Anda di halaman 1dari 21

Tugas 3

E-GOVERMENT

OLEH

NAMA : IRMA WAHYUNI PRATIWI

STB : 181019

KELAS :D

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS DIPA


MAKASSAR
2021
Sejarah E-Government Di Indonesia
Saat ini perkembangan teknologi Internet sudah mencapai perkembangan yang
sangat pesat. Aplikasi Internet sudah digunakan untuk e-commerce dan
berkembang kepada pemakaian aplikasi Internet pada lingkungan
pemerintahan yang dikenal dengan e-government. Pemerintah pusat dan
pemerintah daerah berlomba-lomba membuat aplikasi e-government.
Pengembangan aplikasi e-government memerlukan pendanaan yang cukup
besar sehingga diperlukan kesiapan dari sisi sumber daya manusia aparat
pemerintahan dan kesiapan dari masyarakat. Survei di beberapa negara
menunjukkan bahwa ada kecenderungan aparat pemerintah untuk tidak
melaksanakan kegiatan secara online, karena mereka lebih menyukai metoda
pelayanan tradisional yang berupa tatap langsung, surat-menyurat atau telepon.
Kita harus belajar dari penyebab-penyebab kegagalan e-government di
sejumlah negara yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: ketidaksiapan
sumber daya manusia, sarana dan prasarana teknologi informasi, serta
kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang terlibat langsung. E-government
adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk administrasi
pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang
transparan dan memuaskan kepada masyarakat. Semua organisasi
pemerintahan akan terpengaruh oleh perkembangan e-government ini. E-
government dapatlah digolongkan dalam empat tingkatan. Tingkat pertama
adalah pemerintah mempublikasikan informasi melalui website. Tingkat kedua
adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintahan melaui e-mail.
Tingkat ketiga adalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan
kantor pemerintahan secara timbal balik. Level terakhir adalah integrasi di
seluruh kantor pemerintahan, di mana masyarakat dapat melakukan transaksi
dengan seluruh kantor pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian data
base bersama. Di manakah letak Indonesia? Kita baru dapat
menggolongkannya sampai tingkat ketiga pada tahun 2003 ini. Umumnya
kantor pemerintahan di Indonesia berada pada tingkat pertama, yang hanya
sebatas memberi informasi kepada masyarakat melalui website. Sebagian kecil
kantor pemerintahan sudah pada level kedua dan ketiga, yang di antaranya
berupa Sistem Informasi Manajemen Satu Atap (SIMTAP) yang telah
dikembangkan oleh beberapa pemerintah daerah. Singapura adalah contoh
negara yang sudah sampai level keempat yang berupa interaksi antara
masyarakat dan seluruh kantor pemerintah. Saat ini pengguna Internet di
Indonesia masih sangat rendah dengan dikelompokkan pada negara-negara
berpenetrasi di bawah 20 persen. Bila kita melihat sejarah perkembangan
Internet di Indonesia, kita baru mempunyai Internet pada tahun 1994,
dipelopori oleh universitas dan lembaga penelitian. Salah satu dari koneksi
Internet yang pertama adalah 64 Kbps yang terhubung ke Amerika Serikat
dibuka pada bulan Mei 1994 oleh Ipteknet. Disusul oleh Radnet yang
meluncurkan jasa operator Internet yang pertama pada bulan Mei 1995. Pada
akhir bulan 1995, sudah ada 16 operator Internet, 20 ribu pengguna dan 640
Kbps jaringan internasional Internet. Pada awal tahun 2001 telah diterbitkan
150 izin operator jasa Internet. Walaupun banyak operator Internet, namun
didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar di antaranya Telkom Net yang
mempunyai pelanggan lebih dari 100.000 pada akhir tahun 2000. Pada awal
tahun 1997 pemerintah Indonesia hanya memberikan izin jasa operator Internet
kepada pengusaha kecil dan menengah, namun karena perusahaan tersebut
tidak dapat memberikan pelayanan yang baik, maka perusahaan-perusahaan
besar diperbolehkan membuka jasa layanan Internet. Pada tahun 2003 ini,
kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya adalah pesatnya perkembangan
warung Internet di Indonesia yang dapat membantu masyarakat yang tidak
mempunyai komputer dan koneksi Internet di rumahnya. Apakah pada tahun
2003 ini pemerintah Indonesia dapat mendorong perkembangan internet
dengan pengaturan tarif yang lebih fleksibel, antara lain dengan tarif
sewa/bulan untuk saluran telepon yang tetap seperti di Amerika Serikat atau
menggunakan teknologi PLC (Power Line Carrier), yang berupa jaringan
Internet melalui kabel listrik dengan penambahan alat-alat tertentu pada
pelanggan dan gardu listrik. Namun hal ini seperti si buah malakama, karena
pemerintah tetap harus menjaga kesehatan BUMN Telekomunikasi seperti
Indosat dan Telkom sehingga pemerintah tidak mungkin melakukan tarif
seperti di Amerika Serikat. Jasa telekomunikasi pembicaraan melalui telepon
(VOIP) saja dijaga ketat oleh pemerintah karena dianggap akan mengurangi
pendapatan dari PT Telkom dan Indosat. Sebenarnya pada saat ini banyak
mahasiswa Indonesia di luar negeri menggunakan MSN mesanger dan yahoo
mesanger untuk komunikasi suara dengan keluarganya melalui Internet. Untuk
meningkatkan penggunaan Internet dan penetrasi telepon di Indonesia sudah
saatnya PT Telkom dan Indosat diperlakukan sebagai sebuah perusahaan
swasta tanpa perlu adanya proteksi dari pemerintah. Bila tidak kita akan terus
bermimpi akan mempunyai jaringan Internet yang bagus seperti Paman Sam
atau Singapura. Dalam era otonomi daerah ini, pemerintah daerah dapat
melakukan pendanaan berupa pinjaman luar negeri melalui pemerintah pusat.
Namun perlu dikaji lebih mendalam apakah ini akan menguntungkan? Atau
lebih baik menggunakan anggaran APBD yang ada dengan melakukan
pembangunan secara bertahap. Sebagai contoh bila pemerintah daerah
melakukan pinjaman luar negeri dari Bank Dunia, segala sesuatunya akan
diatur oleh Bank tersebut dari konsultan sampai peralatannya. Sebagai
akibatnya hanya memberikan lapangan pekerjaan bagi konsultan asing dan kita
membeli peralatan yang lebih mahal. Walaupun dalam penawarannya
disebutkan bunganya rendah, namun tidak ada nilai tambahnya bagi pembinaan
dan pengembangan sumber daya TI di Indonesia. Di samping itu konsultan TI
dalam negeri mempunyai kemampuan yang sama dengan konsultan luar negeri.
Untuk menghemat biaya juga dapat mempergunakan open source software,
sehingga kita tidak perlu membayar biaya hak ciptanya. Hal lain yang harus
diperhatikan adalah penetrasi telepon di daerah-daerah. Telkom dan mitramitra
KSO (Kerja Sama Operasi)-nya telah melakukan pembangunan jaringan
telepon, namun tidak semua daerah menikmati pembangunan tersebut.
Pembangunan e-government tanpa infrastruktur telekomunikasi yang memadai
akan hanya memboroskan biaya saja. Selain infrastruktur telekomunikasi juga
harus ada Internet Service Provider (ISP) yang melayani. Belum semua
kabupaten di Indonesia dapat berinternet, bahkan beberapa kabupaten di Pulau
Jawa belum ada ISP yang melayani daerah tersebut. Puluhan juta orang di
Indonesia masih bermimpi untuk memiliki pesawat telepon, apakah
egeovernment ini akan menambah daftar mimpi tersebut? Seperti ayam dan
telur, haruskah kita memulai e-government atau nanti saja setelah infrastruktur
telekomunikasi terpenuhi. Bila dilihat dari sisi keuntungannya aplikasi e-
government yang merupakan government online mempunyai nilai tambah bagi
pemerintah daerah. Keuntungannya antara lain dapat meningkatkan pendapatan
daerah dan membuat pemerintah daerah lebih transparan. Perkembangan e-
government dapatlah didorong untuk memberikan manfaat bagi masyarakat
yang pada akhirnya akan memberikan pelayanan yang baik dan transparan.
Namun perlu memperhatikan masalah pendanaan yang tidak membebani
keuangan negara dan daerah pada APBN 2003 dan APBD 2003 bagi
provinsi/kabupaten/kota dan memerlukan persiapan yang matang dari
pemerintah pusat dan daerah

Definisi E-Government
E-Government merupakan kependekan dari Electronic Government. E-
Government adalah salah satu bentuk atau model sistem pemerintahan yang
berlandaskan pada kekuatan teknologi digital, di mana semua pekerjaan
administrasi, pelayanan terhadap masyarakat, pengawasan dan pengendalian
sumber daya milik organisasi yang bersangkutan, keuangan, pajak, retribusi,
karyawan dan sebagainya dikendalikan dalam satu sistem. E-
Government merupakan perkembangan baru dalam rangka peningkatan
layanan publik yang berbasis pada pemnfaatan teknologi informasi dan
komunikasi sehingga layanan publik menjadi lebih transparan, akuntabel,
efektif dan efisien.
E-government atau electronic government adalah penggunaan teknologi
informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi
warganya 1 meliputi :
1. Government to Citizen (G2C) ialah sebuah tipe dari hubungan pemerintah
dengan masyarakat. Hubungan ini bertujuan untuk dapat memperbaiki
hubungan interaksi diantara pemerintah dengan masyarakat serta untuk
mempermudah masyarakat di dalam mencari berbagai informasi mengenai
pemerintahan.
2. Government to Business (G2B) ialah sebuah tipe dari hubungan pemerintah
dengan bisnis. Di karenakan sangatlah dibutuhkan relasi yang sangat baik,
diantara pemerintah dengan kalangan bisnis. Dan tujuannya ialah demi sebuah
kemudahan berbisnis masyarakat dari kalangan pebisnis.
3. Government to Goverment (G2G) ialah sebuah tipe dari hubungan
pemerintah dengan pemerintah lainnya. Hubungan ini bertujuan agar dapat
memenuhi berbagai macam informasi yang dibutuhkan diantara pemerintah
yang satu dengan pemerintah lainnya, dan untuk memperlancar dan juga
mempermudah sebuah kerjasama diantara pemerintah-pemerintah yang
bersangkutan.
4. Government to Employees (G2E) ialah sebuah tipe hubungan antara
pemerintah dengan pegawainya. Hubungan ini bertujuan agar para pegawai
pemerintahan ataupun pegawai negeri dapat meningkatkan kinerja beserta
kesejahteraan dari para pegawai yang bekerja pada salah satu institusi
pemerintah.
5. Government to Non-Profit (G2N) ialah sebuah tipe hubungan antara
pemerintah dengan Lembaga atau Institusi Non Profit, seperti NGO, Partai
Politik, dll. Hubungan ini bertujuan agar lembaga atau institusi non profit dapat
di kelola dengan baik, sehingga tujuan lembaga atau institusi ini dapat terwujud
sesuai dengan fungsi dan wewenangnya masing-masing.
Pentingnya e-government salah satunya didasari atas kebutuhan pemerintahan
yang transparan dan tuntutan akan perubahan jaman yang semakin maju. Salah
satu tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan publik melalui
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Bentuk-bentuk peningkatan
pelayanan publik yang dimaksud antara lain meliputi beberapa hal berikut ini :
1. Jaringan informasi dan transaksi layanan publik yang dapat diakses di mana
saja dan kapan saja.
2. Semakin terjangkaunya biaya transaksi layanan publik salah satunya melalui
program paperless.
3. Hubungan pemerintah dengan dunia usaha menjadi lebih interaktif dan bisa
selalu update
4. Kemudahan berkomunikasi antar lembaga pemerintah yang saling terkait
untuk peningkatan fasilitas dan pelayanan publik.
5. Menjamin transparansi dan efisiensi kinerja pemerintah.
6. Sistem pengembangan karir pegawai pemerintah yang selain bertujuan
untuk meyakinkan adanya perbaikan kualitas sumber daya manusia, diperlukan
juga sebagai penunjang proses mutasi, rotasi, demosi, dan promosi seluruh
karyawan pemerintahan.
Pemerintah pusat sangat mendukung dan mendorong pemerintah daerah untuk
segera membangun e-government. Berikut 6 strategi pemerintah pusat dalam
penyusunan e-government :
1. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya, serta terjangkau
masyarakat luas. Hal tersebut salah satunya dicapai dengan pemerataan
jaringan komunikasi baik wilayah maupun kualitasnya serta pembentukan
portal informasi pemerintahan.
2. Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah otonom secara
holistik. Maksudnya adalah persiapan sumber daya manusia dalam
pemerintahan agar beradaptasi dengan sistem yang sudah memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
3. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal. Selain
daripada penyajian informasi yang lengkap, keamanan transaksi layanan publik
juga menjadi hal utama dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi.
4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri
telekomunikasi dan teknologi informasi. Peran dunia usaha cenderung kepada
partisipasi dalam pemanfaatan e-government sehingga pelayanan publik tidak
sepenuhnya dilayani pemerintah.
5. Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia baik pada pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah otonom disertai dengan peningkatan e-
literacy masyarakat.
6. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang
realistik dan terukur yaitu melalui tahapan persiapan, pematangan,
pemantapan, dan pemanfaatan.
Oleh karena itu seluruh pemerintah daerah di Indoneia berlomba-lomba
membangun e-government. Baik pemerintah daerah provinsi maupun
kabupaten/kota. Namun setelah pemerintah daerah provinsi maupun
kabupaten/kota membangun e-government muncul berbagai permasalahan
dalam pengelolaannya.

Manfaat E-Government
 Komunikasi yang lebih baik
Standardisasi membuat proses komunikasi antara masing-masing lembaga
pemerintahan berjalan dengan lancar. Karena pemakaian aplikasi sesuai
standar, upaya melakukan analisis perbandingan performa masing-masing
lembaga jadi lebih mudah.Tidak hanya memberi kemudahan dalam
berkomunikasi. Standardisasi aplikasi dapat pula mendorong adanya kolaborasi
positif antara masing-masing lembaga pemerintahan.
 Mengurangi waktu dan biaya pelatihanKeuntungan selanjutnya adalah
pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk melakukan
pelatihan penggunaan aplikasi. Selain itu, para penggunanya juga dapat
beradaptasi pada aplikasi pemerintahan lain dalam waktu singkat.
 Biaya support dan perawatan lebih hematAnda bisa membayangkan
kalau masing-masing aplikasi pemerintahan dibuat oleh vendor
berbeda. Pada situasi seperti itu, pemerintah bakal perlu melakukan
pembayaran lisensi pemakaian aplikasi secara terpisah.Namun, lain
halnya kalau terdapat standardisasi aplikasi. Penggunaan lisensi jadi
lebih hemat. Selain itu,keberadaan aplikasi yang telah terstandar juga
meringankan beban maintenance yang harus dilakukan oleh departemen
IT.
 Penentuan anggaran dan manajemen biaya lebih mudahPemakaian
aplikasi e-government sesuai standar juga memberi kemudahan dalam
proses penyusunan anggaran dalam pembangunannya. Dengan situasi
seperti itu, pemerintah tidak akan mengalami kesulitan
memperhitungkan pengeluaran masing-masing lembaga.
 Meningkatkan produktivitas Terakhir, standardisasi aplikasi e-
government juga mampu mendorong kinerja para pegawai
pemerintahan. Hal ini sangat berkaitan erat dengan kemudahan
pengoperasian aplikasi. Apalagi, tenaga operator yang menjalankan
aplikasi pemerintahan bukanlah tenaga yang disiapkan secara khusus.
 Untuk dapat memperbaiki sebuah kauliatas layanan dari pemerintahan
pada para stakeholder, yang utama ialah di dalam hal-hal kinerja
efektivitas dan juga efisiensi pada berbagai bidang kehidupan
bernegara.
 Supaya meningkatkan transparansi kontrol dan juga akuntabilitas
penyelenggraan pemerintahan yakni di dalam sebuah rangka penerapan
kosep Good Corporate Governance.
 Agar dapat mengurangi dengan signifikan total dari biaya administrasi,
relasi beserta interaksi yang juga dikeluarkan oleh pemerintah untuk
kepentingan dari aktivitas sehari-hari.
 Memberikan layanan dan informasi tanpa ada batasan waktu dan
tempat. Masyarakat dapat mengakses informasi serta layanan tanpa
harus terikat batasan waktu dan tempat. Informasi dan layanan
disediakan 24 jam sehari 7 hari seminggu dengan pencari informasi
tidak harus datang secara fisik ke kantor pemerintah penyedia informasi
dan layanan yang diperlukannya.
 Memperluas jangkauan pemberian layanan dan informasi. Dengan
menggunakan Internet sebagai salah satu media penyampaian layanan
dan informasi, seorang investor Amerika dan Eropa dapat mengetahui
potensi sumberdaya alam yang ada di propoinsi Lampung misalnya
dengan hanya melihat informasi tersebut pada ofisial website dari
propinsi tersebut.
 Memberikan layanan yang lebih berkualitas. Dengan adanya teknologi
informasi dan komunikasi, layanan yang diberikan dalam bentuk
elektronik dan multimedia (electronic form) bisa lebih menarik dan
berkualitas dibandingkan layanan dan informasi yang berbasis kertas
(paper form) saja.
 Mengurangi total biaya administrasi dan waktu yang dikeluarkan oleh
masyarakat. Informasi dan layanan dapat diperoleh oleh masyarakat
dengan lebih gampang tanpa harus melewati berbagai meja birokrasi
dan mengeluarkan banyak biaya administrasi untuk mendapatkannya.
 Menjamin transparansi, akuntabilitas dan kontrol dari masyarakat
terhadap penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan
konsep good corporate governance. Transparansi, akuntabilitas dan
kontrol yang baik dapat menghilangkan kecurigaan dan kekesalan dari
masing-masing pihak.
 Memberikan media pembelajaran terhadap masayarakat. Masyarakat
diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memilih metoda atau cara
terbaik dan ternyaman yang dapat digunakan untuk memperoleh
layanan dan informasi dari pemerintahnya.
 Menciptakan koordinasi kepemerintahan yang efektif dan efisien.
Sebagai contoh koordinasi antar staff disuatu dinas pemerintahan yang
letaknya masing-masing berjauhan dapat dilakukan melalui media
email, Internet Relay Chat (IRC) atau bahkan konfrensi video secara
online dan real time.
 Memberdayakan masyarakat sebagai mitra pemerintah didalam proses
pengambilan kebijakan publik. Dengan e-goverment dapat dibuat media
umpan balik (feedback) dari masyarakat dan pihak yang berkepentingan
untuk menyampaikan pendapat dan pandangan, sehingga dapat
mendorong terciptanya pelaksanaan pemerintahan yang demokratis.

Contoh E-Government Di Indonesia


Pemerintah kini sedang mengiemplementasikan sistem e-government di
Indonesia. E-government adalah sistem pemerintahan yang berbasis teknologi
komunikasi. Pada prinsipnya inovasi e-government ini adalah untuk
meningkatkan kualitas proses pelayanan dari lembaga pemerintah kepada
masyarakat melalui pelayanan online. Selain itu, melalui sistem e-government,
masyarakat bisa ikut mengontrol pekerjaan pemerintah.Bentuk-bentuk dari
penggunaan e-government adalah e-budgeting, e-procurement, e-audit, e-
catalog, e-payment, e-controlling, bahkan hingga e-health. Pemerintah kota
Surabaya bahkan sudah menerapkan sistem Surabaya Smart Windows (SWS)
yaitu sebuah layanan yang membuat masyarakat dapat mengurus perizinan
melalui smartphone. Bahkan, masyarakat dapat mencetak sendiri dokumen-
dokumen perizinan. Sistem e-government ini tidak hanya berdampak bagi
masyarakat, tetapi juga bagi pemerintah itu sendiri. Sistem e-government dapat
mendukung kinerja pemerintah dalam bidang government to business,
governmentto citizen, government to government, dan government to
employees.
Dampak positif diterapkannnya sistem e-government di Indonesia adalah
masyarakat dapat menerima laporan kinerja pemerintah secara aktual dan
transparan, rakyat juga bisa dengan leluasa mengakses informasi seputar
kinerja pemerintah. Selain itu sistem e-government juga dapat menekan
anggaran biaya. Dengan teknologi online, pekerjaan juga tentunya akan lebih
efesien, secara biaya dan waktu.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kota
Bandung dan, Pandeglang juga mulai menerapkan sistem e-government lewat
konsep smart city. Konsep smart city terfokus pada pemanfaatan teknologi
komunikasi untuk mendukung kinerja pemerintah seperti memasangkan sensor
dan peralatan rumah sakit, jaringan listrik, perkeretaapian, jembatan dan
memonitor kejadian di dalam kota seperti kondisi jalan dan apabila ada
bencana banjir. Dengan diterapkannya sistem e-governmernt yang sangat
mudah diakses dan transparan dapat mengarahkan keadaan good and open
government di Indonesia.Pemerintah sendiri sudah memiliki strategi dalam
menerapkan sistem e-government, yaitu; 1. Mengembangkan sistem pelayanan
yang handal dan dapat terjangkau masyarakat luas dengan cara pemerataan
jaringan komunikasi yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
2. Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah otonom secara
holistik dengan cara menyiapkan SDM yang terbiasa dengan teknologi.
3. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal dengan
cara memberikan informasi secara lengkap.
4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri
telekomunikasi dan teknologi informasi.
5. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang
realistik dan terukur yaitu melalui tahapan persiapan, pematangan,
pemantapan, dan pemanfaatan. Cita-cita good and open government di
Indonesia hanya bisa terwujud apabila semua lapisan ikut bekerja. Tak hanya
pemerintah yang memfasilitasinya lewat e-government dan smart city, namun
kita sebagai masyarakat juga harus ikut berpartisipasi bekerja dan berperan
aktif mendukung cita-cita ini. Tak hanya itu para pelaku industri, dan lembaga
pemerintah non-kementerian yang bergerak di bidang riset juga diharapkan
dapat bekerja sama untuk mewujudkan cita-cita ini. Berikut ini beberapa kota
yang menerapkan E-Government:
a. Surabaya
Surabaya adalah salah satu contoh kota yang menerapkan e-Government
dengan baik. Solusi yang dihadirkan di Surabaya mencakup Sistem
Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPD), e-SDM, e-Monitoring, e-Education, e-
Permit, e-Office, e-Health, e-Dishub, Media Center, serta Sistem Siaga
Bencana.Dengan melihat cakupan yang diwadahi, bisa dipahami bahwa
Surabaya tidak hanya memiliki birokrasi yang baik, tetapi kota ini mampu
konsekuen dengan konsep smart city yang diangkatnya.Salah satu contoh
implementasi yang berjalan baik adalah Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah
(SKPD). Sistem Ini menjadi objek vital sebab menyangkut perencanaan dan
pengembangan kota dan staf pemerintahan di kota Surabaya. Karena posisinya
yang sangat penting, maka di dalamnya pun dilengkapi dengan e-Musrenbang
yang disusun untuk mendukung sinergi perencanaan antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah.
b. Bojonegoro
Di ranah e-Government nama Bojonegoro sedang naik daun. Kabupaten ini
bahkan disebut-sebut memiliki penerapan e-Government yang lebih lengkap
dibanding DKI Jakarta maupun Makassar.Seperti di tempat lain, Bojonegoro
memiliki sistem baku seperti e-Musrenbang, e-Budgeting, e-Planning, e-
Procurement, serta e-Monev (monitoring and evaluation). Uniknya, selain
siklus utama tersebut, pemerintah kabupaten juga menambahkan open data
contract setelah e-Procurement.Open data contract ini memungkinkan
masyarakat untuk ikut mengawasi pekerjaan kontraktor maupun pihak ketiga
yang memenangkan tender proyek pemerintah.
c. Binjai
Pemerintah Kota Binjai di Provinsi Sumatera Utara patut berbangga, pasalnya
kota ini adalah yang pertama menerapkan e-Government di provinsi tersebut.
Sampai sekarang, Binjai telah memiliki 14 inovasi e-Government demi
mewujudkan Binjai Smart City.Belakangan, kota ini telah melakukan grand
launching untuk lima aplikasi e-Government Binjai Smart City (BSC)
sekaligus peresmian Binjai Command Center (BCC).Salah satu aplikasi e-
Government andalan Binjai adalah e-Masyarakat yang bisa diunduh umum di
Play Store. Dengan menggunakan aplikasi ini, masyarakat bisa membuat
laporan yang dilengkapi dengan foto dan keterangan supaya segera ditanggapi.
Selain menjadi media berbagi informasi, e-Masyarakat juga digunakan
kepolisian dan masyarakat untuk berkorespondensi.
d. Bandung
Bandung dan smart city-nya bukanlah hal yang asing lagi. Baru-baru ini,
Bandung baru saja menghibahkan tiga aplikasi e-Government-nya untuk
digunakan di tiga provinsi (terdiri dari belasan kabupaten/kota). Tiga aplikasi
yang dimaksud adalah aplikasi Hibah Bansos (Sabilulungan), aplikasi
perizinan online, dan aplikasi Elektronik Remunerasi Kinerja (E-RK). Hibah
tersebut dimaksudkan agar sistem perizinan, perencanaan, sekaligus pengadaan
(planning and budgeting), sistem pengadaaan barang dan jasa, dan bantuan
sosial, dapat berjalan dengan lebih transparan, efektif, serta bertanggung jawab.

e. Yogyakarta
Percontohan e-Government bukan hanya Bandung semata, Yogyakarta pun
demikian. Pelaksanaan e-Government di Kota Pelajar ini sudah dimulai sejak
10 tahun yang lalu. Bahkan pada 2016, Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) menyebut bahwa DIY secara
umum akan dijadikan percontohan di tingkat nasional.Di Kota Yogyakarta
sendiri, e-Government telah dijalankan dengan basis strategis pemanfaatan TI,
keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan, serta sistem administrasi
kependudukan dan sistem administrasi perizinan.

Contoh E-Government Di Negara Berkembang


Di dalam e-Government terdapat keterlibatan otomatisasi serta komputerisasi
atas prosedur paper-based. Hal tersebut akan menciptakan pola kepemimpinan
baru, cara berdiskusi alternatif untuk penetapan strategi, munculnya
mekanisme baru terkait transaksi bisnis, memudahkan komunikasi dua arah
dari warga/komunitas ke pemerintah maupun sebaliknya, hingga menyediakan
platform baru dalam pengorganisasian dan penyampaian informasi. e-
Government ini tidak hanya berjalan di satu-dua instansi, tetapi di seluruh
instansi yang ada. Hasil akhirnya tentu saja berujung pada keberadaan sistem
yang akurat dan terintegrasi. Sayangnya, perjalanan proyek e-Gov di Indonesia
masih menemui banyak kendala. Bagian yang menarik adalah, kendala itu
muncul justru karena adanya salah pengertian dan pandangan.Pada awal
pengembangan, banyak yang mengira bahwa e-Gov hanyalah situs web
lembaga pemerintah, padahal sistem ini tidak sesempit itu. Persepsi ini
ditakutkan akan mereduksi makna dari e-Gov itu sendiri. e-Government
merupakan sebuah kesatuan sistem yang terintegrasi antarinstansi di dalam
suatu negara.Karena namanya yang tergolong modern, kemudian muncul
pihak-pihak yang beranggapan bahwa e-Gov terbatas pada ketersediaan
infrastruktur. Nyatanya, e-Gov tidak bisa diidentikkan dengan infrastruktur.
Sifatnya yang “lunak” membuat e-Gov lebih condong ke arah menumbuhkan
pemberdayaan, sedangkan infrastruktur umumnya dimanfaatkan untuk
kepentingan yang lebih besar. Karena hal ini, maka kehadiran IT
konsultan menjadi penting.Setelah itu, muncul keraguan bahwa e-Gov terbatas
pada pembangunan sistem informasi. Persepsi ini tidak sepenuhnya salah,
tetapi selama ini pandangan instansi di Indonesia terhadap sistem terlanjur
berfokus pada proses birokrasi yang kesannya berjalan sendiri-sendiri.
Pemahaman lebih tepat adalah sistem ini ada karena digunakan untuk
mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan sehingga bisa optimal.
Dengan target cakupan yang besar, kendala lain buat e-Gov di Indonesia adalah
kesan “mahal”. Sebenarnya, minimnya biaya bukan merupakan halangan untuk
menyukseskan e-Gov, melainkan menjadi salah satu fakta lapangan. Hal yang
lebih penting dari sekadar biaya sebenarnya ada pada masalah perbedaan
tingkat kesiapan di level masyarakat dalam menerima teknologi yang
diterapkan di e-Gov. Selain itu, sistem ini justru bisa disebut mahal kalau
berbagai aspek investasi pendukungnya (termasuk infrastruktur dan sistem
informasinya) tidak bisa memenuhi target. e-Gov bakal efektif apabila
implementasi TIK-nya mampu menciptakan multiplier effect yang
menghasilkan output kemanfaatan lebih besar dari nilai investasi.Ada pula
anggapan yang muncul di perjalanan bahwa e-Gov membutuhkan SDM TIK
dedikatif. Seperti halnya bidang-bidang lain: kemampuan teknis tanpa
didukung kemampuan manajerial hasilnya tidak akan optimal. Leadership
penting untuk menghasilkan implementasi e-Gov yang sesuai harapan. Selain
itu, pekerjaan yang berhubungan dengan sistem seperti IT konsultan bisa
diaplikasikan dengan sistem lepasan. Berbagai tantangan yang muncul di
perkembangan e-Government di Indonesia justru memberikan ruang yang
cukup luas untuk perbaikan-perbaikan implementasinya. Salah satu pewujudan
e-Government terkini yang patut diapresiasi adalah yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-
RB). Melalui Peraturan Menteri (Permen) Nomor 5 Tahun 2018 pemerintah
memperjelas mekanisme pedoman evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE).
Konsep e-Government dideskripsikan secara beragam oleh masing-masing
individu atau komunitas. Hal tersebut dapat di lihat dari berbagai definisi di
bawah ini mengenai e-gov di berbagai negara sesuai dengan sudut pandang
sistem pemerintahan mereka:
 Pemerintah Federal Amerika Serikat mendefinisikan e-
Government secara ringkas, padat, dan jelas, sebagai: E-
Government mengacu kepada penyampaian informasi dan
pelayanan online pemerintahan melalui internet atau media
digital lainnya. Sementara Nevada, salah satu negara bagian di
Amerika Serikat, mendefinisikan e-Government sebagai:
 Pelayanan online menghilangkan hambatan tradisional untuk
memberikan kemudahan akses kepada masyarakat dan bisnis
dalam memakai layanan pemerintaha.
 Operasional pemerintahan untuk konstitusi internal dapat
disederhanakan permintaan operasinya untuk semua agen
pemerintah dan pegawainya.
 Pemerintah New Salendia melihat e-Government sebagai
berikut : E-Government adalah sebuah cara bagi pemerintahaan
untuk menggunakan sebuah teknologi baru untuk melayani
masyarakat dengan memberikan kemudahaan akses untuk
pemerintah dalam hal pelayanan dan informasi dan juga untuk
menambah kualitas pelayanan serta memberikan peluang untuk
berpartisipasi dalam proses dan institusi demokrasi.
 Negara Italia mendefinisikan e-Government, sebagai :
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information
and Communica-ion Technology -ICT) yang modern pada
pengadministrasian negara, melalui aplikasi:
 Desain komputerisasi untuk tambahan efisiensi operasional
dengan inividu tiap departemen dan divisi.Pelayanan
komputerisasi untuk masyarakat dan perusahaan, sering kali
mengimplementasi integrasi pelayanan pada departemen dan
divisi yang berbeda.
 Ketetapan akses ICT untuk pengguna akhir dari layanan
informasi pemerintahan.
Sementara itu Clay G. Wescott (Pejabat Senior Asian Development Bank),
mendefinisikan sebagai: Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
(ICT) untuk mempromosikan pemerintahan yang lebih effisien dan penekanan
biaya yang efektif, kemudahan fasilitas layanan pemerintah serta memberikan
akses informasi terhadap masyarakat umum, dan membuat pemerintahan lebih
bertanggung jawab kepada masyarakatMengapa definisi e-gov menjadi
beragam? ada beberapa faktor penyebabnya yang semua bermuara pada
beberapa prinsip sebagai berikut:
Konsep e-Government memiliki prinsip-prinsip dasar yang umum, tetapi
karena setiap negara implementasi atau penerapannya berbeda-beda, maka
konsep e-Government pun menjadi beraneka ragam Wahana aplikasi e-
Government sangatlah lebar mengingat sedemikian banyaknya tugas dan
tanggung jawab pemerintah sebuah negara yang berfungsi untuk mengatur
masyarakatnya melalui berbagai jenis interaksi dan transaksi.
a. Pengertian dan penerapan e-Government di sebuah negara tidak dapat
dipisahkan dengan kondisi internal baik secara makro maupun mikro dari
negara yang bersangkutan, sehingga pemahamannya teramat sangat ditentukan
oleh sejarah, budaya, pendidikan, pandangan politik, kondisi ekonomi, dari
negara yang bersangkutan.
b.Wahana aplikasi e-Government sangatlah lebar mengingat sedemikian
banyaknya tugas dan tanggung jawab pemerintah sebuah negara yang
berfungsi untuk mengatur masyarakatnya melalui berbagai jenis interaksi dan
transaksi.
c. Pengertian dan penerapan e-Government di sebuah negara tidak dapat
dipisahkan dengan kondisi internal baik secara makro maupun mikro dari
negara yang bersangkutan, sehingga pemahamannya teramat sangat ditentukan
oleh sejarah, budaya, pendidikan, pandangan politik, kondisi ekonomi, dari
negara yang bersangkutan.
Secara umum, e-gov di definisikan sebagai : Pemerintahan elektronik (juga
disebut e-gov, digital government, online government atau transformational
government) adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk
memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-
hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat
diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk
meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses
kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama
adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Governm
ent-to-Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G). Keuntungan
yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi,
kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.
Konsep e-Government berkembang didasarkan atas tiga kecenderungan, yaitu:
1.Masyarakat bebas memilih bilamana dan darimana yang bersangkutan ingin
berhubungan dengan pemerintahnya untuk melakukan berbagai transaksi atau
mekanisme interaksi yang diperlukan selama 24 jam sehari dan 7 hari
seminggu (non-stop);
2.Untuk menjalankan mekanisme interaksi tersebut masyarakat dapat dan
boleh memilih berbagai kanal akses (multiple channels), baik yang sifatnya
tradisional/konvensional maupun yang paling moderen, baik yang disediakan
oleh pemerintah maupun kerja sama antara pemerintah dengan sektor swasta
atau institusi non komersial lainnya
3.Seperti layaknya konduktor dalam sebuah orkestra, pemerintah dalam hal ini
berperan sebagai koordinator utama yang memungkinkan berbagai hal yang
diinginkan masyarakat tersebut terwujud, artinya yang bersangkutan akan
membuat sebuah suasana yang kondusif agar tercipta sebuah lingkungan
penyelenggaraan pemerintahan seperti yang dicita-citakan rakyatnya tersebut. (
Indrajit, Richardus E., 2002).
Sementara itu pada sisi lain, e-gov dianggap sebagai pemerintahan online yang
berbasis internet (“Internet-based government“). Namun, terdapat juga
teknologi pemerintahan elektronik non-internet yang dapat digunakan dalam
konteks ini, seperti ; telepon, faksimil, PDA, SMS, MMS, jaringan dan layanan
nirkabel (wireless networks and services), Bluetooth, CCTV, sistem penjejak
(tracking systems), RFID, indentifikasi biometrik, manajemen dan penegakan
peraturan lalu lintas jalan, kartu identitas (KTP), kartu pintar (smart card) serta
aplikasi NFC lainnya; ; teknologi polling station, penyampaian penyampaian
layanan pemerintahan berbasis TV dan radio, surat-e, fasilitas komunitas
online, newsgroup dan electronic mailing list, chat online, serta teknologi
pesan instan (instant messenger).
Model e-government yang diterapkan di negara-negara luar adalah juga
menggunakan model empat tahapan perkembangan e-government dalam
perencanaan jangka panjang. Sebagai contoh, pentahapan egovernment yang
diterapkan di Selandia Baru digambarkan memiliki empat tahapa/fase yaitu:
 Fase pertama, fase penampilan website (web presence). Dalam
fase ini, informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat
ditampilkan dalam website pemerintah.
 Fase kedua, interaksi. Dalam fase ini, informasi yang
ditampilkan lebih bervariasi, seperti fasilitas download dan
komunikasi e-mail dalam website pemerintah.
 Fase ketiga, transaksi. Aplikasi/formulir untuk transaksi bagi
masyarakat untuk melakukan transaksi secara online mulai
diterapkan.
 Fase Keempat, fase transformasi. Dalam hal ini, pelayanan
pemerintah meningkat secara terintegrasi, tidak hanya
menghubungkan pemerintah dengan masyarakat tetapi juga
dengan organisasi lain yang terkait (pemerintah ke
antarpemerintah, sektor nonpemerintah, serta sektor swasta).
Information society atau masyarakat Informasi adalah sebuah istilah yang
digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat dan sebuah ekonomi
yang dapat membuat kemungkinan terbaik dalam menggunakan informasi dan
teknologi komunikasi baru (new information and communication
technologies (ICT’s).Dalam masyarakat informasi orang akan mendapatkan
keuntungan yang penuh dari teknologi baru dalam segala aspek kehidupan:Di
tempat kerja, di rumah dan tempat bermain. Contoh dari ICT’s adalah: ATM
untuk penarikan tunai dan pelayan perbankan lainnya, telepon
genggam(handphone), teletext television, faxes dan pelayan informasi seperti
juga internet, e-mail, mailinglist, serta komunitas maya (virtual community)
lainnya.Pengertian lain dari informastion society atau masyarakat informasi
adalah suatu keadaan masyarakat dimana produksi, distribusi dan manipulasi
suatu informasi menjadi kegiatan utama. Jadi dapat dikatakan bahwa
pengolahan informasi adalah inti dari kegiatan.Teknologi baru ini memiliki
implikasi untuk segala aspek dari masyarakat dan ekonomi kita, teknologi
mengubah cara kita melakukan bisnis, bagaimana kita belajar, bagaimana kita
menggunakan waktu luang kita.Ini juga berarti tantangan yang penting bagi
pemerintah: – Hukum kita perlu diperbaharui dalam hal untuk mendukung
transaksi elektronik. – Masyarakat kita perlu untuk dididik mengenai teknologi
yang baru. – Bisnis harus online jika mereka ingin menjadi sukses. – Pelayanan
pemerintah harus tersedia secara elektronik.

Revitalisasi E-Governmnet
Revitalisasi yang dimaksudkan adalah serangkaian tindakan perencanaan dan
penataanulang program egov yang disesuaikan kembali dengan target
pembangunan nasional dan sektor telematika dengan mengindahkan prinsip-
prinsip dasar serta proses pentahapan egov tanpa menyia-nyiakan kondisi
eksisting yang sudah dicapai. Beberapa langkah yang bisa diambil dalam
waktu dekat adalah sebagai berikut. Pertama, mensikronkan target-target
pembangunan nasional dalam sektor telematika dengan beberapa program egov
yang akan dilaksanakan di seluruh lembaga dan departemen. Langkah ini
sekaligus sebagai proses evaluasi program egov yang pernah dijalankan di
semua tingkatan. Kedua, meningkatkan pemahaman masyarakat, pelaku
ekonomi swasta, termasuk pejabat pemerintahan atas potensi yang dapat
disumbangkan program egov dalam mencapai target pembangunan nasional
dan sektor telematika. Selanjutnya, menyelesaikan berbagai program utama
egov yang belum berhasil dilaksanakan, dan menyusun prioritas program egov
yang dapat menciptakan lapangan kerja serta membantu penegakan praktek
good governance dalam berbagai pelayanan publik. Keempat, menambah akses
dan jangkauan infrastruktur telematika bagi semua kalangan untuk
mengutamakan pemanfaatan egov dalam segala aktifitas sosial ekonomi
masyarakat. Termasuk dalam hal ini adalah menetapkan struktur tarif yang
transparan dan terjangkau buat semua kalangan. Jika perlu dapat saja
diberlakukan diferensiasi tarif untuk semua aplikasi egov. Berikutnya adalah
alokasi dana egov perlu ditingkatkan yang disesuaikan dengan tahapan yang
telah dicapai. Dana bisa berasal dari, RAPBN, kerjasama internasional atau
juga dari swasta nasional. Terakhir, menetapkan hanya beberapa aplikasi egov
pilihan –sebagai contoh sukses- yang menjadi prioritas pembangunan dan
pengembangan sehingga terjadi efisiensi dalam pemberian pelayanan publik.
Evaluasi dan revitalisasi egov juga sangat diperlukan mengingat seperti
diingatkan Kabani (2006) bahwa adalah suatu keharusan untuk melakukan
proses perencanaan secara hati-hati dan untuk melakukan streamlining
berbagai proses off-line sebelum melanjutkannya menjadi proses on-line.
Sebagai tambahan, juga sangat penting diperhatikan agar instansi pemerintah
untuk tidak melakukan proses otomatisasi berbagai inefisiensi. Revitalisasi
egov ini semakin dirasakan perlu ketika kita harus juga mempersiapkan diri
menyambut berbagai perkembangan baru dalam globalisasi industri dan
perdagangan dunia. Berbagai perkembangan teknologi telematika yang
semakin konvergen juga membuat pemerintah harus terus menyiapkan
berbagai regulasi dan kebijakan antisipatif dalam penyelenggaraan egov di
berbagai sektor.

Anda mungkin juga menyukai