MANFAAT E-GOVERMENT
Di
S
U
S
U
N
Oleh: Ryan vandemi
Yuni salwan
Jannati
Nurul husna
Trisna susianda
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN E-GOVERMENT
Manfaat
Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan
bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang
kehidupan bernegara.
Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam
rangka penerapan konsep good governance;
Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan
pemerintah maupun stakeholder-nya untuk keperluan aktivitas sehari-hari
Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru
melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan
Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab
berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang
ada
Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses
pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.
Penerapan e-govt secara tepat akan memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat di suatu negara dan
masyarakat dunia pada umumnya.
Ruang Lingkup
1. Government to Citizens (Pemerintah ke Masyarakat)
Pemerintah membangun dan menerapkan berbagai aplikasi teknologi informasi untuk memperbaiki
hubungan interaksi dengan masyarakat.
Tipe relasi ini diorientasikan untuk mempermudah dan memperluas akses masyarakat terhadap
pelayanan publik.
Contoh : pelayanan pembuatan KTP/paspor melalui internet; Departemen Agama membuka
pendaftaran calon haji on-line melalui internet; down load formulir pendaftaran CPNS.
2. Government to Business (Pemerintah ke Pelaku Usaha)
Tipe relasi ini dibangun dengan tujuan untuk memperlancar para praktisi bisnis dalam menjalankan
perusahaannya.
Relasi semacam ini juga bisa mempermudah dan memperluas akses pelaku usaha terhadap
informasi-informasi yang diperlukan bagi kepentingan usahanya, misalnya beragam kebijakan
publik, prosedur perizinan, dll.
Contoh aplikasi : perusahaan wajib pajak dapat menggunakan aplikasi web untuk menghitung
besaran pajak yang harus dibayar; lelang on line; pengadaan dan pembelian barang melalui
internet (e-procurement), dll.
3. Government to Government (Pemerintah ke Pemerintah)
Tujuannya untuk mempermudah komunikasi antarnegara dalam rangka kepentingan diplomasi.
Memperlancar kerjasama antarnegara dan kerjasama antarentiti negara (masyarakat, industri,
perusahaan, dll).
Contoh : hubungan administrasi antara kantor-kantor pemerintah setempat dengan kedutaan besar
negara lain untuk membantu penyediaan data dan informasi akurat yang diperlukan oleh WNA
yang berada di Indonesia; aplikasi yang menghubungkan kantor pemerintah dengan bank asing;
pengembangan sistem basis data intelijen untuk mendeteksi mobilitas pelaku kejahatan/teroris;
sistem informasi di bidang hak cipta intelektual untuk pengecekan dan pendaftaran terhadap karya-
karya tertentu yang ingin memperoleh hak paten internasional.
4. Government to Employees (Pemerintah ke Aparatnya)
Tujuannya untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan PNS di instansi ybs.
Contoh : sistem pengembangan karir PNS untuk bahan data kepentingan mutasi, promosi PNS;
aplikasi terpadu untuk mengelola berbagai tunjangan kesejahteraan yang merupakan hak PNS;
sistem asuransi kesehatan dan pendidikan bagi PNS yang terintegrasi dengan lembaga kesehatan
dan pendidikan.
kesimpulan
E-Government memberikan peluang baru untuk meningkatkan kualitas pemerintahan, dengan
cara ditingkatkannya efisiensi, layanan-layanan baru, peningkatan partisipasi warga dan adanya suatu
peningkatan terhadap Global Information Infrastructure (GII) . Namun pada sisi lain, eGov juga
memberikan suatu tantangan, diantaranya keamanan informasi, privacy, kesenjangan dalam akses
komputer, dan manajemen dan penyediaan pendanaan. Semua hal itu berselang selimpat dengan
kombinasi intra dan antar perilaku dalam pemerintahan. Bagaimanapun juga, ditemukan sejumlah
perulangan tema yang terkadang dihubungkan dengan hal-hal sebelumnya, minimnya pendekatan
ketidaktergantungan teknologi untuk meningkatkan kualitas pemerintah seperti wewenang yurisdiksi,
prosedur penanganan informasi yang tepat, membangun dan memelihara infrastruktur, penyediaan
layanan, dan hak-hak warga.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Zainal, A. Pengembangan Prototipe Kerangka Aplikasi E-Government, Studi Kasus: Sistem
Informi Kependudukan. Paper e-Indonesia Initiatives Forum 2006.
Indrajit, Richardus Eko, Electronic Governance: Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem
Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2006.
Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Indonesia, Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi Internet sudah mencapai perkembangan yang sangat pesat.
Aplikasi Internet sudah digunakan untuk e-commerce dan berkembang kepada pemakaian aplikasi
Internet pada lingkungan pemerintahan yang dikenal dengan e-government. Pemerintah pusat dan
pemerintah daerah berlomba-lomba membuat aplikasi e-government.
Pengembangan aplikasi e-government memerlukan pendanaan yang cukup besar sehingga
diperlukan kesiapan dari sisi sumber daya manusia aparat pemerintahan dan kesiapan dari
masyarakat. Survei di beberapa negara menunjukkan bahwa ada kecenderungan aparat pemerintah
untuk tidak melaksanakan kegiatan secara online, karena mereka lebih menyukai metoda pelayanan
tradisional yang berupa tatap langsung, surat-menyurat atau telepon.
Kita harus belajar dari penyebab-penyebab kegagalan e-government di sejumlah negara yang
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: ketidaksiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
teknologi informasi, serta kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang terlibat langsung. E-government
adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk administrasi pemerintahan yang
efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan memuaskan kepada masyarakat.
Semua organisasi pemerintahan akan terpengaruh oleh perkembangan e-government ini. E-
government dapatlah digolongkan dalam empat tingkatan.
Tingkat pertama adalah pemerintah mempublikasikan informasi melalui website. Tingkat kedua
adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintahan melaui e-mail. Tingkat ketiga adalah
masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan kantor pemerintahan secara timbal balik.
Level terakhir adalah integrasi di seluruh kantor pemerintahan, di mana masyarakat dapat melakukan
transaksi dengan seluruh kantor pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian data base bersama.
Electronic Government atau e-goverment seringkali disamakan dengan publikasi website oleh
pemerintah. Tidak sedikit pemerintah daerah kini mulai menghadirkan diri secara online dengan
harapan bisa berpartisipasi dalam ekonomi global atau sekedar menunjukkan diri bahwa informasi
tentang daerah bisa diakses dari seluruh dunia.
Definisi yang terlampau sempit akan mengurangi atau bahkan meniadakan berbagai peluang
yang ditawarkan oleh e-Government, sementara definisi yang terlampau luas dan mengambang akan
menghilangkan nilai (value) manfaat yang ditawarkan oleh e-Government. Pendefinisian e-Goverment
secara lengkap dan mendetil supaya manfaat e-Government benar-benar dapat dinikmati oleh semua
pihak yaitu bahwa penggunaan Information and Communications Technology (ICT) merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemerintahan, memudahkan pelayanan
pemerintahan, memberikan akses publik untuk mengetahui informasi, dan membuat pemerintah lebih
berguna bagi masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penerapan e-Government adalah pada komponen People (orang2 yg terlibat) dan Prosedur
Kerja. Komponen satunya yaitu Teknologi Informasi lebih mudah dikelola. Pemahaman yg baik dari
level executive sampai pelaksana akan sangat membantu keberhasilan e-Gov. Level executive paham
dengan baik mengapa mereka memerlukan e-Gov dan akan mendukung dengan sepenuh hati.
Pelaksana akan berusaha melaksanakan pekerjaannya dengan sungguh2 agar e-Gov yg mereka miliki
bisa dimanfaatkan dengan optimal. Untuk itu diperlukan berbagai usaha utk membantu hal-hal tsb.
Kegiatan edukasi dan sosialisasi adalah langkah awal yg harus dilakukan agar semua level
bisa mempunyai pemahaman yang sama. Mereka harus sadar bahwa penerapan e-Gov tidak hanya
adanya Sistem Informasi yang baru tapi juga akan mengadopsi cara kerja baru. Transparansi bakal
didapat sehingga beberapa orang akan kuatir kecurangan mereka selama ini akan diketahui dg mudah.
Kedisiplinan dalam menggunakan sistem harus terjaga, agar pengguna di bidang/instansi yang lain
bisa memanfaatkan informasi tsb. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara kontinyu shg didapat hasil
yg maksimal. Selain itu, pembuatan Master Plan di awal pengembangan adalah hal yg mutlak.
Sehingga tidak asal pilih rekanan/vendor dan kemudian tinggal mengikuti apa yg mereka buat. Pemilik
sistem harus tahu dengan baik apa keinginannya. Banyak kasus yg terjadi karena Pemerintah hanya
asal buat e-Gov utk mengikuti trend saja, dan didikte oleh rekanan/vendor. Sehingga biayanya sudah
sangat mahal, hasil tidak didapatkan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyoto, Wisnu. 14 Agustus 2008. Tiga Tahap Inisiatif E-government: Strategi Transformasi
Washtenaw County.m http:// wisnucahyoto. blogsome. com/ category/1/, diakses 10 Maret
2010.
Ferdian, Angga.2009. Analisis Implementasi E-Government di Kantor Pengolahan Data (KPDE) Kota
Tangerang. Serang: UNTIRTA.
Indrajit, Richardus Eko. 2004. Electronic Government: Strategi Pembangunan dan Pengembangan
Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta: ANDI.
http://kuliahonline.unikom.ac.id/?listmateri/&detail=966&file=/BAB-VI-fase-vperkembangane-
Gov.html.
PRAKONDISI PENERAPAN E-GOVERMENT
OLEH KELOMPOK III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarnya Inpres No. 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-
government yang berbunyi dalam lampiran I, motivasi kebijakan E-government ,dengan tuntutan perubahan
“Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental
menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis transparan serta meletakkan supremasi hukum.
Perubahan yang tengah dialami tersebut memberikan peluang bagi penataan berbagai segi kehidupan berbangsa
dan bernegara, dimana kepentingan rakyat dapat kembali diletakkan pada posisisentral. Namun setiap perubahan
kehidupan berbangsa dan bernegara selalu disertai oleh berbagai bentuk ketidakpastian. Dengan demikian pemerintah
harus mengupayakan kelancaran komunikasi dengan lembaga-lembaga tinggi negara, pemerintah daerah serta
mendorong partisipasi masyarakat luas, agar ketidakpastian tersebut tidak mengakibatkan perselisihan paham dan
ketegangan meluas, serta berpotensi menimbulkan permasalahan baru. Pemerintah juga harus lebih terbuka terhadap
derasnya aliran ekspresi aspirasi rakyat dan mampu menanggapi secara cepat dan efektif”.
Dewasa ini, perkembangan teknologi internet baik di pusat maupun didaerah maju dengan pesat. Ini merupakan
salah satu tuntutan kemajuan zaman yang menuntut setiap orang mulai dari yang kecil hingga tua harus menguasai
teknologi digital ini. Tidak hanya sebatas itu saja, teknologi internet seakan-akansudah dianggap sebagai kebutuhan
primer oleh kalangan elit ataupun masyarakat akademis.
Dengan mengacu pada kemajuan teknologi tersebut dan dalam rangka meningkatkan keefektivan dan
keefisiensian pelayanan public, pemerintah Indonesia tidak hanya melihat dan menikmati saja kemajuan teknologi
digital yang hadir, pemerintah Indonesia juga berupaya menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi dalam
meningkatkan kualitas pelayan public yang dikenal dengan E-government.
E-government adalah penggunaan teknologi informasi dant elekomunikasi untuk administrasi pemerintahan
yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan memuaskan kepada masyarakat.
E-government dapat kita golongkan dalam empat tingkatan. Tingkat pertama adalah pemerintah
mempublikasikan informasi melalui website. Tingkat kedua adalah interaksi antara masyarakat dan kantor
pemerintahan melaui e-mail. Tingkat ketiga adalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan kantor
pemerintahan secara timbal balik. Level terakhir adalah integrasi di seluruh kantor pemerintahan, di mana masyarakat
dapat melakukan transaksi dengan seluruh kantor pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian data base
bersama.
Kehadiran E-government di tengah-tengah masyarakat telah memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
melakukan transaksi ataupun mendapatkan pelayanan secara online dari pemerintah sendiri.
E- government telah memberikan perubahan cara berpikir masyarakat yang awalnya masih tradisional menjadi
modern. Kehadiran E-government ini telah membantu masyarakat yang serba sibuk dengan pekerjaannya. Misalnya
mereka yang biasanya antri dalam mendapatkan pelayanan dari pemerintah serta butuh waktu yang sangat lama dan
bisa dibilang buang-buang waktu, sekarang hanya dengan mengakses komputer, laptop, tablet PC yang tersambung
dengan internet, mereka telah mendapatkan pelayanan dari pemerintah sesuai dengan pelayanan apa yang mereka
butuhkan. Disisi lain, dengan adanya E-government, pelayan yang didapatkan masyarakat baik kalangan atas,
menengah, ataupun menengah kebawah dirasakan sangat adil, karena mereka diperlakukan sama tanpa memilih
orang. Namun,tentunnya hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang melek akan teknologi informasi ini. Tidak
hanya hal positif yang dapat diberikan dari kehadiran E-government ini. Disaat positif suatu teknologi ada, maka
negatif dari teknologi juga akan mengiringinya dari belakang. Untuk diketahui saja, dampak negatif dari teknologi ini tidak
kecil, bahkan dapat mengakibatkan kehancuran suatu negara.Dengan mengacu pada Inpres No. 3 tahun 2003 serta
beberapa latar belakang yang penulis sampaikan diatas, maka penulis menulis makalah yang berjudul
”Prakondisi Penerapan E-government di Indonesia”.
B. Identifikasi Masalah
Bertitik-tolak dari latar belakang yang penulis sampaikan diatas, makapenulis mengidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Penerapan E-government yang dilakukan pemerintah dinilai masih setengah-setengah.
2. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti dengan pemanfaatan E-government
3. Kurangnya SDM yang berkualitas dari aparatur negara itu sendiri dalampengoperasian aplikasi E-
government
4. Rendahnya animo masyarakat dalam penggunaan E-government karena dianggap sarat akan tindak
kriminalitas data.
C. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana penerapan E-government di Indonesia?
2. Apa yang menjadi tujuan dan manfaat penerapan E-government?
3. Apa saja kendala atau penghalang yang dialami dalam penerapan E-government?
4. Bagaimana pemecahan masalah yang dialami tersebut?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pelaksanaan E-government di Indonesia
2. Menjelasakan tujuan dan manfaat penerapan E-government
3. Mencari indikator-indikator permasalahan yang terjadi dalam penerapan E-government
4. Menentukan solusi dari indikator masalah tersebut.
E. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis yaitu memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya IlmuAdministrasi
Negara.
2. Manfaat Praktis memberikan sumbangan pemikiran untuk pemerintah untuk menyelesaikanpermasalahan
dalam penerapan E-government.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah penulis utakan diatas dapat penulissimpulkan,bahwa pengaplikasian E-
government di Indonesia mengalamiperkembangan yang sangat pesat. Buktinya hamper setiap instansi
pemerintahataupun swasta telah memiliki produk pelayanan berbasis teknologi. Hal ini telahmembantu masyarakat
yang biasanya menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendapatkan suatu pelayanan, sekarang sambil duduk di
rumahpun pelayanantetap didapatkan, tentunya dengan adanya kecakapan yang dimiliki individu.Pelaksaanaan E-
government yang berbasiskan pada teknologi wapdengan pemanfaatan bentuk portal menjadi trend dikalangan
pemerintahan.Bahkan adanya wacana penerapan kabupaten syber seperti yang akan diterapkandi Pariaman.
Penerapan ini pastinya butuh dana besar serta kecakapan individuagar dapat menjalankannya.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu agar pelaksanaan E-government terlaksana dengan maksimal,
diharapkan kepada pemerintah pusatmaupun daerah merekrut pegawai yang benar-benar mempunyai skill dalam
halpenguasaan teknologi. Karena SDM yang berkualitas adalah factor utama dalamterlaksanan penerapan E-
government ini. Disisi lain, pemerintah harus dapat mensosialisasikan E-government kepada masyarakat agar
masyarakat mengenal E-government sebagai mediapembantu dalam mendapatkan pelayanan yang sama, adil
tanpa diskriminasi sertadengan administrasi yang cukup sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
- Inpres RI No. 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasionalpengembangan E-government
- Edwi Arief Sosiawan. Tantangan dan hambatan dalam implementasi E-government di Indonesia.
Jogjakarta: FISIP UPN “Veteran”
- Wahyudi Kumorotomo. Dalam Seminar Nasional “Kegagalan Penerapan E-Government dan
Kegiatan Tidak Produktif Dengan Internet”.
- Anonim (2007). Panduan Umum Tatakelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional . Jakarta:
Depkominfo.
- Eddy Satria.2006. Pentingnya Revitalisasi E-Government di Indonesia. ProsidingKonferensi
Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi
Bandung
- Budi Raharjo. 2005. Pengamanan Sistem E-Government.
- Anonim. 2008. Pengembangan E-Government di Indonesia. Yogyakarta: UPN“Veteran”
- Williem Hendrawan. 2009. Perkembangan E-Government di Indonesia. Jakarta:BINUS University
- Depkominfo, Peluang Indonesia Untuk Bangkit Melalui Implementasi E-Government,Laguboti,
Toba, 2005
- PKMK. 2009. Kajian Kebijakan e-Government dalam Mendukung Reformasi Birokrasi
PEMBENTUKAN MASYARAKAT INFORMASI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK : IV
ADM NEGARA 1 / 2010
NAMA:
HARIS NANDA LUBIS
EKKY PRATAMA YURIEVIL
YUSNIATI
SURLINA
CUT AZIZAH
RAMAN DHAWIS SANDIKA
Pendahuluan
Masyarakat Informasi
Masyarakat pasti akan senantiasa mengalami perubahan agar dapat bertahan dengan seiringnya
perkembangan zaman. Kemajuan sebuah negara dapat diukur dari majunya informasi dan teknologi
dari negara tersebut. Namun apakah arti dari informasi itu sendiri? Shannon mengungkapkan definisi
informasi adalah sesuatu yang membuat pengetahuan kita berubah, memperkuat atau menemukan
hubungan yang ada pada pengetahuan yang kita miliki.
Munculnya informasi dalam masyarakat menyebabkan masyarakat harus mengelola informasi.
Bagaimana cara anggota masyarakat memperlakukan informasi, menghargai informasi, cara orang
mencari informasi, dan bagaiman orang membutuhkan inforamasi memunculkan istilah masyarakat
informasi. Dengan keterangan itu maka para pakar menyimpulkan bahwa masyarakat informasi itu
adalah suatu masyarakat di mana kualitas hidup, prospek perubahan social, dan pembangunan
ekonomi tergantung pada peningkatan dan pemanfaatan informasi. Dalam masyarakat seperti ini
standar hidup, pola kerj, kesenangan, system pendidikan, dan pemasran barang-barang sangat
dipengaruhi oleh akumulasi peningkatan informasi.
Perkembangan Masyarakat
Menurut Bell (1973) masyarakat mengalami beberapa tahap hingga akhirnya dapat menjadi
masyarakat informasi. Mulai dari masyarakat agraris, masyarakat industri, hingga akhirnya menjadi
masyarakat informasi.
1. Masyarakat Agraris
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya
adalah tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan.
Adapun ciri-ciri dari masyarakat agraris adalah:
a. SDA yang dimiliki berupa angin, air, tanah, dan manusia.
b. Sumber daya alam yang di butuhkan berupa alam sebagai bahan mentah.
c. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan tidak mempunyai keahlian.
d. Masih menggunakan peralatan manual.
e. Perkembangan yang terjadi secara tradisional.
f. Mode produksi di bidang pertanian, peternakan, pertambangan, perikanan.
2. Masyarakat Industri
Masyarakat industri terwujud pasca terjadinya revolusi Industri di Inggris sejak ditemukannya
mesin uap pada tahun 1712. Masyarakat ini mempunyai ciri modal sebagai faktor produksi yang
paling penting. Pada era ini mulailah ada penerbitan seperti buku, surat kabar majalah dll., dengan
ciri – ciri harga terjangkau karena adanya proses masalisasi produk media. Bersamaan dengan
masalisasi produk media cetak, maka terjadi pula penurunan angka buta huruf, yang ini mendorong
pula berkembangnya industri cetak – mencetak.
Di bidang media, pada tahun 1830-an, dengan berkurangnya buta huruf dan berkembangnya
berbagai produk baru hasil dari industri baru, maka mulai muncul pemikiran tentang perlunya iklan,
yang berfungsi menampilkan suatu jenis produk baru. Dan mulai perioda ini mulailah muncul gagasan
– gagasan tentang pemasangan iklan surat kabar (koran), radio dan film.
Konvergensi media ini terwujud melalui beberapa jalan, antara lain terjadinya integrasi teknologi,
merging dari perusahaan – perusahaan media, perubahan dari lifestyle, perubahan pola dan jenis
karir, perubahan peraturan – peraturan, perubahan issue – issue sosial, yang semuanya
menyebabkan terjadinya dinamika sosial.
Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam
hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun
semesta atau “Global village”. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is
dead” makin lama makin nyata kebenarannya.
Terbentuknya masyarakat informasi melalui proses transisi dari masyarakat sebelumnya yaitu
masyarakat pra pertanian, masyarakat pertanian dan masyarakat industri, yang dipacu atau
dipercepat dengan terjadinya perubahan teknologi komunikasi
Adapun ciri-ciri dari masyarakat informasi adalah:
a. Mengolah sumber daya yang berupa informasi
b. Membutuhkan sumber daya berupa pengetahuan.
c. Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai pekerja professional drngan keahlian ahli.
d. Berteknologi tinggi
e. Berprinsip perkembangan penerapan pengetahuan dalam teknologi
Masyarakat Informasi
Masyarakat adalah suatu institusi yang bersifat konstektual dimana suatu nilai yang telah di sepakati
pada suatu komunitas belum tentu relevan jika diterapkan di komunitas lain. Castells dan Himanen
(2002), menyatakan bahwa munculnya era reformasi tidak harus menciptakan tingkat penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi yang sama pada setiap masyarakat yang ada di seluruh dunia.
Hal ini menunjukan bahwa setiap inisiatif pengembangan informasi harus relevan dan menyentuh
struktur terdalam dalam sebuah masyarakat. Dengan ini akan memaksa sebuah masyarakat
mengubah struktur yang mendasar pada masyarakat yang pada akhirnya akan menciptakan pihak
penerima manfaat dan pihak korban.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum sebuah masyarakat memasuki
masyarakat informasi, yaitu:
Masyarakat yang tidak buta huruf
Masyarakat yang masih buta huruf jangan mimpi dapat masuk kedalam masyarakat informasi
karena membaca merupakan prasyarat mutlak untuk memesuki masyarakat informasi.
Pemanfaatan computer
Saat ini hamper semua pergerakan informasi dilakukan dengan computer . computer bahkan
dapt digunakan untuk menerima siaran televisi, transaksi perbankan, transaksi perdagangan, ekspor
impor dll.
Infrastruktur telekomunikasi
Infrastruktur yang maju akan memudahkan komunikasi data antar computer yang berjauhan. Industri
percetakan yang maju
Salah satu media untuk menghantarkan informasi adalah koran. Bagi masyarakat onformasi,
koran adalah salah satu menu wajib sarapan paginya. Mereka harus mengetahui perkembangan
terakhir dari suatu minat dan pekerjaanya.
Industri TV dan radio yang maju
Televise dan radio dibutuhkan untuk mendukung pergerakan informasi yang cepat.
Minat baca yang tinggi
Adanya informasi yang melimpah akan sia-sia jika tidak ada pemanfaatanya, hanya karena
masyarakat tidak mau membaca.
1. Menjamurnya program reality show di pelbagai stasiun TV, yang menunjukan batas antara
yang privat dan yang publik telah semakin kabur. Penggunaan kamera atau alat rekam tersembunyi
adalah salah satu wujudnya. Sehingga, kita tidak pernah tahu, apakah pada suatu saat dan tempat
tertentu kita sedang disorot kamera atau tidak.
2. Telepon genggam telah menyebar di mana-mana dan alat itu bisa digunakan untuk merekam
video dan suara. Ada berbagai kasus di mana telepon genggam digunakan untuk merekam kegiatan
yang sangat privat (hubungan intim di kamar tidur), yang kemudian tanpa bisa dikendalikan telah
disebarkan di ruang publik. Misalnya, kasus selingkuh seorang anggota DPR dari Partai Golkar
dengan penyanyi dangdut, yang menghebohkan masyarakat beberapa waktu lalu. Selain itu, masih
banyak kasus-kasus lain.
3. Makin populernya internet dan jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, MySpace, Multiply,
WAYN, dan sebagainya. Lewat sarana ini, kita selalu terhubung dengan orang lain tanpa memandang
waktu dan tempat, karena saluran internet ini juga bisa diakses lewat laptop dan telepon genggam
yang bisa dibawa ke manapun. Setiap catatan, pesan, gagasan atau ucapan yang kita masukan di
dalam situs jejaring sosial ini akan langsung terbaca dan dapat diakses oleh ribuan, ratusan ribu,
bahkan jutaan anggota jejaring sosial lainnya. Sebagai contohnya adalah pada kasus Prita Mulyasari
yang terjerat hukum hanya karena menulis sebagai isi curahan hati di dunia maya melaui email yang
dia miliki.
Semua contoh di atas menunjukkan, praktis tidak ada lagi yang namanya privasi (privacy) atau
ruang privat. Semua yang bersifat privat telah menjadi publik, menjadi konsumsi umum, pemerintah,
penguasa, dan sebagainya. Selalu ada pihak lain yang bisa memantau, mengintai, menyadap,
memata-matai, dan menelanjangi diri kita, tanpa memandang waktu dan tempat.
Karena sadar sepenuhnya bahwa dirinya selalu menjadi objek pantauan itulah, manusia sebagai
anggota masyarakat pun praktis akhirnya seperti kehilangan kebebasan. Manusia selalu merasa
terpenjara, dipantau, diawasi, diintai, dan dimata-matai oleh pihak lain, baik pengawasan itu benar-
benar aktual terjadi atau sekadar dalam imajinasinya saja.
Manusia pun hilang dalam peran itu. Sang subjek telah lenyap dan yang ada adalah sang objek
selama-lamanya, karena manusia sadar dirinya selalu menjadi objek dari suatu piranti informasi atau
media pemantau tertentu. Hal yang terjadi bukan lagi manusia menatap layar, seperti kita menonton
televisi, tetapi justru layarlah yang menatap kita.
Manusia selalu dalam posisi mengekspresikan sesuatu, namun yang diekspresikan itu bukan
yang real, bukan dirinya yang sebenarnya, namun sesuatu yang mungkin juga tidak dia kenal. Di
dunia yang menjadi panggung sandiwara ini, tidak ada eksistensi asli, yang ada dan yang nyata
hanyalah peran-peran yang dimainkan. Manusia tenggelam dalam peran-peran, dan dia bisa jadi
begitu terserap dalam peran tersebut, sehingga mengira, atau menerima bahwa peran tersebut
adalah dirinya yang sebenarnya.
Kesimpulan
Jika sebuah negara berkembang ingin memasuki masyarakat informasi, maka dia harus
memerangi kemiskinan dan keterbelakangan sehingga tenaga kerja menjadi terampil. Dengan
kemajuan pendidikan lambat laun budaya yang menghambat masuknya teknologi akan berubah
dengan sendirinya.
Lain halnya dengan negara maju yang sudah memasuki abad informasi dengan membentuk
masyarakat informasi. Bahkan lebih dari itu masyarakatnya sudah merupakan masyarakat yang
berpengetahuan yang dikemal dengan knowledge based economy.
Di samping itu, ICT telah memberikan dampak pada cara masyarakat berinteraksi dan
membangun komunitas lewat jalan baru dalam memperoleh informasi, menyimpan informasi, dan
menyebarluaskan informasi kedalam masyarakat. ICT sangat penting di era reformasi sekarang ini,
terdapat kelompok- kelompok yang mendapatkan manfaat tapi ada kelompok-kelompok yang
menderita dari penggunaan ICT pada kehidupan. Hal ini muncul karena setiap perubahan pasti akan
menimbulkan dampak yang berbeda-beda bagi setiap kalangan masyarakat. Masyarakat informasi
harus harus secara konstektual mempertimbangkan informasi mana yang harus dieksploitasi untuk
memenuhi kebutuhan tujuan komunitas.
Tugas kitalah sebagai intelektual untuk mendidik masyarakat kita agar minimal masyarakat kita
menyadari pendidikan serta keterampilan yang dapat mengentaskan masyarakat kita dari kemikinan.
Dengan demikian kita dapat bersuka cita untuk dapat memasuki masyarakat informasi.