2. Mengorganisasi:
Fungsi ini mencakup menentukan apa yang perlu dilakukan, bagaimana
cara melakukan, dan siapa yang harus melakukan, dan siapa melapor
kepada siapa.
3. Memimpin:
Tugas manajemen adalah bekerja dan melalui orang lain, fungsinya adalah
mengarahkan dan memotivasi, mempengaruhi dan individu atau tim untuk
bekerja, memilih saluran komunikasi yang efektif atau menyelesaikan
konflik
4. Mengendalikan:
Fungsi ini untuk menjamin sesuatu berjalan sebagaimana mestinya dengan
memantau dan menilai kinerja denganmembandungkan kinerja aktual
dengan sasaran yang yang telah ditetapkan.
Bentuk-Bentuk Organisasi
1. Bentuk Organisasi Staff
2. Bentuk Organisasi Lini
3. Bentuk Organisasi Fungsional
4. Bentuk Organisasi Fungsional & Lini
5. Bentuk Organisasi Fungsional & Staff
6. Bentuk Organisasi Lini &Staff
Prinsip-prinsip organisasi
Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi, maka
perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi.
Diantaranya adalah:
Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang
sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari
tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik
maupun non fisik.
Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat
dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub)
organisasi, hal ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan
dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.
Delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang
jelas maka akan telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan
(wewenang) dari masing-masing unit kerja.
Rentang kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari
pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus
menjadi bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris
kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan tersebut.
Tingkat pengawasan. Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul
antar atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam
struktur organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak
dan kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.
Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Dengan tergambarnya struktur
organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan
terlihat pula. Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang
memberikan delegasi (perintah) akan nampak.
Koordinasi. Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu
organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja akan
tercipta. Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan
semakin cepat tercapai.
Menjalankan proses manajemen untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien hanya dapat
dijalankan oleh manusia. Tanpa adanya manusia sebuah pekerjaan tidak akan berjalan sesuai
rencana yang dibuat, karena manusia adalah makhluk pekerja untuk menyelesaikan tugas.
Manusia dapat memotivasi pekerja lainnya agar lebih baik dalam melakukan pekerjaan.
2. Money
Uang merupakan unsur yang sangat penting dalam berjalannya pekerjaan yang akan dicapai
sesuai tujuan. Sebuah pekerjaan yang sedang berjalan akan membutuhkan perlengkapan dan
peralatan untuk melancarkan proses tersebut. Mendapatkan perlengkapan dan peralatan
tersebut harus memiliki uang sehingga uang dapat dibilang penting.
Dalam pengertian manajemen, proses yang memanfaatkan sumber daya yang dapat mencapai
tujuan efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan yang efisien sangat dibutuhkan modal
dalam bentuk uang yang dapat memenuhi hal tersebut. Dapat dilihat untuk membangun
sesuatu memiliki uang sangatlah menunjang kelancaran dalam pembangunan tersebut.
Pengelolaan keuangan yang benar juga termasuk hal yang krusial dalam keberlangsungan
manajemen yang optimal. Dengan proses manajemen keuangan yang efisien, tentunya
seluruh proses dalam bisnis bisa terencana dengan baik dengan data finansial yang faktual.
3. Material
Dalam sebuah proses mencapai sebuah tujuan memiliki persediaan bahan baku sangatlah
dibutuhkan. Jika bahan baku tidak tersedia untuk menjalankan proses produksi, maka proses
tersebut akan terhambat dalam jangka pendek maupun panjang. Maka dari itu salah satu
unsur unsur manajemen yang penting adalah materials yang dapat memenuhi pencapaian
tujuan.
Bahan baku didapatkan dengan membelinya di tempat yang menyediakan bahan baku yang
dibutuhkan. Untuk mencapai tujuan yang efektif sangatlah dibutuhkan bahan baku yang tahan
lama dan bagus agar manajemen berjalan lancar. Dalam mengolah bahan baku tersebut
membutuhkan manusia yang dapat menjadikannya sebagai produk yang dibutuhkan.
4. Machine
Salah satu unsur manajemen yang menjadi pendukung terhadap berjalannya proses
pencapaian tujuan yang efisien adalah mesin. Dengan menggunakan mesin akan membantu
mempercepat pekerjaan yang dilakukan. Mesin digunakan untuk memproses bahan baku agar
menjadi sebuah produk yang berkualitas.
Manajemen dilakukan dengan banyak proses yang dilakukan dengan baik agar tujuan yang
dicapai menjadi sangat baik. Untuk itu bahan baku yang digunakan harus berkualitas
sehingga hasilnya sesuai dengan harapan. Mesin dapat berjalan karena manusia yang
menggerakan, maksud dari ini dari setiap unsur unsur manajemen sangatlah berkaitan.
5. Method
Sebuah metode yang digunakan untuk menjalankan proses manajemen dapat dilakukan
dengan pemikiran manusia. Sehingga metode dapat membuat proses tersebut lebih mudah
dan cepat selesai dalam mencapai tujuan yang efisien. Metode terjadi karena munculnya
unsur unsur manajemen di atas untuk melakukan proses dengan lancar.
Menggunakan metode yang telah disusun sesuai dengan divisi yang ada dapat dibagikan
kepada pekerja yang ahli pada bidangnya. Manusia akan membantu berjalannya metode yang
telah dibentuk untuk menghasilkan bahan baku menjadi bahan jadi. Dengan metode yang
baik juga akan membuat mesin berjalan dengan sesuai dan uang digunakan sesuai dengan
keperluan yang akan mencapai tujuan.
6. Market
Unsur yang membuat lancar proses produksi adalah pasar, karena pasar dikunjungi banyak
konsumen yang akan membeli produk tersebut. Adanya pasar membuat produksi terjual dan
dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari produk tersebut. Dalam hal ini sebagai
pembuat produksi dapat memperbaiki dan mempertahankan kualitas.
Pasar sangat berpengaruh terhadap sebuah produksi yang telah dihasilkan sesuai dengan
proses yang telah digunakan. Dalam manajemen untuk menguasai pasar dapat menggunakan
strategi yang baik untuk bersaing dan menjadi yang utama. Dengan strategi membuat produk
menjadi lebih cepat menyebar luas dan disukai konsumen.
Bidang-Bidang Manajemen
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pengertian manajemen ditinjau dari segi
seni adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Ini berarti bahwa
dalam sebuah organisasi, ada orang yang merencanakan dan mengorganisasikan serta
ada tenaga pelaksana. Fungsi-fungsi seperti inilah yang disebut seni manajemen.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang-bidang manajemen
itu dikhususkan berdasarkan tujuan masing-masing. Bidang-bidang manajemen itu
antara lain manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan,
manajemen personalia, dan manajemen administrasi. Uraian berikut akan membahas
secara ringkas bidang-bidang manajemen tersebut.
1. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bidang manajemen yang penting. Ketika
mutu produk atau jasa menjadi kunci dalam memenangi persaingan bisnis, peran
manajemen produksi terasa semakin penting bagi perusahaan. Kegiatan produksi yang
buruk dapat mengakibatkan pemborosan dalam bentuk menumpuknya persedian.
Kegiatan produksi yang buruk juga dapat berakibat pada rendahnya mutu produk atau
jasa yang dihasilkan. Banyak perusahaan yang gagal bersaing di pasar karena lemah
dalam pengelolaan produksi. Di lain pihak, ada perusahaan yang berhasil memenangi
persaingan karena mengelola kegiatan produksinya dengan baik.
a. Perancangan sistem produksi
Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan rancangan
produk (jasa), volume produksi, proses produksi, lokasi dan tata letak, serta rancangan
kerja.
1. Rancangan produk (jasa). Rancangan produk dipelajari oleh bagian produksi
untuk mengetahui berbagai aspek yang berkaitan dengan proses produksi.
Contohnya, apakah teknologi yang dimiliki saat ini mampu memproduksi produk yang
diusulkan. Jika tidak memungkinkan, apakah tekonologi yang ada harus diganti
sebagian atau seluruhnya.
2. Volume produksi. Manajemen harus mempertimbangkan kapasitas produksi
yang dimiliki. Contohnya, apakah fasilitas produksi yang dimiliki mampu
menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan yang diharapkan.
Kemudian, berapa jumlah yang diproduksi agar tidak terjadi kelebihan produksi.
Kelebihan produksi berarti menumpuknya persediaan, yang berdampak buruk bagi
keuangan perusahaan.
3. Proses produksi. Ketika merancang sistem produksi, manajemen
harus mempertimbangkan proses produksi yang paling efisien. Contohnya, apakah
proses produksi memerlukan dukungan teknologi baru, atau cukup hanya dengan
memodifikasi teknologi yang telah ada. Selain masalah efisiensi, proses produksi
harus mampu memenuhi tuntutan dari rancangan produk. Dengan demikian, produk
yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diharapkan.
4. Lokasi dan tata letak. Setelah proses produksi dipilih, langkah selanjutnya
adalah merancang lokasi dan tata letak dari proses produksi. Lokasi dan tata letak
didesain sedemikian rupa sehingga efisien. Contohnya, gudang penyimpanan bahan
baku dan barang jadi sebaiknya berdekatan dengan lokasi proses produksi.
Keputusan lokasi dan tata letak juga harus memperhatikan peraturan-peraturan
yang berlaku. Pemerintah biasanya memiliki peraturan yang berkaitan dengan lokasi
pabrik atau industri.
5. Rancangan pekerjaan. Tahap akhir dari perancangan sistem produksi adalah
menentukan pembagian kerja, membuat standar kerja, dan sebagainya. Melalui
rancangan pekerjaan, ditetapkan cara yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan.
Pada tahap ini juga ditentukan para pelaksana dari sistem operasi.
2. Manajemen Pemasaran
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana
seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Dari pengertian pemasaran di atas, manajemen pemasaran diartikan sebagai kegiatan
pengaturan secara optimal dari fungsi pemasaran agar kegiatan pertukaran atau
penyampaian barang dari produsen ke konsumen dapat berjalan lancar dan
memuaskan melalui riset pasar, promosi, pengaturan organisasi pemasaran, sistem
distribusi, dan bagaimana memuaskan pelanggan.
Manajemen pemasaran merupakan salah satu bidang operasional dalam perusahaan
yang harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Sebelum suatu produk dipasarkan,
terlebih dahulu diperkirakan atau dipastikan apakah produk tersebut akan laku dijual
atau tidak. Setiap barang yang diproduksi tidak selalu ada yang membeli. Bahkan,
sering terjadi bahwa sebuah produk tidak laku di pasaran akibat tidak sesuai dengan
selera pasar atau konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan riset pasar
sebelum membuat produk baru.
a. Riset pasar
Pasar merupakan indikator pemberian informasi yang memengaruhi bidang-bidang
lainnya. Jika salah dalam menafsirkan keadaan pasar bisa berakibat fatal dalam
penentuan kebijakan perusahaan. Dalam riset pasar harus benar-benar diadakan
penelitian dan sedapat mungkin dihindari pengambilan kesimpulan yang salah. Riset
pasar yang dilakukan berbeda untuk setiap jenis pasar. Riset pasar untuk pasar
persaingan monopoli akan berbeda dengan riset pasar untuk pasar persaingan
sempurna.
d. Kepuasan pelanggan
Pelanggan merupakan raja yang harus dipenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan
ini mengacu pada kepuasaan konsumen dalam jangka panjang. Memberi kepuasaan
pada konsumen dalam jangka panjang bukan hal yang mudah. Kepuasaan jangka
panjang dapat terpenuhi dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1) Mutu barang. Barang yang dipasarkan harus memenuhi standar mutu yang
sesuai dengan keinginan konsumen.
2) Mudah mendapatkan produk tersebut.
3) Pelayanan purnajual. Barang yang dijual harus selalu diikuti penggunaannya. Jika
ada kesulitan dalam penggunaannya, maka konsumen harus mendapat kepastian
kepada siapa hal itu dilaporkan. Misalnya, PT Astra Internasional, pemegang merek
mobil Toyota di Indonesia, memberi layanan purnajual demi kepuasaan pelanggan.
Mereka mempersiapkan teknisi yang dapat membantu pemakai mobil Toyota jika
mereka menemui kesulitan.
3. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah manajemen yang berhubungan dengan langkah untuk
mendapatkan dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya dalam rangka
mencapai tujuan. Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen keuangan adalah
manajemen sumber dana, manajemen penggunaan dana, dan pengawasan
penggunaan dana.
a. Sumber dana
Manajer keuangan harus dapat memilih sumber dana yang akan digunakan dalam
perusahaan. Sumber dana itu dapat berasal dari dalam perusahaan dan dari luar
perusahaan.
1) Dana dari dalam perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh dana dari perusahaan
dengan kebijakan menahan pembagian dividen. Para manajer keuangan harus dapat
memberi argumentasi kepada pemegang saham agar sebagian keuntungan
perusahaan disisihkan untuk memperbesar dana yang sudah ada. Manajer
keuangan harus memberi alasan yang tepat agar rapat umum pemegang saham
menyetujui sebagian laba ditahan untuk meningkatkan aset perusahaan.
2) Dana dari luar perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh dana dari luar seperti
pasar modal, pinjaman dari bank, dan sumber-sumber lainnya. Dana dari luar
perusahaan dapat berbentuk modal perusahaan dan pinjaman. Jika perusahaan
menarik dana dengan cara menjual saham, dana tersebut menjadi modal sendiri.
Artinya, jumlah saham yang beredar bertambah banyak. Pemegang saham adalah
pemilik dan mereka berhak mendapat dividen. Di lain pihak, dana dari luar
perusahaan dalam bentuk pinjaman tidak begitu memengaruhi kebijakan
perusahaan. konsekuensinya, perusahaan harus membayar bunga tanpa terikat
dengan laba-rugi yang diperoleh perusahaan. Pemilihan bentuk dana dari
luar tergantung dari beberapa pertimbangan, tetapi secara umum kebutuhan aktiva
lancar harus menggunakan dana sendiri, sedangkan investasi sebaiknya
menggunakan pinjaman.
b. Penggunaan dana
Dana yang ada pada perusahaan, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar
perusahaan harus digunakan sebaik mungkin. Hal ini bertujuan agar nilai perusahaan
semakin meningkat pada masa yang akan datang. Dana itu dapat digunakan untuk hal-
hal berikut:
1) Penanaman modal jangka pendek. Penanaman modal jangka pendek diwujudkan
dalam usaha-usaha yang bersifat sementara, seperti pembelian surat berharga,
tabungan, dan penanaman modal lainnya. Karena sifatnya jangka pendek, pembelian
surat berharga harus dalam bentuk tabungan di bank, dana tersebut harus dapat
dicairkan kapan pun saat dibutuhkan.
4. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi,
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan sumber daya manusia
untuk mencapai sasaran perseorangan. Hal-hal yang berhubungan dengan manajemen
personalia antara lain sebagai berikut:
a. Penerimaan pegawai
Penerimaan pegawai harus dapat menjaring sumber daya manusia yang
sesuai dengan kebutuhan. Langkah-langkah yang diperlukan pada penerimaan
pegawai adalah
sebagai berikut:
1) Analisis jabatan. Untuk penerimaan pegawai, terlebih dahulu diadakan analisis
jabatan yang akan diisi. Berdasarkan analisis jabatan akan diketahui kriteria orang
yang akan ditempatkan atau diseleksi.
2) Seleksi penerimaan pegawai. Seleksi penerimaan pegawai digunakan untuk
memastikan siapa yang ditunjuk atau tepat untuk mengisi suatu jabatan. Seleksi
tersebut harus dapat menggambarkan kualifikasi calon bersangkutan. Setelah
berhasil menentukan orang untuk mengisi suatu jabatan, langkah berikutnya adalah
tahap pelatihan.
3) Pelatihan dan pendidikan. Mempersiapkan pegawai untuk mengisi suatu pekerjaan
memerlukan proses, yaitu melalui pelatihan. Pelatihan memungkinkan seseorang
memiliki pengetahuan atau keterampilan untuk menduduki suatu posisi. Setelah
mengikuti pelatihan diharapkan yang bersangkutan mampu bekerja sesuai dengan
tuntutan pekerjaan.
b. Penilaian pegawai
Pegawai sebagai bagian dari perusahaan harus dinilai atas prestasi dan
kemampuannya dalam melakukan pekerjaan. Penilain harus didasarkan atas sikap yang
objektif. Seseorang tidak boleh membeda-bedakan orang lain baik karena hubungan
pertemanan maupun saudara. Penilaian baik tidaknya seseorang dalam melaksanakan
pekerjaan sebaiknya ditentukan oleh kemampuan orang tersebut menjabarkan
pekerjaan demi mencapai tujuan dan dedikasinya dalam rangka mengemban misi
organisasi.
5. Manajemen Administrasi
OSIS merupakan organisasi siswa yang sah di sekolah. OSIS adalah kependekan dari
Organisasi Siswa Intra Sekolah. Kata “organsisasi” menunjukkan bahwa OSIS
merupakan kelompok kerja sama antarpribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan
bersama. Sebagai organisasi, OSIS dibentuk dalam usaha mencapai terwujudnya
pembinaan kesiswaan. Siswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, yaitu SMP dan SMA dan yang setara. Kata “intra” menunjukkan bahwa
OSIS adalah suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan suatu
sekolah. Keberadaan OSIS di suatu sekolah tidak ada kaitan dengan OSIS yang ada di
sekolah lain. Kata “sekolah” menunjukkan satuan pendidikan tempat penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.
Tampak bahwa OSIS merupakan satu-satunya wadah kegiatan siswa di sekolah
bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan
kesiswaan. Untuk mewujudkan fungsinya sebagai wadah, OSIS harus selalu bersama-
sama dengan jalur yang lain dalam mengadakan latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler,
dan wawasan wiyatamandala. Tanpa bekerja sama dengan yang lain, OSIS sebagai
wadah tidak akan berfungsi.
OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pola beberapa peranan atau fungsi dalam
mencapai tujuan. Sebagai suatu organisasi OSIS juga perlu pulal memperhatikan faktor-
faktor yang sangat berperan agar OSIS tetap hidup. Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan agar OSIS tetap berfungsi, yaitu sumber daya, efisiensi, koordinasi
kegiatan sejalan dengan tujuan, pembaharuan, kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan luar dan terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen. Dari faktor-faktor
ini, faktor manusia yang paling penting. Keberhasilan atau kegagalan OSIS tergantung
pada manusia yang terlibat dalam organisasi siswa ini. Untuk alasan ini, perlu ada
pelatihan terus-menerus untuk kalangan pengurus dan anggota OSIS. Bentuk pelatihan
itu antara lain pelatihan kepemimpinan dan wawasan wiyatamandala.
Sebagai organisasi, OSIS memiliki perangkat. Perangkat OSIS terdiri atas Dewan
Pembina, Perwakilan Kelas, dan Pengurus OSIS.
1. Dewan Pembina yang terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kesiswaan, Koordinator Pembina, dan Guru sebagai
anggota.
2. Perwakilan Kelas yang terdiri dari siswa-siswa yang ditunjuk untuk
mewakili tiap-tiap kelas yang nantinya akan duduk dalam MPK atau
Musyawarah Perwakilan Kelas. Secara rutin, MPK akan bekerjasama
dengan pengurus OSIS sekaligus memantau kinerja pengurus OSIS
serta menyampaikan aspirasi kelas kepada Pengurus OSIS atau
sebaliknya.
3. Pengurus OSIS yang meliputi Ketua I, Ketua II, Sekretaris I,
Sekretaris II, Bendahara I, Bendahara II dan beberapa staf atau seksi.
Contoh staf atau seksi tersebut adalah Seksi Ketaqwaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, Seksi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,
Seksi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara, Seksi Kepribadian dan
Budi Pekerti Luhur, Seksi Organisasi, Pendidikan Politik dan
Kepemimpinan, Seksi Keterampilan dan Kewiraswastaan, Seksi
Persepsi Apresiasi dan Kreasi Seni, dan Seksi Kesegaran Jasmani.
4. MPK (Musyawarah Perwakilan Kelas) terdiri dari siswa yang ditunjuk
untuk mewakili kelasnya dan duduk dalam kepengurusan MPK.
Anggota perwakilan kelas memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas.
b. Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS.
c. Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas.
d. Memilih pengurus OSIS dan daftar calon yang telah disiapkan.
e. Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir
masa jabatan.
f. Mempertanggungjawabkan segala tugas kepada Kepala Sekolah
selaku Ketua Pembina.
g. Bersama-sama pengurus menyusun Anggaran Rumah Tangga.
Untuk memudahkan MPK dalam menjalankan tugasnya, maka perlu
dibentuk kepengurusan MPK yang terdiri atas Ketua, Sekretaris,
Ketua Komisi A, Ketua Komisi B, dan Ketua Komisi C. Masing-
masing komisi dapat bekerja sama dengan bidang-bidang tertentu
dalam kepengurusan OSIS.