Kondisi reformasi birokrasi Indonesia saat ini menunjukan arah perbaikan yang lebih baik.
Pelaksanaan reformasi birokrasi telah mendapatkan landasan hukum melalui penerbitan Peraturan
Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025. Salah satu
agenda Indonesia pada reformasi birokrasi adalah menciptakan Good Governance di Indonesia.
Terdapat tiga indikator untuk mengetahui birokrasi dianggap baik, yakni peningkatan
kualitas pelayanan publik yang dapat dilihat dari indeks kepuasan masyarakat, Pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN yang dapat diukur berdasarkan integritas dan indeks persepsi korupsi
masyarakat serta Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi yang bisa dilihat dari
nilai laporan akuntabilitas kinerja dari pemerintah.
Hasil survei e-Government Development Index (EGDI) yang diselenggarakan oleh United
Nations menunjukkan bahwa Indonesia berada di rangking 88 dari 193 negara di tahun 2020. Hasil
di tahun 2020, menunjukkan kenaikan 19 peringkat dibandingkan tahun 2018 yang berada di
urutan 107. Selain itu, pada tahun 2021 indeks pelayanan publik kementerian/lembaga
menunjukkan peningkatan sebesar 4,00. Angka ini berada di atas indeks pelayanan publik nasional
tahun 2020 yakni sebesar 3,84.
Contoh penerapan reformasi birokrasi yang saat ini dilakukan pemerintah adalah
penerapan e-government. Kebijakan penerapan e-government ini sebagai upaya untuk
penyelenggaraan pemerintah yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan publik secara efektif dan efisien. Selain itu, contoh penerapan reformasi di bidang
perizinan adalah adanya sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) pada pemerintah pusat dan
pemerintah daerah disempurnakan menjadi lebih efisien, melayani, dan modern dengan
menggunakan satu sistem pelayanan terintegrasi, yaitu Online Single Submission (OSS).
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan,
a. Latar Belakang
b. Dasar Hukum
d. Sistematika Laporan
Bab IV Penutup