara
benar dan efektif mereposisikan
peranan dirinya. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di dunia tidak terlepas dari
semakin membaiknya kinerja industri swasta dalam melakukan kegiatan ekonominya.
Kedekatan antara masyarakat (sebagai pelanggan) dengan pelaku ekonomi (pedagang,
investor, perusahaan dan lain-lain) telah membuat terbentuknya sebuah standar pelayanan
yang semakin membaik dari waktu ke waktu. Percepatan peningkatan kinerja di sektor
swasta ini tidak diikuti dengan percepatan yang sama di sektor publik, sehingga
masyarakat dapat melihat adanya kepincangan dalam standar kualitas pemberian
pelayanan. Dengan kata lain, secara tidak langsung tuntutan masyarakat agar pemerintah
meningkatkan kinerjanya semakin tinggi; bahkan jika terbukti terjadinya penyimpangan-
penyimpangan dalam pengelolaan uang rakyat, masyarakat tidak segan-segan untuk
mengevaluasi kinerja pemerintah melalui demonstrasi atau jalur-jalur lainnya.[2]

Salah satu kebutuhan mendasar dari manusia adalah informasi. Manusia mulai menyadari
pentingnya informasi dalam kehidupannya. Melalui informasi orang dapat memperoleh
penge- tahuan tentang berbagai hal. Patut disadari bahwa betapapun penting atau
bagusnya sebuah infor- masi, tidak akan banyak berarti apabila ditafsir- kan lain pada saat
penerimaannya.Televisi merupakan salah satu bentuk media massa untuk beriklan, ini
karena televisi dipan- dang lebih efektif dalam menyampaikan pesan dan mempengaruhi
masyarakat. Kelebihan yang dimiliki televisi sebagai salah satu media perik- lanan adalah
kesan televisi yang realistik, hal ini dikarenakan sifat televisi yang audio visual dan
merupakan kombinasi warna-warna, suara serta gerakan, sehingga membuat iklan-iklan
televisi nampak begitu hidup dan nyata maka sehingga sangat kuat pengaruhnya untuk
mempersuasikan orang lain.Pengaruh iklan terhadap orang yang me- lihat, secara umum
dapat menambah pengetahuan dan memberikan informasi, sedangkan secara khusus
setelah melihat tayangan iklan tersebut diharapkan secara langsung dapat terpengaruh
sehingga dapat mengerti isi pesan yang terdapat pada iklan tersebut, dan akhirnya dapat
mem- berikan respon yang positif karena seringnya iklan tersebut ditayangkan. Iklan
layanan mas- yarakat yang ditayangkan di televisi diharapkan mampu menarik perhatian
masyarakat, dan juga diharapkan masyarakat dapat mengerti isi pesan yang disampaikan
dalam bentuk iklan. Masya- rakat diharapkan mengerti maksud dan tujuan serta program
yang dicanangkan pemerintah.[3]

Teknologi informasi dan komunikasi menjanjikan efisiensi, kecepatan penyampaian


informasi, jangkauan yang global dan tranparansi. Oleh karena itu dalam era otonomi
daerah ini untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) salah satu
upayanya adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau yang populer
disebut e-Government. Secara umum, Good governance adalah pemerintahan yang baik.
Dalam versi World Bank, good governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi
dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi
baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran serta
penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha. Hal ini bagi
pemerintah maupun swasta di Indonesia ialah merupakan suatu terobosan mutakhir dalam
menciptakan kredibilitas publik dan untuk melahirkan bentuk manajerial yang handal.
Untuk mewujudkan cita-cita luhur good governance tersebut, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) oleh pemerintah atau yang umum disebut dengan e-
Government dapat dijadikan sebagai salah satu alat atau sebagai pintu gerbang menuju
good governance. Di tingkat dunia, negara-negara maju telah memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai salah satu alat utama mereka dalam meningkatkan
kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik untuk meningkatkan
pelayanan informasi komunikasi dan sharing data antar pemerintahan (G2G), Masyarakat
(G2G) dan Dunia Usaha (G2B). Para pemimpin dunia sedang berlomba-lomba untuk
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat melalui e-Government guna
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah untuk mewujudkan good
governance. Sebagaimana ditunjukkan dalam survei e-Government tahun 2016. Beberapa
pemimpin di Asia telah menunjukkan usahanya dalam pemanfaatan teknologi informasi
bersaing dalam pemanfaatan teknologi informasi seperti Republik Korea yang menduduki
posisi ketiga, Singapura di posisi keempat dan Jepang di urutan ke 11 dunia. Posisi
pertama hingga kelima, berturut-turut diraih oleh Inggris, Australia, Republik Korea,
Singapura, dan Finlandia. Sementara berdasarkan kelompok e-Government Development
Index (EGDI) Indonesia masuk dalam kelompok Middle EGDI. Group EGDI yang terdiri
dari 4 (empat) kelompok yaitu : Very High EGDI, High EGDI, Middle EGD/ dan Low
EGDI, Berdasarkan hasil survei EDGI 2016, Balai Pelatihan dan Pengembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) dalam website bpptik.kominfo.go.id
merilis bahwa pada tahun 2016 Indonesia mendapat peringkat ke 116 EGDI, turun 10
peringkat dibandingkan tahun 2014 yang menduduki peringkat ke 106. Kondisi ini mash
jauh berada di bawah negara-negara di Asia Tenggara seperti Malaysia (peringkat ke-
60), Filipina (peringkat ke-71), dan Brunei Darussalam (peringkat ke-83) Sementara itu,
nilai Online Service Index (OS/) dan Telecommunication Infrastructure Index (TIl)
Indonesia juga masih berada dibawah rata-rata di regional Asia Tenggara. Indonesia
berada pada angka 0,3623 OSI dan 0,3016 TIl, sedangkan rata OSI di kawasan Asia
Tenggara adalah 0,4598 dan 0,306 pada angka TIl, Hasil survei United Nation E-
Government tahun 2016 tersebut diatas, khususnya Indonesia, hasil survei ini tentunya
menjadikan suatu tantangan tersendiri bagi kita untuk dapat meningkatkan peringkat
EGDI di tahun-tahun yang akan datang, di mana angka yang diperoleh merupakan fakta
dari kondisi penerapan e-Goverment untuk memastikan bahwa lembaga-lembaga publik
apakah sudah lebih inklusif, efektif, akuntabel dan transparan.[4]

Fenomena penggunaan sosial media dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
cukup signifikan (Sherlyanita & Rakhmawati, 2016). Terutama setahun terakhir ini,
semenjak pandemi covid-19 mewabah di Indonesia dan mengharuskan sebagian besar
aktivitas dilaksanakan di rumah secara daring. Hasil data statistik Hootsuite We Are
Social pada Januari 2019 menunjukkan bahwa dari 268,2 juta penduduk Indonesia, 150
jutanya atau sekitar 56% menjadi pengguna aktif sosial media (Rohmah, 2020).
Peningkatan yang cukup signifikan tersebut membuktikan bahwa masyarakat sudah mulai
melek digital atau yang sering disebut dengan istilah literasi digital (Harahap & Adeni,
2020). Di balik itu, bukan hanya pengguna sosial media yang mengalami peningkatan
yang signifikan, tetapi juga terkait informasi hoaks dan ujaran kebencian yang semakin
hari kian menjadi-jadi arus penyebarannya (Palupi, 2019). Fenomena tersebut menjadi
salah satu sorotan khusus bagi pemerintah mengingat semakin banyaknya masyarakat
yang tidak dapat memanfaatkan media online secara bijak. Upaya pemerintah
meminimalisir berbagai isu yang berkembang di media sosial salah satunya mengedukasi
masyarakat melalui berbagai iklan layanan masyarakat. Iklan layanan masyarakat sebagai
bentuk iklan nonkomersial dibuat dengan tujuan mengedukasi informasi program
pemerintah dengan cepat dan tanggap. Hal tersebut sebagai bukti bahwa pemerintahan
atau lembaga organisasi peduli terhadap masyarakat, maka dibuatlah wacana untuk
mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menggunakan sosial media dengan bijak.
Wacana tersebut tertuang dalam sebuah iklan layanan masyarakat yang disajikan dalam
bentuk lisan maupun tulisan. Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan
penggunaan gaya bahasa iklan layanan masyarakat bijak bermedia sosial di radio Kota
Surakarta. Dengan mampu mendekripsikan berbagai gaya bahasa yang tepat dalam iklan
layanan masyarakat mampu mengedukasi masyarakat untuk menerima informasi yang
disampaikan pemerintah secara tepat.[5]

2. Daftar Literature
Pada bagian Daftar literature yang dipakai ada (minimal) 5 yakni :
1. Buku Proyek berjudul “Analisis E-Government terhadap pelayanan public di kementrian
hukum dan ham” ditulis oleh Trisapto Wahyudi Agung Nugroho [2] [3].
2. Buku Proyek berjudul “ Penerapan E-Government dalam menyongsong era revolusi industry
kontenporer di indonesia”ditulis oleh Vani Wirawan [3].
3. Buku Proyek berjudul “Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat Di Televisi” ditulis oleh Sri
Hastuti [4].
4. Artikel yang dipublikasikan di Jurnal yang berjudul “ Penerapan E-Government dalam
pelayanan publik” ditulis oleh Sabino Mariano[3].
5. Artikel yang dipublikasikan di Jurnal yang berjudul “Analisis penggunana gaya Bahasa iklan
layanan masyarakat bijak bersosial media di radio” ditulis oleh Elen Inderasari , Diah Arum
Hapsari , Farida Yufarlina Rosita , Chafit Ulya [4].

3. Perbandingan dan Analisis


Bagian ini menjelaskan tujuan pengembangan aplikasi atau sistem informasi, metode atau teknologi
yang digunakan serta fungsionalitas sistem dari literatur yang telah disebutkan di bagian sebelumnya.
Penjelasan dibuat dalam tabel seperti di bawah ini. Penjelasan dibuat dalam bentuk tabel.
Tabel 1 Tujuan, Metode, Fungsionalitas Sistem [5]

Judul Penelitian Tujuan Metode / Fungsionalitas


Teknologi
[1] Analisis E- T1. Dimana negara berinteraksi secara insentif dengan warganya Aplikasi F1. Mendukung
Government berbasis Perkembangan Ekonomi
terhadap T2. Dimana berbagai aspek yang dapat diartikulasikan secara relative Web atau
pelayanan public lebih mudah Android F2. Efisiensi
di kementrian
hukum dan ham T3. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan public F3. Memberikan
yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat Transparansi
luas serta dapat terjangkau pada setiap saat, tidak dibatasi oleh sekat
waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat F4. Menigkatkan
Pelayanan Bagi
Masyarakat

F5. Fasilitas
[2] Penerapan E- T4. Pembentukan system manajemen dan proses kerja yang transparan Aplikasi F6. Partisipasi Aktif
Government dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar Lembaga Berbasis
dalam dan pemerintah daerah otonom Web F7. Menghasilkan Solusi
menyongsong era dengan Yang Lebih Cepat
revolusi industry T5. Pembentukan hubungan interatif dengan dunia usaha untuk Block
4.0 kontemporer di meningkatkan perkembangan perekonomia nasional dan memperkuat Chain
indonesia kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan Method
internasional

T6. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan


Lembaga Lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog public bagi
masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan
negara
[3] Efektifitas T7.efektivitas iklan layanan masyarakat Gas LPG 3 Kg di media Aplikasi
F8.Penelitian ini
iklan layanan televisi di Kota Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk memahami Berbasis
memberikan
masyarakat di sejauh mana iklan layanan masyarakat tersebut efektif dalam mencapai Web pemahaman yang
televisi dengan
mendalam tentang
tujuan komunikasi yang diinginkan, serta untuk mengeksplorasi faktor-
Blockfaktor-faktor yang
faktor yang mempengaruhi efektivitas iklan tersebut, seperti kualitas Chainmemengaruhi efektivitas
pesan iklan, daya tarik iklan, dan frekuensi penayangan iklan. Method
iklan layanan
masyarakat Gas LPG 3
Kg di televisi, serta
menyoroti pentingnya
kualitas pesan iklan,
daya tarik iklan, dan
frekuensi penayangan
iklan dalam mencapai
tujuan komunikasi yang
diinginkan
[4] Penerapan E- T8. Meskipun Kabupaten Sidoarjo memiliki infrastruktur yang Aplikasi F9.Kendala dalam
Government memadai dan potensi strategis, penerapan e-Government masih belum Berbasis
dalam pekayanan Web F10.Aspek Support
optimal. Hal ini tercermin dari rendahnya tingkat dukungan (Support),
publik dengan Tingkat Penerapan e-
kapasitas (Capacity), dan manfaat (Value) yang diperoleh dari sistem Block Government yang Belum
tersebut Chain Optimal
Method
Pelayanan yang diberikan melalui situs pemerintah dan aplikasi belum
didukung oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif

Strategi yang belum mapan dan alokasi anggaran yang tidak memadai
menjadi kendala utama dalam pengembangan e-Government.
Meskipun telah ada upaya penyediaan sistem aplikasi dan infrastruktur
jaringan komputer, masih terdapat kekurangan dalam hal standarisasi,
keamanan informasi, dan integrasi antarinstansi

[5] Analisis menjadi wadah publikasi ilmiah yang membahas berbagai aspek Aplikasi F11. Sarana penyeberan
penggunana gaya keilmuan dalam bidang bahasa, sastra, dan pengajarannya. Jurnal Berbasis informasi
Bahasa iklan ini bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi, gagasan, Web F12. Wadah diskusi dan
layanan dan penelitian terkini di antara para akademisi, peneliti, dan praktisi dengan gagasan
masyarakat bijak yang tertarik dalam bidang tersebut. Dengan demikian, jurnal ini Block F13. Sebagai sumber
bersosial media di berperan dalam mengembangkan pemahaman dan pengetahuan Chain referensi
radio dalam disiplin ilmu bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa. Method

Tabel 2 menjelaskan perbandingan antar sistem serta hasil analisis .


Tabel 2 Perbandingan dan Analisis Sistem

Judul Penelitian Perbandingan Hasil Analisis


[1] Analisis E- Kesamaan sistem [1] sampai [5] : A1. Belum ada notifikasi untuk
Government Fungsi Menampilkan Laporan mendukung T1 dan T2.
terhadap pelayanan Pelayanan Masyarakat Berbasis Web.
public di kementrian A2.Dibutuhkan laporan system untuk
hukum dan ham Perbedaan [1] dan [2] : memperlancar transaksi dan dialog public
[2] Penerapan E- Metode 1 dan 2 jauh berbeda karena metode 1 dan bagi masyarakat.
Government dalam menggunakan teknologi dan komunikasi , e-
menyongsong era govt , layanan public sedangkan metode 2
revolusi industry adalah penerapan, e-government, revolusi A3. ditemukan bahwa tanggapan
kontenporer di industry 4.0 responden terhadap naskah pesan iklan
Indonesia yang dapat menarik perhatian memiliki
[3] Efektifitas iklan Perbedaan [1] sampai [5] : rata-rata 3,94, menunjukkan setuju dengan
layanan masyarakat Metode 1 menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi , e-govt , layanan public , naskah pesan iklan layanan masyarakat
di televisi
yang dapat menarik perhatian. Selain itu,
[4] Penerapan E-
Government dalam kemudian metode 2 adalah penerapan, e-govt, kesesuaian iklan dengan manfaat produk
pelayanan publik revolusi industry 4.0, kemudian metode 3 memiliki rata-rata 4,17
memakai efektifitas iklan, kualitas pesan iklan,
[5] Analisis
daya Tarik iklan, frekuensi penayangan iklan, A4. Tingkat penerapan e-goverment yang
penggunana gaya
kemudian metode 4 menggunakan e- belun optimal
Bahasa iklan layanan
government, pelayanan public, elemen
masyarakat bijak
capacity, elemen support, dan elemen value kendala dalam aspek support
bersosial media di
dan yang terakhir adalah metode 5 dengan
radio kendala dalam aspek value
bijak bersosial media, gaya Bahasa, iklan
layana masyarakat, radio.
keterbasan pendekatan tunggal

A5.Penggunaan sosial media yang


semakin meningkat telah mempengaruhi
penyebaran berita hoaks. Oleh karena itu,
iklan layanan masyarakat bijak bersosial
media di radio Kota Surakarta menjadi
penting untuk menyampaikan pesan yang
bijak dan mengajak masyarakat untuk
lebih selektif dalam membagikan
informasi

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
implementasi e-government, terkait pelayanan dan penyebaran informasi publik di
Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia sudah baik dan dalam kategori sedang, dan
masih perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan. Kementerian Hukum Dan HAM dalam
pelaksanaan e-government memenuhi tahap pertama yaitu information publishing dan
kedua“official” two-way transactions berdasarkan kerangka Deloitte & Touche dan dari
sektor Government to Citizen (G2C) masuk dalam kategori yaitu e-governance, e-service,
and e-knowledge (Ditjen Imigrasi, Ditjen AHU, dan Ditjen KI). Namun untuk Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan, Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-Undangan, Badan
Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) untuk sektor Government to Citizen (G2C) kategori
yaitu e-governance, dan e-knowledge karena tugas dan fungsinya memberikan layanan
kepada masyarakat terkait penyebaran informasi terkait pelayanan internal untuk
pemasyarakatan (WBP) serta peraturan perundang-undangan.
E-Government merupakan suatu sistem IT yang dikembangkan oleh pemerinta dalam
memberikan pilihan kepada masyarakat, untuk mendapatkan kemudahan mengakses
informasi dan pelayanan publik guna mewujudkan clean and good governance pada suatu
negara. Perkembangan sistem e-government di Indonesia secara kuantitas mulai meningkat
namun secara kualitas masih belum memadai dikarenakan implementasi e-government belum
merata pada seluruh wilayah dan masih berfungsi sebagai penyedia informasi statik saja.
Guna meningkatkan pengembangan e-government di Indonesia baik dari segi kuantitas
maupun kualitas diperlukannya komitmen pemerintah dalam melakukan penyempurnaan
pengembangan e-government terutama dari segi infrastruktur, SDM, aplikasi, regulasi serta
sosialisasi di internal pemerintah maupun kepada masyarakat. Beberapa persoalan kendala
mendasar di dalam penyelenggaran e-government dalam revolusi industri 4.0 pada saat ini
berada ditingkat pemerintahan daerah diantaranya yaitu ; pertama, inisiatif dan pemaknaan
implementasi e-government oleh pemerintah daerah otonom masih bersifat sendiri-sendiri.
Kedua, implementasi melalui situs web daerah tersebut belum didukung oleh sistem
manajemen dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan, prosedur dan
keterbatasan sumber manusia. Ketiga, banyak pemerintah daerah meng-identikkan
implementasi e- government hanya sekadar membuat situs web pemda saja (web presence),
sehingga penyelenggaraan e-government hanya berhenti ditahap pematangan saja dari 4 tahap
yang harus dilalui. Proyeksi e-government terhadap perkembangan revolusi industri 4.0
dimasa yang
akan datang haruslah adanya rumusan terbaik diantaranya: (1) Tatanan regulasi hukum yang
baik dan perlindungan hukum. (2) Pemerintah `meningkatkan pendidikan terkususnya di
bidang IT sebagai pembentukan SDM yang mumpuni. (3) Infrastuktur dan ketersediaan
media akses yang memadai. (4) Pembentukan karakter dan etos kerja yang baik bagi SDM
aparatur pemerintahan. (5) Merubah mindset aparatur menjadi disruptive mindset aparatur di
Indonesia. (6) Revolusi industri 4.0 berbasis revolusi moral. (7) Menciptakan Intrepreneurial
Leadership yang handal. (8) Diperkuatnya pendidikan agama. E-government merupakan alat
pendukung tercapainya clean and good governance, karena di Indonesia masih baru
mengimplementasikan e-government dan belum berkembang cepat maka clean and good
governance di Indonesia belum tercapai. Namun tidak menutup kemungkinan pada masa
mendatang pengembangan implementasi e- government Indonesia akan berhasil.dipilih
menggunakan purposive sampling, yaitu ibu rumah tangga yang telah melihat iklan tersebut.
Data dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner, serta pengujian hipotesis dilakukan
dengan regresi linear berganda menggunakan SPSS versi 17. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas pesan iklan, daya tarik iklan, dan frekuensi penayangan iklan memiliki
pengaruh signifikan terhadap efektivitas iklan layanan masyarakat. Temuan ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel tersebut secara positif
memengaruhi efektivitas iklan. Iklan layanan masyarakat gas LPG 3 Kg yang ditayangkan di
televisi sudah cukup efektif jika dilihat dari kualitas pesan iklan, daya tarik iklan dan
frekuensi penayangan iklan. Variabel yang paling berpengaruh adalah daya tarik iklan. Iklan
yang menarik akan mampu mempengaruhi perilaku audien untuk bertindak sesua dengan
maksud iklan tersebut disampaikan. Gabungan pemilihan endorser, kecocokan endorser
dengan iklan yang diperankannya, serta bagaimana pe- san itu divisualkan. Iklan layanan
masyarakat gas LPG 3 Kg yang ditayangkan di televisi sudah cukup efektif jika dilihat dari
kualitas pesan iklan, daya tarik iklan dan frekuensi penayangan iklan. Variabel yang paling
berpengaruh adalah daya tarik iklan. Iklan yang menarik akan mampu mempengaruhi
perilaku audien untuk bertindak sesua dengan maksud iklan tersebut disampaikan. Gabungan
pemilihan endorser, kecocokan endorser dengan iklan yang diperankannya, serta bagaimana
pesan itu divisualkan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa gaya bahas yang muncul dalam iklan layanan masyarakat bijak bersosial
media di Radio Surakarta cukup bervariasi. Pertama, gaya bahasa berdasarkan pilihan kata
ditemukan 2 data penggunaan kata formal, 2 data penggunaan kata nonformal, dan juga 4
data penggunaan kata percakapan. Kedua, gaya bahasa berdasarkan nada ditemukan
penggunaan nada sederhana sejumlah 3 data, menengah sejumlah 1 data, serta mulia dan
bertenaga sejumlah 2 data. Ketiga, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat ditemukan
klimaks sejumlah 3 data dan repetisi sejumlah 5 data. Keempat, gaya bahasa berdasarkan
langsung tidaknya makna ditemukan penggunaan gaya Bahasa (1) retoris; (a) eufemismus,
(b) asindeton, (c) asonansi, dan (d) pertanyaan retoris, serta gaya Bahasa kiasan; sarkasme
sejumlah 3 data dan personifikasi. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat menambah
pengetahuan dan referensi dalam bahan ajar di sekolahan khususnya dalam materi
kebahasaan dan pembuatan teks iklan yang harus menggunakan bahasa komunikatif,
informatif, dan persuasif melalui pemanfaatan pilihan kata, nada, struktur kalimat, serta
majas-majas sehingga iklan yang disajikan mampu
DAFTAR PUSTAKA

[1] Trisapto Wahyudi Agung Nugroho, “Analisis E-Government


Terhadap Pelayanan Publik Dikementrian Hukum Dan Ham,” J.
Ilm., vol. 10, no. 03, pp. 279–296, 2016.
[2] V. Wirawan, “Penerapan E-Government dalam Menyongsong
Era Revolusi Industri 4.0 Kontemporer di Indonesia,” J.
Penegakan Huk. dan Keadilan, vol. 1, no. 1, pp. 1–16, 2020, doi:
10.18196/jphk.1101.
[3] S. Hastuti, “Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat Di Televisi,”
J. Ilmu Komun., vol. 2, no. 2, pp. 67–72, 2013.
[4] S. Mariano, “Penerapan E-Government Dalam Pelayanan Publik
Di Kabupaten Sidoarjo,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp.
1689–1699, 2019.
[5] E. Inderasari, D. A. Hapsari, F. Y. Rosita, and C. Ulya, “Analisis
penggunaan gaya bahasa iklan layanan masyarakat bijak
bersosial media di radio Kota Surakarta,” KEMBARA J. Sci.
Lang. Lit. Teach., vol. 7, no. 2, pp. 508–528, 2021, doi:
10.22219/kembara.v7i2.17893.

Anda mungkin juga menyukai