PENDAHULUAN
Dalam penelitian ini locus utamanya adalah pada Kantor Kecamatan Medan
Timur Kota Medan dengan metode yang digunakan adalah metode penelitian
penelitian ini terkait dengan analisis Penerapan Pada periode 2018/2019 yang
sudah berjalan di Kecamatan Medan Timur Kota Medan untuk dievaluasi dan
apakah sudah berjalan dengan baik. Jadi pembahasan yang menjadi fokus pada
penulis adalah periode 2018/2019 yang sudah berjalan dengan baik dari yang
sebelumnya.
telekomunikasi juga masih mahal. Sehingga cara yang dahulunya segala sistem
masih manual dan memerlukan waktu yang lama, serta proses yang panjang sudah
yang sangat singkat dan arus yang sangat canggih, cara pikir manusia telah
semakin canggih. Hal ini telah terlihat beberapa tahun terakhir dimana pelayanan
a. Pelayanan publik selama ini menjadi ranah dimana negara yang diwakili
Dalam ranah ini terjadi pergumulan yang sangat insentif antara pemerintah
dengan warganya.
governance.
3
informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang mampu mengelola data
aktifitasnya sehingga lebih teratur dan terarah dengan waktu yang lebih efisien.
Oleh sebab itu dalam era otonomi daerah ini untuk mewujudkan pemerintahan
yang baik (good governance) salah satu upayanya adalah menggunakan teknologi
information infrastructure.
banyak kemajuan, contohnya sudah banyak daerah yang telah memiliki website
sendiri.2
ini dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah untuk merintis dan memulai
1
Intruksi Presiden nomor 6 Tahun 2001 Tentang Telematika atau Telekomunikasi, Media dan
Informatika
2
Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional dan Pengembangan Government
5
hal yang baru dalam birokrasi. Dalam Pemanfaatan e-government bagi birokrasi
diharapkan dapat menjadi jalan bagi reformasi birokrasi menuju pelayanan yang
lebih baik. Tampak dilihat bahwa pelayanan publik saat ini sudah lebih baik.
otonomi daerah yaitu Kantor Kecamatan Medan Timur kota Medan, telah
1. Tahap persiapan
2. Tahap penerapan
3. Tahap pematangan
4. Tahap pemantapan.
6
government yang ada pada saat ini masih berfokus pada penyediaan website dan
menjadi semakin mudah, cepat dan berkualitas. Salah satu teknologi yang saat ini
penggunaan e- government yang paling baik dan efektif adalah dari mulut ke
mulut, dalam arti bahwa pengalaman sukses seseorang berinteraksi dapat melalui
3
Bambang Supriyono, Reformasi Kebijakan Publik, Prenadamedia Group, Edisi pertama,
Jakarta , 2018, Hal 188.
7
Munculnya suatu peraturan yaitu Inpres Nomor 3 Tahun 2003 menjadi titik
efisien.
tahun 2003 dimulai dengan membangun situs web pada setiap instansi
4
Marudur pandapotan damanik dan Erisvahakiki purwaningsih, E-government dan aplikasinya
di lingkungan pemerintah daerah (Studi Kasus Kualitas Informasi Website Kabupaten
Bengkalis Propinsi Riau),jurnal studi komunikasi dan media, volume 21, nomor 2, 2017,
hal. 151-152.
8
Urgensi adanya lembaga yang membina smart city di sebuah kota dalam
lingkup kajian ini adalah menekankan pada aspek hukum dan formal dalam
mengatur inovasi tata kelola pemerintahan dan pelayanan public. Kota Cerdas
sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat
5
Ibid hal 10-14
9
Demikian juga pemerintah kota Medan saat ini tengah berupaya mewujudkan
smart city. Dalam usaha itu pemerintah kota Medan memanfaatkan kemajuan
dan akuntabilitas kinerja pemerintahan salah satu arah yang dikedepankan adalah
tata kelola pemerintahan yang baik dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
tahun 2018 tentang Smart City kota Medan. Dalam perwali tersebut, disebutkan
baik. Maka penulis tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul “Analisis
penelitian ini terkait dengan analisis Penerapan Pada periode 2018/2019 yang
sudah berjalan di Kecamatan Medan Timur Kota Medan untuk dievaluasi dan
apakah sudah berjalan dengan baik. Jadi pembahasan yang menjadi fokus pada
10
penulis adalah periode 2018/2019 yang sudah berjalan dengan baik dari yang
sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut :
Kota Medan?
Medan.
Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas HKBP Nommensen
dapat memperkaya bahan referensi penelitian dibidang Ilmu Sosial dan Ilmu
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan awal yang berisikan latar belakang, rumusan masalah,
yang dibahas yang diambil dari literatur-literatur dan bacaan-bacaan yang penulis
penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, jenis dan sumber data, teknik
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi analisis dari observasi dan pembahasan wawancara
BAB VI PENUTUP
BAB II
KERANGKA TEORI
sistem pengertian ini di peroleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus
dapat di uji keberananya, bila tidak, dia bukan suatu teori.7 Adanya landasan
teoritis merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data.8
teori atau kerangka teori merupakan titik tolak atau landasan berfikir dalam
soroti.
6
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,2010, hal 52.
7
Sugiyono, Ibid,hal 53
8
Sugiyono,Ibid,hal 52
14
2.1 Penerapan
individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan.9
penerapan adalah hal, cara atau hasil. Adapun menurut Lukman Ali, penerapan
secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang
tersebut.
9
https://dunia.pendidikan.co.id/pengertian-penerapan/ (diakses pada 22 mei 2020)
15
politis.
Legislatif)
d) Birokrasi.
lembaga keagamaan
pemerintah
10
Bambang Supriyono, Ibid, Hal 85.
16
c) Politisi
d) Media massa
e) Opini public
f) Kelompok
melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus di kaji. Oleh karena itu
beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik
Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan kita dalam mengkaji
a) Penyusunan Agenda
Para pejabat yang di pilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda
publik. Banyak masalah tidak disentuh sama sekali, sementara lainnya di
tunda untuk waktu lama. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk
kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah
tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.
Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam agenda
kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing alternatif
bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk
memecahkan masalah.
b) Formulasi Kebijakan
Para pejabat merumuskan alternative kebijakan untuk mengatasi masalah.
Alternatif kebijkan melihat perlunya membuat perintah eksekutif keputusan
peradilan dan tindakan legislatif.
c) Adopsi Kebijakan
Alternatif kebijakan yang diadopsi dengan dukungan dari mayoritas
legisltif konsensus diantara direktur lembaga atau keputusan peradilan
d) Implementasi Kebijakan
Kebijakan yang telah diambil dilakasanakan oleh unit-unit administrasi
yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap ini.
suatu kebijakan seringkali menemukan berbagai kendala. Rumusan-
rumusan yang telah ditetapkan secara terencana dapat saja berbeda di
17
(to deliver policy output) yang di lakukan oleh para implementer kepada
dapat di terima dan dimanfaatkan dngan baik oleh kelompok sasaran sehingga
Para ahli yang lebih awal mencurahkan perhatian dan gagasan terhadap
Associtation for the Advancament of Science pada tahun 1970:(Akib dan Tarigan,
2008; Bowan dalam Rabin, 2011;209) Eugene Bardach mengakui bahwa pada:
11
William N.Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik,Yogyakarta :Gadjah Mada University
Press, 2013, Hal 24
18
oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya sesuai dengan standard
penyimpangan.
d. Akunting dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial ekonomi dari
kebijakan tersebut.
12
Haedar Akib, Implementasi kebijakan: Apa, mengapa dan bagaimana. Jurnal Ilmiah Ilmu
Administrasi Publik, 2010, volume 1, nomor 1,Hal 1-9.
19
bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang
(BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dalam rangka upaya
masalah publik, perubahan tuntutan masyarakat dalam hal nilai pelayanan, dan
13
Nuriyanto, Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Indonesia, Sudahkah Berlandaskan
Konsep “Welfare State”, Jurnal Konstitusi, Volume 11, Nomor 3, 2014, hal 433
20
demokrasi
stakeholder.
Jika dilakukan sistesis dari sejumlah definisi yang telah disebutkan di atas
TIK oleh sektor publik untuk membangun suatu mekanisme interaksi yang baru
14
Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, Rajawali pers, Edisi 1, Jakarta, 2013,Hal 197.
21
masyarakat di suatu negara secara khusus, dan masyarakat dunia secara umum.
Oleh karena itu, implementasinya di suatu negara tidak dapat ditunda-tunda, harus
(stakeholder);dimana
dengan tujuan
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan kepulauan, maka keberadaan
15
Zaidan Nawawi, Ibid hal 198
22
kehidupan bernegara;
16
Zaidin Nawawi, Ibid hal 201
23
yang tepat akan secara signifikan memperbaiki kulitas kehidupan masyarakat di suatu negara
secara khusus, dan masyarakat dunia secara umum. Oleh karena itu, implementasinya di suatu
negara tidak dapat ditunda-tunda, harus pula dilaksanakan secara serius, dibawah suatu
kepemimpinan dan kerangka pengembangan yang holistic, yang pada akhirnya akan
1. Era globalisasi yang dating lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat isu-isu
good corporate governance, perdagangan bebas, pasar terbuka, dan lain sebagainya
menjadi hal-hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap bangsa jika yang bersangkutan
tidak ingin diasingkan dari pergaulan dunia. Dalam format ini pemerintah harus
mengadakan reposisi terhadap peranannya di dalam sebuah negara, dari yang bersifat
internal dan fokus terhadap kebutuhan dalam negeri, menjadi lebih berorientasi kepada
dalam sebuah pergaulan global. Jika dahulu di dalam sebuah negara kekuasaan lebih
berpusat pada sisi pemerintahan (supply side), maka saat ini bergeser kearah masyarakat
semakin tinggi (karena untuk dapat bergaul dengan mudah dan efektif dengan
masyarakat negara lain, masyarakat di sebuah negara harus memiliki sebuah lingkungan
pesatnya sehingga data, informasi, dan pengetahuan dapat diciptakan dengan teramat
sangat cepat dan dapat segera disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai
belahan dunia dalam hitungan detik. Hal ini berarti bahwa setiap individu di berbagai
negara di dunia dapat saling berkomunikasi secara langsung kepada siapapun yang
dikehendaki tanpa dibutuhkan perantara (mediasi) apapun. Tentu saja buah dari teknologi
ini akan sangat mempengaruhi bagaimana pemerintah di masa modern harus bersikap
pemerintah konvensional yang secara tidak langsung telah diambil alih oleh
lain sebagainya) karena adanya teknologi ini. Inilah alasan lain mengapa pemerintah
dipaksa untuk mulai mengkaji fenomena yang ada agar yang bersangkutan dapat secara
perusahaan, dan lain-lain) telah membuat terbentuknya sebuah standard pelayanan yang
semakin membaik dari waktu ke waktu. Percepatan peningkatan kinerja di sektor swasta
ini tidak diikuti dengan percepatan yang sama di sektor publik, sehingga masyarakat
dapat melihat adanya kepincangan dalam standard kualitas pemberian pelayanan. Dengan
kata lain, secara tidak langsung tuntutan masyarakat agar pemerintah meningkatkan
1. Government to Citizens
Tipe G-to-C ini merupakan apklikasi e-Government yang paling umum, yaitu dimana
kata lain, tujuan utama dari dibangunnya aplikasi e-Government bertipe G-to-C adalah
2. Government to Business
Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk sebuah
lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian sebuah negara dapat berjalan
perusahaan swasta membutuhkan banyak sekali data dan informasi yang dimiliki oleh
pemerintah. Disamping itu, yang bersangkutan juga harus berinteraksi dengan berbagai
lembaga kenegaraan karena berkaitan dengan hak dan kewajiban organisasinya sebagai
sebuaha entity berorientasi profit. Diperlukannya relasi yang baik antara pemerintah
dengan kalangan bisnis tidak saja bertujuan untuk memperlancar para praktisi bisnis
dalam menjalankan roda perusahaannya, namun lebih jauh lagi banyak hal yang dapat
menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi interaksi yanag baik dan efektif dengan
industry swasta.
3. Government to Governments
Di era globalisasi ini terlihat jelas adanya kebutuhan bagi negara-negara untuk saling
26
berkomunikasi secara lebih intens dari hari ke hari. Kebutuhan untuk berinteraksi antar
satu pemerintah dengan pemerintah setiap harinya tidak hanya berkisar pada hal-hal yang
berbau diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama antar
negara dan kerjasama antar entity-entiti negara (masyarakat, industri, perusahaan, dan
proses-proses politik, mekanisme hubungan sosial dan budaya, dan lain sebagainya.
4. Government to Employess
kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja
ditawarkan oleh pemerintah kepada masyarakatnya melalui e-Government. salah satu cara
mengkategorikan jenis-jenis pelayanan tersebut adalah dengan melihatnya dari dua aspek utama:
Berdasarkan dua aspek diatas, maka jenis-jenis proyek e-government dapat dibagi
1. Publish
proyeknya yang berskala kecil, kebanyakan aplikasinya tidak perlu melibatkan sejumlah
sumber daya yang besar dan beragam. Di dalam kelas Publish ini yang terjadi adalah
sebuah komunikasi satu arah, dimana pemerintah mempublikasikan berbagai data dan
informasi yang dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas diakses oleh
2. Interact
Berbeda dengan kelas Publish yang sifatnya pasif, pada kelas Interact telah
terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan mereka yang berkepentingan. Ada
dua jenis aplikasi yang biasa dipergunakan. Yang pertama adalah bentuk portal dimana
situs terkait memberikan fasilitas searching bagi mereka yang ingin mencari data atau
informasi secara spesifik (pada kelas publish, user hanya dapat mengikuti link saja).
Yang kedua adalah melakukan diskusi dengan unit-unit tertentu yang berkepntingan,
baik secara langsung (seperti chatting, tele-conference, web-TV, dan lain sebagainya)
maupun tidak langsung (melalui email, frequent ask questions, newsletter, mailing
3. Transact
Yang terjadi pada kelas ini adalah interkasi dua arah seperti pada kelas Interact,
hanya saja terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan perpindahan uang dari satu
pihak ke pihak lainnya (tidak gratis, masyarakat harus membayar jasa pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah atau mitra kerjanya). Aplikasi ini jauh lebih rumit
dibandingkan dengan dua kelas lainnya karena harus adanya sistem keamanan yang baik
agar perpindahan uang dapat dilakukan secara aman dan hak-hak privacy berbagai pihak
melakukan proses transaksi dan monitoring pembuatan dokumen yang ada pada pemerintahan di
administrasi untuk surat rujukan, surat keterangan, Surat pengantar, dan lain sebagainya dapat
dibuat secara elektronik yang datanya tersimpan dengan aman dan lengkap di server Telkom.
Aplikasi layanan e-government kecamatan ini dapat digunakan dengan mudah, karena
government kecamatan yang sudah web base ( bisa dilihat langsung dari komputer yang
terconnect ke internet dengan menggunakan browser seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox,
dll ) menggunakan infrastruktur TELKOM, sehingga aplikasi ini sudah 100% cloud computing.
a. Efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan Administrasi yang berbasis IT, dengan
kualitas layanan.
Gambar 2.2
Warga
/ Pemohon Sekretaris
1. Entry Data Kecamatan
(AdminKecamatan)
11. Mengambil 3. VerifikasiData
okumen/ Surat
29
berikut beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul dari penelitian penulis:
1. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Siti Mutia Nurcahyani Liputo pada tahun 2015
“bahwa penelitian yang dilakukan berangkat dari masalah yakni Bagaimana efektivitas
penerapan e-government Kelurahan di Kantor Kelurahan Karampuang Kecamatan
Panakukang Kota Makassar. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas
penerapan e-government Kelurahan di Kelurahan Karampuang Kecamatan Panakukang
Kota Makassar.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas penerapan e-
government dalam program e-government kelurahan yang berbasis IT ini, cukup
mewadahi sarana dan prasana yang dapat menunjang terlaksananya program ini. Selain
itu perlu adanya sosialisasi untuk masyarakat mengenai program e-government kelurahan
30
agar masyarakat bisa melakukan permohonan di mana saja ia berada karena program ini
berbasis IT.17
2. Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Wijaya pada tahun 2015 “ Penelitian yang
dilakukan berangkat dari masalah yakni bagaimana Penerapan Electronic Government di
Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang. Dengan tujuan untuk mengetahui penerapan
Elektronik Government di Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang.“ Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan Elektronik Government di Sekretariat Daerah Kabupaten
Semarang harus memerlukan biaya yang sangat banyak dan Ketersediaan sarana
teknologi agar terus diperbaharui lagi sesuai dengan perkembangan teknologi yang
sedang berkembang. Serta Harus adanya pelatihan dari ahli yang dikirimkan dari
pemerintah pusat untuk staf yang menangani e- government, agar di Kabupaten Semarang
memiliki SDM yang handal dalam program ini. Dan harus adanya sosialisasi langsung
terhadap masyarakat harus lebih di intensifkan agar masyarakat tau tentang program E-
Government dari Pemerintah.18
bahwa :
a. bahwa kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi
pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat;
17
Siti Mutia Nurcahyani Liputo, skripsi yang berjudul “ Penerapan E-government Kelurahan di Kantor
Kelurahan Karampuang Kecamatan Panakkukang Kota Makassar”. Ilmu Administrasi Negara, Universitas
Hassanudin, Makassar, Hal 1
18
Aditya Wijaya, skripsi yang berjudul “Penerapan E-Government Di Sekretariat Daerah Kabupaten
Semarang (Inpres No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government)”, Ilmu Hukum, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Hal 1
31
b. bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan (e-
penyelenggaraan pemerintahan;
meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien diperlukan adanya kebijakan dan
dan keterpaduan langkah dari seluruh unsur kelembagaan pemerintah, maka dipandang
perlu untuk mengeluarkan Instruksi Presiden bagi pelaksanaan kebijakan dan strategi
Peran teknologi Informasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan
pelayanan publik ada beberapa yang harus diperhatikan, Pertama, Kita harus tahu harapan dan
kebutuhan masyarakat terlebih dahulu. Dengan mengetahui harapan dan kebutuhan masyarakat
maka fokus layanan yang kita berikan diharapkan mampu menyelesaikan problem yang dihadapi
masyarakat. Kedua, perlunya identifikasi berapa touch point dalam proses layanan publik,
dengan mengetahui touch point tersebut, prosedur layanan publik lebih pas dan tidak
monitoring tingkat kepuasan publik secara berkala terhadap pelayanan publik yang di berikan.
Defensi Konsep :
1. Pelayanan Publik atau Pelayanan Umum didefenisikan sebagai segala bentuk jasa
pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya
32
menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh pemerintah dipusat, daerah dan
lingkungan badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha milik daerah
kemampuan untuk mengubah hubungan dengan masyarakat, bisnis, dan pihak yang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Medan Timur Kota Medan, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimana penelitian yang
dilakukan bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran dan penjelasan yang tepat mengenai
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Kantor Kecamatan Medan Timur Kota
Medan. Dipilihnya Kecamatan Medan Timur Kota Medan karena peneliti memandang
didalamnya terdapat sebuah masalah yang harus diselesaikan dalam Penerapan E-government di
kecamatan tersebut.
Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya orang yang dapat
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.Untuk memperoleh data secara
representative, maka diperlukan informan kunci yang memahami dan mempunyai kaitan dengan
permasalahan yang sedang dikaji. Adapun informan tersebut adalah sebagai berikut:
administrasi
34
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dimana data hasil penelitian didapatkan
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari objek
penelitiannya.Jadi data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui wawancara dan observasi di
2.Data sekunder
Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
penelitian. Jadi data sekunder yaitu data yang dikumpulkan berupa dokumen yang terkait dengan
tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini jenis dara yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Untuk
mengumpulkan data primer dan sekunder peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
datayaitu:
1.Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report,
2.Observasi
35
Observasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data melalui pengamatan langsung
terhadap objek penelitian untuk memperoleh keterangan yang relevan denga objek penelitian.
Dengan melakukan observasi, peneliti mencatat apa saja yang dilihat dan mengambil dari
dokumen yang tertluis untuk memberikan gambaran secara utuh tentang objek yang akan diteliti.
3. Dokumentasi
dokumen baik berupa buku maupun peraturan atau pasal-pasal yang berhubungan dengan
penelitian ini guna melengkapi data yang diperlukan serta cara pengumpulan data dan telah
pustaka, dimana dokumen-dokumen yang dianggap menunjang dan relevan dengan masalah.
menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat
didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan umum dan analisis informasi dari para partisipasipan.
Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, proses penggambaran dari daerah peneliti. Dari
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Mengolah dan mempersiapkan data untuk analisis. Langkah ini melibatkan transkripsi
wawancara men-scaning materi, mengetik data lapangan, atau memilah-milah dan
menyusun data tersebut kedalam jenis-jenis yang berbeda tergantung pada sumber
informasi.
19
Jhon W. Creswell, Researc Design Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif dan Mixed, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2013 hal 274.
36
2) Membaca keseluruhan data. Langkah ini adalah membangun general sense atas informasi
yang diperoleh dan merekflesikan maknanya secara keseluruhan.
3) Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data. Coding merupakan proses mengelola
materi/informasi ,menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya. Langkah ini
melibatkan beberapa tahap mengambil data tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan
selama proses pengumpulan mensegmentasi kalimat-kalimat (atau paragraf-paragraf ).
4) Menerapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting orang-orang, kategori-kategori,
dan tema-tema yang akan dianalisis. Deskripsi ini melibatkan usaha penyampaian informasi
secara detail mengenai orang-orang, lokasi-lokasi, atau peristiwa-peristiwa dalam setting
tertentu.
5) Menunjukkan bagaiman deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali dalam
narasi/laporan kualitatif.
6) Langkah terakhir dalam analisis data adalah menginterpretasi atau memaknai data.
Mengajukan pertanyaan seperti “ pelajaran apa yang bisa diambil dari semua ini ?” akan
membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan.20
Menginterprestasi tema-tema,
20
Menghubungkan tema-tema/deskripsi-
Ibid hal 276, 282-284
deskripsi