Anda di halaman 1dari 28

Pengertian Manajemen dan Organisasi

1. Manajemen
Pengertian dan peranan manajemen:
Manajemen dapat di artikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Para ahli ekonomi
umumnya mempunyai pengertian yang berbeda tantang manajemen, berikut pengertian Dengan
demikian sebenernya manajemen itu hampir selalu ada pada setiap kegiatan manusia sebab
manusia akan selalu berusaha berkumpul dan bekerja sama.
Fungsi dan Proses Manajemen:
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat dalam proses
manajemen yang akan dijadiakan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Fungsi manajemen dapat dilakukan di perusahaan manapun. Pada fungsi
manajemen tersebut terdapat beberapa pendapat mengenai fungsi manajemen:
1. George R. Terry
Fungsi manajemen: planning,organizing, actuating, dan controlling.
2. Harold Kontz dan Cyrill ODonnel
Fungsi manajemen: planning, organizing, staffing, directing, dan
conrtolling.
3. Henry Fayol
Fungsi manajemen: planning, organizing, commanding, coordinating dan controlling
Berikut ini adalah garis besar dari keseluruhan teori yang telah dijabarkan di atas kita dapoat
menyimpulkan tiga fungsi manajemen yang sangat umum digunakan yaitu perencanaan,
pengorganisasian, dan pengontrolan.

1. PERENCANAAN (planning)
Perencanaan adalah kegiatan pertama seorang manajer dalam rangka melaksanakan fungsi
manajemen agar dapat membuat keputusan yang teratur dan logis sebelumnya harus ada
keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya. Keputusan itu
mencakup hal-hal berikut:

Analisis, yaitu perhitungan bagaimana perkiraan dimasa depan.


Sasaran, yaitu perincian singkat dan tugas mengenai sasaran yang ingin dicapai,menetapkan
hasil yang diinginkan.
Kebijakan, yaitu rumusan cara-cara kerja yang akan dilaksanakn.
Program, yaitu urutan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran.
Skedul waktu, yaitu penetapan waktu atau jadwal yang harus dilakukan.
Anggaran keuangan, yaitu penetapan sumber-sumber keuangan yang digunakan untuk
melaksanakan proyek yang direncanakan.
Planning yang efektif harus memenuhi 5 W 1 H:
What : apa tujuan yang hendak dicapai
Why : mengapa hal tersebut perlu dilakukan.
Where : dimana hal tersebut akan dilakukan.
When : kapan hal tersebut akan dilakukan
Who :siapa yang melakukannya
How : bagaimana cara mewujudkannya
Fungsi perencanaan bermanfaat untuk hal-hal berikut:
a. Mengimbangi ketidakteraturan dari perusahaan.
b. Memusatkan perhatian pada sasaran.
c. Memperoleh pengelolaan yang ekonomis dan dan efektif
d. Memudahkan pengawasan.
e. Mendorong orang memberikan prestasi.

3. Pelaksanaan (Actuating)
Actuating atau tahap pelasanaan merupakan penerapan atau implementasi dari rencana yang
telah ditetapkan dan diorganisasikan.Actuating merupakan langkah-langkah pelaksanaan rencana
didalam kondisi nyata yang mekibatkan segenap anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Actuating adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
penuh kesadarab secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara
efektif. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (Leadership).
Leadership adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan
tulus sehingga pekerjaan berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai.

4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tak kalah pentingnya, karna didalam pengawasan
dilakukan koreksi. Pengawasan diperlukan untuk melihat apakah rencana dilaksanakan sesuai
dengan tujuan. Tujuan pengawasan adalah untuk mencegah atau untuk memperbaiki
kesalahan,penyimpangan, penyelewengan dan kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan
rencana.
Didalam pengawasan paling tidak dilakukan tiga proses, yaitu:
Melakukan pengukuran terhadap hasil kerja yang telah dicapai.
Melakukan perbandingan hasil kerja yang telah dicapai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Melakukan koreksi terhadap hasil kerja yang meliputi pembiayaan dan efesiensi kerja.
Proses Manajemen:
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:

Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas
manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan
penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana
dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus
memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana
mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan
tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan
proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan
dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk
melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih.
Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.

Ciri-Ciri Manajer Profesional:


1. Mempunyai rasa percaya diri yang besar.
2. Berpandang jauh kedepan.
3. Berwawasan luas.
4. Berorientasi pada tujuan pencapaian dan hasil
Keterampilan manajemen yang dibutuhkan:
Menurut Robert L.Katz :
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain ( Humanity skill)
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Menurut ricky W. Griffin:
1. Keterampilan manajamen waktu.
2. Keterampilan membuat keputusan.

ORGANISASI
Definisi organisasi
Pengorganisasian (Organizing) Menurut kamus istilah organizing berarti menciptakan suatu
struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antara
bagian-bagian dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan sruktur tersebut.
Sedangkan pengorganisasian sendiri mempunyai arti yakni sekelompok orang yang bekerja sama
dengan menempatkan tugas,fungsi,wewenang, dan tanggung jawab masing-masing untuk
mencapai suatu tujuan. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai definisi dari organisasi:
1.Prof Dr. Sondang P. Siagian
organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama
serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam
ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang /
sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.
2.Drs. Malayu S.P Hasibuan
organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok
yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah
saja.
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro
organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok
orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan
tertentu.
4. James D Mooney
Organization is the form of every human, association for the assignment of common purpose
atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.
5. Chester L Bernard (1938)
Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a
system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang
sama.
6. Paul Preston dan Thomas Zimmerer
Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.(Organization is a collection people, arranged into
groups, working together to achieve some common objectives).

Fungsi pengorganisasian:
1. Adanya pembagian tugas dan penggolongan kegiatan perusahaan.
2. Pembagian tugas kegiatan perusahaan kepada kelompok yang telah ditetapkan.
3. Menentukan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Selain mempunyai fungsi, pengorganisasian juga mempunyai tujuan yakni:
a. Kemudahan dalam pelaksanaan tugas.
b. Kemudahan pimpinan dalam melakukan pengawasan.
c. Kemudahan dalam menentukan orang-orang yang dipercaya dalam melaksanakan tugas.
Pentingnya mengenal Organisasi:
a. Terciptanya hubungan yang baik antaranggota organiosasi.
b. Setiap anggota mengetahui tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
c. Spesialisasi dalam melaksanakan tugas
Bentuk-Bentuk Organisasi:
Organisasi Garis : diciptakan oleh Henry Fayol. Organisasi ini hanya mengenal satu
komando. Satu wewenang yang turun langsung dari pempin kebawahan, mulai dari manajer
puncak langsung ke mandor, bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan.
Organisasi Garis dan Staf : diciptakan oleh Harrington Emerson. Merupakan bentuk
organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi garis seperti adanya
pengawasan secara langsung, serta mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi staf
seperti adanya spesialisasi kerja.
Organisasi Fungsional : diciptakan oleh F.W. Taylor. Bentuk organisasi ini merupakan
gabungan dari bentuk organisasi fungsional dan organisasi garis dan staf.

Prinsip-Prinsip Organisasi:
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang
mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya Organization of Canadian
Government Administration (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi:
1) Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak
mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai
antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2) Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu
pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan
pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang
atasan saja.
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga
perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang
harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang
yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan
dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada
atasannya lagi.
5) Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada
atasan.
6) Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar
kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang
didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan
dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang,
pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.
7) Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin
besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
8) Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9) Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada
orang lain.
10) Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini,
penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan
organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi
yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh koperasi di suatu desa terpencil, struktur
organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta,
Bandung, atau Surabaya.
11) Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external
factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain
organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang
digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Sebab keberhasilan dan kegagalan Organisasi:
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran para anggotanya. Suatu
keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yg baik antar para anggotanya. Sedangkan
kegagalan dapat disebabkan karna adanya faktor internal di pengorganisasian tersebyut yang
bersifat negatif.
KARAKTERISTIK ORGANISASI DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
1. Distingsi Definisi Negara dan Pemerintahan
Pembahasan tentang organisasi dan manajemen pemerintahan tentunya harus melibatkan
beberapa pengertian dasar sebagai suatu upaya pemahaman lebih lanjut pada pertemuan-
pertemuan sebelumnya telah dibahas banyak mengenai organisasi dan manajemen menyangkut
pengertian, karakter, fungsi dan lain-lain. Disini akan diuraikan konsep lain yang juga penting,
yaitu pemerintahandan karakter organisasi dan manajemen pemerintahan.
Bela kita berbicara mengenai organisasi dan manajemen pemerintahan, sebenarnya kita
berbicara tentang pemerintahan. Selama ini kita seringkali dibingungkan oleh perbedaan antara
negara dan pemerintahan. Bahkan tidak jarang kita sering mencampuradukkan makna keduanya.
Ketersesatan dalam memahami keduanya terkadang menjadikan kita kehilangan nuansa ketika
berbicara tentang dinamika negara dan masyarakat serta dinamika pemerintahan yang ada.
Definisi negara sangat beragam dan tergantung kompleksitas keadaan dimana seorang
pemikir hidup serta bagaimana dia merumuskannya. Definisi negara menurut Max Weber,
terlepas dari perdebatannya, merupakan definisi yang paling banyak digunakan. Dia
merumuskan negara sebagai asosiasi yang berhasil mengklaim monopoli atas penggunaan
kekerasan yang sah di dalam masyarakat. Pemerintah yang disebut Weber sebagai aparat
birokrasi, merupakan agen pelaksana dari negara, dimana dia melaksanakan kebijakan-kebijakan
yang diputuskan oleh negara.
Merujuk pada pendapat Larson, negara merupakan suatu konsep inklusif yang meliputi
semua aspek pembuatan keputusan dan pelaksanaan sanksi hukumnya, sedangkan pemerintah
lebih dilihat sebagai agen yang melaksanakan kebijakan negara dalam sebuah masyarakat politik.
Berbeda dengan pendapat diatas, Calvert memandang negara sebagai komunitas yang diorganisir
untuk suatu tujuan politik sedangkan pemerintah merupakan individu atau tim individu-individu
pengambil keputusan yang memberi dampak bagi warga masyarakat.

2. Organisasi dan Manajemen Pemerintahan sebagai Sektor Publik


Dari beberapa uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa pemerintahan adalah aspek
personal atau faktor manusia dan negara. Organisasi dan manajemen Pemerintahan dalam
pemahaman tersebut dilihat sebagai satu kesatauan organisasional dan manajerial yang mengatur
dan menjalankan suatu kebiajkan. Kebijakan tersebut diarahkan pada masyarakat sebagi
objeknya. Bisa dikatakan, bahwa setiap kebijakan yang dirumuskan pemerintah selalu
mempengaruhi kehidupan publik dengan kata lain organisasi dan manajemen pemerintahan
bergerak dalam wilayah public sector.
Sebagaimana lazimnya, kegiatan yang berkembang pada sektor publik, organisasi dan
manajemen pemerintahan merupakan suatu bentuk organisasi dan manajemen yang
merepresentasikan satu kebutuhan untuk mengorganisir dan menyalurkan berbagai kepentingan
umum. Organisasi dan manajemen pemerintahan, juga menjadi payung bagi sektor privat dan
sektor voluntary, karena dalam ruang publik ada satu kewajiban moral dimana sektor privat
maupun voluntary tidak boleh merampas sejumlah dimensi sektor publik. Dengan demikian, tipe
organisasi dan manajemen pemerintahan, haruslah bergerak pada arah perimbangan dan
stabilitas tuntutan antara lembaga-lembaga publik, privat dan voluntary.
Berkaitan dengan perimbangan dan stabilitas tuntutan, ada beberapa prinsip yang
dipegang dalam organisasi dan menajemen pemerintahan, yaitu: (1) keadilan, dimana organisasi
dan manajemen pemerintahan diharapkan mampu memberikan jaminan baik berupa regulasi
maupun koersi terhadap kepastian pemerataan akses bagi masyarakat dalam wilayah politik,
ekonomi, social dan budaya, (2) keterbukaan dan transparansi, dalam konteks ini merupakan
kunci bagi pola kerjasama yang akan dikembangkan antara sector publik, sektor privat dan sektor
voluntary. Transparansi lebih merujuk pada fungsi akuntabilitas publik dan organisasi dan
manajemen pemerintahan, dimana setiap kebijakan yang menyangkut seluruh kepentingan umum
harus dapat dipertanggungjawabkan.

3. Jenis dan Ciri Organisasi dan Manajemen Pemerintahan


Dalam organisasi dan manajemen pemerintahan dilekati ciri-ciri yang tidak dipunyai oleh
setiap organisasi, antara lain:
(1) adanya ketaatan rakyat yang dihadapkan dengan unsur kekuasaan pemerintahan,
(2) adanya kekuasaan yang sebenarnya selalu melekat dalam legalisasi organisasi pemerintahan,
(3) tugas pelayanan kepada masyarakat tidak terbatas dan tidak memprioritaskan diri pada
pencapaian keuntungan.
Pada level operasionalisasi, implementasi organisasi dan manajemen pemerintahan
mengarah munculnya dua macam dikotomi, yaitu organisasi dan manajemen pemenintahan yang
terpusat serta organisasi dan manajemen pemenintahan yang tidak terpusat. Pada kutub
organisasi dan pemerintahan yang terpusat, dicirikan sebagai berikut: sentralistik, lebih sebagai
saluran kekuasaan daripada pelayanan, lebih mengutamakan pengasaan daripada koordinasi,
struktur organisasi berbentuk segitiga lancip dengan pimpinan sebagai konsentarsi kekuasaan,
sulit menumbuhkan inovasi dan partisipasi, cenderung konservatif, yaitu mempertahankan nilai
dan norma yang sudah ada secara kaku, pengawasan didasarkan pada sanksi daripada ketaatan
dan kesetiaan dan mengarahkan pada sifat-sifat irrasional.
Sedangkan organisasi dan manajemen pemerintahan yang tidak terpusat, mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:
(1) mengutamakan desentralisasi dan dekonsentrasi,
(2) lebih diarahkan pada motivasi dan koordinasi daripada penguasaan,
(3) menuju fungsionalisasi yang rasional,
(4) dinamis disesuaikan dengan perubahan lingkungan,
(5) struktur organisasi lebih menunjukkan segitiga yang lancip,
(6) pengawasan yang didasarkan pada pencapaian tujuan daripada penguasaan.
Referensi : Universitas Gadjah Mada
MAKALAH ORGANISASI DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuntutan masyarakat tentang terwujudnya masyarakat yang Civil Society (masyarakat
madani) merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh pemerintah Indonesia sekarang ini.
Tuntutan ini menjadi semakin mendesak setelah pintu tirani kekuasaan terbuka lebar, yang
memungkinkan seluruh rakyat Indonesia melihat dengan jelas hakekat kekuasaan. Hakekat
kekuasaan negara tersebut adalah kekuasaan yang diperoleh dari rakyat dan pertanggung
jawaban atas kekuasaan tersebut juga kepada rakyat. Sebagai pihak yang telah diberikan
kekuasaan oleh rakyat, tentulah pihak pemerintah harus memberikan out put yang terbaik buat
rakyat. Sekarang sudah saatnya pemerintah mengembalikan hak-hak politik masyarakat yang
selama ini dikekang oleh pemerintah yang berkuasa dengan demokratisasi dan pemberdayaan
masyarakat.
Senada dengan perubahan di dalam manajemen pemerintahan, muncul paradigma baru
dalam pengelolaan aset, dimana pengelolaan kabupaten/kota harus dilaksanakan secara
profesional selayaknya perusahaan yang berbentuk holding company. Dengan paradigma
tersebut, pengelolaan daerah termasuk aset-aset pemda bisa dilakukan secara benar dan optimal.
Aset pemda baik berupa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun kekayaan alam lainnya
seperti pertambangan, kehutanan, perikanan harus dikelola seperti pengelolaan perusahaan
swasta. Fokus utama pengelolaan adalah optimalisasi profit, disamping aspek sosial sebagai
public good tetap harus diperhatikan dari sisi yang lain. Pengelolaan aset secara profesional ini
mengarah pada privatisasi, karena dengan privatisasi, pengelolaan aset pemda benar-benar dapat
dioptimalkan
Disamping itu sistem pemerintahan yang sentralistik mengakibatkan lambannya proses
penetapan kebijakan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Daerah tidak mau membuat
kebijakan publik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena harus menunggu petunjuk dari
pemerintah pusat. Meskipun turun petunjuk dari pemerintah pusat, tetapi hal tersebut sudah "out
of date" sudah tidak cocok dengan kebutuhan. Kondisi ini akan menambah rasa ketidak puasan
masyarakat kepada pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi sorotan utama dalam makalah ini adalah :
1. Kajian tentang pengertian Organisasi dan Manajemen Pemerintahan ?
2. Pola dan bentuk-bentuk pemerintahan ?
3. Kajian tentang pengertian Pemerintah Katalis ?
4. Menjabarkan tentang perlunya Reformasi Birokrasi dalam Manajemen Pemerintahan ?
5. Menjelaskan hakekat Reinventing Government ?
6. Fungsi dan tujuan Reinventing Goverment dan Good Governance ?
7. Menjabarkan suatu studi kasus yang dikutip dari koran

1.3 Tujuan Penulisan


Ada pun yang menjadi tujuan kami menyusun makalah ini adalah :
1. Pemahaman tentang arti, konsep, bentuk dan pola Organisasi dan Manajemen Pemerintahan
2. Pemahaman tentang Reinventing Government beserta hakekatnya
3. Mengarahkan kesadaran masyarakat dan mahasiswa untuk memahami Pemerintah yang
Katalis yang baik
4. Memberikan informasi penting Manajemen Pemerintahan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini semoga dapat memberikan manfaat kepada pembaca yaitu :
1. Mengetahui praktek Manajeman Pemerintahan guna menciptakan dan menghasilkan sumber
daya serta demi tercapainya cita-cita bangsa
2. Mendapatkan pemahaman tentang Manajemen Pemerintahan baik di luar maupun di dalam
3. Memberi pemahaman tentang sikap para masyarakat, mahasiswa dalam menilai para
aparatur negara dalam Manajemen Pemrintahan
Bab II
Landasan Kerangka Teori
Agar pemerintah Indonesia tetap mendapat tempat dihati masyarakat Indonesia, maka
pemerintah perlu melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki diri. Salah satu caranya adalah
dengan mengefisienkan manajeman pemerintahan atau melaksanakan manajemen yang biasanya
dilakukan oleh pihak swasta atau yang lebih dikenal dengan "Mewirausahakan Birokrasi
(Reinventing Government)".

Kerangka Teori
2.1 Pengertian Organisasi
1. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya The Executive Functions mengemukakan bahwa
: Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih (I define organization as a
system of cooperatives of two more persons)
2. James D. Mooney mengatakan bahwa : Organization is the form of every human
association for the attainment of common purpose (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama
untuk mencapai tujuan bersama)
3. Menurut Dimock, organisasi adalah : Organization is the systematic bringing together of
interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control
may be exercised to achive a given purpose (organisasi adalah perpaduan secara sistematis
daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan
yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditentukan).

2.2 Pengertian Manajemen


1. Drs. Oey Liang Lee ; Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian,penyusunan,pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. James A.F. Stoner; Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan
penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah
ditetapkan.
3. GR. Terry ; Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya.
4. Lawrence A. Appley; Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui
usaha orang lain
5. Horold Koontz dan Cyril Odonnel ; Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan
tertentu melalui kegiatan orang lain.
6. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain,
mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
7. Marry Parker FoUett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
2.3 Pengertian Pemerintahan
1. Budi Supriyatno 2009:37; Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari kinerja
pemerintahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan tujuan negara.
2. Taliziduhu Ndraha 2000; Ilmu Pemerintahan adalah sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana pemerintah sebagai unit kerja publik dalam memenuhi dan melindungi tuntutan
masyarakat yang diperintah
3. C.F Strong 1960:6; Pemerintahan adalah organisasi dalam mana diletakkan hak untuk
melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi, pemerintahan mempunyai kekuasaan
eksekutif, legislatif dan yudikatif
4. Ramlan Surbakti 1992:168; Pemerintahan dan pemerintah berbeda artinya pemerintahan
menyangkut tugas dan kewenangan sedangkan pemerintah artinya aparat yang
menyelenggarakan tugas dan kewenangan negara
5. Inu Kencana Syafiie 2001:24; Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana melaksanakan pengurusan (eksekutif), pengaturan (legislatif), kepemimpinan dan
koordinasi pemerintahan (baik pusat dengan daerah maupun rakyat dengan pemerintahnya)
dalam berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan, secara baik dan benar.

Menurut kesimpulan yang kami kutip dari beberapa pendapat para ahli :

Pengertian Organisasi Manajemen Pemerintahan adalah kumpulan orang-orang 2, 3 atau


lebih yang bekerjasama dalam kegiatan serta mempelajari cara-cara pengelolahaan pemerintahan
oleh penguasa atau penyelenggara negara dalam rangka mencapai tujuan yang telah disepakati
atau yang telah ditentukan seperti mencapai kesejahteraan rakyat.
BAB III
PEMBAHASAN
KAJIAN TENTANG PEMERINTAH KATALIS DILIHAT DARI
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN

3.1 Pemerintahan Serba Negara Berorientasi Ke Pasar (Market Oriented Government)


Sebagai salah satu konsep pemikiran yang termasuk dalam prinsip-prinsip market oriented
government, konsep ini mencerminkan pergeseran yang cukup mendasar karena dari seluruh
urusan masyarakat diselenggarakan oleh negara, jadi negara melaksanakan berbagai
kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Negara menjadi sentral kekuasaan, segala pertimbangan
menyangkut kepentingan masyarakat harus melalui otoritas negara. Namun kondisi yang
dihadapi negara dan pemerintah semakin kompleks, negara semakin kewalahan dan kepentingan
pelayanan publik semakin tidak terurus, negara justru mengurus dirinya sehingga terasing
dengan konteks masyarakatnya. Pemerintah sudah mulai berorientasi kepada pasar (market)
Dalam pengertian pasar sebagai publik atau masyrakat. Dalam konsep tersebut pemerintah lebih
berorientasi pada menciptakan arena transaksional yang lebih terbuka dalam masyarakat, yakni
sebagaimana hukum permintaan dan penawaran dalam mekanisme pasar. Oleh karena itu,
supaya mekanisme pasar dapat berjalan maka pemberdayaan masyarakat (empowering) menjadi
kebijakan pemerintah untuk mengatasi persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat. Oleh
karena itu, apabila pemerintah dan bersama aparatur birokrasinya harus selalu terbuka dengan
segala kebijakan yang akan dijalankan sehingga pemerintah tidak memanipulasi kerahasiaan
akses informasi kepada masyarakat dan masyarakatlah yang akan mengurus dirinya sesuai
dengan pilihan yang terbaik dan adil atas kebutuhannya.

Dengan demikian negara dan pemerintah semakin sedikit memerintah (less government) maka
masyarakat semakin mudah dan murah untuk mendapatkan kepentingannya. Meskipun otoritas
pemerintah berkurang karena sudah diberikan kewenangan kepada masyarakat tersebut melalui
konsep pemberdayaan (empowering), partisipasi masyarakat lebih intensif baik dalam bentuk
lembaga swadaya masyarakat, pembentukan yayasan atas prakarsa masyarakat, sampai pada
bentuk privatisasi. Dengan berkurangnya fungsi pemerintah bukan berarti pemerintah menjadi
berkurang kewibawaannya, tetapi justru dengan model kewenangan dan fungsi pemerintah
sebagai pengarah dan regulator serta pengendali dalam mandat, ditaati dan dipatuhi oleh
masyarakat, sehingga fungsi pemerintah bisa berjalan efisien dan efektif.
Jika dicermati lebih jauh sebenarnya dalam kegiatan pemerintah sudah cukup banyak
mengadopsi dan menerapkan konsep praktek paradigma New Public Manajemen dalam
meningkatkan kinerja tugas pokok dan funsi organisasi pemerintahan. Tapi seringkali
perkembangan yang sudah cukup baik terhenti karena kemungkinan tidak didukung oleh
anggaran yang cukup dan kurang mendapat dukungan dari pimpinan secara berkesinambungan.
Untuk melengkapi argumentasi bahwa sesungguhnya dalam beberapa kegiatan pemerintah
yang sudah mendapat esensi atau substansi yang dapat dikategorikan dalam pembangunan
kegiatan kinerja program pemerintah sebagai berikut :
1. Dalam penyelenggaraan pemerintah dengan penerapan program kegiatan yang mengacu
pada prinsip management by Obyective (MBO). Berfokus pada kegiatan organisasi dengan
kelompok kerja (team work), sehingga suasana kerja lebih inovatif, dinamis dan kreatif sesuai
dengan prinsip bisnis bahwa pemerintah berorientasi pada dasar yang terdapat banyak
kompetitor.
2. Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi hasil dengan lebih menekankan pada
kualitas hasil melalui pembentukan gugus kendali mutu (total quality control). Mekanisme kerja
TQC juga lebih mencerminkan keterbukaan, dialogis, konsensus dan prinsip persamaan. Melalui
kelembagaan penjamin mutu, yang disebut manajemen mutu merupakan kebijakan pemerintah
mekanisme pasar.
3. Debirokrasi dalam pemberian palayanan publik yang sudah diberikan unit-unit pelayanan
seperti pembentukan Unit Pelayanan Satu Atap, dibeberapa instansi pemerintah contohnya
kantor samsat dengan upaya mendekatkan dan memudahkan pelayanan kepada masyarakat,
sudah mencerminkan pemerintah milik rakyat dan mengikuti apa yang diinginkan masyarakat
sebagai konsumen.
4. Pemberian pekerjaan dari kegiatan pemerintah berupa program atau proyek pemerintah
kepada masyarakat atau badan swasta semakin besar melalui tender yang transparan dan obyektif
serta akuntabel. Dengan demikian tindakan pemerintah sudah berorientasi pada prinsip
mendorong partisipasi masyarakat yang lebih banyak namun harus dilandasi dengan mutu atau
keterlibatan masyarakat melalui pada usaha yang lebih profesional melalui arena kompetisi yang
lebih fair (adil)

3.2 Pemerintah Sentralistik ke Desentralistik

Pemerintah Sentralistik adalah kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan dilakukan


secara terpusat artinya semua keputusaan dianggap strategis menjadi kewenangan pemerintah
pusat. Sedangkan kewenangan pemerintahan daerah (local government) hanya melaksanakan
oparasional dan lebih sedikit kewenangan yang merupakan kebijakan strategis.
Bekaitan dengan desentralistik menurut Lit vack dan sedden (1992:2) dalam Sadu Wasistiono
2002 mengatakan bahwa the trasfer of authority and responbility for public from central
government to subordinate or quasi independent government organization or private sector
artinya Desentralisasi adalah tranfer kewenangan dan tanggung jawab fungsi-funsi publik,
transfer ini dilakukan dari pemerintah yang semi bebas ataupun kepada sektor swasta. Pandangan
ini senada dengan pendapat Cheeema dan Rondineli (1983).

Selanjutnya dikatakan bahwa berkaitan dengan pandangan diatas perlu dikembangkan model
pembagian kewenangan dalam rangka desentralisasi yang juga melibatkan sektor privat
didalamnya. Dalam ketentuan UU Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian telah diperbaharui
dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah dimana terjadi penyerahan
wewenang pemerintah pusat kepada daerah otonom. Dari pengertian diatas sangat jelas bahwa
otonomi daerah diberikan kepada kesatuan masyarakat hukum, bukan hanya kepada pemerintah
daerah saja. Dalam kaitan ini perlu kiranya upaya privatisasi dilakukan (Drucker, 1995).
Privatisasi merupakan suatu upaya mengurangi peran Birokrasi Pemerintah atau meningkatkan
peran sektor swasta, di dalam suatu aktifitas atau di dalam kepemilikan asset (Savas,1987, dalam
Miftah Thoha, 2003).
Desentralisasi yang telah digulirkan akan membawa dampak yang cukup signifikan karena
ruang gerak pemerintahan daerah diberikan kekuasaan yang lebih luas agar supaya daerah
mampu melaksanakan otonominya dalam arti menyelesaikan masalah di daerahnya, dengan cara
setempat oleh masyarakat setempat sehingga birokrasi pemerintah pusat lebih mampu berperan
sebagai steering rather than rowing .

beberapa konsep yang bisa dikembangkan dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah yaitu
sebagai berikut :
1. Perencanaan pembangunan dengan model Buttom Up artinya pembangunan didaerah
berjalan secara efektif dan efesien yang telah dicapai akan selalu tepat sasaran.
2. Model demokrasi langsung yang selama ini sudah berjalan dalam pemilihan pejabat publik,
baik di tingkat pusat dan daerah di harapkan mampu memperkuar legitimasi dan komitmen
kepemimpinan untuk tetap berorientasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Model Privatisasi dan pemberdayaan masyarakat (empowering), dapat dikembangkan
melalui berbagai inovasi dan kreatifitas, terhadap berbagai kewenangan yang selama ini
dijalankan pemerintah.
4. Politik Anggaran, dengan pengelolaan anggaran yang sudah di desentralisasikan tersebut
pemerintah daerah dituntut kreatif dan inovatif dalam menggali sumber dana untuk memperbesar
APBD, sehingga pemerintah daerah lebih dekat dengan rakyatnya dibanding pemerintah pusat,
maka secara proporsional ralatif berpihak pada kepentingan publik ketimbang untuk belanja
birokrasi pemerintah yang selama ini dinilai tidak efisien.

3.3 Reinventing Government dan Good Governance


3.3.1 Reinventing Government

Konsep ini sesungguhnya sangat menarik atas semangat perubahan dalam rangka percepatan
mewujudkan pelayanan publik dengan cara yang lebih partisipatif dan pengelolaan pemerintahan
dengan cara bisnis dan private. Meskipun secara konseptual pengelolaan pemerintahan dengan
pengelolaan bisnis nampak sangat berbeda. Misalnya pemerintah dalam mendapatkan uang
melalui pungutan pajak, sedang dalam bisnis cara mendapatkan uang dari konsumen atau
pelanggan, motif pemerintah tidak mencari keuntungan atau nirlaba sedangkan motif bisnis
mendapatkan keuntungan.
Dari perbedaan yang sangat fundamental tersebut sepertinya teori manapun praktek dalam
bisnis seolah olah tidak mungkin diterapkan dalam pengelolaan pemerintahan. Namun
barangkali yang dapat kita peti dari paradigma reinventing government ini adalah bukan secara
aksidensi praktek bisnisnya akan tetapi SPIRIT atau semangat dalam pengelolaan seperti
pebisnis yaitu : inovatif, kreatif, dinamis, kerja keras, ulet, berani mengambil resiko dan
kemampuan melakukan negosiasi. Jika norma dan nilai-nilai tersebut menjadi referensi dan
menjadi kekuatan yang bisa dimiliki bagi para aparatur negara, niscaya dalam penyelenggaran
pemerintah yang efisien dan efektif akan mudah terwujud dan pelayanan publik juga akan lebih
prima. Secara konseptual Reinventing Government dan Good Governance sesungguhnya
memberikan jalan keluar kearah perubahan yang sistematik dan struktural untuk melengkapi
kekurangan terhadap program pembangunan aparatur birokrasi tersebut.

Konsep dan paradigma Reinventing Gonernment dari David Osborne dan Ted Gaebler yang
sangat terkenal menjadi acuan dari berbagai Negara di belahan dunia termasuk indonesia.
Paradigma ini memang menawarkan suatu pembaharuan untuk melaksanakan efisiensi dan
efektifitas birokrasi yang waktu itu terjadi di negara Paman Sam Amerika Serikat. Pada waktu
itu pemerintah Amerika Serikat sedang mengalami defisit anggaran cukup besar dan diajukan
konsep reinventing government dari David Osborne yang mengalahkan konsep lain yang
diajukan kepada pemerintah waktu itu.

Sebab Pemerintahan yang sentralistik, otoriter dan serba negara sangat sulit untuk merubah
peran yang lebih sedikit memerintah yaitu dengan sebagai pengarah, regulator dan pengendali,
maka untuk urusan yang bersifat operasional lebih banyak memberikan peran kepada masyarakat
untuk menyelenggarakan urusan yang menjadi keinginan dan kebutuhannya. Jadi memang
memerlukan kesungguhan dan kemauan untuk melaksanakan perubahan paradigma terutama
pemegang kekuasaan. Seperti dikatakan oleh Ritzer (1975) dalam Mansour Fakih (2011). Bahwa
paradigma yang dianut oleh pemegang kekuasaan bukan terletak pada paradigma tersebut benar
atau salah akan tetapi bagaimanapun juga pada tingkat implementasi paradigma apabila
paradigma yang memang sangat diyakini akan membawa perubahan sosial dari yang memegang
kekuasaan.

Mengenai konsep dan teori Reinventing Government

Kata Reinventing Government (pemerintahan wirausaha) berasal dari kata "wirausaha dan
pemerintah". Wirausaha (entrepreneur) tidak sekedar mempunyai arti menjalankan bisnis, oleh
J.B Say (1800) diartikan sebagai memindahkan berbagai sumber ekonomi dari suatu wilayah
yang produktivitasnya rendah ke wilayah dengan produktivitas lebih tinggi dan hasilnya lebih
besar . Dengan kata lain, seorang wirausahawan menggunakan sumber daya dengan cara baru
untuk memaksimalkan produktivitas dan efektivitas. Dengan demikian pemerintahan wirausaha
adalah pemerintahan yang mempunyai kebiasaan bertindak dengan menggunakan sumber daya
dengan cara baru untuk meningkatkan/ mempertinggi efisiensi dan efektifitasnya.
Definisi J.B Say (1800) berlaku bagi sektor swasta, pemerintah, dan sukarelawan atau sektor
ketiga. Jika dihubungaan dengan kata pemerintah, maka pemerintahan wirausaha berarti usaha-
usaha yang dilakukan oleh pemerintah mengelola berbagai sumber daya dari cara dengan
produktifitas rendah ke cara dengan produktifitas tinggi dengan hasil yang lebih besar.
Menurut Drucker, organisasi yang berhasil memisahkan manajemen puncak dari operasi, akan
memungkinkan manajemen puncak konsentrasi pada pengambilan keputusan dan pengarahan.
Sedangkan operasi sebaiknya dijalankan oleh staf sendiri, masing-masing memiliki misi, sasaran,
ruang lingkup dan tindakan serta otonomi sendiri. Jika tidak para manajer akan terkacaukan oleh
tugas-tugas operasional dan tidak dapat menghasilkan keputusan dasar yang bersifat
mengarahkan.

Konsep dan teori Reinventing Government diperkenalkan kepada pemerintahan Amerika Serikat
tahun 1990-an oleh pengarangnya yaitu : David Osborne dan Ted Gaebler yang oleh pemerintah
Amerika Serikat atas prakarsa Wapres Al Gore, dipakai sebagai konsep untuk membenahi
birokrasi pemerintah Amerika Serikat yang pada waktu itu mengalami defisit anggaran yang
besar.
Teori dan konsep yang dapat mendorong terwujudnya efisiensi dan profesionalisme melalui
reinventing government seperti yang diajukan David Osborne dan Ted Gaebler diatas dapat
diuraikan yang dikutip dari Mardiasmo (2002: 18) dan beberapa hal ada yang dielaborasi oleh
penulis sesuai konteksnya yaitu sebagai berikut :

1. Pemerintahan Katalis (Catality Government)


Fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik. Pemerintah harus
menyediakan (producing) beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus terlibat secara langsung
dengan proses produksinya, sebaliknya pemerintah menfokuskan diri pada pemberian arahan
sedangkan produksi pelayanan publik diserahkan kepada swasta dan atau sektor ketiga (LSM dan
swadaya masyarakat). Pemerintah daerah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum
dapat dilakukan oleh lembaga non pemerintah. Pemerintahan harus lebih bersifat mengarahkan
daripada mengayuh. Secara etimologis bahwa kata pemerintahan (government) berasal dari
bahasa Yunani yang berarti mengarahkan. Tugas pemerintah adalah mengarahkan, bukan
mengayuh, sementara memberikan pelayanan adalah mengayuh.

2. Pemerintahan milik masyarakat.


Sudah saatnya bahwa pemerintah harus memberi wewenang kepada masyarakat daripada
melayani, atau mengalihkan kepemilikan dari birokrasi ke masyarakat. Hal ini akan
menimbulkan rasa handarbeni (memiliki) pada masyarakat akan sebuah program pemerintah,
dan mereka juga merasa sebagai pelaku dalam pembangunan.
Pemerintah milik masyarakat mengalihkan wewenang kontrol yang dimilikinya ke tangan
masyarakat. Masyarakat diberdayakan sehingga mampu mengontrol pelayanan yang diberikan
oleh birokrasi. Dengan adanya kontrol dari masyarakat, pegawai negeri (dan juga pejabat
terpilih, politisi) akan memiliki komitmen yang lebih baik, lebih peduli, dan lebih kreatif dalam
memecahkan masalah. Sehingga akan tercipta pelayanan profesional versus pemeliharaan
masyarakat.
Partisipasi masyarakat merujuk pada keterlibatan aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Partisipasi masyarakat mutlak
diperlukan agar penyelenggaraan pemerintahan dapat lebih mengenal warganya berikut cara
pikir dan kebiasaan hidupnya, masalah yang dihadapi, cara atau jalan keluar yang disarankannya,
apa yang dapat disumbangkan dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dan sebagainya.
3. Pemerintahan yang kompetitif.
Pemerintahan kompetitif mensyaratkan persaingan di antara penyampai jasa atau pelayanan
untuk bersaing berdasarkan kinerja dan harga. Mereka memahami bahwa kompetisi adalah
kekuatan fundamental untuk memaksa badan pemerintah untuk melakukan perbaikan. Namun
persoalannya bukanlah negeri versus swasta, melainkan kompetisi versus monopoli. Dengan
model kompetisi ini akan banyak keuntungannya, keuntungan yang nyata adalah :
(1) efisiensi yang lebih besar,
(2) memaksa monopoli pemerintah (atau swasta) untuk merespon segala kebutuhan
pelanggannya,
(3) kompetisi menghargai inovasi; sementara monopoli melumpuhkannya,
(4) kompetisi membangkitkan rasa harga diri dan semangat juang pegawai negeri.
Disamping itu juga merupakan upaya penilaian dan evaluasi terhadap tingkat kemampuan dan
profesionalisme sumber daya manusia yang ada, serta upaya perbaikan dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia.

4. Pemerintahan yang digerakkan oleh misi.


Semua kegiatan pemerintahan berupa pelayan publik dan pembangunan diberbagai bidang
seharusnya didasarkan pada visi dan misi yang jelas disertai strategi pelaksanaan yang tepat
sasaran. Rencana Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Daerah, Rencana Kerja
Pemerintah, Rencana Strategis Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan wujud
prinsip wawasan ke depan. Tidak adanya visi dan misi yang jelas akan menyebabkan
pelaksanaan pemerintahan berjalan tanpa arah yang jelas.
Hal ini tidak lain adalah mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi
digerakkan oleh misi. Pemerintah berorientasi misi melakukan deregulasi internal, menghapus
banyak peraturan internal dan secara radikal menyederhanakan sistem administratif, seperti
anggaran, kepegawaian, dan pengadaan. Mereka mensyaratkan setiap badan pemerintah untuk
mendapatkan misi yang jelas, kemudian memberi kebebasan kepada manajer untuk menemukan
cara terbaik mewujudkan misi tersebut, dalam batas-batas legal. Keunggulan dari pemeritahan
yang digerakkan oleh misi adalah lebih efisien, efektif, inovatif, fleksibel dan mempunyai
semangat lebih tinggi.
5. Pemerintahan berorientasi pada hasil.
Pemerintahan yang berorientasi pada hasil, akan lebih menekankan pada capaian (output) dan
juga pada dampak (impact). Tidak lagi berbicara berapa penduduk miskin yang telah disantuni,
tetapi berapa turunnya angka kemiskinan. Pemerintah yang result-oriented mengubah fokus dari
input (kepatuhan pada peraturan dan membelanjakan anggaran sesuai ketetapan) menjadi
akuntabilitas pada keluaran atau hasil. Mereka mengukur kinerja badan publik, menetapkan
target, memberi imbalan kepada badan-badan yang mencapai atau melebihi target, dan
menggunakan anggaran untuk mengungkapkan tingkat kinerja yang diharapkan dalam bentuk
besarnya anggaran.
6. Pemerintahan berorientasi pelanggan.
Pemerintah berorientasi pelanggan adalah memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan kebutuhan
birokrasi; memperlakukan masyarakat yang dilayani yakni siswa, orangtua siswa, pembayar
pajak, orang mengurus KTP, pelanggan telpon dan sebagainya. Dengan masukan dan insentif ini,
mereka meredesain organisasinya untuk menyampaikan nilai maksimum kepada pelanggan.

7. Pemerintahan wirausaha.
Pemerintah berusaha memfokuskan energinya bukan sekedar untuk menghabiskan anggaran,
tetapi juga menghasilkan uang. Mereka meminta masyarakat yang dilayani untuk membayar;
menuntut return on investment. Mereka memanfaatkan insentif seperti dana usaha, dana inovasi
untuk mendorong para pimpinan badan pemerintah berpikir mendapatkan dana operasional.
8. Pemerintahan antisipatif.
Pemerintah antisipatif adalah pemerintahan yang berpikir ke depan. Mereka mencoba mencegah
timbulnya masalah daripada memberikan pelayanan untuk menghilangkan masalah. Mereka
menggunakan perencanaan strategis, pemberian visi masa depan, dan berbagai metode lain untuk
melihat masa depan.
Memiliki daya tanggap (responsiveness) adalah tindakan aparatur pemerintahan yang secara
cepat menanggapi dan mengambil prakarsa untuk menyelesaikan masalah. Secara nyata kegiatan
tersebut antara lain dapat berupa penyediaan penyediaan pusat layanan pengaduan masyarakat,
pusat layanan masyarakat (crisis center), kotak surat saran/pengaduan, tanggapan surat pembaca,
website, forum pertemuan publik dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat atau sekelompok masyarakat tertentu menghadapi
berbagai masalah dan krisis sebagai akibat dari perubahan situasi dan kondisi. Dalam situasi
seperti ini, aparatur pemerintahan tidak sepantasnya memiliki sifat masa bodoh, tetapi harus
cepat tanggap dengan mengambil prakarsa untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
9. Pemerintahan desentralisasi.
Wujud nyata dari prinsif desentralisasi dalam tata kepemerintahan adalah pendelegasian urusan
pemerintahan disertai sumber daya pendukung kepada lembaga dan aparat yang ada dibawahnya
untuk mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Pemerintah desentralisasi adalah pemerintah yang mendorong wewenang dari pusat
pemerintahan melalui organisasi atau sistem. Mendorong mereka yang langsung melakukan
pelayanan, atau pelaksana, untuk lebih berani membuat keputusan sendiri.
10. Pemerintahan berorientasi pasar.
Komitmen pada pasar yang fair, merupakan upaya pengaitan kegiatan ekonomi masyarakat
dengan pasar, baik didalam daerah maupun luar daerah, sehingga dapat menumbuhkan daya
saing perekonomian. Pengalaman bijak yang tidak berkomitmen pada pasar telah membuktikan
bahwa campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi seringkali berlebihan sehingga
akhirnya membebani anggaran belanja dan bahkan merusak pasar. Untuk itu maka bantuan
pemerintah untuk mengembangkan perekonomian masyarakat, harus diikuti dengan
pembangunan atau pemantapan ekonomi.

Sebagaimana sepuluh prinsip diatas diharapkan mampu mewujudkan efisiensi, efektifitas serta
produktifitas pemerintahan dimaksudkan sebagai pendorong untuk melakukan promosi dan
sekaligus menggerakkan daya tarik investasi bagi pembangunan ekonomi dalam rangka
menyongsong era globalisasi ekonomi. Berdasarkan prinsip tersebut membawa kesuksesan bagi
pemerintahan di Indonesia sudah melaksanakan prinsip diatas seperti : desentralisasi, privatisasi,
dibidang keuangan misalnya kebijakan pengelolaan Pandapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Unit pelayanan pemerintah yang sifatnya tidak manopolitis dan memiliki kompetitor diluar
instansi pemerintah, maka unit pelayanan tersebut memiliki potensi pendapatan yang prospektif
diberikan kebebasan untuk mengelola keuangan secara mandiri dalam rangka mendorong untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
Namun perkembangan implementasi Reinventing Government perlu kajian yang lebih
mendalam, ketika hasil penerapan itu belum mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas
dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Kemungkinan konsep pemikiran tersebut belum
dilaksanakan secara sistematik atau masih bersifat partial dan graduil, terutama perubahan
paradigma para elite pejabat publik dan aparatur pemerintah masih belum berubah menjadi
paradigma pelayanan karena pada kenyataannya menghilangkan sifat feodlistik para elite
penguasa dan para birokrat masih sulit dan tidak mudah, bahkan bermunculan orang kaya baru,
justru ikut menumbuhkan gaya para kaum feodal baru baik di pemerintahan pusat maupun di
daerah.

3.3.2 Good Governance


Fungsi pemerintah adalah mengayomi warganegaranya melalui pengaturan atau
regulasi,pembangunan nasional disegala bidang, pembinaan kemasyarakatan , menjaga
ketertiban dan menegakkan negara kesatuan Republik Indonesia dengan membangun pertahanan
keamanan yang kokoh.
Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat terselenggara apabila pemerintahan menjadi
pemerintahan yang good governance. Good governance adalah cara yang baik mengelola urusan-
urusan publik. Wordl Bank mendefinisikan governance sebagai; the way state power is used in
managing economic and social resources for development of society Suatu penyelenggaraan
manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi , dan pencegahan
korupsi baik secara politik maupun administrative, menjalankan disiplin anggaran serta
penciptaan legal and political frame work bagi tumbuhnya aktifitas usaha.
Sedangkan United Nation Development Program (UNDP) mendefinisikan governance sebagai
the exercise of political, economic, and administrative authority to manage a nations affair at
all levels.

Menurut UNDP ada beberapa karakteristik pelaksanaan good governance antara lain;
1. Pimpinan, mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun
melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi ini dibangun
atas dasar kebebasan berpendapat.
2. Rule Of Law, kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan terutama
hukum hak asasi manusia
3. Transparency, keterbukaan dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi
yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang
membutuhkan.
4. Responsiveness, lembaga dan proses harus mencoba untuk melayani setiap aspirasi
masyarakat.
5. Consensus Oriented, Good Governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda
untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang luas, baik dalam hal kebijakan maupun
prosedur.
6. Effectivitas and Efficiency, proses dan lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang telah
digariskan dengan menggunakan sumber yang tersedia sebaik mungkin
7. Accountability, para pembuat keputusan dalam pemerintahan sektor swasta dan masyarakat
(civil society) bertanggung jawab kepada publik.
8. Strategic Vision, para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif Good
Governance dan pengembangan manusia yang luas serta daerah jauh kedepan sejalan dengan
apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Paradigma tradisional ini menyebabkan pemerintah tidak bisa lagi berpikir jernih untuk
meningkatkan mutu kerjanya, karena sudah dililit oleh aktivitas-aktivitas rutin untuk melayani
kebutuhan masyarakat. Agar pemerintah tidak lagi terjerat dengan kegiatan rutin sebagai pelayan
masyarakat, maka pemerintah perlu memikirkan untuk menyerahkan tugas-tugas pelayanan
tersebut kepada masyarakat. Pemerintah yang banyak melaksanakan tugas pelayanan akan
semakin memberikan peluang kepada gagalnya atau lemahnya mutu pekerjaan, maka dalam
kondisi ini akan lebih baik jika pemerintah menyerahkan urusan tersebut kepada swasta dan
pemerintah hanya menetapkan peraturan-peraturan yang akan dilaksanakan oleh pihak swasta.
2. Karena sistem otoriter tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, maka perlu dilakukan
perubahan dengan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat atau pemberdayaan rakyat
(Empowering). Melalui sistem ini rakyat tidak lagi sebagai objek pemerintahan tetapi juga
sebagai subjek pemerintahan. Rakyat harus diberikan kewenangan untuk mengurus dirinya
sendiri.
3. Gejala yang selama ini ada para administrator bekerja untuk mendapatkan prestasi yang
akan dinilai baik oleh atasannya. Sedangkan masyarakat yang seharusnya mendapatkan
pelayanan yang baik dari para administrator menjadi faktor sampingan. Untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat para administrator harus merubah orientasi pelayananan dari
melayani kebutuhan para birokrat menjadi melayani kebutuhan masyarakat.
4. Sifat pemerintahan yang selalu berusaha untuk menghabiskan dana, tanpa perlu memikirkan
bagaimana mendapatkan dana tersebut perlu dirobah. Karena sumber dana pemerintah makin
berkurang, biaya yang dibutuhkan untuk membiayai berbagai program pemerintah semakin
tinggi. Untuk itu instansi pemerintah harus mampu menghasilkan dana untuk membiayai
berbagai programnya.
5. Pemerintah selama ini cenderung untuk menyelesaikan suatu masalah setelah masalah
menjadi masalah besar. Setelah menjadi masalah besar, maka pemerintah akan kesulitan untuk
mengatasi, baik dari segi kerumitan maupun pembiayaan. Untuk itu perlu tindakan pencegahan
terhadap timbulnya suatu masalah.
6. Hal-hal di atas akan terlaksana jika di Indonesia telah terwujud Civil society. Civil society
menghendaki masyarakat yang sudah dewasa dan mempunyai aktivitas dan kreativitas yang
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana. 2006. Materi Kuliah Dasar-dasar Manajemen Aset. ITS Surabaya.


Istianto Bambang. 2011. Demokratisasi Birokrasi. Penerbit Mitra wacana media. Jakarta
Damai Darmadi, Sukidin. 2011. Administasi Publik. Penerbit laksbang.Yogyakarta
Waluyo. 2007. Manajemen Publik. Penerbit. Mandar Maju. Sumedang
Supriyanto budi. 2009. Manajemen Pemerintahan. Penerbit Media Brilian. Tangerang
Osborne, David and Ted Gaebler. 1992. Reinventing Government (Mewirausahakan Birokrasi).
PPM Jakarta 2003
David Osborne dan Ted Gaebler, Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing Government)
terjemahan, PPM, Jakarta, 1999.
Gaffar, Afan, Politik Indonesia, Pustaka Pelajar, Jogyakarta,1999
Imawan, Riswandha. Hand Out mata kuliah Sistim Politik dan Pemerintahan RI pada MAP
UGM.
Imawan, Riswandha, Membedah Politik Orde Baru, Pustaka Pelajar, Jogyakarta 1998.
Mas`oed, Mohtar, Politik Birokrasi dan Pembangunan, Pustaka Pelajar, Jogyakarta 1994.
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Utama, Jakarta,1998
Diposting oleh Berkat Gowasa, S.Sos, M.Si di 4:40:00 PM
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Beranda

Bahan Kuliah Ilmu Pemerintahan


Tugas (1)
Senin, 23 Januari 2012
Tugas Organisasi dan Manajemen

Nama : Muhammad sofwan


Nim : 1001120177
Jurusan : ilmu pemerintahan
Mata kuliah : organisasi dan manajemen pemerintahan
Dosen : DR. hasanuddin, M.Si
soal
1.menurut pendapat anda bagaimana pelaksanaan prinsip good governance didalam
penyelenggaraan pemerintah di Indonesia.
2. gagasan reformasi birokrasi menjadi solusi bagi pemerintah Indonesia yang selama ini dinilai
gagal menyelenggarakan fungsi2 pemerintah. Kemukakan pendapat anda tentang reformasi
birokrasi dan bagaimana implementasinya di daerah.
3.terjemah kan istilah2. :
1. . birokrasi
2. Organisasi
3. Pemerintahan
4. Manaj. Pemerintah
5. Aparatur
6. Akuntabi,litas
7. Pelayanan public
8. Struktur organisasi
9. SOP
10. Budaya organisasi
11. Hirarkhy of authority
12. Transparansi
13. Responsibility
14. Korupsi
15. Abuse of authority
16. Implementasi kebijakan
17. Pengambilan keputusan
18. Pemerintah partisip[atif
19. Public policy
20. Unsure manajemen
21. Leadership
22. Efektifitas
23. Efisiensi
24. Strategi organisasi pemerintah
25. Standar kompetensi planning
Jawaban :
1. Prinsip-prinsip Good Governance
Prinsip-prinsip good governance pada dasarnya mengandung nilai yang bersifat obyektif dan
universal yang menjadi acuan dalam menentukan tolok ukur atau indikator dan ciri-
ciri/karekteristik penyelenggaraan pemerintahan negara yang baik. Prinsip-prinsip good
governance dalam praktek penyelenggaraan Negara dituangkan dalam 10 prinsip yaitu :
1. AKUNTABILITAS: Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam
segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
2. PENGAWASAN: Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan
masyarakat luas
3. DAYA TANGGAP: Meningkatkan kepekaan para penyelenggaraan pemerintahan
terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.
4. PROFESIONALISME: Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggaraan
pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya
terjangkau.
5. EFISIENSI & EFEKTIVITAS: Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada
masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal &
bertanggung jawab.
6. TRANSPARANSI: Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam
memperoleh informasi.
7. KESETARAAN: Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraannya.
8. WAWASAN KE DEPAN: Membangun daerah berdasarkan visi & strategis yang jelas
& mengikuti-sertakan warga dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa
memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.
9. PARTISIPASI: Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam
menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut
kepentingan masyarakat, baik secara langsung mapun tidak langsung.
10. PENEGAKAN HUKUM: Mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak
tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat.
Didalam peleksanaan prinsip-prinsip di Indonesia Indonesia di tengah dinamika perkembangan
global maupun nasional, saat ini menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan perhatian
serius semua pihak. Good governance atau tata pemerintahan yang baik, merupakan bagian dari
paradigma baru, yang berkembang dan, memberikan nuansa yang cukup mewarnai terutama
pasca krisis multi dimensi, seiring dengan tuntutan era reformasi. Situasi dan kondisi ini
menuntut adanya kepemimpinan nasional masa depan, yang diharapkan mampu menjawab
tantangan bangsa Indonesia mendatang. Perkembangan situasi nasional dewasa ini, di cirirkan
dengan tiga fenomena yang dihadapi, yaitu:
a. Permasalahan yang semakin kompleks (multidimensi )
b. Perubahan yang sedemikian cepat (regulasi kebijakan dan aksi-reaksi masyarakat)
c. Ketidakpastian yang relatif tinggi (bencana alam yang silih berganti, situasi ekonomi yang
tidak mudah di prediksi, dan perkembangan politik yang up and down).
2. implementasi reformasi birokrasi.
Reformasi Birokrasi mempunyai makna mengubah memperbaiki dan meningkatkan kinerja
aparatur pemerintah (birokrasi) sehingga dapat melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan secara efektif dan efisien serta memberikan layanan prima kepada
masyarakat.Menelaah jenis birokrasi yang terjadi di Indonesia, ada 2 strategi utama yang bisa
diterapkan dalam reformasi birokrasi. Pertama strategi reformasi teknikal yang mencakupi
perbaikan kinerja SDM, Kinerja organisasi dan mekanisme kinerja. Strategi ini bisa melalui
assessments meliputi kompetensi teknik, managerial, sosial, strategik serta etika (SDM);
pedoman akan tujuan sasaran dan strategi yang jelas (Organisasi) serta mekanisme pengawasan
dan kontrol yang baik (Mekanisme). Kedua adalah strategi reformasi spiritual yang berupa
perubahan paradigma para birokrat dan masyarakat dalam melakukan reformasi. Meskipun
strategi reformasi teknikal sudah sering di ulas,namun hal tersebut belum bisa dilaksanakan
tanpa reformasi spiritual yang memunculkan sosok leader dalam proses reformasi ini.
3.istilah.
a. Birokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang
berdasarkan aturan-aturan yang rasional dan sistematis, yang bertujuan untuk mengkoordinasi
dan mengarahkan aktivitasaktivitas kerja individu dalam rangka penyelesaian tugas-tugas
administrasi berskala besar. Birokrasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu pembagian kerja
dan spesialisasi kerja, prinsip hirarki, peraturan-peraturan, impersonality, kualifikasi teknis,
dokumen-dokumen tertulis, dan kelangsungan kerja dalam organisasi.
b. organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari
sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan
alat dan wadah saja.
c. Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan
hukum serta undang-undang di wilayah tertentu, dan pemerintah yaitu aparatur-aparatur di dalam
birokrasi.
d. Manajemen pemerintahan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan pengontrolan sumber daya pemerintahan untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai pemerintah sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.
e. Aparatur adalah oknum-oknum pemerintahan yang menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan
dan mencapai tujuan pemerintahan.
f. Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi publik
pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen dan lembaga yudikatif
Kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini sering digunakan secara sinonim
dengan konsep-konsep seperti yang dapat dipertanggungjawabkan (responsibility),[1]yang dapat
dipertanyakan (answerability), yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan yang
mempunyai ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang mempunyai keterkaitan dengan
harapan dapat menerangkannya salah satu aspek dari administrasi publik atau pemerintahan, hal
ini sebenarnya telah menjadi pusat-pusat diskusi yang terkait dengan tingkat problembilitas di
sektor publik, perusahaan nirlaba, yayasan dan perusahaan-perusahaan.
g. Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di
lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
h. Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan
secara formal, sesuai dengan struktur-struktur yang telah di tentukan secara system.
Strukturorganisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan,
dandikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi juga dapat di definisikanadalah suatu
keputusan yang diambil oleh organisasi itu sendiri berdasakansituasi, kondisi dan kebutuhan
organisasi. Struktur suatu organisasimenggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya
sendiri, bagaimanamengatur hubungan antar orang dan antar kelompok.
i. Standar operating prosedur adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu
petunjuk atau direktif. Hal ini mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki suatu prosedur pasti
atau terstandardisasi, tanpa kehilangan keefektifannya. Setiap sistem manajemen kualitas yang
baik selalu didasari oleh POS.
j. Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang
membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya.[1] Sistem makna bersama ini
adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.
k. Transparansi , berarti keterbukaan dalam melakukan segala kegiatan organisasi..dapat berupa
keterbukaan informasi, komunikasi, kepada public.

l. Hirarki of Authority yaitu suatu struktur organisasi yang memiliki kewenangan yg dibatasi
oleh tugas-tugas & tanggungjawab yg diberikan.
m. Responsibility adalah pertanggung jawaban pemerintah didalam melakukan kegiatan
pemerintahan atau kesejahteraan masyarakat baik itu formal maupun informal terhadp
masyarakat.
n. korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk
pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari
yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan
menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya.
o. Abuse of authority adalah Penyalahgunaan wewenang, dalam bentuk korupsi politik, adalah
penggunaan kekuasaan atau wewenang disahkan oleh pejabat pemerintah untuk keuntungan
pribadi tidak sah. Penyalahgunaan kekuasaan pemerintah untuk tujuan lain, seperti represi lawan
politik dan kebrutalan polisi umum, tidak dianggap korupsi politik. Baik adalah tindakan ilegal
oleh orang pribadi atau perusahaan tidak terlibat langsung dengan pemerintah. Tindakan ilegal
oleh sebuah officeholder merupakan korupsi politik hanya jika tindakan tersebut secara langsung
berkaitan dengan tugas-tugas resmi mereka.
p. implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta
baik secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.
q. Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif
[1]
yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final .
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
r. Pemerintah partisipatif adalah pemerintah yang peduli aktif terhadap masyarakat yang butuh
terhaadap kebijakan pemerintah yang baik untuk pembangunan Negara.
s. Public policy adalah Kebijakan publik sebagai tindakan pemerintah umumnya panduan
berprinsip agar tindakan yang diambil oleh cabang administrasi atau eksekutif negara berkaitan
dengan kelas isu dalam cara yang konsisten dengan hukum dan kebiasaan institusional.
t. Unsure manajemen adalah dalam mencapai tujuan manajer membuat perencanaan,
pengorganisasian, mengendalikan semua unsur manajemen secara bersamaan dalam satu
kesatuan gerak secara simultan.
u. leadership adalah "mengorganisir sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama".
Pemimpin mungkin atau tidak mungkin memiliki kekuasaan formal. Siswa kepemimpinan telah
menghasilkan teori-teori yang melibatkan sifat-sifat, [2] interaksi situasional, fungsi, perilaku,
kekuatan, visi dan nilai-nilai, [3] karisma, dan kecerdasan, antara lain.
v. Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
w. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya
untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Pengertian efisiensi menurut Mulyamah
(1987;3) yaitu: Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan
masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang
sebenarnya
x. Strategi informasi pemerintah adalaha cara perencanaan pemerintah dalam melakukan usaha
pembangunan pemerintahan mengenai teknologi-teknologi informasi,
y. Standar kompetensi planning adalah karakteristik dari oknum pemerintahan yang
merencanakan kontribusin kinerja pekerjaan yang berhasil dan pencapaian hasil organisasi. Hal
ini mencakup pengetahuan, keahlian dan kemampuan ditambah karakteristik lain seperti nilai,
motivasi, inisiatif dan control diri.
Diposting oleh sofwan one di 01.21
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Label: Tugas

Anda mungkin juga menyukai