A. Pendahuluan
Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi mempunyai peranan penting
dalam kehidupan setiap harinya. Teknologi informasi merupakan bagian dari
kehidupan setiap manusia, dengan adanya teknologi informasi dapat
memudahakan manusia dalam memperoleh informasi. Adanya perkembangan
teknologi informasi membuat penyebaran informasi tidak memiliki batas.
Masyarakat dapat memperoleh informasi dengan cepat dan akurat dari berbagai
tempat. Pemerintah telah memanfaatkan teknologi informasi dalam sektor
pemerintahan. Pemerintah memiliki tugas untuk memberikan pelayanan yang baik
kepada masyarakat. Upaya yang dapat pemerintah lakukan adalah dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Peningkatan kualitas pelayanan publik yang efektif dan efisien dalam
penyelenggaraan pemerintahan dapat dilakukan melalui penerapan Electronic
Government atau E-Government. E-Government adalah proses pemanfaatan
teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintah
secara lebih efisien (Hardiyansyah, 2011:109).
Adanya e-goverment dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan
kualitas pelayanan publik dan meningkatkan hubungan antar instansi
pemerintahan serta hubungan pemerintah dengan pihak swasta. E-Government ini
mewujudkan pemerintahan yang berbasis teknologi informasi dalam proses
administrasi (Ira,2013). Pemerintah telah mengeluarkan Intruksi Presiden Nomor
3 Tahun 2003 tetang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-
Government. Intruksi tersebut menjadi awal pelaksanaan e-government di hampir
seluruh pemerintah kabupaten/kota di Indonesia.
Dalam era revolusi teknologi gelombang 4.0, manusia berinteraksi tanpa jarak
dalam ruang dan waktu (Khasali, 2017). Disrupsi yang berkaitan dengan
2
teknologi digital berbasis online, memiliki karakter perubahan secara cepat, luas,
mendalam, sistemik, dan berbeda secara signifikan dengan situasi sebelumnya
(Sobari, 2020). Sebagaimana urian di atas sebeleumnya, lahirnya E – Goverment
dan pemanfaatan teknologi informasi dalam menigkatkan pelayanan publik akan
menjadi tantangan tersendiri di sistem pemerintahan khususnya pelayanan publik
karena harus menyesuaikan dengan perkembangan tekonologi serta kesadaran
masyarakat dalam memahami tekonologi informasi terlebih akses terhadap
penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan publik.
Zeithml. Berry dan Parasuraman, (Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003)
menyatakan ada lima karakteristik yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas
pelayanan, yaitu: Pertama, Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi, kedua, Kehandalan (reliability),
yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan
memuaskan, ketiga Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf
untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap,
keempat Jaminan (assurance), mencangkup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya yag dimiliki para staf: bebas dari bahaya, resiko, atau ragu-ragu,
kelima, Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif Kualitatif yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
tentang deskripsi suatu keadaan secara obyektif. Sugiyono (2009), menjelaskan
bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variable
mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau hubungan dengan variable yang
lain. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat
3
2. Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah otonom secara
holistik. Maksudnya adalah persiapan sumber daya manusia dalam
pemerintahan agar beradaptasi dengan sistem yang sudah memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
3. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal. Selain
daripada penyajian informasi yang lengkap, keamanan transaksi layanan
publik juga menjadi hal utama dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi.1
1
Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-Government, Kementerian Komuniksi dan
Informasi, September 2002
7
yang mendasari hubungan antara pemerintah dengan rakyat atau warga negara
ketimbang sebaliknya. Hal ini sejalan dengan mission statement Hukum
Administrasi yang dikemukakan oleh Cane yaitu: “ the main sign i ficance of
administrative law norms is not that they provide standards for dealing with bad
administration but that they help to define, encour age, and promote good
administration.” (P. Cane, 2011).
Sisi positif inheren dalam konsep good governance nampak dalam penjelasan
Bank Dunia (the wolrd bank) yang memberikan indikator sebagai kriteria
untuk good government sebagai berikut : “predictable, enlightened and open
policy- processes, bureaucracy with a professional ethos, a government
accountable for its actions, a strong civil society participating actively in public
aJairs, and all under the rule of law.” (World Bank, 1994) Berdasarkan kriteria
tersebut maka konsep good governance dapat diterima secara objektif
sebagai syarat yang memang di dalamnya mengandung sisi-sisi positif inheren.
Secara yuridis, dalam konteks Indonesia, restatement asas-asas atau
prinsip- prinsip good governance sebagai be stursnormen (norma-norma atau
kaidah- kaidah pemerintahan) telah dilakukan melalui Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU No.30 Tahun 2014). Hal itu
tercermin dari, pertama, maksud diberlakukannya UU No. 30 Tahun 2014 sebagai
dasar hukum bagi badan dan/atau pejabat pemerintahan, warga masyarakat,
dan pihak-pihak lain yang terkait dengan administrasi pemerintahan dalam
upaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan (Pasal 2 UU No. 30
Tahun 2014).
Awal mula munculnya gagasan E-Government, s asaran yang hendak
dicapai ialah memaksimalkan pelayanan pemerintahan atau pelayanan publik
kepada masyarakat sebagai konsumen (pengguna). Posisi masyarakat
sebagai konsumen (pengguna) pelayanan pemerintahan menggerakkan
pemerintah untuk mengupayakan supaya proses dan produk pelayanan
pemerintahan efisien dan efektif. Faktor utama dari efisiensi adalah penggunaan
8
Daftar Pustaka
Prof. Eko Indrajit, Electronic Government: Konsep Pelayanan Public Berbasis
Internet dan Teknologi Informasi, APTIKOM, 2006)
Fang, Zhiyuan, “E-government in Digital Era: Concept, Practice, and Development”,
International Journal of The Computer, The Internet and Management, Vol 10, No. 2,
2002