Anda di halaman 1dari 14

Kualitas Pelayanan Masyarakat Dilihat Dari Aspek Tangible (Berwujud)

Dalam Rangka Meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Desa


Muara Langon Kecamatan Muara Komam Kabupaten Paser

Rahmawati, Wahyu Subadi)*


Email : rahma.wati199617@gmail.com, wahyusubadi5@gmail.com)*
Departrmen Administrasi Publik, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong
Komplek Stadion Olah Raga Saraba Kawa Pembataan Tanjung – Tabalong
Telp/Fax (0526) 2022484 Kode Pos 70123

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas pelayanan masyarakat dilihat dari aspek tangible
(berwujud) dalam rangka meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada kantor desa Muara
Langon Kecamatan Muara Komam Kabupaten Paser
Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan pelayanan di kantor desa Muara
Langon Kecamatan Muara Komam Kabupaten Paser dengan sampel sebanyak 30 orang responden.
Teknik analisa data menggunakan teknik sampling jenuh
Hasil penelitian menunjukkan kualitas pelayanan dilihat dari aspek tangible (berwujud) dalam
rangka meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada kantor desa Muara Langon
Kecamatan Muara Komam Kabupaten Paser dapat dikategorikan “Cukup Berkualitas”

Kata kunci : Kualitas Pelayanan, Tangible dan Indeks Kepuasan Masyarakat

PENDAHULUAN memenuhi syarat tersebut, maka pelayanan


Pelayanan publik merupakan proses dapat dikatakan sudah berjalan efektif, dan
pemenuhan kebutuhan dan pelaksanaan bisa menghasilkan pelayanan yang berkualitas
peraturan perundang - undangan dalam bentuk bagi masyarakat.
jasa pelayanan yang menjadi tanggung jawab Dalam memberikan pelayanan terhadap
oleh pelaksana pelayanan seperti Instansi masyarakat berdasarkan observasi masih ada
Pemerintah kepada masyarakat. Dalam permasalahan yang ditemukan pada kantor
penyelenggaraannya pemerintah berkewajiban desa Muara Langon dilihat dari aspek
untuk memberikan pelayanan yang maksimal berwujud (tangible) kita dapat melihat dari
agar masyarakat merasa terlayani dengan baik indikator - indikator yang ada pada aspek
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan berwujud (tangible) yakni masih adanya
masyarakat ataupun dalam rangka pelaksanaan kekurangan dalam fasilitas pelayanan di kantor
ketentuan peraturan perundang-undangan. desa Muara Langon yang dianggap masih
Untuk mewujudkan kualitas pelayanan kurang memadai, seperti kurang luasnya ruang
tersebut diperlukan suatu sistem pendukung tunggu, dan tempat duduk pada ruang tunggu
yang baik, sarana dan prasarana yang layak, yang masih kurang. Sarana dan prasarana,
serta sikap profesional dari pegawai yang seperti kantor desa yang letaknya kurang
melakukan pelayanan. Jika pelayanan sudah strategis, penampilan petugas dalam melayani

1
pengguna layanan, kenyamanan tempat menteri pendayagunaan aparatur negara nomor
melakukan pelayanan, kemudahan dalam KEP/25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Februari
proses pelayanan, penggunaan alat bantu 2004 tentang pedoman umum penyusunan
dalam pelayanan, dan disiplin pegawai yang indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan
masih lemah dilihat dari pegawai yang datang instansi pemerintah.

dan pulang kerja tidak tepat waktu sehingga Secara teoritis dapat mendukung teori
Groetsh (Tjiptono, 1997) dalam Hardiyansyah
membuat pelayanan terhadap masyarakat
(2018:49) adalah suatu kondisi dinamis yang
kurang maksimal.
berhubungan dengan produk, jasa, proses, dan
Hal ini tentu saja dapat menghambat
lingkungan yang memenuhi atau melebihi
kelancaran kegiatan pelayanan. Tujuan utama
harapan. Adapun dalam definisi strategis
pelayanan publik adalah tercapainya kepuasan
menurut Sinambela dkk. (2006) kualitas adalah
masyarakat. Kepuasan masyarakat akan
segala sesuatu yang mampu memengaruhi
terwujud apabila pelayanan yang diberikan
keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting
sesuai dengan standar pelayanan yang telah
the needs of costomers) dalam Hardiansyah
ditetapkan atau lebih baik dari standar yang
(2018:49)
ditetapkan. Berdasarkan latar belakang tersebut
Sebagai tolak ukur kualitas pelayanan
maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul
yang meliputi beberapa indikator pelayanan
penelitian “Kualitas Pelayanan Masyarakat
menurut Zeithaml et al. (1990) (Hardiyansyah,
dilihat dari Aspek Tangible (Berwujud) dalam
2018:63), kualitas pelayanan dapat diukur dari
rangka meningkatkan Indeks Kepuasan
5 dimensi, yaitu: tangibel (berwujud),
Masyarakat (IKM) pada Kantor Desa Muara reliability (kehandalan), responsiviness
Langon Kecamatan Muara Komam Kabupaten (ketanggapan), assurance (jaminan), dan
Paser”. empathy (empati). Pada pendapat lain yang
Kegiatan pelayanan yang diberikan di menjadikan penghambat dalam sebuah
kantor desa Muara Langon akan dinilai melalui pelayanan menurut Zeithaml et.al. (dalam
kualitas pelayanan dan tingkat kepuasan Hardiyansyah, 2018:59) yaitu tidak tahu apa
masyarakat. Masyarakat memberikan penilaian sebenarnya yang diharapkan oleh masyarakat,
untuk menentukan ukuran kinerja dalam pemberian ukuran yang salah dalam pelayanan
melakukan pelayanan. Kegiatan yang masyarakat, keliru penampilan diri dalam
dilakukan untuk mengetahui kualitas pelayanan publik itu sendiri, dan ketika
pelayanan dan tingkat kepuasan masyarakat. membuat perjanjian terlalu berlebihan atau
Salah satu metode yang digunakan untuk pengobralan.
mengetahui kualitas pelayanan suatu Berdasarkan beberapa teori tersebut ada
organisasi publik adalah dengan menggunakan beberapa gap teori yang pada kenyataannya
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). masih ada kualitas pelayanan masyarakat yang
Ketentuan mengenai Indeks Kepuasan belum terlaksana dengan baik. Sarana dan
Masyarakat (IKM) tertuang dalam keputusan prasarana yang belum lengkap dan letak kantor

2
yang kurang strategis mengakibatkan untuk menuju kantor desa Muara langon
masyarakat sulit untuk mendapatkan pelayanan terlebih lagi untuk masyarakat lansia.
yang baik, karena keberadaan dan kondisi yang Kenyamanan tempat pelayanan yang
representatif dari sebuah kantor desa masih kurang karena minimnya alat bantu
diharapkan dapat memperbarui semangat kerja dalam pelayanan tersebut, serta disiplin
aparatur desa agar lebih maksimal dalam pegawai kantor desa Muara Langon kecamatan
melayani masyarakat dan bisa mencerminkan Muara Komam Kabupaten Paser masih dalam
dari identitas desa itu sendiri, bahkan tidak kategori rendah, hal ini dapat dilihat ada
jarang masyarakat melihat kantor saja untuk beberapa pegawai yang belum mentaati tata
menentukan nilai sebuah desa secara tertib kehadiran, misalnya datang tidak tepat
keseluruhan. waktu, meninggalkan kantor sebelum jam
Karena hal tersebut, maka tidak salah kerja berakhir, serta pemberian sanksi kepada
kiranya jika di dalam pemerintahan desa untuk pegawai yang melakukan pelanggaran masih
memprogramkan pembangunan kantor yang belum maksimal karena untuk memberikan
layak. Kantor yang layak merupakan kantor sanksi harus ada bukti atau data misalnya
yang baik untuk pelayanan dalam memberikan daftar hadir pegawai.
rasa nyaman bagi setiap warga yang hendak Akan tetapi daftar hadir yang digunakan
melaporkan atau sekedar meminta pelayanan masih manual sehingga pengawasan kurang
surat - menyurat, dan juga kantor desa bisa efektif dan efesien yang mana tidak ada sarana
dikatakan layak jika kantor tersebut membuat yang mendukung seperti absensi sidik jari
betah personil desa baik itu kepala desa sendiri (finger print) yang akhirnya menghambat
dan juga seluruh perangkat. memberikan pelayanan kepada masyarakat,
Kemudian penampilan petugas dalam
terlebih lagi ada masyarakat yang berada di
melayani pengguna layanan masih ada
daerah terpencil membutuhkan pelayanan yang
permasalahan seperti pegawai yang
cepat. Sehingga masyarakat yang ingin
menggunakan sendal dalam waktu kerja,
meminta pelayananan tidak merasa puas.
menggunakan baju kaos dalam bekerja,
Pada gap penelitian terdahulu (research
sehingga menyebabkan ketidakrapian dalam
gap), yang dilakukan oleh Syahrani (2019)
berpenampilan oleh para pegawai dan dalam
tentang Kualitas Pelayanan Masyarakat Dilihat
menerapkan tata tertib itu tidak diperhatikan
Dari Aspek Tangible (Berwujud) Pada
dengan baik, karena semuanya bukan semata
Puskesmas Tanta Kecamatan Tanta Kabupaten
mata untuk mencari kesalahan tetapi dilakukan
untuk memperbaiki kesalahan sebagaimana Tabalong yang menyatakan bahwa pelayanan

mestinya. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran


Ruangan untuk pelayanan yang sempit yang sangat strategis dalam mempercepat
dengan ukuran yang sangat minim serta kantor peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang memang berada diujung desa Muara Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik
Langon kemudian letak kantornya juga berada untuk melakukan penelitian di Kantor Desa
diatas gunung sehingga masyarakat susah Muara Komam Kabupaten Paser dengan judul

3
“ Kualitas Pelayanan Masyarakat dilihat dari dan disiplin pegawai di kantor desa Muara
Aspek Tangible (Berwujud) dalam rangka Langon kecamatan Muara Komam kabupaten
meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat Paser.
(IKM) pada Kantor Desa Muara Langon
Kecamatan Muara Komam Kabupaten Paser”. LANDASAN TEORI
Penelitian ini mendukung penelitian
Kualitas Pelayanan
terdahulu yang dilakukan oleh Syahrani Konsep kualitas pelayanan dapat dipahami
(2019), Suandi (2019) dan Kadek Rasmini dan melalui perilaku konsumen (consumer
kawan - kawan (2017) dimana kualitas behavior), yaitu suatu perilaku yang dimainkan
pelayanan sudah berjalan dengan baik dan oleh konsumen dalam mencari, membeli,
tidak mendukung penelitian Sahaluddin dan menggunakan, dan mengevaluasi suatu produk
kawan - kawan (2014) dan Wawan Hermawan maupun pelayanan yang diharapkan dapat
dan kawan - kawan (2016) dimana kualitas memuaskan kebutuhan mereka (Hardiyansyah,
pelayanan dalam menerapkan suatu pelayanan 2018:55).
kepada masyarakat belum berjalan dengan Menurut Ibrahim (2008), kualitas
baik. pelayanan publik merupakan suatu kondisi
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dinamis yang berhubungan dengan produk,
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana
kualitas pelayanan masyarakat dilihat dari penilaian kualitasnya ditentukan pada saat
aspek tangible (berwujud) dalam rangka terjadinya pemberian pelayanan publik
meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat tersebut.
(IKM) pada kantor desa Muara Langon Kualitas pelayanan merupakan instrumen
Kecamatan Muara Komam kabupaten Paser. yang digunakan oleh pelanggan untuk menilai
Manfaat praktis hasil penelitian ini Bagi baik atau tidaknya sebuah pelayanan yang
pemerintah daerah, diharapkan dapat dijadikan diberikan oleh organisasi atau perusahaan serta
implikasi lebih lanjut dan mampu kontribusi instansi. Menurut Brown dalam Moenir (1998)
pemerintah daerah kabupaten Paser dalam dalam bukunya (Hardiyansyah, 2018:70-71)
menerapkan kualitas pelayanan masyarakat bahwa dimata masyarakat, kualitas pelayanan
dan disiplin pada seluruh intansi atau SKPD meliputi ukuran - ukuran sebagai berikut :

yang ada di wilayah kabupaten Paser agar 1. Reability yaitu kemampuan untuk

dapat meningkatkan Indeks Kepuasan memproduksi jasa sesuai yang diinginkan

Masyarakat (IKM).Bagi kantor desa Muara secara tepat.

Langon, penelitian ini diharapkan dapat 2. Assurance yaitu pengetahuan,

menjadi bahan evaluasi dan masukan yang kesopansantunan, dan kemampuan para
pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya
berguna untuk mengambil kebijakan dalam
masyarakat kepada instansi terkait. Terdiri
meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat

4
dari beberapa komponen antara lain pelayanan publik, karena kepuasan masyarakat
komunikasi, kredibilitas, keamanan, akan menentukan keberhasilan pemerintah
kompetensi, dan sopan santun. dalam menyelenggarakan pelayanan publik.
3. Empathy yaitu tingkat perhatian dan atensi Definisi kepuasan masyarakat sering
individual yang diberikan kepada disamaartikan dengan definisi kepuasan
pelanggan; pelanggan atau kepuasan konsumen, hal ini
4. Responsiviness, yaitu kemampuan untuk hanya dibedakan pada siapa penyedia dan apa
membantu pelanggan memberikan motif diberikannya pelayanan tersebut.
pelayanan yang tepat Penyedia pelayanan di dalam pelayanan
5. Tangibles, yaitu penyediaan fasilitas fisik publik adalah pegawai instansi pemerintah
dan kelengkapan, serta penampilan pribadi. yang melaksanakan tugas pelayanan publik
Zeithaml et al. (1990) dalam sesuai dengan peraturan perundang - undangan
Hardiyansyah (2018:59) mengatakan bahwa yang telah diamanatkan dan penerima
ada 4 (empat) jurang pemisah yang menjadi pelayanan publik adalah orang, masyarakat,
kendala dalam pelayanan publik, yaitu sebagai lembaga instansi pemerintah dan dunia usaha,
berikut : yang memperoleh manfaat dari suatu kegiatan
1. Tidak tahu apa yang sebenarnya penyelenggaraan pelayanan publik.
diharapkan oleh masyarakat Menurut Lukman (2000:119) menyatakan
2. Pemberian ukuran yang salah dalam bahwa kepuasan sebagaimana tingkat
pelayanan masyarakat persamaan seseorang setelah membandingkan
3. Keliru penampilan diri dalam pelayanan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan
publik itu sendiri harapannya. Sejalan dengan, Gibson dkk
4. Ketika membuat perjanjian terlalu (1987), Wexley dan Yulk (1988), dijelakan
berlebihan atau pengobralan. bahwa kepuasan pada hakikatnya berkaitan
Kualitas Pelayanan aspek Tangible dengan faktor kebutuhan seseorang
(Berwujud) Zeithaml et al. (1990) (pelanggan). Artinya, jika kebutuhan seseorang
1. Penampilan petugas / aparatur melayani terpenuhi maka orang tersebut merasa puas,
pelanggan demikian pula sebaliknya.
2. Kenyamanan melakukan pelayanan Kemudian Tjiptono (1996:54),
3. Kemudahan proses pelayanan menambahkan bahwa kepuasan pelanggan
4. Kedisiplinan petugas / aparatur dalam dapat menciptakan kesetiaan dan loyalitas
pelayanan pelanggan kepada perusahaan, dalam (Harbani
5. Kemudahan akses pelanggan dalam Pasolong:144).
permohonan pelayanan Sementara itu Kotler dalam Tjiptono
6. Penggunaan alat bantu dalam pelayanan menandaskan bahwa kepuasan pelanggan
Indeks Kepuasan Masyarakat adalah tingkat perasaan seseorang (pelanggan)
Kepuasan masyarakat merupakan faktor setelah membandingkan dengan kinerja yang
utama yang harus diperhatikan oleh penyedia ia rasakan, dibandingkan dengan harapannya.

5
Kepuasan masyarakat terhadap organisasi Kerangka Berfikir
publik sangat penting karena adanya hubungan Gambar Kerangka Berfikir
kepercayaan masyarakat. Semakin baik
kepemerintahan dan kualitas pelayanan yang
diberikan, maka semakin tinggi kepercayaan
masyarakat (high trust) (Harbani Pasolong,
2016:145). Kepercayaan masyarakat akan
semakin tinggi apabila masyarakat
mendapatkan pelayanan yang baik dan merasa
terpuaskan akan pelayanan tersebut.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
menurut KEPMENPAN no
KEP/25/M.PAN/2/2004 adalah data dan
informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat
yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
kuantitatif dan kualitatif atas pendapat
masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari
aparatur penyelenggara pelayanan publik Sumber : diolah oleh peneliti
dengan membandingkan antara harapan dan
kebutuhannya. METODE PENELITIAN

Kepmen PAN Nomor : 14 Tahun 2017 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan menggunakan
untuk mengukur IKM diperlukan minimal
jenis deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian
indikator :
ini peneliti, mengumpul, menyusun dan
1. Persyaratan
menginterprestasi data yang ada kemudian
2. Prosedur
menganalisa data tersebut, menelitinya,
3. Prilaku Pelaksana
menggambar dan menelaah secara lebih jelas
4. Waktu Pelayanan
dari berbagai faktor yang berkaitan dengan
5. Biaya/Tarif
kondisi, situasi dan fenomena yang diselidiki.
6. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Metode penelitian ini tentu bisa
7. Kompetensi Pelaksana
menggambarkan perjalanan suatu gagasan atau
8. Penanganan Pengaduann Saran Dan
pemikiran yang terkait dalam masalah yang
Masukan
dibatasi dalam penelitian ini (Sugiyono,
9. Sarana Dan Prasarana 2013:14).
Populasi Dan Sampel
Penelitian ini memilih kantor desa Muara
Langon kecamatan Muara Komam kabupaten

6
Paser, sehingga populasi dari penelitian ini secara langsung ke kantor desa Muara
adalah masyarakat yang melakukan pelayanan Langon untuk mengamati kualitas
di kantor desa Muara Langon Kecamatan pelayanan.
Muara Komam kabupaten Paser. Teknik Analisa Data
Sampel adalah bagian dari jumlah dan Teknik pengukuran data pada penelitian
karakteristik yang dimiliki oleh populasi ini menggunakan skala likert yang disebarkan
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak kepada responden yaitu : Sangat Sesuai (SS)
mungkin mempelajari semua yang ada pada skor 5, Sesuai (S) skor 4, Cukup Sesuai (CS)
skor 3, Kurang Sesuai (KS) skor 2, Sangat
populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
Tidak Sesuai(STS) skor 1.
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
Teknik analisa data yang digunakan
menggunkan sampel yang diambil dari peneliti adalah teknik analisis statistik
populasi itu. Sampel menggunakan teknik sederhana dengan menggunakan presentase
sampling jenuh (Sugiyono, 2013:85), dengan (%) dan kemudian data yang diperoleh dari
jumlah 30 responden (masyarakat yang responden dianalisis atau diolah deskriptif
kuantitatif. Data yang diteliti akan diolah dan
melakukan pelayanan di kantor desa Muara
disajikan dalam bentuk tabulasi distribusi
Langon).
frekuensi.
Teknik Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan HASIL PENELITIAN DAN
teknik pengumpulan data dengan PEMBAHASAN
menggunakan metode-metode berikut : Rekapitulasi Jawaban Responden
1. Kuesioner (Angket) Mengenai Indikator Penampilan Petugas /
Angket yaitu daftar pertanyaan Aparatur Melayani Pelanggan
(kuensioner) dilakukan dengan cara Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif
Jumlah
Tabel Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
membagikan daftar pertanyaan yang Responden
(SR) (R) (CR) (KR) (TR)
diberikan kepada responden. Kuensioner Tabel 5 0 11 19 0 0 30
dalam penelitian ini bersifat tertutup, Jumlah 0 11 19 0 0 30

artinya responden hanya dapat menjawab 0% 37% 63% 0%


Presentasi 0% 100%
Sumber : diolah oleh peneliti
pertanyaan dengan memilih salah satu
Berdasarkan analisis rekapitulasi jawaban
alternatif yang ada. Kuensioner ini
responden mengenai indikator penampilan
diberikan kepada masyarakat di desa
petugas / aparatur melayani pelanggan pada
Muara Langon. tabel 5 tersebut di atas bahwa rata - rata
2. Observasi alternatif jawaban responden Sangat Rapi (SR)
Observasi merupakan teknik untuk sebesar 0%, sedangkan yang 37% adalah rata -
mengadakan penelitian dengan cara rata alternatif jawaban Rapi (R), serta rata -
mengamati secara langusng dilapangan. rata yang sebesar 63% adalah Cukup Rapi
Dengan cara peneliti mencoba datang (CR), dan yang rata - rata 0% adalah alternaitf

7
jawaban untuk kategori Kurang Rapi (KR) dan Rekapitulasi Jawaban Responden
Tidak Rapi (TR). Mengenai Indikator Penampilan Petugas /
Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut di Aparatur Melayani Pelanggan
atas dapat disimpulkan kualitas pelayanan Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif
Jumlah
dilihat dari aspek tangible (berwujud) Tabel Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
Responden
(SS) (S) (CS) (KS) (TS)
khususnya mengenai indikator penampilan
Tabel 8 0 1 29 0 0 30
petugas / aparatur melayani pelanggan dapat Tabel 10 0 10 20 0 0 30
dikategorikan “berkualitas” (63%). Jumlah 0 11 49 0 0 60
Rekapitulasi Jawaban Responden Presentasi 0% 18% 82% 0% 0% 100%
Mengenai Indikator Penampilan Petugas / Sumber : diolah oleh peneliti
Aparatur Melayani Pelanggan Berdasarkan analisis rekapitulasi jawaban
Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif responden mengenai indikator penampilan
Jumlah
Tabel Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
Responden
(SB) (B) (CB) (KB) (TB) petugas / aparatur melayani pelanggan pada
Tabel 6 0 9 21 0 0 30
Tabel 7 0 12 18 0 0 30
tabel 8 dan 10 tersebut di atas bahwa rata -
Tabel 9 4 11 15 0 0 30 rata alternatif jawaban responden Sangat
Tabel 11 0 9 21 0 0 30
Tabel 12 2 26 2 0 0 30
Sesuai (SS) sebesar 0%, sedangkan yang 18%
Tabel 13 4 25 1 0 0 30 adalah rata - rata alternatif jawaban Sesuai (S),
Jumlah 10 92 78 0 0 180
serta rata - rata yang sebesar 82% adalah
Presentasi 6% 51% 43% 0% 0% 100%
Cukup Sesuai (CS), dan yang rata - rata 0%
Sumber : diolah oleh peneliti
adalah alternaitf jawaban untuk kategori
Berdasarkan analisis rekapitulasi jawaban
Kurang Sesuai (KS) dan Tidak Sesuai (TS).
responden mengenai indikator penampilan
Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas
petugas / aparatur melayani pelanggan pada
dapat disimpulkan kualitas pelayanan dilihat
tabel 6, 7, 9, 11, 12, dan 13 tersebut di atas
bahwa rata - rata alternatif jawaban responden dari aspek tangible (berwujud) khususnya

Sangat Baik (SB) sebesar 6%, sedangkan yang indikator penampilan petugas / aparatur
51% adalah rata - rata alternatif jawaban Baik melayani pelanggan dapat dikategorikan
(B), serta rata - rata yang sebesar 43% adalah “sangat berkualitas” (82%).
Cukup Baik (CB), dan yang rata - rata 0% Rekapitulasi Jawaban Responden
adalah alternaitf jawaban untuk kategori Mengenai Indikator Kenyamanan Melakukan
Kurang Baik (KB) dan Tidak Baik (TB). Pelayanan
Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut di
atas dapat disimpulkan kualitas pelayanan
dilihat dari aspek tangible (berwujud)
khususnya indikator penampilan petugas /
aparatur melayani pelanggan dapat
dikategorikan “cukup berkualitas” (51%).

8
Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif
Jumlah Jumlah
Tabel Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Tabel Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
Responden Responden
(SN) (N) (CN) (KN) (TN) (SM) (M) (CM) (KM) (TM)
Tabel 17 0 16 14 0 0 30 Tabel 27 0 12 18 0 0 30
Tabel 18 0 11 19 0 0 30 Tabel 28 0 9 21 0 0 30
Tabel 19 0 12 18 0 0 30 Tabel 29 0 13 17 0 0 30
Tabel 20 0 15 15 0 0 30 Tabel 30 0 8 22 0 0 30
Tabel 21 0 7 23 0 0 30 Tabel 31 0 13 17 0 0 30
Tabel 22 0 10 20 0 0 30 Tabel 32 0 10 20 0 0 30
Tabel 23 0 7 23 0 0 30 Tabel 33 0 4 26 0 0 30
Tabel 24 0 9 21 0 0 30 Tabel 34 0 16 14 0 0 30
Tabel 25 0 16 14 0 0 30 Tabel 35 0 21 9 0 0 30
Jumlah 0 103 167 0 0 270 Jumlah 270
0 106 164 0 0
Presentasi 0% 38% 62% 0% 0% 100%
Presentasi 0% 39% 61% 0% 0% 100%
Sumber : diolah oleh peneliti
Sumber : diolah oleh peneliti
Berdasarkan analisis rekapitulasi jawaban
Berdasarkan analisis rekapitulasi jawaban
responden mengenai indikator kenyamanan
responden mengenai indikator kemudahan
melakukan pelayanan pada tabel 17, 18, 19,
proses pelayanan pada tabel 27, 28, 29, 30, 31,
20, 21, 21, 23, 24 dan 25 tersebut di atas
32, 33, 34 dan 35 tersebut di atas bahwa rata -
bahwa rata - rata alternatif jawaban responden
rata alternatif jawaban responden Sangat
Sangat Nyaman (SN) sebesar 0%, sedangkan
Mudah (SM) sebesar 0%, sedangkan yang 39%
yang 38% adalah rata - rata alternatif jawaban
adalah rata - rata alternatif jawaban Mudah
Nyaman (N), serta rata - rata yang sebesar 62%
(M), serta rata - rata yang sebesar 61% adalah
adalah Cukup Nyaman (CN), dan yang rata -
Cukup Mudah (CM), dan yang rata - rata 0%
rata 0% adalah alternaitf jawaban untuk
adalah alternaitf jawaban untuk kategori
kategori Kurang Nyaman (KN) dan Tidak
Kurang Mudah (KM) dan Tidak Mudah (TM).
Nyaman (TN).
Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut di
Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut di
atas dapat disimpulkan kualitas pelayanan
atas dapat disimpulkan kualitas pelayanan
dilihat dari aspek tangible (berwujud)
dilihat dari aspek tangible (berwujud)
khususnya indikator kemudahan proses
khususnya indikator kenyamanan melakukan
pelayanan dapat dikategorikan “berkualitas”
pelayanan dapat dikategorikan “berkualitas”
(61%).
(62%).
Rekapitulasi Jawaban Responden
Rekapitulasi Jawaban Responden
Mengenai Indikator Kedisiplinan Petugas /
Mengenai Indikator Kemudahan Proses
Aparatur Dalam Pelayanan
Pelayanan

9
Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif
Jumlah Jumlah
Tabel Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Tabel Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
Responden Responden
(SD) (D) (CD) (KD) (TD) (SM) (M) (CM) (KM) (TM)
Tabel 37 0 11 19 0 0 30 Tabel 47 0 6 24 0 0 30
Tabel 38 0 18 12 0 0 30 Tabel 48 0 22 8 0 0 30
Tabel 39 0 10 20 0 0 30 Tabel 49 0 8 22 0 0 30
Tabel 40 0 11 19 0 0 30 Tabel 50 0 7 23 0 0 30
Tabel 41 0 4 26 0 0 30 Tabel 51 0 11 19 0 0 30
Tabel 42 0 20 10 0 0 30 Tabel 52 0 20 10 0 0 30
Tabel 43 0 9 21 0 0 30 Tabel 53 0 20 10 0 0 30
Tabel 44 0 2 28 0 0 30 Tabel 54 0 8 22 0 0 30
Tabel 45 0 11 19 0 0 30 Tabel 55 0 12 18 0 0 30
Jumlah 0 96 174 0 0 270 Jumlah 0 114 156 0 0 270
Presentasi 0% 36% 64% 0% 0% 100% Presentasi 0% 42% 58% 0% 0% 100%

Sumber : diolah oleh peneliti Sumber : diolah oleh peneliti

Berdasarkan analisis rekapitulasi jawaban Berdasarkan analisis rekapitulasi jawaban

responden mengenai indikator kedisiplinan responden mengenai indikator kemudahan

petugas / aparatur dalam pelayanan pada tabel akses pelanggan dalam permohonan pelayanan

37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44 dan 45 tersebut pada tabel 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 4.54 dan

di atas bahwa rata - rata alternatif jawaban 55 tersebut di atas bahwa rata - rata alternatif

responden Sangat Disiplin (SD) sebesar 0%, jawaban responden Sangat Mudah (SM)

sedangkan yang 36% adalah rata - rata sebesar 0%, sedangkan yang 42% adalah rata -

alternatif jawaban Disiplin (D), serta rata - rata rata alternatif jawaban Mudah (M), serta rata -

yang sebesar 64% adalah Cukup Disiplin rata yang sebesar 58% adalah Cukup Mudah

(CD), dan yang rata - rata 0% adalah alternaitf (CM), dan yang rata - rata 0% adalah alternaitf

jawaban untuk kategori Kurang Disiplin (KD) jawaban untuk kategori Kurang Mudah (KM)

dan Tidak Disiplin (TD). dan Tidak Mudah (TM).

Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut di Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut di

atas dapat disimpulkan kualitas pelayanan atas dapat disimpulkan kualitas pelayanan

dilihat dari aspek tangible (berwujud) dilihat dari aspek tangible (berwujud)

khususnya indikator kedisiplinan petugas / khususnya indikator kemudahan akses

aparatur dalam pelayanan dapat dikategorikan pelanggan dalam permohonan pelayanan dapat

“berkualitas” (64%). dikategorikan “cukup berkualitas” (58%).

Rekapitulasi Jawaban Responden Rekapitulasi Jawaban Responden

Mengenai Indikator Kemudahan Akses Mengenai Indikator Penggunaan Alat Bantu

Pelanggan Dalam Permohonan Pelayanan Dalam Pelayanan

10
Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Alternatif Pilihan Jawaban
Jumlah Kategori Indikator Jumlah
Tabel Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Alt (SB) Alt (B) Alt (CB) Alt (KB) Alt (TB)
Responden
(SS) (S) (CS) (KS) (TS)
Tabel 57 0 17 13 0 0 30 Penampilan
petugas /
Tabel 58 0 10 19 1 0 30 aparatur melayani
10 114 146 0 0 270
Tabel 59 0 16 14 0 0 30 pelanggan
Tabel 60 0 20 10 0 0 30 Kenyamanan
Tabel 61 0 13 17 0 0 30 melakukan 0 103 167 0 0 270
pelayanan
Tabel 62 0 16 14 0 0 30
Kemudahan
Tabel 63 0 11 19 0 0 30 0 106 164 0 0 270
proses pelayanan
Tabel 64 0 6 24 0 0 30 Kedisiplinan
Tabel 65 0 8 22 0 0 30 petugas /
0 96 174 0 0 270
aparatur dalam
Jumlah 0 117 152 1 0 270
pelayanan
Presentasi 0% 43% 56% 0% 0% 100% Kemudahan
akses pelanggan
Sumber : diolah oleh peneliti dalam 0 114 156 0 0 270
permohonan
Berdasarkan analisis rekapitulasi jawaban pelayanan
responden mengenai indikator penggunaan alat Penggunaan alat
bantu dalam 0 117 152 1 0 270
bantu dalam pelayanan pada tabel 57, 58, 59, pelayanan
Jumlah 10 650 959 1 0 1620
60, 61, 62, 63, 64 dan 65 tersebut di atas Persentasi 1% 40% 59% 0% 0% 100%
bahwa rata - rata alternatif jawaban responden Sumber : diolah oleh peneliti
Sangat Sesuai (SS) sebesar 0%, sedangkan Berdasarkan analisis hasil rekapitulasi
yang 43% adalah rata - rata alternatif jawaban jawaban responden terhadap beberapa
Sesuai (S), serta rata - rata yang sebesar 56% indikator pertanyaan mengenai kualitas
adalah Cukup Sesuai (CS), dan yang rata - rata pelayanan dilihat dari aspek tangible
0% adalah alternaitf jawaban untuk kategori (berwujud) dalam rangka meningkatkan Indeks
Kurang Sesuai (KS) dan Tidak Sesuai (TS). kepuasan masyarakat (IKM) pada kantor desa

Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut di Muara Langon kecamatan Muara Komam


kabupaten Paser tersebut di atas dapat
atas dapat disimpulkan kualitas pelayanan
disimpulkan bahwa rata - rata jawaban
dilihat dari aspek tangible (berwujud)
responden yang 1% adalah “Sangat Berkualitas
khususnya mengenai indikator penggunaan
(SB)”, sedangkan yang 40% adalah rata - rata
alat bantu dalam pelayanan dapat
pilihan “Berkualitas (B)” dan jawaban
dikategorikan “cukup berkualitas” (56%).
responden yang 59% adalah “Cukup
Rekapitulasi Alternatif Jawaban Berkualitas (CB)” serta yang 0% adalah yang
Responden Mengenai Kualitas Pelayanan rata - rata pilihan “Kurang Berkualitas
Dilihat Dari Aspek Tangible (Berwujud) Di (KB)”,dan “Tidak Berkualitas (TB)”.
Kantor Desa Muara Komam Kabupaten Paser Untuk mengetahui gambaran kualitas
pelayanan masyarakat dilihat dari aspek
tangible (berwujud) dalam rangka

11
meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk
(IKM) pada kantor desa Muara Langon kegiatan dalam rangka pengaturan, pembinaan,
kecamatan Muara Komam kabupaten Paser bimbingan, penyediaan fasilitas, jasa dan
dapat diperoleh dari presentasi sebagai lainnya yang dilaksanakan oleh aparatur
berikut : pemerintah sebagai upaya pemenuhan
P = 54% + 62% + 61% + 64% + 58% + 56 % kebutuhan kepada masyarakat sesuai dengan

= 355 % ketentuan perundang - undangan yang berlaku.


Nilai kriteria dari kualitas pelayanan dilihat
P = 355 % : 6 = 59%
dari aspek tangible (berwujud) dalam rangka
Nilai kriteria diperoleh 40% – 59% jadi
meningkatkan Indeks kepuasan masyarakat
kualitas pelayanan dilihat dari aspek tangible
(IKM) pada kantor desa Muara Langon
(berwujud) dalam rangka meningkatkan Indeks kecamatan Muara Komam kabupaten Paser
kepuasan masyarakat (IKM) pada kantor desa diperoleh nilai 40% – 59% jadi kualitas
Muara Langon kecamatan Muara Komam pelayanan dilihat dari aspek tangible
kabupaten Paser “cukup berkualitas” (berwujud) di kantor desa Muara Langon
Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas kecamatan Muara Komam kabupaten Paser
dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan dapat di dikategorikan “cukup berkualitas”
dilihat dari aspek tangible (berwujud) di yaitu 59%.
Hasil penelitian ini mendukung teori dari
kantor desa Muara Langon kecamatan Muara
Zeithaml et al (1990) tentang kualitas
Komam kabupaten Paser dapat di
pelayanan dan mendukung Kepmempan no 14
dikategorikan “cukup berkualitas” yaitu 59%.
tahun 2017 tentang indeks kepuasan
Pembahasan
Dari penelitian mengenai karakteristik masyarakat. Hasil penelitian ini mendukung

responden berdasarkan usia diketahui usia penelitian terdahulu dari Syahrani (2019),
terbanyak yang mengisi kuesioner adalah usia Suandi (2019) dan Kadek Rasmini dan kawan -
20 - 35 tahun sebanyak 50% dan 31 - 45 tahun kawan (2017) dimana kualitas pelayanan sudah
sebanyak 33% sedangkan responden yang berjalan dengan baik dan tidak mendukung
paling sedikit adalah responden dengan usia 46 penelitian Sahaluddin dan kawan - kawan
- 50 tahun sebanyak 17%. (2014) dan Wawan Hermawan dan kawan -
Karakteristik responden berdasarkan jenis kawan (2016) dimana kualitas pelayanan
kelamin perempuan diketahui yang mengisi dalam menerapkan suatu pelayanan kepada
kuesioner yaitu sebanyak 50% dan laki - laki
masyarakat belum berjalan dengan baik.
sebanyak 50%,
Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas
Karakteristik responden berdasarkan
dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan
pekerjaan diketahui wiraswata yang mengisi
dilihat dari aspek tangible (berwujud) di
kuesioner yaitu sebanyak 50%, PNS/TNI//Polri
sebanyak 33% dan lain – lain sebanyak 17%. kantor desa Muara Langon kecamatan Muara
Berdasarkan undang-undang no. 25 tahun Komam kabupaten Paser dari indikator
2009 tentang pelayanan publik menunjukkan penampilan petugas / aparatur melayani

12
pelanggan dengan rata - rata sebesar 54% (IKM) pada kantor desa Muara Langon
dapat dikategorikan “cukup berkualitas”, kecamatan Muara Komam kabupaten Paser
indikator kenyamanan melakukan pelayanan indikator kenyamanan melakukan pelayanan
dengan rata - rata sebesar 62% dapat mempunyai nilai rata - rata sebesar 62% dapat
dikategorikan “berkualitas”. dikategorikan “berkualitas” hal ini dikarenakan
Indikator kemudahan proses pelayanan pelanggan merasa nyaman dengan pelayanan
dengan rata - rata sebesar 61% dapat administrasi yang diberikan oleh petugas atau
dikategorikan “berkualitas”, indikator aparat sesuai dengan harapan pelanggan.
kedisiplinan petugas / aparatur dalam
pelayanan dengan rata - rata sebesar 64% dapat KESIMPULAN
dikategorikan “berkualitas”, indikator Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
kemudahan akses pelanggan dalam kualitas pelayanan dilihat dari aspek tangible
permohonan pelayanan dengan rata - rata (berwujud) dalam rangka meningkatkan Indeks
sebesar 58% dapat dikategorikan “cukup Kepuasan Masyarakat (IKM) pada kantor desa
berkualitas”, dan indikator penggunaan alat Muara Langon Kecamatan Muara Komam
bantu dalam pelayanan dengan rata - rata
Kabupaten Paser dapat dikategorikan “cukup
sebesar 56% dapat dikategorikan “cukup
berkualitas”
berkualitas”.
Kualitas pelayanan dilihat dari aspek
DAFTAR PUSTAKA
tangible (berwujud) dalam rangka
Buku
meningkatkan Indeks kepuasan masyarakat
Ali. M. (1985). Analisis Data Kualitatif Dan
(IKM) pada kantor desa Muara Langon
kecamatan Muara Komam kabupaten Paser Kuantitatif. Jakarta: Universitas

indikator penampilan petugas / aparatur Indonesia (UI-Press)


melayani pelanggan mempunyai nilai rata - Hariyono. P. (2007). Sosiologi Kota untuk
rata sebesar 54% dapat dikategorikan “cukup Arsitek. Jakarta : Bumi Aksara.
berkualitas” presentase ini terendah dari nilai Hardiyansyah. (2018). Kualitas Pelayanan
indikator lain hal ini dikarenakan sebagian Publik. Yogyakarta: Gava Media.
petugas atau aparatur dalam melayani Ibrahim. A. (2008). Teori dan Konsep
pelanggan tidak menggunakan seragam kerja, Pelayanan Publik Serta
sepatu kerja dan tidak ramah dan sopan.
Implementasinya. Jakarta: Mandar
Seharusnya petugas atau aparatur
Maju.
menggunakan seragam kerja, sepatu dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001).
bersikap ramah dan sopan dalam memberikan
Jakarta: Balai Pustaka.
pelayanan kepada masyarakat.
Moenir, H.A.S. (2014). Manajemen Pelayanan
Kualitas pelayanan dilihat dari aspek
Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi
tangible (berwujud) dalam rangka
meningkatkan Indeks kepuasan masyarakat Aksara.

13
Pasolong, H. (2016). Metode Penelitian Berdasarkan Indeks Kepuasan
Administrasi Publik. Bandung: Masyarakat Di Kantor Kecamatan
Alfabeta. Belitang Kabupaten Oku Timur.
Pasolong, H. (2016). Teori Administrasi Ilmu Administrasi dan Studi
Publik. Bandung: Alfabeta. Kebijakan (JIASK), Vol 1 No 2 Edisi
STIA. Pedoman Penulisan Skripsi. Maret 2019 ISSN : 2654-3141
(2019/2020). Tanjung: Tim Sahaluddin, A. D. B. (2014). Persepsi
Penyusun. STIA Tabalong. Masyarakat Tentang Kualitas
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pelayanan Publik Pada Kantor
Administrasi. Bandung: Alfabeta. Kecamatan Nunukan Selatan
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pemerintah Kabupaten Nunukan.
Kuantitatif Kualitatif dan R & D. eJournal Administrative Reform, Vol
Bandung: Alfabeta. 2 No 3 2014: 1663-1676.
Sunyoto, D. (2015). Manajemen Pemasaran Dokumen
Jasa. Jakarta: PT Buku Seru. Kepmenpan No 63. (2003). Pedoman Umum
Jurnal Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Hermawan, W. D. P. (2016). Analisis Kepmenpan No 26. (2004). Tentang Petunjuk
Kepuasan Masyarakat Terhadap
Teknis Transparansi dan
Kualitas Pelayanan Dalam
Akuntabilitas Dalam
Pendaftaran Tanah Pertama Kali
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Kepmenpan No 25. (2004). Tentang Pedoman
Bogor. Ilm. Kel. & Kons, 65-75 Vol
Umum Penyusunan Indeks
9 No 1.
Kepuasaan Masyarakat Unit
Rasmini Kadek, L. A. N. (2017). Kualitas
Pelayanan Instansi Pemerintah.
Layanan Dan Tingkat Kepuasan
Jakarta.
Masyarakat Pada Kantor Perbekel
Desa Kalisada Kecamatan Seririt Kepmenpan No 63. (2003). Tentang Pedoman

Kabupaten Buleleng. Manajemen Umum Penyelenggaraan Pelayanan


Fak. Ekonomi, Vol 4 No 1 Maret Publik.
2017. Kepmenpan No 63. (2003). Tentang Pedoman
Syahrani. (2019). Kualitas Pelayanan umum penyelenggara pelayanan
Masyarakat Dilihat Dari Aspek publik dilingkungan organisasi
Tangible (Berwujud) Pada publik.
Puskesmas Tanta Kecamatan Tanta UU Republik Indonesia No 25. (2009).
Kabupaten Tabalong. STIA Tentang Pelayanan Publik.
Tabalong Tanjung.
UU No 6. (2014) Tentang Desa.
Suandi. (2019). Analisis Kepuasan Masyarakat
Terhadap Pelayanan Publik

14

Anda mungkin juga menyukai