Anda di halaman 1dari 20

CLEAN AND SOUND

GOVERNANCE
Anggota Kelompok:
Heny Mayorita
145030100111003
Renna Armadani
145030100111013
Ika Hari Suryani
145030101111002
Dhea Chartika Sari
145030101111003
Cintia Adriela Intan.P 145030101111007
Ria Mutiara Hasanah
145030101111010
Rina Nurdiana
145030101111097

CLEAN
GOVERNANC
E

Pengertian

Clean Governance
Pemerintah yang bersih (clean government)
adalah pemerintah yang aparatnya tidak
melakukan praktik KKN (kolusi, korupsi, dan
nepotisme.
Pemerintah yang bersih adalah pemerintah yang
diisi oleh aparat yang jujur, yang bekerja sesuai
dengan tugas yang diembannya, tidak bersedia
menerima sogokan, tidak melakukan, dan tidak
memperlambat atau mempercepat suatu
pekerjaan karena adanya keuntungan yang bisa
diperoleh.

Good and Clean Governance


good and clean governance memiliki
pengertian akan segala hal yang terkait
dengan tindakan atau tingkah laku yang
bersifat mengarahkan, mengendalikan,
atau mempengaruhi urusan publik untuk
mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.

Prinsip-prinsip pokok Good


Governance

Penegakan hukum (rule of law)


Partisipasi (Participation)
Transparansi (transparency)
Responsif (responsive)
Orientasi Konsensus (consensus
orientation)
Kesetaraan (equity)
Efektivitas (effectiveness) dan efisiensi
(efficiency)
Akuntabilitas (accountability)
Visi strategis (strategic vision)

Good and Clean Governance dan


Kontrol Sosial
Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan
bersih berdasarkan prinsip-prinsip pokok good and
clean governance, setidaknya dapat dilakukan melalui
pelaksanaan prioritas program, yakni:

Penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan.

Kemandirian lembaga peradilan.

Profesionalitas dan integritas aparatur pemerintah.

Penguatan partisipasi Masyarakat Madani.

Peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka


otonomi daerah.

Penghambat
Penghambat Utama
Utama Tata
Tata Kelola
Kelola
Pemerintahan
Pemerintahan yang
yang bersih
bersih

Korupsi
Korupsi
Tindakan
Tindakan penyalahgunaan
penyalahgunaan Anggaran
Anggaran
Pembangunan
Pembangunan dan
dan Biaya
Biaya Daerah
Daerah (APBD)
(APBD) yang
yang
dilakukan
dilakukan oleh
oleh pemda
pemda dan
dan anggota
anggota legislatif
legislatif
(DPRD)
(DPRD) oleh
oleh sejumlah
sejumlah lembaga,
lembaga, seakan
seakan belum
belum
cukup
cukup untuk
untuk mengikis
mengikis tindakan
tindakan korupsi
korupsi di
di
kalangan
kalangan pejabat
pejabat negara.
negara. Menurut
Menurut Badan
Badan
Pengawas
Pengawas Keuangan
Keuangan dan
dan Pembangunan
Pembangunan (BPKP),
(BPKP),
korupsi
korupsi merupakan
merupakan tindakan
tindakan yang
yang merugikan
merugikan
kepentingan
kepentingan umum
umum dan
dan masyarakat
masyarakat luas
luas demi
demi
keuntungan
keuntungan pribadi
pribadi atau
atau kelompok
kelompok tertentu
tertentu

Penanggulangan tindakan
korupsi

pertama, adanya political will dan political action dari


pejabat negara dan pimpinan lembaga pemerintah
Kedua, penegakkan hukum secara tegas dan berat
Ketiga, membangun lembaga-lembaga yang
mendukung upaya pencegahan korupsi
Keempat, membangun mekanisme penyelenggara
pemerintahan yang menjamin terlaksananya praktik
good and clean governance
Kelima, memberikan pendidikan antikorupsi, baik
melalui pendidikan formal maupun nonformal
Keenam, gerakan agama antikorupsi

Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik dan Kinerja Birokrasi


Pelayanan Publik

titik strategis untuk memulai pengembangan dan


penerapan good and clean governance di Indonesia:

Pelayanan publik selama ini menjadi area di mana negara


yang diwakili pemerintah berinteraksi dengan lembaga
nonpemerintah
Pelayanan publik adalah wilayah di mana berbagai aspek
good and clean governance bisa diartikulasikan secara lebih
mudah
Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur
governance, yaitu pemerintah, masyarakat, dan mekanisme
pasar

Elemen-elemen indikator
Kinerja birokrasi

Indikator
Indikator
Indikator
Indikator
Indikator
Indikator

masukan
proses
produk
hasil
manfaat
dampak

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Birokrasi

Struktur birokrasi sebagai hubungan


internal
Kebijakan pengelolaan
Sumber daya manusia
Sistem informasi manajemen
Sarana dan prasarana yang dimiliki

SOUND
GOVERNANCE

Sound Governance (SG) adalah konsep


yang baru di Indonesia. Konsep ini hadir di
dunia sebagai penyempurnaan dari Good
Governance (GG) yang seolah telah
menjadi kebenaran absolut dalam wacana
demokrasi dan administrasi publik.

Good Governance menjadi perbincangan


dan diskusi oleh para sarjana dan pelaku
dalam ilmu sosial. Tidak sedikit pihak
yang telah mencoba untuk melakukan
kritik terhadap Good Governance dari
berbagai sudut pandang dan posisi
ideologis.

Presiden Tanzania Julius K. Nyerere mengkritik


habis-habisan Good Governance yang
dikatakanya sebagai konsep imperialis dan
kolonialis. Sebab Good Governace akan
mengerdilkan struktur negara-negara
berkembang, sementara kekuatan bisnis dunia
makin membesar. Terlepas dari kritik Sang
Presiden pengaruh terhadap struktur global
terhadap reformasi pemerintahan inilah yang
membuat seorang ahli yaitu Farazmand yang
mengemukakan untuk tidak hanya terfokus
pada tiga aktor (pemerintah, pasar dan civil
society) tetapi juga kekuatan internasional.

Hasil pembangunan internasional mulai


dari Growth Theory sampai terakhir GG
hanya menghasilkan kelemahan ekonomi
dunia dan kesenjangan global. Kosep
Sound Governance sangat perhatian
pada persoalan ini. Sebab jika diperbaiki
sedemokratis dan secanggih apapun
pemerintahan lokal, bila struktur global
tetap tidak adil maka kesejahteraan
rakyat akan sulit tercapai.

Formula dasar Sound Governance adalah


4 aktor dan 5 komponen. Empat aktor
yaitu membangun relasi politik antara
negara, civil society, bisnis dan kekuatan
internasional. Kekuatan internasional di
sini mencakup korporasi global,
organisasi dan perjanjian internasional.
Sedangkan 5 komponen adalah
mencakup reformasi struktur, proses,
nilai, kebijakan dan manajemen.

Sound Governance pada prinsipnya memberikan


ruang bagi tradisi atau inovasi lokal tentang
bagaimana negara dan pemerintahan harus
ditata, sesuai dengan kebiasaan, budaya dan
konteks lokal. Tentu ukuran universal tentang
kesejahteraan rakyat dan penghormatan hak
dasar harus tetap ditegakkan.

dua fokus utama dari Sound Governance


yaitu pentingnya memasukkan realitas
globalisasi dalam reformasi administrasi
publik dan demokratisasi serta kewajiban
adanya penghormatan terhadap budaya
lokal dalam sistem pemerintahan.

Dimensi-dimensi dalam Sound Governance

Proses
Struktur
Kesadaran dan Nilai
Konstitusi
Organisasi dan Institusi
Manajemen dan Performa
Kebijakan
Sektor
Faktor International
Etika

Anda mungkin juga menyukai