Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Administrasi Publik (Public Admnistration Journal), 9 (2) Desember 2019

ISSN 2088-527X (Print) ISSN 2548-7787 (Online), DOI: http://dx.doi.org/10.31289/jap.v9i2.2901

Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal)


Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jap

Analisis Penerapan Elektronik Kesehatan (E-Kes)


di Puskesmas Rawat Inap Kota Bengkulu
Analysis of the Application of Electronic Health (E-Kes)
On Puskesmas Bengkulu City
Deni Triyanto* & Soehito Efendi
Administrasi Publik , Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu, Indonesia

Diterima: 20 Sptember 2019; Disetujui: 05 November 2019; Dipublish: 01 Desember 2019

*Coresponding Email: dtriyanto992@gmail.com


Abstrak
Tujuan Peneltian ini yaitu menganalis penerapan Elektronik Kesehatan (E-Kes) di Puskesmas Kota
Bengkulu dan faktor-faktor apa saja penghambatnya, dengan menggunakan metode Penelitian
deskriptif Kualitatif dengan indikator dari (Indrajit, 2006), yaitu Support, Capacity dan Value. Teknik
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan penelitian ini yaitu
Stakholders, pelaksana kebijakan, Kepala Puskesmas, Oprator puskesmas, dan masyarakat. Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa Support atau dukungan stakeholders pada penerapan E-Kes belum
maksimal seperti dukungan sosialisasi penerapan e-kes tidak dilakukan secara continues, Capacity
yang tersedia di Puskesmas belum dapat mendukung penerapan E-Kes secara maksimal, Value atau
manfaat yang dirasakan oleh pemerintah sangat besar dengan diterapkan E-kes ini Dinas terkait dapat
menganalisis kebutuhan sumberdaya yang ada di Puskesmas. Faktor-faktor pengahambat dalam
penerapan E-Kes di Puskesmas Rawat Inap Kota Bengkulu yaitu: Sumber daya manusia, infrastruktur
dan kolaborasi antar stakeholders. Kesimpulan bahwa penerapan E-Kes di Puskesmas Kota Bengkulu
belum maksimal karena masih terdapat permasalahan pada sumber daya manusia, infrastruktur dan
masih lemahnya kolaborasi antar stakeholders.
Kata Kunci: Governansi Digital, E-Kes, Puskesmas Rawat Inap, Kota Bengkulu

Abstract
The purpose of this research is to analyze the application of Health Electronics (E-Kes) on Puskesmas
Bengkulu city and what are the obstacles, using a descriptive qualitative research method with indicators
from (Indrajit, 2006), namely Support, Capacity and Value. Data collection techniques through interviews,
observation and documentation. The informants of this research were stakeholders, policy implementers,
Heads, Operators, and the community. The results of the study revealed that the support or support of
stakeholders in the implementation of E-Kes had not been maximized such as the socialization support of
the implementation of e-Kes not carried out continuously, the capacity available at the Puskesmas has not
been able to support the application of E-Kes to the maximum, the Value or benefits felt by the government
are very By applying this E-case, the related office can analyze the resource needs in the Puskesmas. The
inhibiting factors in the application of E-Kes on Puskesmas Bengkulu City are: Human resources,
infrastructure and collaboration between stakeholders. The conclusion that the application of E-Kes on
Puskesmas Bengkulu City is not optimal because there are still problems with human resources,
infrastructure and weak collaboration between stakeholders
Keywords: Governance Digital, E-Kes, Puskesmas Rawat Inap, Bengkulu City

How to Cite: Triyanto, D. & Efendi, S. (2019). Analisis Penerapan Elektronik Kesehatan (E-Kes) di
Puskesmas Rawat Inap Kota Bengkulu. Jurnal Administrasi Publik (Public Admnistration Journal), 9 (2):
158-165.

158
. Jurnal Administrasi Publik (Public Admnistration Journal), 9 (2) Desember: 158-165.

PENDAHULUAN terhadap pelayanan pemerintah yang


Reformasi sektor publik tidak hanya cepat, tepat, dan transparan (Simanjuntak,
terjadi pada negara yang telah maju, tetapi Kusmanto, & Suriadi, 2018; Purba & Jamin,
beberapa negara yang baru berkembang 2015).. Tujuan Penerapan e-government
juga secara terus menerus melakukan yaitu untuk menciptakan jejaring
reformasi di dalam kelembagaannya baik komunikasi yang baik dalam hal intraksi
itu sistemnya atau prilaku aparaturnya. ataupun intraksi antar pemerintah,
Seperti di Indonesia sendiri secara aktif masyarakat, swasta dan pihak-pihak
melakukan reformasi kelembagaaannya berkepentingan.
yang dipengaruhi oleh model New Public Tata kelola pelayanan kesehatan
Management (NPM). Tetapi dalam berbasis elektronik sangat urgen dengan
penerapannya sampai saat ini masih diterapkan pelayanan kesehatan berbasis
terkendala pada mental, pengetahuan dan elektronik dapat memepermudah
keterampilan Sumber daya manusianya masyarakat dalam mengkases pelayanan
yang masih kurang memadai sehingga Mahzaniar, (2017). Dengan dipangkasnya
berdampak pada masih rendahnya kualitas birokrasi dapat menciptakan efesiensi
kineja aparatur pemerintah saat ini waktu, biaya, transparansi dan
(Triyanto, 2017). akuntanbilitas pelayanan publik. “Selain
Kemajuan teknologi informasi itu menggunakan teknologi Informasi
sebagai bagian dari globalisasi tidak berbasi elektronik dapat
terpisahkan dari masyarakat modern mengkomunikasikan seluruh output yang
seperti sekarang ini yang telah membawa dihasilkan dari masing-masing subsistem
tuntutan yang besar bagi publik kepada yang kemudian diitegrasikan menjadi
pemerintah untuk lebih transparan dalam sebuah informasi yang diperlukan bagi
memberikan pelayanan publik, lebih stakeholder pengambil kebijakan” .
efektif dan efisien dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
tugas kepemerintahannya, dan juga Kota Bengkulu masih terdapat
memberikan kemudahan terhadap akses permasalahan seperti kurangnya
informasi khususnya informasi tentang responsifitas pegawai pelayanan,
pemerintahan. Dengan demikian dapat kurangnya informasi yang memadai,
mensuport pemerintah untuk dapat tenaga kesehatan yang kurang terampil,
mengimplementasikan konsep good dan masih banyaknya tenaga kesehatan
governance. yang menumpuk di beberapa Puskesmas,
Penerapan good governance (Tata menurut ombustman Republik Indonesia
Kelolah Pemerintahan yang baik) saat ini Provinsi Bengkulu Tahun 2017 bahwa
diwarnai oleh kemajuan teknologi tingkat pengaduan pelayanan kesehatan di
Informasi dan internet yang berkembang Kota Bengkulu Masih paling banyak
denga pesat yang disebut era revolusi disusul oleh pelayanan pendidikan dan
industri 4.0. sebelum di Indonesia telah pelayanan perizinan (Pasi & Kadir, 2017).
dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor Berdasarkan Permasalahan
3 Tahun 2003 untuk mendukung Tata pelayanan kesehatan tersebut Pemerintah
Kelolah Pemerintah berbasis teknologi Provinsi Bengkulu melalui Dinas
informasi dan internet yang di sebut Kesehatan Provinsi Bengkulu untuk
Electronic government, Electronic meminimalis permasalahan yang ada pada
government yaitu memanfaatkan teknologi pelayanan kesehatan pada tingkat
informasi oleh pemerintah untuk Puskesmas di seluruh Provinsi Bengkulu
menikatkan komunikasi antara mengeluarkan program E-Kes (Elektronik
pemerintah, masyarakat, swasta dan Kesehatan) yang telah di terapkan di 177
pihak-pihak yang memiliki kepentingan Puskesmas dari 179 Puskesmas Provinsi

159
Deni Triyanto & Soehito Efendi, Analisis Penerapan Elektronik Kesehatan (E-Kes) di Puskesmas Rawat

Bengkulu termasuk Puskesmas Rawat Inap Instrumen utama penelitian ini yaitu
Kota Bengkulu. peneliti sendiri dan didukung oleh
Manfaat pada penerapan program E- instrumen penunjang seperti pedoman
Kes tersebut yaitu membantu pemerintah wawancara, studi dokumentasi. Manfaat
dalam memetakan SDM, sarana prasarana, instrumen penunjang yaitu untuk
pelayanan kesehatan dari tingkat melengkapi kelemahan dari instrumen
Puskesmas sampai dengan Rumah Sakit di peneliti sendiri (Creswell, 2018)
Provinsi Bengkulu. Apabila penerapan E- Data sekunder yang digunakan
Kes di Puskesmas Rawat Inap Kota adalah studi dokumen atau literatur.
Bengkulu dapat diterapkan dengan Sumber sekunder diartikan sebagai
optimal maka Dinas Kesehatan Kota sumber sejarah, biografi, ensiklopedi dan
Bengkulu dapat menganalisis ketersediaan buku-buku referensi lain, esai-esai, buku-
SDM di Puskesmas untuk lima tahun yang buku dan artikel-artikel yang dilaporkan
akan datang, sarana-prasarana Puskesmas, atau diinterpretasikan dalam karya tulis
peralatan medis, jenis penyakit yang ada oleh pihak lain atau pihak kedua. Unit
pada pasien di Puskesmas, dan pelayanan analisis penelitian ini yaitu Dinas
kesehatan berbasis elektronik yang dapat Kesehatan Provinsi Bengkulu dan
di akses masyarakat dimanapun. Hal Puskesmas Rawat Inap. Informan
tersebut menjadi dasar Dinas Kesehatan penelitian ini yaitu pejabat berwenang,
Provinsi Bengkulu dalam membuat sebuah pelaksana kebijakan, Kepala Puskesmas,
program E-Kes supaya dapat Oprator puskesmas, dan masyarakat
meminimalisir permasalahan pelayanan pengguna pelayanan Puskesmas.
kesehatan di Kota/Kabupaten Provinsi
Bengkulu, kebijakan tersebut merupakan HASIL DAN PEMBAHASAN
kebijakan lintas sektor yang terarah dan Analisis Penerapan E-Kes di Puskesmas
sistemmatis. Kota Bengkulu
Dengan melihat pentingnya tujuan Berhasil tidaknya penerapan E-Kes di
dan manfaat E-Kes yang dibuat dan Puskesmas Kota Bengkulu di dasari oleh
dikelolah oleh Dinas Kesehatan Provinsi bagaimana support atau dukungan yang
Bengkulu, maka penelitian akan diberikan oleh stakeholders, SKPD terkait
menganalisis penerapan E-Kes di suport dapat berupa kerangka/ Sistem e-
Puskesmas Rawat Inap Kota Bengkulu kes yang jelas mudah diterapkan dan
dengan menggunakan teori elemen sukses dukungan berupa sosialisasi E-Kes yang
penerapan e-government yaitu Support, secara merata dan continue dalam
capacity dan value (Indrajit, 2006). Karena penerapan E-Kes di Puskesmas Kota
teori tersebut merupakan teori yang tepat Bengkulu. Capacity atau sumber daya yang
untuk menganalisis penerapan E-Kes di tersedia dalam penerapan E-Kes juga
Puskesmas Rawat Inap Kota Bengkulu merupakan salah satu elemen penting,
dengan melihat dukungan dari pihak sebelm menerapkan egoverment seharus
stakeholders, sumber daya yang tersedia dan para stakeholders telah menganalisis
seberapa besar manfaatnya. apakah Financial, infrastruktur dan sumber
daya manusia sudah siap dalam
METODE PENELITIAN menerapkan E-Kes, jika hal tersebut belum
Metode Penelitian yang digunakan dapat disediakan dengan maksimal maka
yaitu metode penelitian kualitatif tipe penerapan E-Kes juga tidak dapat
penelitian ini yaitu deskriptif (Sugiyono, maksimal. Venue atau manfaat penerapan
2009). Fokus penelitian ini yaitu pada e-kes ini juga harus dianalisis sebelum
penerapan E-Kes di Puskesmas Rawat Inap diterapkannya E-Kes, apakah dampak yang
Kota Bengkulu. Lokus penelitian ini yaitu dirasakan oleh pemerintah dan
Kota Bengkulu.
160
. Jurnal Administrasi Publik (Public Admnistration Journal), 9 (2) Desember: 158-165.

terkhususnya masyarakat. Mengingat Support merupakan elemen


pelayanan kesehatan di Kota Bengkulu terpenting dalam pengembangan e-
merupakan pelayanan yang banyak sekali goverenment. Perlu dukungan atau disebut
diaksesoleh masyarakat. political will dari stakeholders supaya
Pelayanan Kesehatan di Kota bengkulu konsep e-government. Tanpa adanya itu
merupakan pelayanan publik yang banyak berbagai inisiatif pembangunan dan
digunakan oleh masyarakat karena pengembangan e-government tidak dapat
merupakan pelayanan yang menjadi terlaksana. Adapun bentuk dukungan
kebutuhan pokok masyarakat Kota Bengkulu. tersebut yaitu : 1) disepakatinya kerangka
Munculnya permasalahan pada pelayanan e-government sebagai salah satu kunci
kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Kota sukses negara dalam mencapai visi-misi
Bengkulu yaitu dikarenakan beberapa aspek bangsanya, sehingga harus diberikan
yang harus dibenahi denga memperbaiki tata prioritas tinggi. 2) disosialisasikan konsep
kelelola pelayanan kesehatan di Puskesmas e-goverment dengan merata, continues,
dengan menggunakan program E-Kes. konsiten dan menyeluruh diseluruh unsur
Berikut ini gambar web E-Kes yang ada birokrasi dan masyarakat berbagai cara
yaitu : seperti kampanye yang simpatik” (Indrajit,
2006). Berdasarkan hasil dari analisis hasil
penelitian menunjukkan bahwa dukungan
dari Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
sangat besar, hanannya saja penerapannya
belum maksimal dan merata karena di era
otonomi daerah ini setiap daerah berhak
memelihara rumah tangganya sendiri,
termasuk Kota Bengkulu sehingga
koordinasi dalam penerapan E-Kes
tersebut terdapat beberapa kendala, sesuai
dengan hasil wawancara dengan informan
(6/5/2019), bahwa :
“Kami sudah berupaya semaksimal
mungkin dalam penerapan E-Kes untuk
seluruh Puskesmas di Provinsi Bengkulu,
Gambar 1. Tampilan Beranda pada Web
E-Kes (Sumber https://dinkesbengkulu.com/)
sudah melakukan sosialisasi di Dinas
Berdasarkan Gambar di atas Kesehatan terkait yang menaungi
menunjukkan bahwa menu-menu pada Puskesmas di daerah tersebut, hanya saja
beranda web E-Kes yang dikelolah oleh kalau kami saja yang bekerja keras untuk
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu e-kes tidak akan berhasil, kita butuh juga
menunjukkan sudah baik hanya saja komitmen dan kerjasama para
informasi yang disediakan untuk stakeholders terkait, kalau di
masyarakat belum baik karena belum rinci Kota/Kabupaten Bengkulu Rumah Sakit,
dan jelas termasuk SDM yang tersedia Puskesmas, IDI, IBI dan tentunya
tidak rinci Dokter berapa, Bidan Berapa, masyarakat juga.”
Analis Kesehatan berapa, apoteker berapa Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
disana tidak di uraikan dengan jelas. Untuk sebaiknya membangun partisipasi yang
menganalisis lebih mendalam maka baik dengan para stakeholders terkait baik
peneliti menggunakan beberapa elemen tingkat Provinsi, Kota guna
penerapan e-government sebagai berikut : mempersatukan visi misi dan dukungan
dalam penerapan E-Kes di Puskesmas Kota
Support Bengkulu. saat ini Dinas Kesehatan Kota

161
Deni Triyanto & Soehito Efendi, Analisis Penerapan Elektronik Kesehatan (E-Kes) di Puskesmas Rawat

Bengkulu hanya sebatas pengawasan saja, tiga sumber daya yang harus dipenuhi
harusnya sebagai Dinas yang menaungi yaitu: 1) tersediannya sumber daya
membantu melakukan sosialisasi dan finansial yang cukup untuk menerapkan e-
workshops dalam penggunaan E-Kes secara government. 2) tersediannya infrastruktur
berkelanjutan dan terukur. Penerapan E- teknologi informasi yang memadai karena
Helth dapat dilakukan secara struktural merupakan 50% dari kunci keberhasilan e-
dengan mengoptimalkan semua prangkat government, dan 3) tersediannya
SKPD yang relavan hingga kecamatan dan sumberdaya manusia yang memiliki
kelurahan (Setianto, 2016). kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan
agar dapat menerapkan e-government
sesuai dengan azas manfaat yang
diharapkan” (Indrajit, 2006). Berdarakan
hasil dari analisis hasil penelitian bahwa
Dinas Dinas
Kesehatan Kesehehatan
sumber daya yang tersedia dalam
Provinsi Kota penerapan E-Kes di Puskesmas Kota
Bengkulu Bengkulu belum optimal, (8/5/2019) :
E-Kes
“Sumber daya manusia untuk bidang
kesehatan sudah banyak dan tidak
diragukan lagi, tapi kalau masalah e-kes
butuh tenaga kesehatan di tingkat
puskesmas yang ahli IT tidak harus sarjana
Puskesmas Kota
Bengkulu
teknik informatika kami butuh yang bisa
mengoprasikan web, aplikasi E-Kes,
internet, karena sekarang ini semua
pekerjaan dan laporan kerja menggunakan
Gambar 2. Model Collaborative Government IT, kalau sumberdaya manusia masih
Penerapan E-Kes (Hasil Analisis Peneliti 2019) kurang”
Pentingannya sumber daya manusia
Permasalahan dukungan juga yang memumpuni bidang IT sebagai
dikarenakan regulasi penerapan electronic oprator Puskesmas seharusnya menjadi
government (e-gov) di Kota Bengkulu perhatian pemerintah untuk
belum jelas sehingga penerapan e-Kes juga menempatkan pegawainya yang ahli
belum maksimal, karena regukasi e-kes bidang informatika untuk menjadi oprator
sendiri masih menginduk pada Peraturan di Puskesmas sehingga penerapan E-Kes
Gubernur Nomor 17 Tahun 2018 tentang dapat maksimal. selain itu sumber daya
master Plan E-Government, di Kota financial dalam penerapan E-Kes terdapat
Bengkulu belum ada turunan regulasi dari masalah, seperti infrastruktur yang
Pergub Nomor 17 Tahun 2018, sehingga tersedia di Puskesmas belum baik,
wajar apabila peneran e-Kes saat ini belum (wawancara : 9/5/2019) :
maksimal. penerapan e-government itu “Infrastruktur yang ada belum
layak atau tidaknya juga dipengaruhi oleh optimal, dikarenakan komputer hanya
peraturan pemerintah daerah tentang e- tersedia satu PC dan tidak ter-connection di
Government (Surdin, 2016). internet sedangkan pengoprasian E-Kes kan
pakai internet, Puskesmas belum ada,
Capacity harusnya kedepan harus ada. Komputer
Capacity adalah elemen mengenai masih ada yang tidak berfungsi”
sumber daya yang diperlukan dalam
membangun dan mengembangkan e-
goverment supaya konsep yang telah
diciptakan dapat terealisasikan. Terdapat
162
. Jurnal Administrasi Publik (Public Admnistration Journal), 9 (2) Desember: 158-165.

kesehatan baik itu daftar pelayanan


kesehatan di Rumah Sakit atau Puskesmas
sangat membantu sekali, akan dPt
memangkas birokasi yang berbelit-belit
hanya saja saat ini belum sampai kesana,
masih proses perbaikan”
Masyarakat Kota Bengkulu selaku
pengguna pelayanan kesehatan di
Puskesmas sangat antusias apabila E-Kes ii
dapat dikembangkan menjadi aplikasi
yang mencakup pelayanan kesehatan tidak
hanya mengenai informasi kesehatan saja.
Sedang manfaat bagi pemerintah sendiri
dengan adanya E-Kes ini bermanfaat untuk
Gambar 3. Kondisi Infrastruktur TI (Sumber menganalisis kebutuhan yang ada di
https://dinkesbengkulu.com/) Puskesmas kebutuhan Dokter, Perwat,
Infrastuktur Teknologi Informasi Puskesmas, obat-obatan, sarana dan
merupakan elemen penting dalam prasanara yang menunjang pelayanan
penerapan E-Kes di Puskesmas Kota kesehatan.
Bengkulu hanya saja Infrasruktur yang
tersedia belum maksimal sehingga masih Faktor-faktor penghabat dalam
perlunya pembenah-pembenahan oleh penerapan E-Kes di Kota Bengkulu
Dinas Provinsi Bengkulu yang bekerjasama Sumberdaya Manusia yang tersedia
dengan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu di tingkat Puskesmas yang menguasai E-
untuk mengoptimalkan penerapan E-Kes. Kes belum maksimal, sehingga dapat
Minimnya sumberdaya manusia yang berdampak pada pelaksanaan penerapan
memumpuni dibidang IT menjadi E-Kes di Puskesmas rawat inap di Kota
permasalahan dalam penerapan E- Bengkulu. Setiap Puskesmas memiliki satu
Government (Sampama, 2016). oprator SIK untuk E-Kes yang bertugas di
pelaporan pelayanan terpadu dimana
Value memiliki background pendidikan umum/
Value merupakan elemen yang bukan lulusan dari informatika/sistem
menitik beratkan pada manfaat yang informasi atau sejenisnya sehingga wajar
didapatkan oleh pemerintah sebagai apabila penerapan E-kes belum maksimal,
pemberi pelayanan dan masyarakat dan faktor penghambat kedua yaitu
sebagai penerima pelayanan e-government. Ketersediaan infrastruktur teknologi
Pada elemen ini yang menentukan besar informasi di Puskesmas sangat
tidaknya manfaat e-government adalah mempengaruhi kelancaran kinerja oprator
masyarakat sebagai penerima pelayanan. E-Kes yang berada di Puskesmas oleh
Oleh sebab itu, perlu ketelitian dalam karena itu perlunya sarana yang memadai,
memilih aplikasi yang menjadi prioritas menurut hasil penelitian komputer yang
kebutuhan masyarakat yang perlu berada di Puskesmas masih kurang
didahulukan dalam pembangunan dan memadai tidak terkonek internet sehingga
pengembangan sistemnya” (Indrajit, oprator membawa laptop pribadi yang
2006). Maanfaat dari penerapan E-Kes ini disambungkan dengan jaringan internet
yang dirasakan oleh masyarakat sangat melalui telephone, Jumlah komputer yang
besar apabila dapat diterapkan dengan berfungsi kurang memadai. Kemudian
baik, wawancara (21/5/2019) : faktor pengahambat ketiga yaitu
“Apabila E-Kes ini dapat diakses Kolaborasi antar Stakeholder dan
masyarakat pengguna pelayanan
163
Deni Triyanto & Soehito Efendi, Analisis Penerapan Elektronik Kesehatan (E-Kes) di Puskesmas Rawat

Masyarakat karena belum terbentuknya tujuan bersama (Harmiati, Henny


kesamaan visi dan misi antara Pemerintah Aprianty, Supriyono, Deni Triyanto, 2018)
Provinsi, Kota, Puskesmas dan Masyarakat, Valeu manfaat penerapan e-kes ini
terlihat masih adanya ego-sektoral dan belum dapat dirasakan masyarakat, karena
teritorial di Pemerintahan Kota seperti tata kelolah pelayanan kesehtan berbasis
masih mempertahankan Sitem Informasi e-kes baru sebatas tata kelolah data
Kesehatan (SIK) yang sudah digunakan informasi untuk informasi yang
sejak lama. dibutuhkan oleh SKPD terkait. Sehingga e-
Penerapan e-Kes perlu adanya kes ini hanya bermanfaat bagi pemerintah
kolaborasi antara pemerintah Provinsi, bukan kepada masyarakat. Oleh sebab itu
Kota, Puskesmas dan Masyrakat karena E- harapan masyarakat akan ada upgrade e-
Kes ini merupakan kebijakan yang ada kes hingga masyarakat dapat
tingkat Provinsi yang harus menggunakannya e-kes untuk dapat
diimplementasikan di seluruh Puskesamas mengakses pelayanan kesehatan baik dari
yang ada di Bengkulu dimana di era rumah, kantor atau dimana saja sehingga
otonomi daerah ini setiap daerah berhak dapat meminimalisisr permasalahan
mengatur urusan daerahnya sehingga pelayanan kesehatan di Kota Bengkulu.
sangat sulit apabila tidak ada kesamaan Selain itu juga dapat didukung “dalam
tujuan yang akan dicapai dalam penerapan memberikan pelayanan kesehatan kepada
E-Kes. Oleh karena itu pentingnya masyarakat, seluruh unit pelayanan yang
kolaborasi antar stakeholdesr terkait ada dan seluruh pegawai berkomitmen
untuk memciptakan kerjasama dalam untuk memberikan pelayanan kesehatan
penerapan E-Kes dan menerapakan yang bermutu dan peduli terhadap
komunikasi yang baik antar stakeholder, keselamatan pasien, pengunjung,
kerjasama dan komunikasi yang baik masyarakat dan pegawai” (Syardiansah,
merupakan elemen penting dalam di 2019)
dalam kolaborasi antar stakeholder terkait
(Triyanto, 2018). Wawancara SIMPULAN
(24/5/2019) : Penerapan E-Kes di Puskesmas Kota
“E-Kes itukan tanggungjawab Provinsi Bengkulu dapat disimpulkan bahwa :
kita hanya membantu mengawasi saja, Support atau dukungan stakholders belum
kenapa belum optimal karena memeang maksimal terlihat bagaimana stakeholder
sumber dayanay belum mendukung dan terkait sosialisasi penerapan e-kes secara
memang ini kan tergolong baru, kalau kami contineus. Capacity atau sumber daya yang
tidak bisa sepenuhnya tanggungjawab tersedia di Puskesmas belum dapat
dalam menerapkan E-Kes di Puskesmas”. menyokong penerapan e-kes secara
Wujud kolaborasi dari berbagai pihak maksimal. Value atau manfaat yang
stakeholers dalam penerapan E-Kes di Kota dirasakan pemerintah sangat besar dengan
Bengkulu menghasilkan penerapan e-kes diterapkan E-kes ini Dinas Kesehatan
yang terarah. Rendahnya partisipasi terkait dapat menganalisis kebutuhan
stakeholders karena permasalahan sumberdaya yang ada di Puskesmas dan
kurangnya koordinasi yang dibentuk oleh bagi masyarakat belum dapat dirasakan
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, secara maksimal karena belum dapat
padahal meningkatkan partisipasi diakses untuk pelayanan kesehatan. Faktor
stakeholder ini merupakan cara terbaik penghambat pada penerapan E-Kes di
dalam menerapkan E-Kes. Bentuk Puskesmas Kota Bengkulu yaitu masih
kolaborasi yang baik adalah kolaborasi kurangnya sumber daya manusia yang
yang memiliki visi dan misi yang menguasai teknologi informasi,
berkelanjutan sehingga dapat mencapai Infrastruktur yang belum lengkap sehingga

164
. Jurnal Administrasi Publik (Public Admnistration Journal), 9 (2) Desember: 158-165.

pengoprasian E-Kes tidak dapat maksimal, Governance di Tingkat Desa, JPPUMA: Jurnal
dan Kolaborasi Stakeholder yang belum Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA
(Journal of Governance and Political UMA), 3
terbentuk dengan baik di karena adanya (1): 25-36.
ego-sektoral dan teritorial. Sampama, A. (2016). Penerapan E-Government
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
UCAPAN TERIMAKASIH Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
Masyarakat Di Samarinda. eJurnal Ilmu
Terimakasih kepada Lembaga Komunikasi, 4(4), 137–148. Retrieved from
Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id
(LPPM) Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Setianto, W. A. (2016). Inovasi e-Health Dinas
Bengkulu yang telah men-support Dana Kesehatan Kota Surabaya. Jurnal Ilmu
penelitian ini, Trisnawati, Cecep Apriadi Komunikasi, 14(3), 165–178.
Simanjuntak, A.T, Kusmanto, H. & Suriadi, A.
dan Etra Ferdiyanto yang telah membantu (2018). Efektivitas Program Nusantara Sehat
dalam pelaksanaan penelitian dan Pada Puskesmas Tanjung Beringin,
penulisan manuskrip ini. Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten
Serdang Bedagai. Anthropos: Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Antropologi Sosial dan Budaya, 4 (1): 92-107.
Creswell, J. W. (2018). Research Design Qualitative, Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
Quantitative, and Mixed Methods Approaches Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA.
(Second Edi). London: University of Surdin, J. (2016). Analisis of E-Government
Nebraska. Implementation Feasibility of Public Service
Harmiati, Henny Aprianty, Supriyono, Deni in Agrarian Field at Pinrang Regency. Ilmu
Triyanto, A. (2018). Implementasi Good Komunikasi KREBA, 5(1), 178–191.
Enviromental Governance dalam Syardiansah. (2019). Analisis Indeks Kepuasan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ( Das ) Masyarakat terhadap Pelayanan Publik Pada
Bengkulu. JIP, 3(2), 136–148. Pusat Kesehatan Masyarakat Langsa Barat.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24905 Jurnal Administrasi Publik : Public
/jip.v3i2.1003 Admnistration Journal, 9(1), 68–74.
Indrajit, R. E. (2006). Electonic Government Konsep https://doi.org/10.31289/jap.v9i1.2255
Pelyanan Publik Berbasis Internet. Jakarta: Triyanto, D. (2017). Analisis Kinerja Organisasi
APTIKOM. Dalam Mewujudkan Pelayanan Prima
Mahzaniar, (2017). Tinjauan Yuridis Sistem Kepada Masyarakat (Studi Pada Kantor
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat
Semarang). MIMBAR : Jurnal Penelitian Sosial
Miskin, JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu- Dan Politik, 6(4). Retrieved from
Ilmu Sosial, 9 (2): 171-176 https://journals.unihaz.ac.id/index.php/mi
Pasi, N., & Kadir, A. (2017). Implementasi Sistem mbar
Informasi Manajemen Daerah Keuangan Triyanto, D. (2018). Analisis Kinerja Pendamping
Berbasis Akrual pada Pemerintah Kebupaten Desa Dalam Upaya Membangun Kemandirian
Dairi. Jurnal Administrasi Publik : Public Desa. Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial Dan
Admnistration Journal, 7(13): 49–63. Politik, 7(2), 56–62.
Retrieved from https://doi.org/https://doi.org/10.32663/j
http://ojs.uma.ac.id/index.php/jap psp.v7i2.669
Purba, S.P. & Djamin, D. (2015). Partisipasi
Masyarakat dalam Meningkatkan Good

165

Anda mungkin juga menyukai