Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI

E-GOVERNMENT
Disusun oleh :
Aeldo Yudifian (24020116140053)
Alma Safira (24020116140056)
Aditya Yoga Pradana Riyadi (24020116130052)
Fajriyah Rizki Nazilla (24020116140055)
Fiakhsani (24020116120018)

KELAS A
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan

teknologi dan internet pada saat ini tidak bisa lepas dari sistem

pemerintahan. Aplikasi Internet

sudah digunakan untuk e-commerce dan berkembang kepada

pemakaian aplikasi Internet pada lingkungan pemerintahan yang dikenal dengan e-government.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah berlomba-lomba membuat aplikasi e-government.
Pengembangan aplikasi e-government memerlukan pendanaan yang cukup besar sehingga
diperlukan kesiapan dari sisi sumber daya manusia aparat pemerintahan dan kesiapan dari
masyarakat. Survei di beberapa negara menunjukkan bahwa ada kecenderungan aparat
pemerintah

untuk

tidak

melaksanakan

kegiatan

secara

online,

karena

mereka

lebih

menyukaimetoda pelayanan tradisional yang berupa tatap langsung, surat-menyurat atau telepon.
Kita harus belajar dari penyebab-penyebab kegagalan e-government di sejumlah negara
yangdisebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: ketidaksiapan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana teknologi informasi, serta kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang terlibat langsung.
E-government

adalah

penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk

administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan
dan memuaskan kepada masyarakat. Semua organisasi pemerintahan akan terpengaruh oleh
perkembangan e-government ini. E-government dapatlah digolongkan dalam empat tingkatan.
Tingkat pertama adalah pemerintah mempublikasikan informasi melalui website. Tingkat kedua
adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintahan melaui e-mail. Tingkat ketigaadalah
masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan kantor pemerintahan secara timbal
balik. Level terakhir adalah integrasi di seluruh kantor pemerintahan, di mana masyarakat dapat
melakukan transaksi dengan seluruh kantor pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian data
base bersama.

B. Rumusan Masalah
Pengertian/ definisi e-government
Tingkatan/tahapan pengembangan e-government
Perkembangan e-governmet di Indonesia dan di luar negeri dan perbandingannya
Contoh penerapan e-government di Indonesia
Dampak positif dan negatif e-government

C. Tujuan Makalah
1.
2.

Memahami Pengertian Tentang e-goverment


Agar mengetahui Tingkatan/tahapan pengembangan e-government dan contoh penerapan egovernment di Indonesia serta dampak positif dan negative dari e-government.

BAB II
PEMBAHASAN

I.

PENGERTIAN E-GOVERNMENT

Pengertian E-Government atau definisi E-Government adalah penggunaan teknologi


informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya,
urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government
dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk
meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses
kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama adalah Governmentto-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B) serta
Government-to-Government (G2G). Keuntungan yang paling diharapkan dari egovernment adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik
dari pelayanan publik.

II.

TINGKATAN / TAHAPAN PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT


Tahap E-Government menurut Inpres no.3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan
strategi nasional pengembangan, bahwa penerapan E-Government dapat dilaksanakan
melalui tingkatan sebagai berikut :

1. Tingkat persiapan yang meliputi :


a. Pembuatan situs informasi di setiap lembaga;
b. Penyiapan SDM;
c. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose
Community Center, Wernet, dll;
d. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.
2. Tingkat pematangan yang meliputi :
a. Pembuatan situs informasi publik interaktif;
b. Pembuatan antar muka keterhubungan antar lembaga lain.
3. Tingkat pemantapan yang meliputi :
a. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;
b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain.
4. Tingkat pemanfaatan yang meliputi :
a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G (Government To
Government), G2B (Government To Business) dan G2C (Government To Citizen) yang
terintegrasi.

Menurut Nugroho (2007), Tahapan perkembangan implementasi E-Government di Indonesia


dibagi menjadi empat :

1. Web Presence, yaitu memunculkan website daerah di internet. Dalam tahap ini, informasi
dasar yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan dalam website pemerintah.
2. Interaction, yaitu web daerah yang menyediakan fasilitas interaksi antara masyarakat dan
Pemerintah Daerah. Dalam tahap ini, informasi yang ditampilkan lebih bervariasi, seperti
fasilitas download dan komunikasi E-mail dalam website pemerintah.
3. Transaction, yaitu web daerah yang selain memiliki fasilitas interaksi juga dilengkapi
dengan fasilitas transaksi pelayanan publik dari pemerintah.
4. Transformation, yaitu dalam hal ini pelayanan pemerintah meningkat secara terintegrasi.

III.

PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT DI INDONESIA DAN DI LUAR NEGERI


DAN PERBANDINGAN NYA

E-Government bukanlah barang baru di Indonesia. Ia diperkenalkan pertama kali di


Nusantara ini pada tahun 2000 ditandai dengan dibentuknya Tim Koordinasi Telematika
Indonesia (TKTI) melalui Keputusan Presiden No.50 tahun 2000 tentang Tim Koordinasi
Telematika Indonesia. Tim ini mempunyai tugas-tugas pokok sebagaimana dijabarkan dalam
Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika
di Indonesia sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan perencanaan dan memelopori program aksi dan inisiatif untuk
meningkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia, serta
memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya.

b. Memperkuat kemampuan menggalang sumber daya yang ada di Indonesia guna mendukung
keberhasilan pelaksanaan semua arah pengembangan dan pendayagunaan teknologi telematika,
serta melaksanakan forum untuk membangun konsensus antar pihak-pihak terkait di sektor
pemerintah dan swasta baik di tingkat internasional maupun regional, serta mengakses
pengalaman internasional dalam mengembangkan sistem infrastruktur informasi nasional untuk
menstimulasi perkembangan telematika, mendapatkan dukungan teknis, pembiayaan dan
dukungan lainnya secara terpadu.

Sesuai Inpres nomor 6 tahun 2001 tersebut, guna menunjang pelayanan masyarakat
dengan berbasis pada teknologi informasi, pemerintah meluncurkan program G-Online,
singkatan dari Government On-line. G-Online adalah program pemerintah untuk mensukseskan
pelayanan kepada masyarakat melalui media internet. Beberapa kelebihan dari pelayanan yang
berbasis internet adalah sebagai berikut

a. Transparansi, karena informasi pelayanan dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan di
mana saja. Informasi yang disajikan berupa jenis layanan yang diberikan, prosedur baku yang
harus dipenuhi, serta yang paling penting adalah adanya informasi tentang biaya yang harus
dibayarkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.

b. Mengurangi kolusi, karena dengan adanya media layanan secara on-line, masyarakat
pengguna jasa tidak perlu lagi bertatap muka dengan petugas pelayanan sehingga mencegah
terjadinya kesepakatan-kesepakatan di luar ketentuan yang berlaku.

c. Selain itu, oleh karena informasi biaya sudah secara transparan dapat diketahui oleh
masyarakat, pembayaran pun harus dilakukan melalui rekening resmi yang telah tersedia
sehingga masyarakat tidak perlu membayar biaya lebih dari ketentuan yg ada. Layanan non-stop
24 jam. Layanan secara on-line dapat dilakukan selama 24 Jam sehari dan 7 hari dalam
seminggu tergantung pada kondisi dan situasi masing- masing individu pengguna jasa.

d. Efisiensi, karena pelayanan yang dilakukan secara online akan menghemat penggunaan kertas
dan alat tulis kantor lainnya.

Saat ini, berdasarkan pemaparan Direktur e-Government dari Kementerian Komunikasi


dan Informatika RI, Firmansyah Lubis , pemerintah tengah mengembangkan Government
Service Bus (GSB) untuk menghubungkan server-server K/L/Pemda guna proses integrasi data
pada berbasis Nomor Induk Pegawai (NIP) dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), Nomor
Induk Kependudukan (NIK) dari server Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri), dan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari server Kementerian Keuangan. Proses integrasi data ini
menggunakan aplikasi siMANTRA (Aplikasi Manajemen Pertukaran Data Pemerintahan) dan
PNSbox (Private Network Security) yang diinstal di data center K/L/D untuk keamanan dan
privasinya. Meskipun infrastruktur interkoneksi telah disediakan oleh KemKominfo, akan tetapi
belum ada MoU antara K/L/D terkait sehingga belum dapat dilakukan penggalian data dan
informasi antar sistem guna proses integrasinya.

TABEL: INDEX PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DUNIA

TABEL PERBANDINGAN PENERAPAN E-GOVERNMENT INDONESIA DENGAN


AUSTRALIA

Indikator Pembeda

E- Gov Indonesia

Konten

E-Government
menyangkut

E-Gov Australia
di

juga

Indonesia E-government
dengan mengacu

Australia

pada

model e-Business lainya, yaitu teknologi


B to B (Busines to Business), pemerintahan,

penggunaan

informasi

oleh
seperti

to

(Business

to menggunakan

Customer), C to C (Customer internet,

intranet

yang

to Customer), dan C to B kemampuan


(Customer to Business).

dan

mempunyai

menghubungkan

keperluan

penduduk,

bisnis,

dan kegiatan lainnya.

Salah

satu unsur yang harus ada di


dalam

e-government

infrastruktur

adalah

IT

sebagai

penunjang keberlangsungan egovernment itu sendiri.


Penggunaan
Konsep

Sosialisasi

pada informasi

masyarakat

teknologi
1.
dan

guna

Masyarakat

australia

komunikasi menurut United

mempromosikan Government

yang

Nations E-

Survey

tahun

pemerintahan yang efektif dan 2010 menduduki peringkat ke


efisien,

memfasilitasi

pemerintah
diakses,
warga

yang

dalam

EParticipation

mudah Index Top

memperbesar akses Artinya,


negara

informasi,

layanan 3

terhadap bahwa

dan

20

Countries.

dapat

dikatakan

lebih

dari

membuat masyarakat

50%
Australia

pemerintahan lebih akuntabel sudah terhubung


saat

diperhadapkan

warga negara.

dengan internet.

E-government faktor

melibatkan teknologi internet, dalam


telepon,

dengan

Itulah

Salah

keberhasilan

satu

Australia

menerapkan

e-

pusat-pusat government ini.

komunitas, perangkat wireless,


2.

Pemerintah

Australia

dan sistem-sistem komunikasi menerapkan


lainnya.

khusus

layanan
yang

mengakomodir

telah
portal
mampu

kebutuhan

semua lapisan masyarakat.


Masalah yang dihadapi

1.

Fokus kepada penyerapan


1.

Membuka ruang terjadinya

anggaran, bukan pada master perdagangan gelap, penipuan

plan.
2.

dan pemalsuan, dapat merusak

Memulai terlalu besar atau moral bangsa melalui situsterlalu kecil

3.

situs tertentu, penyalahgunaan

Penambahan jumlah user dan yang tidak memandang nilaijuga jumlah perangkat keras nilai agama dan sosial budaya
yang dilibatkan, serta makin dapat

menimbulkan

kompleksnya organisasi yang perpecahan dan sebagainya.


akan

menjadi

implementasi,

target
2.

biasanya

kebijakan

tidak reformasi

dan

upaya

struktural

yang

mampu diadopsi oleh sistem kurang terencana


yang

dibangun

dengan
3.

mindset 'kecil' tersebut.

Layanan

online

yang

diberikan,

kurang

memperhatikan

kebutuhan

masyarakatnya yang memiliki


kebutuhan khusus seperti para
kaum tunanetra
Pola Pengembangan E-Gov a.

Mengembangkan
pelayanan

yang

sistem
a.

andal

dan

proses

sistem

kerja
b.

Memanfaatkan

Meningkatkan
dunia

sepenuhnya

Memastikan bahwa aplikasi


dan sistem yang mendukung

tekhnologi penerapan eGovernment sudah

informasi secara maksimal


d.

mengembangkan

dan

sistem manajemen layanan melalui internet.

pemerintah secara holistic


c.

untuk

serta memanfaatkan

terjangkaunya masyarakat luas


Menata

badan-badan

dan pemerintahan

terpercaya,

b.

Menganjurkan

peran

usaha

mengembangkan

disusun dan dijalankan.


serta
c.

Meningkatkan kapasitas dan

dan fasilitas

akses

terhadap

industry layanan online pemerintah di

telekomunikasi dan tekhnologi seluruh regional Australia


informasi
e.

Mengembangkan

d.

Meningkatkan pengembangan

kapasitas industri

Teknologi

Informasi

SDM pada pemerintah disertai (TI) yang memberi dampak


dengan

meningkatkan

E- pada percepatan pelaksanaan

literacy masyarakat
f.

eGovernment.

Melaksanakan pengembangan
e.
secara

sistematik

Melakukan studi banding dan

melalui mengawasi

tahapan-tahapan yang realistic pelaksanaan


dan terukur

IV.

perkembangan
eGovernment

secara reguler.

CONTOH PENERAPAN E-GOVERNMENT DI INDONESIA


Sesuai Instruksi Presiden No.3 tahun 2003 tentang kebijakan dan startegi nasional

pengembangan Indonesia e-Government antara lain berisikan panduan yang sudah disosialisasikan,
seperti :

1. Panduan pembangunan infrastruktur portal pemerintah


2. Panduan manajemen sistem dokumen elektronik
3. Panduan penyusunan rencana induk pengembangan lembaga
4. Panduan penyelenggaraan situs web pemerintah daerah
5. Panduan tentang pendidikan dan pelatihan SDM

1. Kabupaten Sragen mengembangkan One Stop Service (OSS)


OSS Center adalah sebuah institusi yang memberikan dukungan pengembangan satuan
kerja layanan perijinan terpadu atau lebih dikenal dengan istilah One Stop Services disingkat
OSS (lihat About OSS). OSS Center mendukung terwujudnya inovasi layanan perijinan terpadu
d idaerah yang pada kenyataannya masih memiliki keterbatasan untuk dari tingginya kompetisi
bisnis di tingkat lokal dan nasional, keberadaan OSS Center akan memiliki korelasi positif
terhadap perbaikan pelayanan publik pemerintah terhadap investor (baik PMA maupun PMDN)
dan pebisnis lokal. Dengan terbentuknya OSS Center di tingkat nasional dan regional (propinsi),
diharapkan akan memiliki andil dalam perbaikan iklim investasi dan kualitas pelayanan perijinan
di Indonesia. OSS Center akan memberikan pendampingan pada OSS bagi daerah-daerah yang
membutuhkan melalui penguatan sistem dan informasi, menganalisa kebutuhan dan melakukan
asistensi di tiap level kebijakan pemerintah, mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari
satuan kerja pelayanan perijinan usaha dan investasi, serta bentuk-bentuk asistensi lainnya.
Selain itu, dengan keberadaan OSS Center ini diharapkan akan membentuk jaringan data dan
informasi yang luas antar stakeholder dalam ranah investasi nasional dan lokal.

Terbentuknya OSS Center ini ternyata sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 3 tahun
2006 tentang Paket Kebijakan Investasi dimana dalamkebijakan tersebut dituangkan berbagai hal
yang harus diatur kembali agar iklim investasi di Indonesia dapat tumbuh dan bersaing di skala
internasional. Dengan dukungan dukungan luas dari jaringan Forum Daerah (Forda UKM),
lembaga-lembaga yang concern pada pengembangan usaha dan investasi baik pemerintah
maupun non pemerintah, sektor swasta serta keterlibatan media cetak dan elektronik, OSS Center
diharapkan mampu menjadi motivator terciptanya perbaikan kualitas layanan perijinan usaha dan
investasi di Indonesia. Sedangkan manfaat nyata dari OSS ini adalah: OSS diharapkan mampu
melayani seluruh perijinan yang dibutuhkan oleh investor dan dunia usaha di daerah masingmasing, mulai dari ijin mendirikan bangunan (IMB), ijin gangguan (HO), ijin usaha (SIUP, TDP,
TDI, IUT, IUI, TDG, dll) atau ijin per sektor seperti ijin usaha restora, ijin pendirian salon dan
OSS Center akan memberikan berbagai informasi dan pelatihan tentang sistem, metode, dan cara
untuk mengembangkan layanan perijinan dan investasi di Indonesia yang dapat diakses secara
langsung di kantor OSS Center atau melalui telepon, email, dan website (www.oss-center.net).
OSS Center juga akan menghubungkan pemerintah kota/kabupaten dan OSS di seluruh
Indonesia dengan lembaga pendamping atau lembaga-lembaga lain yang dapat memberikan
bantuan teknis untuk pengembangan OSS.
2. Pemerintah Surabaya menerapkan e-procurement
Dengan
adanya
e-procurement
yang
dikembangkan
pemerintah
Surabaya
http://www.surabaya-eproc.or.id maka masyarakat Surabaya bisa lebih mudah untuk mengetahui
projek yang sedang ada dan mereka bisa lebih mudah untuk mengetahui projek yang sedang ada
dan mereka bisa lebih mudah untuk ikut didalam lelang tender projek tersebut.
3. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
BPPT termasuk salah satu bagian pemerintahan yang telah mengembangkan sebuah
sistem TEWS yang sering disebut dengan Tsunami Early Warning System. Sistem ini digunakan
sebagai pemberi sinyal ke pusat yang menandakan kemungkinan ada tsunami. Dan jika sistem
dipusat menerima sinyal dari satelit bahwa disuatu tempat akan terjadi tsunami, maka sistem
control room akan menentukan sirene mana yang akan dibunyikan, dan akan mengirim sms
secara langsung kepada orang-orang yang berwewenang didaerah dimana kemungkinan tsunami
itu akan terjadi, supaya bisa diinformasikan kemasyarakat. Sistem TEWS ini, menggunakan
sistem jaringan yang sangat kompleks, dan setiap peralatan yang digunakan telah menggunakan
Internet Protocol (IP) yang spesifik. Misalnya, Sirene, Sensor dan beberapa tools lainnya. Selain
contoh-contoh yang diatas, masih banyak daerah-daerah atau departemen atau lembaga
pemerintahan yang lain yang telah mengembangkan e-government misalnya dibagian e-learning,
e-registration, samsat dan lain sebagainya.

V.

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF E-GOVERNMENT

Dampak Positif dari Teknologi informasi dalam bidang e-government, antara lain :
1. Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, informasi dapat disediakan 24 jam sehari,
7 hari seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor, informasi dapat dicari dari
kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor administrasi.
2. Peningkatan hubungan antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat umum,
keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi
lebih baik, keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kebencian di semua sisi.
3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.
4. Dengan informasi yang memadai, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan
pilihannya. Misalnya, data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing
grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua
untuk memilih sekolah yang tepat untuk anak mereka.
5. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Koordinasi pemerintahan dapat dilakukan
melalui e-mail atau bahkan video conference. Untuk Indonesia, daerah ini sangat besar,
hal ini sangat membantu. Pembekalan, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat
melakukannya tanpa semua harus berada di lokasi fisik yang sama. Ada lagi perlu
terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam.
6. Permintaan publik untuk pemerintahan yang baik telah mendesak untuk dilaksanakan
oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah integrasi sistem
administrasi pemerintahan melalui jaringan sistem informasi on-line antar instansi
pemerintah di pusat dan daerah akses ke semua data dan teknologi informasi terutama
yang berhubungan dengan pelayanan publik.
7. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan dan kemajuan teknologi mendorong
pejabat pemerintah untuk mengantisipasi hal-hal baru dan meningkatkan kinerja dan
meningkatkan pelayanan terhadap realisasi pemerintahan yang baik (govermance baik).
8. Hilangnya birokrasi yang telah sebagai oleh penghalang bagi orang-orang dalam
berhubungan dengan pemerintah sehingga pelaksanaan pemerintah agar lebih efektif dan
efisien.
9. Keberadaan e-government akan berdampak pada dimensi sumber daya manusia dari
setiap pelayanan publik. Ada kemungkinan untuk masalah meruyaknya disebabkan oleh
rasionalisasi jumlah karyawan. Karyawan yang dianggap tidak memiliki kemauan dan
kemampuan untuk menjalankan e-government generik akan berhadapan dengan dua
risiko; diberhentikan (PHK) atau ke pelatihan untuk membentuk kompetensi lunak
(kompetensi yang lembut) dan keterampilan kerja dan mengintegrasikan diri ke dalam
struktur informasi baru.
10. Dalam konteks pemerintahan yang lebih baik, teknologi informasi masih dianggap
sebagai proses Automator yang diharapkan dapat mengurangi proses ini dilakukan
secara manual bukan sebagai alat untuk mengurangi birokrasi.
11. Dalam konteks partisipasi semua pihak untuk pengembangan kebijakan, teknologi
informasi masih dianggap sebagai alat yang memfasilitasi pengumpulan informasi bukan
sebagai alat yang dapat membuka komunikasi dengan pihak eksternal seperti badan
publik atau lainnya.

12. Dalam konteks keterbukaan (transparansi) teknologi internal informasi masih dianggap
sebagai sarana bukan sebagai sareana penyedia akses memberikan informasi yang lebih
spesifik seperti latar belakang kebijakan tersebut.
13. Dalam konteks pelaksanaan kebijakan, teknologi informasi masih dilihat sebagai sarana
untuk mempercepat pelaporan daripada sebagai alat untuk membantu proses monitoring.
14. Dalam rangka meningkatkan kualitas teknologi informasi Kebi masih akan dilihat
sebagai sarana untuk memperluas sumber-sumber informasi dan data dari sarana yang
dapat menciptakan transparansi dalam proses pengambilan keputusan.
15. Munculnya kelas menengah baru. Pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi
dalam bidang pemerintahan yang meliputi juga bidang politik akan mendorong
munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan dan gaya hidup mereka
tidak jauh berbeda dengan kelas menengah di negara-negara barat negara. Bisa ditebak,
kelas menengah baru akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan
kebebasan berbicara lebih besar.
16. Proses regenerasi kepemimpinan. Jarang saja transisi ini akan berdampak generasi
kepemimpinan dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Napas kebebasan dan
kesetaraan yang lebih kental.
17. Dalam bidang Politik Internasional, juga ada kecenderungan untuk tumbuh regionalisme.
Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme.
Ditambah dengan kemajuan teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya
kesadaran.
18. Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk membawa transformasi lengkap pemerintah.
19. Sektor TI untuk berkontribusi terhadap pendapatan pemerintah dalam dua cara
E-Government mengacu pada penggunaan Teknologi Informasi oleh pemerintah, seperti
penggunaan intranet dan internet, yang memiliki kemampuan untuk menghubungkan kebutuhan
penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya. Dapatkah proses transaksi bisnis antara publik dan
pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih dikenal sebagaiWorld Wide Web
(www).
Penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah
dengan pihak-pihak lain disebut e-government. Penggunaan hubungan ini dapat dibedakan
menjadi 3 bentuk, yaitu:
G2C (Government to citizen), hubungan antara pemerintah dengan masyarakat,
G2B (Government to bussines), hubungan antara pemerintah dengan pengusaha,
G2G (Government to Government), hubungan antara pemerintah dengan pemerintah.
Konsep e-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
oleh pemerintahan, misalnya menggunakan jaringan internet. E-government dapat meningkatkan
hubungan antara pemerintah dengan penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya.

Dampak negatif dari Teknologi informasi bidang e-government :

1. Semakin bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah akan membuka peluang


terjadinya cyber crime yang dapat merusak system TIK pada e-government. Misalnya
kasus pembobolan situs KPU ketika penyelenggaraan Pemilu oleh seorang cracker.
2. Biaya
Walaupun politik dalam pemerintahan yang menggunakan informasi dan teknologi dapat
melakukan pengeluaran yang lebih sedikit daripada konvensional, namun sebelumnya
untuk membuat infrastruktur dan teknisinya akan memiliki biaya yang sangat mahal.
3. Jangkauan akses. Harus diakui tidak semua orang melek terhadap teknologi. Bagi warga
yang berada jauh di pedalaman akan susah untuk mengakses website, blog, atau video
streaming tentang politik di Indonesia.
4. Transparansi.
Pada beberapa negara maju, banyak yang meragukan berita-berita negara yang
diterbitkan oleh negara sendiri. Alasannya karena yang menulis berita itu adalah negara
dan penerbitnya adalah negara. Kecurigaan akan modifikasi berita dapat terjadi.
5. Privasi.
Sebuah badan politik seperti negara memerlukan tanggapan dari warganya. Jika negara
terus meminta informasi maka privasi dari seseorang semakin sulit untuk dijaga. Ini
akhirnya menjadi dilema, di sisi yang satu data dari masyarakat dihimpun untuk
mengembangkan kegiatan negara namun di sisi yang lain negara pun harus menjunjung
tinggi hak privasi warganya.
6. Penggunaan persenjataan canggih untuk menyerang pihak lain demi kekuasaan dan
kekayaan.
7. Terorisme yang semakin merajalela.
8. Kurangnya privacy suatu negara akibat kerahasiaan yang tidak terjamin dengan semakin
canggihnya alat alat pendeteksi.
9. Seringnya terjadi kasus saling menghujat antar golongan.
10. Mudahnya penyalahgunaan media sosial untuk kepentingan politik.
11. Pemerintah bukan pemimpin dalam teknologi. Mereka bereaksi terhadap lingkungan
sekitar mereka daripada mencoba untuk menemukan cara-cara baru yang lebih efisien.
Akibatnya, lebih mahal untuk mengubah segala sesuatunya sekaligus mengeluarkan
sejumlah besar uang tunai untuk memenuhi kebutuhan peralatan dan kebutuhan pelatihan
staf. Hal ini juga menyebabkan lebih tidak efisien sebagai sistem baru yang
membingungkan dengan situasi yang lama dan kacau.
12. Pemerintah menyimpan informasi rahasia, seperti data dari warga negara dan keamanan
data negara tertentu. Karena semua informasi menjadi digital dan tersedia bagi siapa saja
yang ingin untuk melihatnya, dapat terjadi pelanggaran keamanan yang tak terelakkan.
Dan sementara banyak perusahaan telah memiliki skandal mengenai informasi pelanggan
yang bocor atau hack, pemerintah lebih rentan, karena mereka jarang menarik orang yang

terbaik dalam TI di lapangan sebagai karyawan. Sekali lagi, mereka cenderung bereaksi
setelah fakta daripada proaktif.
13. Transparansi.
Warga ingin tahu apa pejabat pemerintah dan karyawan lakukan. Dan internet sangat
cocok untuk jenis masyarakat. Bisnis semua orang dan kegiatan pribadi tersedia secara
online. Dan sementara tren ini mempengaruhi kemampuan individu untuk memperoleh
pekerjaan atau masuk ke sekolah yang sangat baik, juga dapat mempengaruhi
pemerintah. Percakapan, tindakan, keputusan dan motif yang sedang dimainkan di
internet dalam email, situs jejaring sosial, video dan blog pribadi. Para pejabat
pemerintah dan karyawan tidak bisa lagi bersembunyi di selubung rahasia.

BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
E-Government dilembaga pemerintahan sangat mendukung terbentuknya E-Governmen
diberbagai daerah yang selanjutnya akan menjadi kerangka kerja acuan dalam pengembangan EGovernment diberbagai daerah-daerah manapun. E-Government adalah penggunaan teknologi
informasi yang

dapat

meningkatkan

hubungan

pemerintahan

dan

pihak-pihak

lain.

E-

Government juga merupakan salah satu layanan trangsaksi yang canggih, yang dapat digunakan
sebagai alat untuk mendaftarkan perusahaan, membayar pajak, sampai pelayanan pemilihan
umum secara online.

SARAN
1. Seabaiknya E-Government di Indonesia diterapkan dengan system ICT (Information and
Communication Technology) yang lebih baik, agar komunikasi antara kalangan masyarakat,
bisnis dan pemerintah dengan efektif dan efisien.
2. Dalam pengimplementasian E-Government sebaiknya lebih berani melakukan eksperimen
barui agar segala hambatan bisa diatasi dan penerapan E-Government bisa berjalan dengan baik
sesuai dengan kebutuhan.

REFERENSI

http://kominfo.kotabogor.go.id/index.php/post/single/27

http://www2.unpan.org/egovkb/global_reports/12report.htm
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3319/Aplikasi+e-Government/0/e_government

LAMPIRAN

Aeldo Yudifian (24020116140053) : Materi Dampak Positif dan Negatif e-government


Alma Safira (24020116140056) : Penyusunan Makalah
Aditya Yoga Pradana Riyadi (24020116130052) : Materi Tingkatan/tahapan pengembangan egovernment
Fajriyah Rizki Nazilla (24020116140055) : Materi Perkembangan e-governmet di Indonesia dan
di luar negeri dan perbandingannya
Fiakhsani (24020116120018) : Materi Pengertian/ definisi e-government dan Contoh penerapan
e-government di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai