Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI KEBIJAKAN

PENERAPAN E-GOVERNMENT
SEBAGAI ELEMEN SUKSES
REFORMASI BIROKRASI
PEMERINTAHAN DAERAH

Kelompok 9
Anggota Kelompok
Ega Badrah
12070526594
Reza kusuma wardhani
12070526573
Yunita Rahman
12070526902
Abstrak
Reformasi birokrasi yang didasarkan pada kebutuhan untuk merancang sistem
pemerintahan yang bersih, transparan, dan efisien serta mampu memenuhi
persyaratan perubahan. e-government adalah bagian dari perubahan yang
merupakan bentuk implementasi penggunaan teknologi informasi bagi pelayanan
pemerintah kepada publik. pengembangan e-government merupakan upaya
untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis teknologi
informasi untuk mengembangkan sistem penyelenggaraan pemerintah yang
efektif dan efisien. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
deskriptif. Penelitian ini mendeskripsikan implementasi tata kelola pemerintah
daerah melalui penerapan E-government pada tata kelola pemerintahan
daerah. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan e-government
pada pemerintahan daerah sudah berjalan optimal dalam penyelenggaraannya
namun masih terdapat berbagai kendala dalam penerapan sistem e-government
tersebut sesuai dengan kondisi dan kemampuan dari setiap instansi pemerintah
tersebut.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini
mendeskripsikan implementasi tata kelola pemerintah
daerah melalui penerapan E-government pada tata
kelola pemerintahan daerah. Data yang digunakan
dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder
dari studi literatur beberapa dokumen dan publikasi
penelitian terkait dengan pembahasan topik.
1. Strategi Kebijakan
Pemerintah Dalam Penerapan
E-Government
Electronic Government atau e-government merupakan bentuk implementasi penggunaan
teknologi informasi bagi pelayanan pemerintah kepada publik. pengembangan e-government
merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis teknologi
informasi untuk mengembangkan sistem penyelenggaraan pemerintah yang efektif dan efisien. Seiring
dengan paradigma pelayanan publik yang sering di cap lamban dalam alur pelayanan yang berbelit-
Belit dan kurang optimal maka melalui penerapan e-government menjadi usaha untuk
mengatasinya(jurnal ilmu administrasi)
Di Indonesia inisiatif ke arah elektronik government sudah di perkenalkan sejak tahun 2001
melalui Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan
Informatika) yang menyatakan bahwa untuk mempercepat proses demokrasi pemerintah harus
menggunakan teknologi telematika agar terwujudnya good governance.Instruksi Presiden RI No.3
tahun 2003 yang dikeluarkan tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government
merupakan usaha serius pemerintah indonesia untuk mendukung proses sistem pemerintahan dan
mewujudkan masyarakat yang berbasis informasi melalui upaya teknologi informasi dan komunikasi.
Strategi pokok yang diambil pemerintah adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan sistem pelayanan yang andal, terbuka dan
terpercaya serta terjangkau oleh masyarakat luas
b. Penataan sistem manajemen dan proses kerja pemerintah
pusat dan pemerintah daerah secara holistic
c. Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal
Peningkatan peran serta dunia usaha dan pengembangan industri
telekomunikasi dan teknologi informasi
d. Pengembangan sumber daya manusia di pemerintahan dan
peningkatan e-literacy masyarakat
Pelaksanaan pengembangan secara sistematis melalui tahapan
yang realistis dan terukur.
Kebijakan e-Government pada sistem pemerintahan Indonesia saat ini menjadi sangat penting di era
reformasi birokrasi yang direncanakan pemerintah karena mempunyai keunggulan sebagai berikut:
1. Peningkatan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi yaang dibutuhkan
masyarakat dapat di akses 24 jam, 7 hari dalam seminggu, kapanpun dan dimanapun tanpa harus menunggu
bukanya kantor pemerintahan.
2. Peningkatan hubungan dan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, pelaku usaha dan
masyarakat umum. Adanya keterbukaan menjadi hal yang baik untuk berbagai pihak terkait sehingga
tidak menimbulkan asumsi-asumsi yang buruk antara masyarakat kepada pemerintah.
3.Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan teknis yang sudah
dikembangkan maka masyarakat akan lebih tanggap dalam menentukan pilihannya sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingan masing-masing.
4.Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat
dilakukan melalui email bahkan video conference.
2. Pelaksanaan E-government
pemerintahan daerah

Melihat pentingnya sebuah pelayanan publik berbasis e-government, saat ini pemerintah
daerah di seluruh indonesia mulai melirik atau bahkan telah menerapkan sistem pelayanan
publik dengan menggunakan sistem komputerisasi dan elektronik ini. Seperti yang telah
penulis teliti terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang penerapan
e-government, yang pertama Pelaksanaan e-government di Dinas Sosial Kota Pekanbaru
berupa aplikasi Sitanjak Makin Mantap merupakan inovasi dalam rangka mensupport kinerja
dinas dalam penyediaan database masyarakat miskin yang menjadi acuan pengambilan
kebijakan penanggulangan kemiskinan bagi stakeholder yang berkepentingan. Kedua yaitu
Keberhasilan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dalam upaya meningkatkan
kualitas layanan ibu hamil dengan aplikasi BumilKU di Kulon Progopada. Serta juga dengan
Pemerintahan Kabupaten Merauke, yang mau tidak mau harus menggunakan sistem e-
government guna mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik, efektif dan efisien.
.
3. Kendala pelaksanaan E- government pada
pemerintahan daerah

a.Untuk hambatan di bidang regulasi dan pedoman penyelenggaran situs web pemda maka pemerintah pusat perlu
membuat master plan dan grand strategy e-gov yang dituangkan dalam undang-undang atau peraturan pemerintah
beserta petunjuk pelaksanaan teknisnya karena implementasi membutuhkan tindakan dan penyediaan sarana dan bukan
hanya konsep belaka.
b. Untuk hambatan SDM maka perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan SDM di bidang teknologi informasi dan
komunikasi yang terintegarsi. Secara apragmatis hendaknya pelatihan tersebut bersifat “inhouse” di tingkat
penyelenggara pemerintah daerah agar diperoleh pemahaman dan literacy yang menyeluruh dikalangan pegawai
pemerintah daerah.
c.Dalam hal keterbatasan sarana dan prasarana maka diperlukan suatu solusi dalam bentuk kebijakan pemerintah untuk
merangkul pihak swasta khususnya provider ITC dalam bentuk kerjasama terpadu yang tentunya menguntungkan ke dua
belah pihak. Sebagai contoh misalnya MOU yang dibuat oleh pemerintah dengan pihak Microsoft yang menuangkan
kebijakan bahwa akan dilakukan pemutihan bagi aplikasi software yang “bukan resmi” yang digunakan lembaga pemerintah
adalah merupakan terobosan dalam mengatasi infrastruktur yang mahal.
d. Untuk mengatasi belum meratanya literacy masyarakat tentang penggunaan e-gov maka diperlukan strategi
sosialisasi
kepada masyarakat
Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kebijakan pemerintah untuk menerapkan e-government dalam penyelenggaraan pemerintah
menjadi perubahan yang optimal dalam reformasi birokrasi m suatu usaha perkembangan yang
menjawab dan menangani berbagai permasalahan publik terhadap pelayanan pemerintah.
2. Saat ini penerapan e-government di Indonesia sudah berjalan dan diterapkan pada
penyelenggaraan pemerintahan daerah seperti Pelaksanaan e-government di Dinas Sosial Kota
Pekanbaru berupa aplikasi Sitanjak Makin Mantap merupakan inovasi dalam rangka mensupport
kinerja dinas dalam penyediaan database masyarakat miskin yang menjadi acuan pengambilan
kebijakan penanggulangan kemiskinan bagi stakeholder yang berkepentingan.
3. Kendala dalam penerapan e-government yaitu terjadi pada bidang regulasi penyelenggaraan,
kualitas sdm, sarana dan prasarana serta pemahaman masyarakat dalam penerapan e-government
yang menggunakan teknologi informasi dalam melakukan akses pelayanan.
Apa ada
pertanyaan?
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai