Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH

FILSAFAT ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sriati, M.S.

Nama Mahasiswa:
Evy Ariska Novelia
(NIM.07012082125038)
Program Bappenas 2021

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

SEMESTER GENAP TA. 2021/2022

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PENERAPAN E-GOVERNMENT DALAM PENYEDIAAN LAYANAN PUBLIK
(SEBUAH PENDEKATAN FILSAFAT)
Oleh: Evy Ariska Novelia

Abstrak
Pergerakan dunia global semakin berkembang seiring dengan kemajuan pemikiran manusia.
Begitu juga dengan pelayanan publik, dari mulanya manual menjadi layanan elektronik atau
digital. Munculnya tuntutan transparansi dan akuntabilitas atas kinerja pemerintah menjadi
trigger agar pemerintah menyediakan layanan elektronik sebagai bagian dari solusi
permasalahan birokrasi yang timbul pada layanan manual atau tradisional. Ditinjau dari
pendekatan filsafat, maka pengembangan e-government perlu dipahami secara mendalam dari
sisi ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dari sisi ontologi, e-government dikembangkan di
Indonesia guna menekan penyakit birokrasi, dari sisi epistemologi e- government dipahami
sebagai penyelenggaraan pemerintahan yang mampu mendorong dan memfasilitasi hubungan
yang saling mendukung, selaras dan adil antara masyarakat, dunia usaha dan pemerintah,
dengan memanfaatkan teknologi informasi, telekomunikasi dan web/internet. Dari sisi
aksiologi, penerapan e-government memiliki peranan penting dalam terciptanya asas
akuntabilitas, transparansi dan partisipasi publik yang tinggi terhadap
pemerintahan.Mengingat besarnya manfaat sistem e-government di Indonesia, maka
diharapkan pemerintah lebih memperhatikan pelaksanaan e-government melalui
penyempurnaan konsep dan strategi pada tahap implemenasi e-government. Bila dilakukan
lebih serius dan adanya komitmen dari pemerintah maka pelaksanaan e-government
diharapkan mampu memperbaiki mutu pelayanan publik demi terciptanya good governance
dan clean governance.

Kata Kunci: E-government, filsafat, ontologi, epistemologi, aksiologi

I. PENDAHULUAN elektronik (e-government). E-government


Perkembangan segala sektor dewasa merupakan pemanfaatan teknologi
ini semakin bergerak maju seiring dengan informasi yang dilakukan pemerintah
kemajuan pemikiran manusia. Demikian dalam memberikan layanan publik.
juga dengan pelayanan publik dalam ranah Kemudahan akses informasi dalam e-
administrasi publik. Pelayanan publik yang government dianggap dapat memberikan
awalnya dilakukan manual bergeser pada solusi atas penyakit birokrasi yang dikenal
layanan elektronik atau digital. lambat dan berbelit. Permasalahan lainnya
Tuntutan pengelolaan pemerintahan yang sering ditemukan dalam
yang baik dan bersih menjadi trigger penyelenggaraan birokrasi adalah
penerapan pemerintahan berbasis timbulnya kasus maladministrasi yang

1
seringkali berujung pada pengenaan sanksi dengan perluasan akes publik dalam
pidana (Sudrajat et al., 2003). mendapatkan informasi. Tujuan akhir dari
E-government muncul sebagai penerapan e-government sendiri adalah
alternatif solusi dalam menekan penyakit terciptanya asas akuntabilitas, transparansi
birokrasi yang mentransformasikan
dan partisipasi publik yang tinggi terhadap
traditional government yang identik
dengan paper based adminitration menjadi pemerintahan.
electronic government (Sudrajat et al., Mengingat urgensi pencapaian
2003).
tujuan dari pengembangan e-government,
Penerapan e-government di
maka seyogyanya penerapan e-government
Indonesia dikenal sejak runtuhnya orde
di Indonesia mendapatkan perhatian serius
baru. Tuntutan masyarakat akan pelayanan
dari berbagai pihak. Namun nyatanya,
yang lebih baik dari sebelumnya dan
realisasi pengembangan e-government di
terdapatnya ruang bagi masyarakat untuk
Indonesia menghadapi banyak tantangan
berpartisipasi dalam kehidupan bernegara
baik dalam hal geografi, ekonomi,
semakin meningkat. Sejak saat itulah,
teknologi, politik, maupun budaya (Sari &
gaung istilah clean and good Governance
Winarno, 2012). Dalam proses
terdengar di Indonesia.
implementasi, ditemukan beberapa
Dalam penerapannya, e-government
fenomena yang menunjukkan
perlu mempertimbangkan beberapa aspek
implementasi e-government masih berjalan
diantaranya 1) adanya kesesuaian antara
lambat dan tidak signifikan dengan
visi, misi dan tujuan e-government dengan
besarnya biaya yang dikeluarkan Negara.
visi, misi dan tujuan pemerintahan; 2)
Timbulnya kesenjangan pembangunan
adanya penyelarasan antara sistem
antar daerah memicu kesenjangan
informasi data dengan proses birokrasi; 3)
pelayanan publik. Adanya duplikasi
strategi yang tepat guna; 4) memiliki
database menjadikan data yang diproduksi
proses yang terstruktur dan bertahap; dan
pemerintah menjadi kurang akuntabel dan
5) adanya dukungan sumber daya manusia
kurang dipercaya.
maupun finansial yang sangat memadai.
Dalam riset Sosiawan (2008) yang
(Zulhakim, 2012).
berjudul tantangan dan hambatan dalam
Dapat disimpulkan bahwa penerapan
implementasi e-government di Indonesia,
e-government di Indonesia menjadi jalan
menyimpulkan bahwa implementasi e-
pemerintah dalam mewujudkan
government di Indonesia masih setengah
pemerintahan yang lebih efisien dan
jalan, sehingga diperlukan penyempurnaan
efektif dalam proses pelayanan publik

2
konsep dan strategi pelaksanaan e- mengikuti perkembangan masyarakat
government. informasi (Wicaksono, 2018).
Penyempurnaan pengembangan e- E-government digunakan dalam
government harus terus dilakukan dalam pelayanan publik dengan tujuan untuk
rangka penyelenggaraaan layanan publik. memberikan pelayanan kepada masyarakat
Penilaian secara obyektif terhadap secara maksimal dalam bentuk
pelayanan yang diberikan kepada penyampaian informasi (Juliarso, 2019).
penyelenggara pelayanan publik, E-government menjadi salah satu
menunjukkan masih belum efektif dan cara dalam pemanfaatan teknologi dan
efisien, sehingga berdampak secara informasi dalam menyediakan pelayanan
dimensional birokrasi, dengan munculnya publik secara maksimal dan lebih baik
praktek-praktek salah (penyakit birokrasi) untuk masyarakat.
(Rahmaini, 2021). Menurut Bank Dunia (World Bank)
Sebagai upaya memahami dalam Indrajit (2006:2) definisi e-
pengembangan e-government sebagai government merupakan “electronic
bagian addministrasi publik, maka perlu government refers to the use by
dikaji secara mendalam bagaimana government agencies of information
pengembangan e-government di Indonesia. technologies (such as Wide Area
Dalam hal ini ilmu filsafat hadir dengan Networks, the Internet, and mobile
menghadirkan prinsip-prinsip yang computing) that have the ability to
mengantarkan kita pada pengetahuan transform relations with citizens,
tentang eksistensi suatu fenomena. Dalam businesses, and other arms of
tulisan ini akan dikupas terkait penerapan government.”
e-government ditinjau segi ontologi, Electronic government (e-government)
epistimelogi, dan aksiologi. berhubungan dengan penggunaan
teknologi informasi (seperti area network
II. E-GOVERNMENT SEBAGAI yang luas, internet dan mobile computer)
BAGIAN ADMINISTRASI oleh organisasi pemerintah yang
PUBLIK mempunyai kemampuan membentuk
1. Pengertian E-government hubungan dengan warga negara, bisnis,
E-government diperkenalkan sebagai dan organisasi lain dalam pemerintahan.
sebuah konsep baru dalam Sedangkan menurut Akadun
penyelenggaraan birokrasi layanan publik (2009:131) e-government merupakan
pemrosesan teknologi informasi yang

3
digunakan pemerintah untuk santun, lancar, tertib serta ada kepastian
mengkomunikasikan, menyebarkan atau waktu dan biaya (Rianti et al., 2019).
mengumpulkan informasi sebagai fasilitas Kualitas pelayanan publik dapat
transaksi dan perizinan untuk suatu tujuan. dilihat dari hasil interaksi bersumber dari
E-government pun didefinisikan oleh sistem pelayanan, Sumber daya manusia
Satriya (2009) yaitu sebagai upaya sebagai pihak yang memberikan layanan,
pemanfaatan dan pendayagunaan strategi dan pelanggan atau masyarakat
telematika untuk meningkatkan efisiensi yang menerima layanan (Havianto, 2014).
dan cost-effective pemerintah, memberikan Pelayanan publik adalah pelayanan yang
berbagai jasa pelayanan kepada diterima oleh masyarakat telah sesuai
masyarakat secara lebih baik, dengan standar pelayanan yang telah
menyediakan akses informasi kepada ditetapkan (Lestari, 2017). Cara untuk
publik secara lebih luas, dan menjadikan mengetahui kualitas pelayanan publik
penyelenggaraan pemerintahan lebih adalah dengan membandingan pelayanan
bertanggungjawab (accountable) serta yang masyarakat terima dengan apa yang
transparan kepada masyarakat. mereka harapkan dari pelayanan itu sendiri
Pemerintah Federal Amerika Serikat (Zamroni et al., 2019).
mendefinisikan e-government sebagai Pada organisasi publik dalam
berikut: ”E-government refers to the meningkatkan kualitas pelayanan
delivery of government information and publiknya merupakan hal yang penting
services online through the internet or karena sebagai ujung akhir dari reformasi
other digital means” (E-government administrasi pemerintahan di Indonesia
mengacu pada penyampaian mengenai (Wiratno, 2020).
informasi pemerintah dengan melalui Menurut Atep Adya Barata (2003)
Internet pelayanan online atau digital terdapat faktor yang mempengaruhi
lainnya)” (Pemerintah Federal Amerika kualitas pelayanan yaitu faktor yang
Serikat dalam Andrianto, 2007:46). mempengaruhi kualitas pelayanan internal
Pelayanan yang mempunyai kualitas (interaksi pegawai organisasi) adalah pola
yang baik akan dirasakan oleh masyarakat manajemen umum dari organisasi tersebut,
apabila instansi tersbut dapat menyediakan fasilitas pendukung yang disediakan,
jasa pelayanan yang profesional dengan pengembangan sumber daya manusia dan
standar kualitas pelayanan, prosedur yang iklim kerja. Sedangkan faktor yang
baik, pelayananan yang diberikan secara mempegaruhi kualitas pelayanan eksternal
adalah pola layanan dan tata cara pihak

4
penyedia layanan dalam memberikan
pelayanan dan pola layanan distribusi jasa III. PENDEKATAN FILSAFAT
(Rianti et al., 2019). DALAM PENERAPAN E-
Ditinjau dari filsafat administrasi GOVERNMENT
publik, maka e-government adalah bagian Filsafat adalah cara berpikir atau
dari administrasi publik. Objek material metode yang mengatur bagaimana kita
dalam filsafat administrasi adalah manusia bijak dalam menggunakan sebuah ilmu.
yang terhubung dalam kerjasama. Menurut Henderson dalam Sadulloh,
Kerjasama manusia yang berlangsung filsafat diartikan sebagai suatu pandangan
didasarkan pada pertimbangan rasio dalam kritis yang sangat mendalam sampai ke
rangka pencapaian tujuan secara bersama. akar-akarnya mengenai segala sesuatu
Sedangkan objek formal yang dikaji dalam yang ada. Dalam penerapan e-government
ilmu administrasi adalah keteraturan, sebagai filsafat ilmu administrasi publik,
pengaturan, atau dalam lingkup yang luas terdapat beberapa komponen eksistensi
yaitu administration (inggris) atau beheren ilmu yang harus dikaji yaitu ontologi,
atau bestuur (belanda). Objek formal ini epistimologi dan aksiologi.
secara substansial atau secara esensial 1. Ontologi
akan tampak pada hubungan pengatur Menurut bahasa Yunani ontologi
dengan pihak yang diatur. Dalam artian terdiri atas “onto” dan “logie”. “Onto”
yang lebih luas dan mendalam esensi adalah benda yang ada, dan “logie” adalah
keteraturan dalam administrasi akan ilmu tentang yang ada dan hakikat-
tampak pada hubungan pemerintahan yang hakikatnya. Selanjutnya Praja (1993)
berlangsung secara fungsional yang dalam Majid (2011) menjelaskan bahwa
diciptakan oleh para objek administrasi ontologi merupakan cabang teori hakikat
sebagai pemerintah dengan para subjek yang membicarakan hakikat sesautu yang
yang diatur sebagai pihak yang diperintah. ada.
Jika ditinjau dari objek material dan Ontologi diartikan tentang
formal, maka penerapan e-government bagaimana mencari hakikat kebenaran dan
secara material mengatur tentang kenyataan dalam keilmuan mengenai apa
masyarakat atau publik. Ditinjau dari sisi dan bagaimana (yang) ada sebagaimana
formal, pengaturan e-government adalah manifestasi kebenaran yang kita cari.
untuk memberikan panduan dalam Hakim dan Saebani (2008) menyebutkan
pengembangan layanan digital dalam bahwa ontologi adalah teori hakikat yang
rangka pelayanan publik. mempertanyakan setiap eksistensi, yang

5
dimana berperan sebagai basis pondasi pemerintah yang memiliki situs web,
bangunan dasar bagi keilmuan. bahkan di tingkat Departemen. Pada tahun
Secara subtansial dan historis, 2001, melalui Inpres No. 6 Tahun 2001
ontologi merupakan bagian mendasar dari mengenai Telematika.
filsafat. Keberadaan ontologi tidak lepas Secara formal e-government di
dari peran filsafat. Sebaliknya pula Indonesia telah dimulai sejak tahun 2003
perkembangan ontologi memperkuat saat diterbitkannya Kebijakan dan Strategi
keberadaan filsafat. Adapun pemikiran Nasional Pengembangan E-government
dalam ontologi ilmu administrasi dimulai melalui Inpres No. 3 Tahun 2003 yang
dari adanya pembuktian, atau penyelidikan merupakan payung hukum bagi kebijakan
yang dilakukan secara mendalam sampai di bidang e-government. Berdasarkan
kepada inti dari permasalahan yang dapat Instruksi Presiden tersebut perkembangan
diperlakukan kapan dan dimana saja. egovernment di Indonesia melalui empat
Berbicara ontologi penerapan e- tingkatan yaitu tingkat persiapan, tingkat
government di Indonesia, maka kita akan pematangan, tingkat pemantapan dan
menggali lebih jauh latar belakang tingkat pemanfaatan. Mengacu pada empat
pembangunan e-government di Indonesia. tingkatan pengembangan e-government
a. Sejarah Pengembangan e-government tersebut, pada saat ini sebagaian besar
di Indonesia instansi-instansi pemerintah terutama yang
Pemanfaatan tekonologi informasi berada di kawasan Indonesia bagian timur
dalam pemeritnahan dimulai sejak tahun masih menduduki tahap pertama. Sehingga
1992. Pada saat itu, beberapa Pemerintah fakta bahwa terjadinya kesenjangan dalam
Daerah menerapkan Kartu Tanda pengembangan pada instansi pemerintah di
Penduduk (KTP) melalui pemanfaatan kawasan Indonesia tak terelakkan lagi.
komputer stand alone. Istilah egovernment Kesenjangan perkembangan e-
saat itu belum dikenal, istilah yang government tampak pada situs Pemprov
digunakan adalah komputerisasi yang Jatim dengan Pemprov Papua. Pemprov
berfungsi sebagai pengelolaan surat- Jatim melalui kota Surabaya telah
menyurat. meningkatkan peranan teknologi informasi
Istilah e-government mulai muncul dalam melayani kepentingan publik
pada era tahun 2000, sejak tahun ini melalui aplikasi layanan e-Sapa Warga
internet telah cukup banyak dikenal dan yang mempermudah warga Surabaya
dimanfaatkan oleh pemerintah dan dunia dalam membuat KTP. Selain itu,
usaha, namun belum banyak lembaga Pemerintah Surabaya menyebarkan CCTV

6
di 300 lokasi dan mengembangkan GPS c. E-procurement diharapkan proses
pada angkutan umum Surabaya guna pengadaan barang dan jasa menjadi
meningkatkan pelayanan kepada lebih efektif, efisien, transparan, serta
masyarakat sekitar (Warta Ekonomi). mampu menekan perilaku-perilaku
Keadaan tersebut sangat berbeda dengan KKN.
Pemprov Papua, dimana minimnya
infrastruktur, minimnya SDM 2. Epistemologi
ahli,kurangnya aksesbilitas antar wilayah Setelah menemukan ontologi atau
dan kota di Papua memperlambat hakikat sesuatu yang ada, maka
implementasi e-government di seluruh selanjutnya mencari cara untuk
wilayah Papua. Contohnya saja pada mendapatkan pengetahuan atau ilmu.
daerah Wamena dimana daaerah ini masih Epistemologi berfungsi bagaimana
cukup terisolir dari dunia luar, jarang kebenaran itu diartikan dalam mencapai
terdapatnya aliran listrik dan jaringan pengetahuan (ilmiah). Maka epistimologi
internet, sering terjadinya pertengkaran berfungsi mengatur perbedaan
antar suku dan minimnya sumber daya pengartikulasian keilmuan ke dalam ruang-
manusia yang terampil mengakibatkan ruang keilmuan normatif. Normatif berarti
terhambatnya pengembangan e- menentukan norma atau tolak ukur, dan
government di daerah ini. dalam hal ini tolak ukur kenalaran bagi
Dengan keadaan diatas berdasarkan kebenaran pengetahuan yang nantinya
Inpres No.3 Tahun 2003 sejumlah akan dijadikan landasan berfikir
langkah-langkah yang diambil Pemerintah (Sudarminta, 2002). Sehingga penentuan
guna tercapainya keberhasilan ruang yang kita pilih akan menjadi akal,
egovernment, yaitu: akal budi, pengalaman, atau komunikasi
a. Rencana Legalisasi Software antara akal dan pengalaman, intuisi.
Pemerintah guna menekan angka Secara Etimologis, penerapan e-
pembajakan software di instansi government adalah bagian dari pelayanan
pemerintah dan mendorong penggunaan publik. Ditinjau dari sisi epistemologi,
software berbasis open source. maka kita akan mencari informasi
b. National Single Window diterapkan mengenai konsep-konsep terkait e-
untuk integrasi layanan pemerintah government dan pelayanan publik.
lintas departemen dalam satu pintu yang Istilah e-government berasal dari
lebih efisien dan prosesnya lebih cepat. bahasa asing yang merupakan
penyingkatan dari electronic government

7
atau pemerintah elektronik. United Nation informasi, telekomunikasi dan
Development Programme (UNDP) web/internet.
mendefinisikan e-government : “e- Untuk konsep pelayanan publik
government is the application of secara epistemologi, Pelayanan berasal
Information and Communication dari kata layan yang berarti membantu
Technology (ICT) by government menyiapkan atau mengurus `apa-apa yang
agencies.” (e-government merupakan diperlukan seseorang, pelayanan dapat
aplikasi teknologi informasi dan diartikan sebagai cara melayani; servis
komunikasi oleh pemerintah). Clay G. atau jasa; sehubungan dengan jual beli
Wescott (Pejabat Senior Asian barang atau jasa menurut Poerwadarminta
Development Bank), mendefinisikan: E- dalam (Hardiansyah 2011:11). Dari
government sebagai Penggunaan ICT penjelasan diatas, maka dapat diartikan
untuk mempromosikan pemerintahan yang pelayanan merupakan kegiatan yang
lebih efisien dan penekanan biaya yang dilakukan oleh seseorang untuk membantu
efektif, kemudahan fasilitas layanan menyiapkan dan memenuhi kebutuhan
pemerintah serta memberikan akses yang diperlukan baik barang atau jasa dari
informasi terhadap masyarakat umum, dan pihak satu ke pihak lainnya.
membuat pemerintahan lebih bertanggung Menurut Inu Kencana dalam (Husni,
jawab kepada masyarakat. 2013:28), pelayanan publik adalah setiap
Anne Mozes mendefinisikan e- kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
government sebagai: Penggunaan terhadap sejumlah manusia yang memiliki
teknologi informasi yang dapat setiap kegiatan yang dilakukan oleh
meningkatkan hubungan antara pemerintah pemerintah terhadap sejumlah manusia
dan pihak-pihak lain. Penggunaan yang memiliki setiap kegiatan yang
teknologi informasi ini kemudian menguntungkan dalam suatu kumpulan
menghasilkan hubungan bentuk baru atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan
seperti: G2C, G2B,dan G2G (Fatah, 2009). meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
Di Indonesia pengertian e-government produk secara fisik.
adalah penyelenggaraan pemerintahan Keputusan Menteri Pendayagunaan
yang mampu mendorong dan Aparatur Negara Nomor
memfasilitasi hubungan yang saling 63/KEPMEN/PAN/17/2003 merumuskan
mendukung, selaras dan adil antara bahwa : ”Pelayanan publik adalah segala
masyarakat, dunia usaha dan pemerintah, kegiatan pelayanan yang dilaksanankan
dengan memanfaatkan teknologi oleh penyelenggara pelayanan publik

8
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan  Prinsip Kedua: Membangun
penerima pelayanan maupun pelaksana Lingkungan kompetitif. Yang dimaksud
ketentuan peraturan perundangundangan”. dengan membangun lingkungan yang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun kompetitif adalah bahwa dalam
2009 Tentang Pelayanan Publik, Pasal 1, melayani masyarakat bukan hanya
menjelaskan bahwa pelayanan publik diserahkan atau menjadi tanggungjawab
sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan institusi pemeritah saja, tetapi sektor
dalam rangka pemenuhan kebutuhan lain seperti swasta diberikan pula
pelayanan sesuai dengan peraturan kesempatan untuk melakukannya.
perundang-undangan bagi setiap warga Pemerintah harus mampu membuat
negara dan penduduk atas barang, jasa, lingkungan kompetisi yang adil,
dan/atau pelayanan administratif yang obyektif dan tidak memihak bagi
disediakan oleh penyelenggara pelayanan tercapainya visi e-government.
publik. Dari pengertian dan penjelasan  Prinsip ketiga: Memberikan
tersebut, terdapat 3 unsur penting dalam penghargaan pada inovasi dan memberi
pelayanan publik, yaitu : unsur pertama, ruang kesempatan bagi kesalahan
adalah organisasi pemberi (penyelenggara) karena suatu hal yang normal jika
pelayanan yaitu pemerintah, unsur kedua, banyak program dalam penerapan e-
adalah penerima berkepentingan, dan government ditemukan kesalahan dan
unsur yang ketiga adalah kepuasan yang keberhasilan di masing-masing sisi.
diberikan dan/ atau diterima oleh penerima  Prinsip Keempat: Tekankan pada
layanan (pelanggan). pencapaian Efisiensi. Pemberian
Dalam pengembangan e-government pelayanan dengan memanfaatkan
terdapat beberapa prinsip yang perlu teknologi digital dan internet tidak
diterapkan yaitu:. selamanya menjadi jalur alternatif
 Prinsip pertama: Fokus pada perbaikan karena nanti setelah masyarakat luas
pelayanan pemerintah kepada terbisa dengan teknologi digital,
masyrakat. Perbaikan pelayanan yang pemerintah akan menjadi efisien.
dimaksud disini adalah bagaimana
pemerintah menetapkan prioritas jenis a. Elemen Sukses Pengembangan E-
pelayanan mana saja yang akan government
diberikan kepada masyarakat sehingga Elemen Sukses Pengembangan E-
pelayanan yang diberikan mempunyai government berdasarkan hasil kajian dan
value (manfaat).

9
riset dari Harvard JFK School of Sosialisasi konsep e-government secara
Government dalam Indrajit (2006) merata, berkelanjutan, konsisten, dan
menerapkan konsep-konsep digitalisasi menyeluruh kepada seluruh kalangan baik
pada sektor publik, ada tiga elemen sukses pemerintah itu sendiri maupun masyarakat
yang harus dimiliki dan diperhatikan, secara luas melalui berbagai cara
yaitu: sosialisasi yang menarik.
 Support (Dukungan)  Capacity (Kemampuan)
Support atau dukungan disini pada Capacity yang dimaksud dalam elemen
dasarnya merupakan elemen yang penting kedua ini adalah kemampuan atau
dalam menerapkan e-government. Hal keberdayaan dari pemerintah dalam
terpenting dalam dukungan adalah unsur mewujudkan penerapan e-Governmnet.
pimpinan. Pimpinan harus memiliki Ada tiga hal yang paling tidak wajib
political will (keinginan politis) untuk dimiliki oleh pemerintah, yaitu : a)
mengembangkan e-government, karena hal Ketersediaan sumber daya yang cukup
ini akan menyangkut seluruh proses dari e- untuk melaksanakan berbagai inisiatif e-
government. Artinya, pemimpin tidak saja government; b) Ketersediaan infrastruktur
harus pandai dalam hal penyusunan teknologi informasi yang; dan c)
konsep, tetapi harus juga menjadi Ketersediaan sumber daya manusia yang
motivator handal pada tahap memiliki kompetensi dan keahlian yang
pelaksanaannya (action). Dukungan dibutuhkan agar penerapan e-government
implementasi program e-government yang dapat sesuai dengan manfaat yang
efektif harus dimulai dari para pimpinan. diharapkan.
Namun dukungan yang dimaksud disini  Value (Manfaat)
bukan hanya dukungan verbal saja tetapi Elemen pertama dan kedua merupakan
dalam berbagai bentuk sebagai berikut: a) dua buah aspek yang dilihat dari sisi
Adanya kesepakatan bersama konsep e- pemerintah selaku pihak pemberi jasa
government oleh seluruh pihak yang (supply side). Pelaksanaan eGovernment
terlibat; b) Dialokasikannya sejumlah tidak akan ada gunanya apabila tidak ada
sumber daya (manusia, finansial, tenaga, pihak yang merasa diuntungkan; dalam hal
waktu, informasi, dan lain-lain) di setiap ini, yang menentukan besar tidaknya
tataran pemerintahan; c) Pembangunan manfaat yang diperoleh dengan adanya e-
berbagai infrastruktur pendukung agar government bukanlah kalangan pemerintah
tercipta lingkungan kondusif untuk saja, melainkan masyarakat dan mereka
mengembangkan e-government; d)

10
yang berkepentingan (demand side). Untuk a. Pengembangan sistem pelayanan yang
itulah pemerintah harus benar-benar teliti andal dan terpercaya serta terjangkau
dalam memilih prioritas jenis aplikasi e- oleh masyarakat luas.
government apa saja yang harus b. Pengembangan sistem manajemen dan
didahulukan pembangunannya agar benar- proses kerja pemerintah pusat dan
benar memberikan value (manfaat) yang pemerintah daerah secara holistik.
secara signifikan dirasakan langsung oleh c. Pemanfaatan teknologi informasi
masyarakatnya. Perpaduan antara ketiga secara optimal.
elemen di atas akan membentuk sebuah d. Peningkatan peran serta dunia usaha
jaringan utama e-government yang akan dan pengembangan industri
menjadi kunci sukses utama penjamin telekomunikasi dan teknologi
keberhasilan e-government. informasi
e. Pengembangan sumberdaya manusia
b. Faktor Penentu Kesuksesan dan di pemerintahan dan peningkatan
Kegagalan E-government eliteracy masyarakat.
Kecenderungan penerapan e- f. Pelaksanaan pengembangan secara
government dalam organisasi publik sistematis melalui tahapan yang
merupakan sesuatu yang tidak dapat realistis dan terukur.
dihindarkan. Sehingga perlu disadari sejak Tampak bahwa pedoman yang
awal bahwa memerlukan persiapan yang dibuat dalam Inpres ini sebenarnya masih
matang agar tujuan pelayanan publik dapat sangat umum dan bisa ditafsirkan secara
tercapai secara efektif dan efisien dengan beragam oleh jajaran lembaga pemerintah,
penggunaan sistem informasi. Banayak baik di pusat maupun di daerah. Namun
faktor yang menyebabkan penerapan e- bagi sebuah lembaga sektoral yang
Governmnet belum berjalan optimal menyelenggarakan tugas-tugas sangat
sebagaimana yang diharapkan. Dimana khusus, banyak hal yang harus
untuk saat ini peraturan yang mengatur diterjemahkan dari pedoman umum ini
mengenai e-government relatif sudah kepada tindakan-tindakan teknis sesuai
lengkap, salah satunya pemerintah dengan kebutuhannya. Karena beragamnya
menerbitkan Instruksi Presiden (inpres) No kebutuhan di masing-masing lembaga
3 Tahun 2003 tentang Strategi pemerintah, strategi pengembangan e-
Pengembangan E-government. Adapun government yang harus diterapkan juga
strategi pokok yang diambil oleh adalah berbeda-beda.
sebagai berikut:

11
Di masa lalu konsep e-government sistem elektronik akan berjalan dengan
lebih merujuk pada komputerisasi dan maksimal dan tidak terjadi ketimpangan.
pengembangan sistem informasi b. Kepemimpinan
manajemen yang berbasis komputer. Perlu adanya komitmen yang kuat
Namun saat ini konsep e-government dari para pemimpin baik dari pemerintah
mengarah pada integritas data dan pusat maupun daerah dalam mendukung
informasi antar lembaga pemerintah terlaksanya penerapan e-government, baik
melalui teknologi internet dengan mendukung dalam pembuatan peraturan
perangkat lunak yang berbasis http terkait, alokasi anggaran sampai
(hypertext transfer protocol) dan dengan konsistensi pemimpin dalam
bahasa yang mendukung html (hypertext menyukseskan penerapan e-government itu
medium language). sendiri.
Selanjutnya faktor kegagalan dan c. Budaya
kesuksesan pengembangan e-government Budaya merupakan faktor mendasar
di Indonesian tidak selalu terkait dengan yang memerlukan komitmen perubahan
ketersedian teknologi informasi. Masalah yang kuat, dimana yang dimaksud faktor
pokok aplikasi e-government terletak pada budaya disini adalah tentang masyarakat
keterkaitan antara masalah pengembangan yang kurang peduli dan mendukung
infrastruktur, kepemimpinan dan budaya pemanfaatan e-government ini. Banyak
masyarakat lokal. kekawatiran dan ketakutan para birokrat
a. Infrastruktur dalam pemerintahan yang berfikir bahwa
Ketersediaan teknologi merupakan kemunculan aplikasi e-government ini
unsur yang penting dalam pengembangan akan mengancam pekerjaan serta jabatan
e-government, namun tidak semua wilayah mereka. Karena hambatan sikap dan cara
di pusat maupun di daerah memiliki berpikir yang sempit inilah yang
infrastruktur yang mendukung menimbulkan faktor budaya itu terjadi.
terlaksananya e-government sendiri
sehingga timbul ketimpangan digital. 3. Aksiologi
Untuk itu pemerintah perlu Aksiologi berperan sebagai sistem
mempersiapkan dengan matang apa saja yang mengatur pelaksanaan keilmuan ke
yang diperlukan dan mendukung dalam bentuk nilal-nilal (values) yang
pengembangan e-government sehingga bersifat normatif dalam pemberian makna
sistem layanan yang diberikan dengan terhadap kebenaran atau kenyataan
kehidupan pencarian keilmuan. Lebih dari

12
itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh pengembangan e-government dapat
aksiologi ini sebagai suatu yang wajib memberikan manfaat, di antaranya adalah:
dipatuhi, baik dalam melakukan penelitian 1. Pelayanan jasa lebih baik kepada
maupun di dalam menerapkan ilmu.. masyrakat. Maksudnya adalah dimana
Kajian aksiologi dalam ilmu pemerintah dapat memberikan
adminitrasi, yaitu terletak pada subtansi pelayanan yang lebih baik dari
pemanfaatan ilmu administrasi bagi sebelumnya dengan pemanfaatan
manusia. Pemanfaatan tersebut antara lain teknologi ini karena informasi yang
seperti bagaimana perilaku dalam dibutuhkan oleh masyarakat dapat
beraktivitas, dan penetapan keputusan diakses 24 jam dengan memanfaatkan
tindakan manusia. Kemudian dalam jaringan internet.
konteks aksiologi ilmu administrasi 2. Peningkatan hubungan antar
terdapat dua jenis pengaturan dan pemerintah, pelaku bisnis dan
keteraturan , yaitu : (1) pengaturan dan masyarakat. Dengan adanya
keteraturan berfikir secara rasional, dan (2) keterbukaan diharapkan dapat
pengaturan dan keteraturan dalam merubah hubungan antar berbagai
bertindak sebagai upaya merealisasikan pihak menjadi lebih baik, karena
kesejahteraan manusia. keterbukaan infoormasi yang
Dari segi aksiologi, penerapan e- disediakan oleh instansi pemerintah
government memiliki peranan penting dengan adanya e-government ini
dalam terciptanya asas akuntabilitas, diharapkan dapat menghilangkan
transparansi dan partisipasi publik yang adanya rasa curiga dan keresahan dari
tinggi terhadap pemerintahan. semua pihak terhadap pemerintah.
3. Pemberdayaan masyarakat melalui
a. Manfaat dan Fungsi E-government informasi mudah diperoleh. Dengan
Tujuan utama penerapan teknologi pengembagan e-government yang
informasi pada instansi pemerintah adalah diwujudkan dalam situs web resmi
karena munculnya berbagai prakarsa yang instansi pemerintah daerah misalnya
transparan ke arah perbaikan akses dapat memuat berbagai informasi
kompetisi global dan perbaikan terkait dengan profil pemda dan
kesejahteraan hidup secara lebih cepat, informasi lain terkait dengan
efisien, dan dapat diandalkan. Dimana perkembanagan daerah tersebut
menurut Akadun (2009:136) sehingga masyarakat dapat dengan
mudah mengetahuinya.

13
4. Pelaksanaan pemerintah lebih efisien. Perkembangan sistem e-government
Maksudnya adalah dimana pemerintah di Indonesia secara kuantitas mulai
dapat memanfaatkan teknologi digital meningkat namun secara kualitas masih
untuk mempermudah sosialisasi belum memadai dikarenakan implementasi
berbagai tupoksi dan instruksi- e-government belum merata pada seluruh
instruksi baru kepada seluruh pegawai wilayah dan masih berfungsi sebagai
seperti melalui email. penyedia informasi statik saja. Guna
Dari penjelasan diatas, dapat meningkatkan pengembangan e-
disimpulkan bahwa manfaat dari government di Indonesia baik dari segi
penerapan e-government adalah kuantitas maupun kualitas diperlukannya
terwujudnya pemerintahan yang lebih komitmen pemerintah dalam melakukan
efisien, efektif dan bertanggungjawab penyempurnaan pengembangan e-
(accountable) bagi masyarakat karena government terutama dari segi
semakin banyak masyarakat yang dapat infrastruktur, SDM, aplikasi, regulasi serta
mengakses informasi, pemerintah juga sosialisasi di internal pemerintah maupun
lebih efisien dan efektif, serta akan tercipta kepada masyarakat.
layanan pemerintah yang lebih sesuai Mengingat besarnya manfaat sistem
dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. e-government di Indonesia, maka
diharapkan pemerintah lebih
IV. KESIMPULAN memperhatikan pelaksanaan e-government
Berdasarkan kajian e-government di melalui penyempurnaan konsep dan
atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi guna meningkatkan
penerapan e-government di Indonesia pengembangan egovernment di seluruh
memegang peranan penting dalam pelosok negeri. Bila dilakukan lebih serius
terciptanya asas akuntabilitas, transparansi dan adanya komitmen dari pemerintah
dan partisipasi publik yang tinggi terhadap maka pelaksanaan e-government pada
pemerintahan. gilirannnya akan berhasil
E-government merupakan suatu diimplementasikan dan mampu
sistem TI yang dikembangkan oleh memperbaiki mutu pelayanan publik demi
pemerintah dalam memberikan pilihan terciptanya good governance dan clean
kepada masyarakat, untuk mendapatkan governance.
kemudahan mengakses informasi dan
pelayanan publik guna mewujudkan clean V. DAFTAR REFERENSI
and good governance pada suatu negara. [1]. Akadun. (2009). Teknologi Informasi

14
Administrasi. Bandung: Alfabeta. 88–98.
[2]. Andrianto, Nico. 2007. Transparansi [14]. Sudrajat, R. K., Setyowati, E., &
dan Akuntabilitas Publik melalui e- Sukanto. (2003). EFEKTIVITAS
government. Malang: Bayumedia PENYELENGGARAAN E-
Publishing GOVERNMENT PADA BADAN
[3]. Djunaedi, Achmad. 2002. “Integrasi e- PELAYANAN PERIZINAN
government: Tantangan, Kebijakan TERPADU KOTA MALANG. Jap,
dan Implementasi”.Jakarta: Seminar 3(12), 2145–2151.
Pelayanan Publik dan E-government, [15]. Satriya, Eddy. 2006. Pentingnya
Bappenas, 19 Desember 2008. Revitalisasi E-government di
[4]. Fatah, U. 2009. Definisi dan Manfaat Indonesia Prosiding Konferensi
Utama E-government. Nasional Teknologi Informasi &
[5]. Hartono, Dwiarso, Mulyanto Edy. Komunikasi untuk Indonesia. 3- 4
2010. Electronic Government Mei 2006, Aula Barat & Timur
Pemberdayaan Pemerintahan dan Institut Teknologi Bandung
Potensi Desa Berbasis Web. Jurnal [16]. Undang-Undang Nomor 25 Tahun
Teknologi Informasi Volume 6 No.1 2009 Tentang Pelayanan Publik
[6]. Inpres No. 6 Tahun 2001 mengenai [17]. Zulhakim. A. Aziz. 2012. Mengenal
Telematika. E-government: Pemahaman Konsep
[7]. Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Aplikasi EGovernment sebagai
Kebijakan dan Strategi Nasional Pelayanan Publik. Buku Ajar
Pengembangan E-Government Mahasiswa Jurusan Ilmu
[8]. Juliarso, A. (2019). ANALISIS Administrasi Negara
IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT
DALAM PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN CIAMIS. 10, 19–28.
[9]. Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor
63/KEPMEN/PAN/17/2003
[10]. Rahmaini, P. (2021). Penerapan
Prinsip E-government sebagai Wujud
Inovasi Pelayanan Publik di Era
Modern Tahun 2021. KomunikasiMu
Journal of Social Science and
Humanities Studies, 1(1), 46–51.
[11]. Rianti, S., Rusli, Z., & Yuliani, F.
(2019). Kualitas Pelayanan Publik.
15, 412–419.
[12]. Sari, K. D. A., & Winarno, W. A.
(2012). Implementasi E-government
System dalam Upaya Peningkatan
Clean And Good Governance Di
Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan
Politik, XI(1), 1–19.
[13]. Sosiawan, E. A. (2008). Evaluasi
Implementasi E-government pada
Situs Web Pemerintah Daerah di
Indonesia: Prespektif Content Dan
Manajemen. Seminar Nasional
Informatika, 2008(November 2007),

15

Anda mungkin juga menyukai