1. Manajemen
Pengertian dan peranan manajemen:
Manajemen dapat di artikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Para ahli ekonomi
umumnya mempunyai pengertian yang berbeda tantang manajemen, berikut pengertian Dengan
demikian sebenernya manajemen itu hampir selalu ada pada setiap kegiatan manusia sebab
manusia akan selalu berusaha berkumpul dan bekerja sama.
Fungsi dan Proses Manajemen:
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat dalam proses
manajemen yang akan dijadiakan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Fungsi manajemen dapat dilakukan di perusahaan manapun. Pada fungsi
manajemen tersebut terdapat beberapa pendapat mengenai fungsi manajemen:
1. George R. Terry
Fungsi manajemen: planning,organizing, actuating, dan controlling.
2. Harold Kontz dan Cyrill ODonnel
Fungsi manajemen: planning, organizing, staffing, directing, dan
conrtolling.
3. Henry Fayol
Fungsi manajemen: planning, organizing, commanding, coordinating dan controlling
Berikut ini adalah garis besar dari keseluruhan teori yang telah dijabarkan di atas kita dapoat
menyimpulkan tiga fungsi manajemen yang sangat umum digunakan yaitu perencanaan,
pengorganisasian, dan pengontrolan.
1. PERENCANAAN (planning)
Perencanaan adalah kegiatan pertama seorang manajer dalam rangka melaksanakan fungsi
manajemen agar dapat membuat keputusan yang teratur dan logis sebelumnya harus ada
keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya. Keputusan itu
mencakup hal-hal berikut:
3. Pelaksanaan (Actuating)
Actuating atau tahap pelasanaan merupakan penerapan atau implementasi dari rencana yang
telah ditetapkan dan diorganisasikan.Actuating merupakan langkah-langkah pelaksanaan rencana
didalam kondisi nyata yang mekibatkan segenap anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Actuating adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
penuh kesadarab secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara
efektif. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (Leadership).
Leadership adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan
tulus sehingga pekerjaan berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tak kalah pentingnya, karna didalam pengawasan
dilakukan koreksi. Pengawasan diperlukan untuk melihat apakah rencana dilaksanakan sesuai
dengan tujuan. Tujuan pengawasan adalah untuk mencegah atau untuk memperbaiki
kesalahan,penyimpangan, penyelewengan dan kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan
rencana.
Didalam pengawasan paling tidak dilakukan tiga proses, yaitu:
Melakukan pengukuran terhadap hasil kerja yang telah dicapai.
Melakukan perbandingan hasil kerja yang telah dicapai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Melakukan koreksi terhadap hasil kerja yang meliputi pembiayaan dan efesiensi kerja.
Proses Manajemen:
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas
manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan
penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana
dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus
memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana
mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan
tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan
proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan
dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk
melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih.
Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
ORGANISASI
Definisi organisasi
Pengorganisasian (Organizing) Menurut kamus istilah organizing berarti menciptakan suatu
struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antara
bagian-bagian dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan sruktur tersebut.
Sedangkan pengorganisasian sendiri mempunyai arti yakni sekelompok orang yang bekerja sama
dengan menempatkan tugas,fungsi,wewenang, dan tanggung jawab masing-masing untuk
mencapai suatu tujuan. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai definisi dari organisasi:
1.Prof Dr. Sondang P. Siagian
organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama
serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam
ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang /
sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.
2.Drs. Malayu S.P Hasibuan
organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok
yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah
saja.
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro
organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok
orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan
tertentu.
4. James D Mooney
Organization is the form of every human, association for the assignment of common purpose
atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.
5. Chester L Bernard (1938)
Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a
system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang
sama.
6. Paul Preston dan Thomas Zimmerer
Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.(Organization is a collection people, arranged into
groups, working together to achieve some common objectives).
Fungsi pengorganisasian:
1. Adanya pembagian tugas dan penggolongan kegiatan perusahaan.
2. Pembagian tugas kegiatan perusahaan kepada kelompok yang telah ditetapkan.
3. Menentukan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Selain mempunyai fungsi, pengorganisasian juga mempunyai tujuan yakni:
a. Kemudahan dalam pelaksanaan tugas.
b. Kemudahan pimpinan dalam melakukan pengawasan.
c. Kemudahan dalam menentukan orang-orang yang dipercaya dalam melaksanakan tugas.
Pentingnya mengenal Organisasi:
a. Terciptanya hubungan yang baik antaranggota organiosasi.
b. Setiap anggota mengetahui tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
c. Spesialisasi dalam melaksanakan tugas
Bentuk-Bentuk Organisasi:
Organisasi Garis : diciptakan oleh Henry Fayol. Organisasi ini hanya mengenal satu
komando. Satu wewenang yang turun langsung dari pempin kebawahan, mulai dari manajer
puncak langsung ke mandor, bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan.
Organisasi Garis dan Staf : diciptakan oleh Harrington Emerson. Merupakan bentuk
organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi garis seperti adanya
pengawasan secara langsung, serta mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi staf
seperti adanya spesialisasi kerja.
Organisasi Fungsional : diciptakan oleh F.W. Taylor. Bentuk organisasi ini merupakan
gabungan dari bentuk organisasi fungsional dan organisasi garis dan staf.
Prinsip-Prinsip Organisasi:
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang
mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya Organization of Canadian
Government Administration (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi:
1) Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak
mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai
antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2) Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu
pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan
pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang
atasan saja.
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga
perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang
harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang
yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan
dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada
atasannya lagi.
5) Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada
atasan.
6) Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar
kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang
didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan
dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang,
pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.
7) Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin
besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
8) Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9) Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada
orang lain.
10) Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini,
penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan
organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi
yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh koperasi di suatu desa terpencil, struktur
organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta,
Bandung, atau Surabaya.
11) Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external
factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain
organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang
digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Sebab keberhasilan dan kegagalan Organisasi:
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran para anggotanya. Suatu
keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yg baik antar para anggotanya. Sedangkan
kegagalan dapat disebabkan karna adanya faktor internal di pengorganisasian tersebyut yang
bersifat negatif.
KARAKTERISTIK ORGANISASI DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
1. Distingsi Definisi Negara dan Pemerintahan
Pembahasan tentang organisasi dan manajemen pemerintahan tentunya harus melibatkan
beberapa pengertian dasar sebagai suatu upaya pemahaman lebih lanjut pada pertemuan-
pertemuan sebelumnya telah dibahas banyak mengenai organisasi dan manajemen menyangkut
pengertian, karakter, fungsi dan lain-lain. Disini akan diuraikan konsep lain yang juga penting,
yaitu pemerintahandan karakter organisasi dan manajemen pemerintahan.
Bela kita berbicara mengenai organisasi dan manajemen pemerintahan, sebenarnya kita
berbicara tentang pemerintahan. Selama ini kita seringkali dibingungkan oleh perbedaan antara
negara dan pemerintahan. Bahkan tidak jarang kita sering mencampuradukkan makna keduanya.
Ketersesatan dalam memahami keduanya terkadang menjadikan kita kehilangan nuansa ketika
berbicara tentang dinamika negara dan masyarakat serta dinamika pemerintahan yang ada.
Definisi negara sangat beragam dan tergantung kompleksitas keadaan dimana seorang
pemikir hidup serta bagaimana dia merumuskannya. Definisi negara menurut Max Weber,
terlepas dari perdebatannya, merupakan definisi yang paling banyak digunakan. Dia
merumuskan negara sebagai asosiasi yang berhasil mengklaim monopoli atas penggunaan
kekerasan yang sah di dalam masyarakat. Pemerintah yang disebut Weber sebagai aparat
birokrasi, merupakan agen pelaksana dari negara, dimana dia melaksanakan kebijakan-kebijakan
yang diputuskan oleh negara.
Merujuk pada pendapat Larson, negara merupakan suatu konsep inklusif yang meliputi
semua aspek pembuatan keputusan dan pelaksanaan sanksi hukumnya, sedangkan pemerintah
lebih dilihat sebagai agen yang melaksanakan kebijakan negara dalam sebuah masyarakat politik.
Berbeda dengan pendapat diatas, Calvert memandang negara sebagai komunitas yang diorganisir
untuk suatu tujuan politik sedangkan pemerintah merupakan individu atau tim individu-individu
pengambil keputusan yang memberi dampak bagi warga masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuntutan masyarakat tentang terwujudnya masyarakat yang Civil Society (masyarakat
madani) merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh pemerintah Indonesia sekarang ini.
Tuntutan ini menjadi semakin mendesak setelah pintu tirani kekuasaan terbuka lebar, yang
memungkinkan seluruh rakyat Indonesia melihat dengan jelas hakekat kekuasaan. Hakekat
kekuasaan negara tersebut adalah kekuasaan yang diperoleh dari rakyat dan pertanggung
jawaban atas kekuasaan tersebut juga kepada rakyat. Sebagai pihak yang telah diberikan
kekuasaan oleh rakyat, tentulah pihak pemerintah harus memberikan out put yang terbaik buat
rakyat. Sekarang sudah saatnya pemerintah mengembalikan hak-hak politik masyarakat yang
selama ini dikekang oleh pemerintah yang berkuasa dengan demokratisasi dan pemberdayaan
masyarakat.
Senada dengan perubahan di dalam manajemen pemerintahan, muncul paradigma baru
dalam pengelolaan aset, dimana pengelolaan kabupaten/kota harus dilaksanakan secara
profesional selayaknya perusahaan yang berbentuk holding company. Dengan paradigma
tersebut, pengelolaan daerah termasuk aset-aset pemda bisa dilakukan secara benar dan optimal.
Aset pemda baik berupa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun kekayaan alam lainnya
seperti pertambangan, kehutanan, perikanan harus dikelola seperti pengelolaan perusahaan
swasta. Fokus utama pengelolaan adalah optimalisasi profit, disamping aspek sosial sebagai
public good tetap harus diperhatikan dari sisi yang lain. Pengelolaan aset secara profesional ini
mengarah pada privatisasi, karena dengan privatisasi, pengelolaan aset pemda benar-benar dapat
dioptimalkan
Disamping itu sistem pemerintahan yang sentralistik mengakibatkan lambannya proses
penetapan kebijakan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Daerah tidak mau membuat
kebijakan publik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena harus menunggu petunjuk dari
pemerintah pusat. Meskipun turun petunjuk dari pemerintah pusat, tetapi hal tersebut sudah "out
of date" sudah tidak cocok dengan kebutuhan. Kondisi ini akan menambah rasa ketidak puasan
masyarakat kepada pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi sorotan utama dalam makalah ini adalah :
1. Kajian tentang pengertian Organisasi dan Manajemen Pemerintahan ?
2. Pola dan bentuk-bentuk pemerintahan ?
3. Kajian tentang pengertian Pemerintah Katalis ?
4. Menjabarkan tentang perlunya Reformasi Birokrasi dalam Manajemen Pemerintahan ?
5. Menjelaskan hakekat Reinventing Government ?
6. Fungsi dan tujuan Reinventing Goverment dan Good Governance ?
7. Menjabarkan suatu studi kasus yang dikutip dari koran
Kerangka Teori
2.1 Pengertian Organisasi
1. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya The Executive Functions mengemukakan bahwa
: Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih (I define organization as a
system of cooperatives of two more persons)
2. James D. Mooney mengatakan bahwa : Organization is the form of every human
association for the attainment of common purpose (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama
untuk mencapai tujuan bersama)
3. Menurut Dimock, organisasi adalah : Organization is the systematic bringing together of
interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control
may be exercised to achive a given purpose (organisasi adalah perpaduan secara sistematis
daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan
yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditentukan).
Menurut kesimpulan yang kami kutip dari beberapa pendapat para ahli :
Dengan demikian negara dan pemerintah semakin sedikit memerintah (less government) maka
masyarakat semakin mudah dan murah untuk mendapatkan kepentingannya. Meskipun otoritas
pemerintah berkurang karena sudah diberikan kewenangan kepada masyarakat tersebut melalui
konsep pemberdayaan (empowering), partisipasi masyarakat lebih intensif baik dalam bentuk
lembaga swadaya masyarakat, pembentukan yayasan atas prakarsa masyarakat, sampai pada
bentuk privatisasi. Dengan berkurangnya fungsi pemerintah bukan berarti pemerintah menjadi
berkurang kewibawaannya, tetapi justru dengan model kewenangan dan fungsi pemerintah
sebagai pengarah dan regulator serta pengendali dalam mandat, ditaati dan dipatuhi oleh
masyarakat, sehingga fungsi pemerintah bisa berjalan efisien dan efektif.
Jika dicermati lebih jauh sebenarnya dalam kegiatan pemerintah sudah cukup banyak
mengadopsi dan menerapkan konsep praktek paradigma New Public Manajemen dalam
meningkatkan kinerja tugas pokok dan funsi organisasi pemerintahan. Tapi seringkali
perkembangan yang sudah cukup baik terhenti karena kemungkinan tidak didukung oleh
anggaran yang cukup dan kurang mendapat dukungan dari pimpinan secara berkesinambungan.
Untuk melengkapi argumentasi bahwa sesungguhnya dalam beberapa kegiatan pemerintah
yang sudah mendapat esensi atau substansi yang dapat dikategorikan dalam pembangunan
kegiatan kinerja program pemerintah sebagai berikut :
1. Dalam penyelenggaraan pemerintah dengan penerapan program kegiatan yang mengacu
pada prinsip management by Obyective (MBO). Berfokus pada kegiatan organisasi dengan
kelompok kerja (team work), sehingga suasana kerja lebih inovatif, dinamis dan kreatif sesuai
dengan prinsip bisnis bahwa pemerintah berorientasi pada dasar yang terdapat banyak
kompetitor.
2. Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi hasil dengan lebih menekankan pada
kualitas hasil melalui pembentukan gugus kendali mutu (total quality control). Mekanisme kerja
TQC juga lebih mencerminkan keterbukaan, dialogis, konsensus dan prinsip persamaan. Melalui
kelembagaan penjamin mutu, yang disebut manajemen mutu merupakan kebijakan pemerintah
mekanisme pasar.
3. Debirokrasi dalam pemberian palayanan publik yang sudah diberikan unit-unit pelayanan
seperti pembentukan Unit Pelayanan Satu Atap, dibeberapa instansi pemerintah contohnya
kantor samsat dengan upaya mendekatkan dan memudahkan pelayanan kepada masyarakat,
sudah mencerminkan pemerintah milik rakyat dan mengikuti apa yang diinginkan masyarakat
sebagai konsumen.
4. Pemberian pekerjaan dari kegiatan pemerintah berupa program atau proyek pemerintah
kepada masyarakat atau badan swasta semakin besar melalui tender yang transparan dan obyektif
serta akuntabel. Dengan demikian tindakan pemerintah sudah berorientasi pada prinsip
mendorong partisipasi masyarakat yang lebih banyak namun harus dilandasi dengan mutu atau
keterlibatan masyarakat melalui pada usaha yang lebih profesional melalui arena kompetisi yang
lebih fair (adil)
Selanjutnya dikatakan bahwa berkaitan dengan pandangan diatas perlu dikembangkan model
pembagian kewenangan dalam rangka desentralisasi yang juga melibatkan sektor privat
didalamnya. Dalam ketentuan UU Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian telah diperbaharui
dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah dimana terjadi penyerahan
wewenang pemerintah pusat kepada daerah otonom. Dari pengertian diatas sangat jelas bahwa
otonomi daerah diberikan kepada kesatuan masyarakat hukum, bukan hanya kepada pemerintah
daerah saja. Dalam kaitan ini perlu kiranya upaya privatisasi dilakukan (Drucker, 1995).
Privatisasi merupakan suatu upaya mengurangi peran Birokrasi Pemerintah atau meningkatkan
peran sektor swasta, di dalam suatu aktifitas atau di dalam kepemilikan asset (Savas,1987, dalam
Miftah Thoha, 2003).
Desentralisasi yang telah digulirkan akan membawa dampak yang cukup signifikan karena
ruang gerak pemerintahan daerah diberikan kekuasaan yang lebih luas agar supaya daerah
mampu melaksanakan otonominya dalam arti menyelesaikan masalah di daerahnya, dengan cara
setempat oleh masyarakat setempat sehingga birokrasi pemerintah pusat lebih mampu berperan
sebagai steering rather than rowing .
beberapa konsep yang bisa dikembangkan dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah yaitu
sebagai berikut :
1. Perencanaan pembangunan dengan model Buttom Up artinya pembangunan didaerah
berjalan secara efektif dan efesien yang telah dicapai akan selalu tepat sasaran.
2. Model demokrasi langsung yang selama ini sudah berjalan dalam pemilihan pejabat publik,
baik di tingkat pusat dan daerah di harapkan mampu memperkuar legitimasi dan komitmen
kepemimpinan untuk tetap berorientasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Model Privatisasi dan pemberdayaan masyarakat (empowering), dapat dikembangkan
melalui berbagai inovasi dan kreatifitas, terhadap berbagai kewenangan yang selama ini
dijalankan pemerintah.
4. Politik Anggaran, dengan pengelolaan anggaran yang sudah di desentralisasikan tersebut
pemerintah daerah dituntut kreatif dan inovatif dalam menggali sumber dana untuk memperbesar
APBD, sehingga pemerintah daerah lebih dekat dengan rakyatnya dibanding pemerintah pusat,
maka secara proporsional ralatif berpihak pada kepentingan publik ketimbang untuk belanja
birokrasi pemerintah yang selama ini dinilai tidak efisien.
Konsep ini sesungguhnya sangat menarik atas semangat perubahan dalam rangka percepatan
mewujudkan pelayanan publik dengan cara yang lebih partisipatif dan pengelolaan pemerintahan
dengan cara bisnis dan private. Meskipun secara konseptual pengelolaan pemerintahan dengan
pengelolaan bisnis nampak sangat berbeda. Misalnya pemerintah dalam mendapatkan uang
melalui pungutan pajak, sedang dalam bisnis cara mendapatkan uang dari konsumen atau
pelanggan, motif pemerintah tidak mencari keuntungan atau nirlaba sedangkan motif bisnis
mendapatkan keuntungan.
Dari perbedaan yang sangat fundamental tersebut sepertinya teori manapun praktek dalam
bisnis seolah olah tidak mungkin diterapkan dalam pengelolaan pemerintahan. Namun
barangkali yang dapat kita peti dari paradigma reinventing government ini adalah bukan secara
aksidensi praktek bisnisnya akan tetapi SPIRIT atau semangat dalam pengelolaan seperti
pebisnis yaitu : inovatif, kreatif, dinamis, kerja keras, ulet, berani mengambil resiko dan
kemampuan melakukan negosiasi. Jika norma dan nilai-nilai tersebut menjadi referensi dan
menjadi kekuatan yang bisa dimiliki bagi para aparatur negara, niscaya dalam penyelenggaran
pemerintah yang efisien dan efektif akan mudah terwujud dan pelayanan publik juga akan lebih
prima. Secara konseptual Reinventing Government dan Good Governance sesungguhnya
memberikan jalan keluar kearah perubahan yang sistematik dan struktural untuk melengkapi
kekurangan terhadap program pembangunan aparatur birokrasi tersebut.
Konsep dan paradigma Reinventing Gonernment dari David Osborne dan Ted Gaebler yang
sangat terkenal menjadi acuan dari berbagai Negara di belahan dunia termasuk indonesia.
Paradigma ini memang menawarkan suatu pembaharuan untuk melaksanakan efisiensi dan
efektifitas birokrasi yang waktu itu terjadi di negara Paman Sam Amerika Serikat. Pada waktu
itu pemerintah Amerika Serikat sedang mengalami defisit anggaran cukup besar dan diajukan
konsep reinventing government dari David Osborne yang mengalahkan konsep lain yang
diajukan kepada pemerintah waktu itu.
Sebab Pemerintahan yang sentralistik, otoriter dan serba negara sangat sulit untuk merubah
peran yang lebih sedikit memerintah yaitu dengan sebagai pengarah, regulator dan pengendali,
maka untuk urusan yang bersifat operasional lebih banyak memberikan peran kepada masyarakat
untuk menyelenggarakan urusan yang menjadi keinginan dan kebutuhannya. Jadi memang
memerlukan kesungguhan dan kemauan untuk melaksanakan perubahan paradigma terutama
pemegang kekuasaan. Seperti dikatakan oleh Ritzer (1975) dalam Mansour Fakih (2011). Bahwa
paradigma yang dianut oleh pemegang kekuasaan bukan terletak pada paradigma tersebut benar
atau salah akan tetapi bagaimanapun juga pada tingkat implementasi paradigma apabila
paradigma yang memang sangat diyakini akan membawa perubahan sosial dari yang memegang
kekuasaan.
Kata Reinventing Government (pemerintahan wirausaha) berasal dari kata "wirausaha dan
pemerintah". Wirausaha (entrepreneur) tidak sekedar mempunyai arti menjalankan bisnis, oleh
J.B Say (1800) diartikan sebagai memindahkan berbagai sumber ekonomi dari suatu wilayah
yang produktivitasnya rendah ke wilayah dengan produktivitas lebih tinggi dan hasilnya lebih
besar . Dengan kata lain, seorang wirausahawan menggunakan sumber daya dengan cara baru
untuk memaksimalkan produktivitas dan efektivitas. Dengan demikian pemerintahan wirausaha
adalah pemerintahan yang mempunyai kebiasaan bertindak dengan menggunakan sumber daya
dengan cara baru untuk meningkatkan/ mempertinggi efisiensi dan efektifitasnya.
Definisi J.B Say (1800) berlaku bagi sektor swasta, pemerintah, dan sukarelawan atau sektor
ketiga. Jika dihubungaan dengan kata pemerintah, maka pemerintahan wirausaha berarti usaha-
usaha yang dilakukan oleh pemerintah mengelola berbagai sumber daya dari cara dengan
produktifitas rendah ke cara dengan produktifitas tinggi dengan hasil yang lebih besar.
Menurut Drucker, organisasi yang berhasil memisahkan manajemen puncak dari operasi, akan
memungkinkan manajemen puncak konsentrasi pada pengambilan keputusan dan pengarahan.
Sedangkan operasi sebaiknya dijalankan oleh staf sendiri, masing-masing memiliki misi, sasaran,
ruang lingkup dan tindakan serta otonomi sendiri. Jika tidak para manajer akan terkacaukan oleh
tugas-tugas operasional dan tidak dapat menghasilkan keputusan dasar yang bersifat
mengarahkan.
Konsep dan teori Reinventing Government diperkenalkan kepada pemerintahan Amerika Serikat
tahun 1990-an oleh pengarangnya yaitu : David Osborne dan Ted Gaebler yang oleh pemerintah
Amerika Serikat atas prakarsa Wapres Al Gore, dipakai sebagai konsep untuk membenahi
birokrasi pemerintah Amerika Serikat yang pada waktu itu mengalami defisit anggaran yang
besar.
Teori dan konsep yang dapat mendorong terwujudnya efisiensi dan profesionalisme melalui
reinventing government seperti yang diajukan David Osborne dan Ted Gaebler diatas dapat
diuraikan yang dikutip dari Mardiasmo (2002: 18) dan beberapa hal ada yang dielaborasi oleh
penulis sesuai konteksnya yaitu sebagai berikut :
7. Pemerintahan wirausaha.
Pemerintah berusaha memfokuskan energinya bukan sekedar untuk menghabiskan anggaran,
tetapi juga menghasilkan uang. Mereka meminta masyarakat yang dilayani untuk membayar;
menuntut return on investment. Mereka memanfaatkan insentif seperti dana usaha, dana inovasi
untuk mendorong para pimpinan badan pemerintah berpikir mendapatkan dana operasional.
8. Pemerintahan antisipatif.
Pemerintah antisipatif adalah pemerintahan yang berpikir ke depan. Mereka mencoba mencegah
timbulnya masalah daripada memberikan pelayanan untuk menghilangkan masalah. Mereka
menggunakan perencanaan strategis, pemberian visi masa depan, dan berbagai metode lain untuk
melihat masa depan.
Memiliki daya tanggap (responsiveness) adalah tindakan aparatur pemerintahan yang secara
cepat menanggapi dan mengambil prakarsa untuk menyelesaikan masalah. Secara nyata kegiatan
tersebut antara lain dapat berupa penyediaan penyediaan pusat layanan pengaduan masyarakat,
pusat layanan masyarakat (crisis center), kotak surat saran/pengaduan, tanggapan surat pembaca,
website, forum pertemuan publik dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat atau sekelompok masyarakat tertentu menghadapi
berbagai masalah dan krisis sebagai akibat dari perubahan situasi dan kondisi. Dalam situasi
seperti ini, aparatur pemerintahan tidak sepantasnya memiliki sifat masa bodoh, tetapi harus
cepat tanggap dengan mengambil prakarsa untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
9. Pemerintahan desentralisasi.
Wujud nyata dari prinsif desentralisasi dalam tata kepemerintahan adalah pendelegasian urusan
pemerintahan disertai sumber daya pendukung kepada lembaga dan aparat yang ada dibawahnya
untuk mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Pemerintah desentralisasi adalah pemerintah yang mendorong wewenang dari pusat
pemerintahan melalui organisasi atau sistem. Mendorong mereka yang langsung melakukan
pelayanan, atau pelaksana, untuk lebih berani membuat keputusan sendiri.
10. Pemerintahan berorientasi pasar.
Komitmen pada pasar yang fair, merupakan upaya pengaitan kegiatan ekonomi masyarakat
dengan pasar, baik didalam daerah maupun luar daerah, sehingga dapat menumbuhkan daya
saing perekonomian. Pengalaman bijak yang tidak berkomitmen pada pasar telah membuktikan
bahwa campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi seringkali berlebihan sehingga
akhirnya membebani anggaran belanja dan bahkan merusak pasar. Untuk itu maka bantuan
pemerintah untuk mengembangkan perekonomian masyarakat, harus diikuti dengan
pembangunan atau pemantapan ekonomi.
Sebagaimana sepuluh prinsip diatas diharapkan mampu mewujudkan efisiensi, efektifitas serta
produktifitas pemerintahan dimaksudkan sebagai pendorong untuk melakukan promosi dan
sekaligus menggerakkan daya tarik investasi bagi pembangunan ekonomi dalam rangka
menyongsong era globalisasi ekonomi. Berdasarkan prinsip tersebut membawa kesuksesan bagi
pemerintahan di Indonesia sudah melaksanakan prinsip diatas seperti : desentralisasi, privatisasi,
dibidang keuangan misalnya kebijakan pengelolaan Pandapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Unit pelayanan pemerintah yang sifatnya tidak manopolitis dan memiliki kompetitor diluar
instansi pemerintah, maka unit pelayanan tersebut memiliki potensi pendapatan yang prospektif
diberikan kebebasan untuk mengelola keuangan secara mandiri dalam rangka mendorong untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
Namun perkembangan implementasi Reinventing Government perlu kajian yang lebih
mendalam, ketika hasil penerapan itu belum mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas
dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Kemungkinan konsep pemikiran tersebut belum
dilaksanakan secara sistematik atau masih bersifat partial dan graduil, terutama perubahan
paradigma para elite pejabat publik dan aparatur pemerintah masih belum berubah menjadi
paradigma pelayanan karena pada kenyataannya menghilangkan sifat feodlistik para elite
penguasa dan para birokrat masih sulit dan tidak mudah, bahkan bermunculan orang kaya baru,
justru ikut menumbuhkan gaya para kaum feodal baru baik di pemerintahan pusat maupun di
daerah.
Menurut UNDP ada beberapa karakteristik pelaksanaan good governance antara lain;
1. Pimpinan, mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun
melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi ini dibangun
atas dasar kebebasan berpendapat.
2. Rule Of Law, kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan terutama
hukum hak asasi manusia
3. Transparency, keterbukaan dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi
yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang
membutuhkan.
4. Responsiveness, lembaga dan proses harus mencoba untuk melayani setiap aspirasi
masyarakat.
5. Consensus Oriented, Good Governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda
untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang luas, baik dalam hal kebijakan maupun
prosedur.
6. Effectivitas and Efficiency, proses dan lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang telah
digariskan dengan menggunakan sumber yang tersedia sebaik mungkin
7. Accountability, para pembuat keputusan dalam pemerintahan sektor swasta dan masyarakat
(civil society) bertanggung jawab kepada publik.
8. Strategic Vision, para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif Good
Governance dan pengembangan manusia yang luas serta daerah jauh kedepan sejalan dengan
apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Paradigma tradisional ini menyebabkan pemerintah tidak bisa lagi berpikir jernih untuk
meningkatkan mutu kerjanya, karena sudah dililit oleh aktivitas-aktivitas rutin untuk melayani
kebutuhan masyarakat. Agar pemerintah tidak lagi terjerat dengan kegiatan rutin sebagai pelayan
masyarakat, maka pemerintah perlu memikirkan untuk menyerahkan tugas-tugas pelayanan
tersebut kepada masyarakat. Pemerintah yang banyak melaksanakan tugas pelayanan akan
semakin memberikan peluang kepada gagalnya atau lemahnya mutu pekerjaan, maka dalam
kondisi ini akan lebih baik jika pemerintah menyerahkan urusan tersebut kepada swasta dan
pemerintah hanya menetapkan peraturan-peraturan yang akan dilaksanakan oleh pihak swasta.
2. Karena sistem otoriter tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, maka perlu dilakukan
perubahan dengan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat atau pemberdayaan rakyat
(Empowering). Melalui sistem ini rakyat tidak lagi sebagai objek pemerintahan tetapi juga
sebagai subjek pemerintahan. Rakyat harus diberikan kewenangan untuk mengurus dirinya
sendiri.
3. Gejala yang selama ini ada para administrator bekerja untuk mendapatkan prestasi yang
akan dinilai baik oleh atasannya. Sedangkan masyarakat yang seharusnya mendapatkan
pelayanan yang baik dari para administrator menjadi faktor sampingan. Untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat para administrator harus merubah orientasi pelayananan dari
melayani kebutuhan para birokrat menjadi melayani kebutuhan masyarakat.
4. Sifat pemerintahan yang selalu berusaha untuk menghabiskan dana, tanpa perlu memikirkan
bagaimana mendapatkan dana tersebut perlu dirobah. Karena sumber dana pemerintah makin
berkurang, biaya yang dibutuhkan untuk membiayai berbagai program pemerintah semakin
tinggi. Untuk itu instansi pemerintah harus mampu menghasilkan dana untuk membiayai
berbagai programnya.
5. Pemerintah selama ini cenderung untuk menyelesaikan suatu masalah setelah masalah
menjadi masalah besar. Setelah menjadi masalah besar, maka pemerintah akan kesulitan untuk
mengatasi, baik dari segi kerumitan maupun pembiayaan. Untuk itu perlu tindakan pencegahan
terhadap timbulnya suatu masalah.
6. Hal-hal di atas akan terlaksana jika di Indonesia telah terwujud Civil society. Civil society
menghendaki masyarakat yang sudah dewasa dan mempunyai aktivitas dan kreativitas yang
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Beranda
l. Hirarki of Authority yaitu suatu struktur organisasi yang memiliki kewenangan yg dibatasi
oleh tugas-tugas & tanggungjawab yg diberikan.
m. Responsibility adalah pertanggung jawaban pemerintah didalam melakukan kegiatan
pemerintahan atau kesejahteraan masyarakat baik itu formal maupun informal terhadp
masyarakat.
n. korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk
pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari
yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan
menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya.
o. Abuse of authority adalah Penyalahgunaan wewenang, dalam bentuk korupsi politik, adalah
penggunaan kekuasaan atau wewenang disahkan oleh pejabat pemerintah untuk keuntungan
pribadi tidak sah. Penyalahgunaan kekuasaan pemerintah untuk tujuan lain, seperti represi lawan
politik dan kebrutalan polisi umum, tidak dianggap korupsi politik. Baik adalah tindakan ilegal
oleh orang pribadi atau perusahaan tidak terlibat langsung dengan pemerintah. Tindakan ilegal
oleh sebuah officeholder merupakan korupsi politik hanya jika tindakan tersebut secara langsung
berkaitan dengan tugas-tugas resmi mereka.
p. implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta
baik secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.
q. Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif
[1]
yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final .
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
r. Pemerintah partisipatif adalah pemerintah yang peduli aktif terhadap masyarakat yang butuh
terhaadap kebijakan pemerintah yang baik untuk pembangunan Negara.
s. Public policy adalah Kebijakan publik sebagai tindakan pemerintah umumnya panduan
berprinsip agar tindakan yang diambil oleh cabang administrasi atau eksekutif negara berkaitan
dengan kelas isu dalam cara yang konsisten dengan hukum dan kebiasaan institusional.
t. Unsure manajemen adalah dalam mencapai tujuan manajer membuat perencanaan,
pengorganisasian, mengendalikan semua unsur manajemen secara bersamaan dalam satu
kesatuan gerak secara simultan.
u. leadership adalah "mengorganisir sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama".
Pemimpin mungkin atau tidak mungkin memiliki kekuasaan formal. Siswa kepemimpinan telah
menghasilkan teori-teori yang melibatkan sifat-sifat, [2] interaksi situasional, fungsi, perilaku,
kekuatan, visi dan nilai-nilai, [3] karisma, dan kecerdasan, antara lain.
v. Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
w. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya
untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Pengertian efisiensi menurut Mulyamah
(1987;3) yaitu: Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan
masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang
sebenarnya
x. Strategi informasi pemerintah adalaha cara perencanaan pemerintah dalam melakukan usaha
pembangunan pemerintahan mengenai teknologi-teknologi informasi,
y. Standar kompetensi planning adalah karakteristik dari oknum pemerintahan yang
merencanakan kontribusin kinerja pekerjaan yang berhasil dan pencapaian hasil organisasi. Hal
ini mencakup pengetahuan, keahlian dan kemampuan ditambah karakteristik lain seperti nilai,
motivasi, inisiatif dan control diri.
Diposting oleh sofwan one di 01.21
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Label: Tugas