Anda di halaman 1dari 10

Jurnal AJUDIKASI Vol 1 No 2 Desember 2017, 53-62

IMPLIKASI KEWARGANEGARAAN GANDA


BAGI WARGA NEGARA INDONESIA

Rokilah
Program Studi Ilmu Hukum Universitas Serang Raya
Email : ilameidyfaihaazis@gmail.com

Abstrak

Dalam Pasal 28D ayat (4) UUD 1945, dengan tegas dinyatakan bahwa, Setiap orang berhak
atas status kewarganegaraan”. Pada ketentuan tersebut tidak dinyatakan bahwa setiap orang juga
berhak atas satu atau dua kewarganegaraan. Hal yang penting bagi UUD 1945 adalah tidak boleh
terjadi keadaan apatride, sedangkan kemungkinan terjadinya bipatride, tidak diharuskan dan juga
tidak dilarang. Hal yang penting bagi negara ialah bahwa warga negaranya itu memenuhi hak dan
kewajiban sebagai warga negara. Sehingga jelas dan tegas hak dan kewajiban setiap warga negara
dalam UUD 1945, hal inilah yang membedakan dengan orang asing. Keberadaan penelitian ini
dimaksudkan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan: (a) Apakah asas kewarganegaraan
yang dianut oleh Negara Indonesia? (b) Bagaimana implikasi kewarganegaraan ganda bagi warga
Negara Indonesia?. Untuk menemukan jawaban permasalahan tersebut ditempuh melalui metode
Penelitian Hukum Normatif Empiris, yaitu penelitian yang memperhatikan bahwa hukum bekerja
pada segi kaidah/norma/normwissenschaft yaitu perundang-undangan yang berkaitan dengan
kewarganegaraan Republik Indonesia, yang tidak terlepas dari unsur sosial/empiris. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Indonesia menganut asas kewarganegaraan, yaitu Ius soli, ius sanguinis,
asas kewarganegaraan tunggal dan asas kewarganegaraan rangkap terbatas. (2) Hak dan kewajiban
warga negara tercantum dalam UUD 1945, hal tersebut menimbulkan implikasi bahwa warga
negara Indonesia yang memiliki status kewarganegaraan ganda juga mempunyai hak, kewajiban
dan partisipasi dalam negara yang sama dengan warga negara asli Indonesia, asalkan mereka ketika
berusia 18 tahun harus memilih kewarganegaraan Indonesia.

Kata Kunci: Implikasi, Kewarganegaraan ganda, Warga Negara, Indonesia

LATAR BELAKANG MASALAH Tanpa adanya wilayah yang pasti,


Kenyataan yang berlaku umum bahwa tidak mungkin suatu negara dapat berdiri, dan
untuk berdirinya negara yang merdeka harus begitu pula adalah mustahil untuk
dipenuhi beberapa unsur pembentuk. Unsur- menyatakan adanya negara tanpa rakyat yang
unsur pembentuk tersebut ada yang bersifat tetap. Di samping itu, meskipun kedua syarat
mutlak atau konstitutif, dan ada pula yang wilayah (territory) dan rakyat telah dipenuhi,
bersifat tambahan atau deklaratif. Unsur apabila pemerintahannya bukan pemerintahan
pertama merupakan syarat mutlak, sehingga yang berdaulat yang bersifat nasional,
apabila unsur satu saja tidak ada, negara pun belumlah dapat dinamakan negara tersebut
tidak ada. Adapun unsur-unsur negara yang suatu negara yang merdeka.
termasuk kategori ini, dalam rumusan Rakyat sebagai sekumpulan manusia
Konvensi Montevidio tahun 1933, terdiri atas yang hidup di suatu tempay yang dilawankan
tiga unsur penting, yakni rakyat, wilayah, dan dengan makhluk-makhluk lain yang hidup di
pemerintah yang berdaulat. Sementara unsur dunia. Beberapa istilah yang erat
tambahan adalah pengakuan dari negara- pengertiannya dengan rakyat ialah, rumpun
negara lain. (ras), bangsa (volks), dan nazi (natie).

Implikasi Kewarganegaraan Ganda


bagi Warga Negara Indonesia 53
Jurnal AJUDIKASI Vol 1 No 2 Desember 2017, 53-62

Rumpun diartikan sebagai sekumpulan (citizenship) adalah anggota dari sebuah


manusia yang merupakan suatu kesatuan komunitas yang membentuk itu sendiri.
karena mempunyai ciri-ciri jasmaniah yang Warga negara dari suatu negara merupakan
sama. Ciri-ciri jasmaniah itu misalnya, warna pendukung dan penanggung jawab kemajuan
kulit, warna rambut, bentuk badannya, bentuk dan kemunduran suatu negara. oleh sebab itu,
mukanya dan sebagainya. Sedangkan bangsa, seseorang yang menjadi anggota atau warga
diartikan sebagai sekumpulan manusia yang suatu negara haruslah ditentukan oleh
merupakan suatu kesatuan karena mempuyai Undang-Undang yang dibuat oleh negara
perasaan kebudayaan, misalnya, bahasa, adat tersebut. Sebelum negara menentukan siapa-
kebiasaan, agama dan sebagainya. Sementara siapa yang menjadi warga negara, terlebih
nazi, juga sering disebut bangsa, akan tetapi dahulu negara harus mengakui bahwa setiap
mempuyai ciri-ciri yang berbeda. Natie orang berhak memilih kewarganegaraan,
diartikan sebagai sekumpulan manusia yang memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
merupakan suatu kesatuan karena mempunyai meninggalkannya serta berhak kembali
kesatuan politik yang sama. Setelah diuraikan sebagaimana dinyatakan oleh Pasal 28E ayat
arti rumpun, bangsa, dan nazi, maka rakyat itu (1) UUD 1945. Pernyataan ini mengandung
mempunyai arti yang netral, dan rakyat makna bahwa orang-orang yang tinggal dalam
sebagai salah satu unsur daripada negara wilayah negara dapat diklasifikasikan
harus dihubungkan dengan ikatannya dengan menjadi:
negara, karena itu rakyat harus dimaksudkan 1) Penduduk, yaitu orang-orang yang
sebagai warga negara yang dibedakan dengan memiliki domisili atau tempat tinggal tetap
orang asing. di wilayah negara itu, yang dapat
Rakyat (people) yang menetap di suatu dibedakan warga negara dan Warga
wilayah tertentu, dalam hubungannya dengan Negara Asing (WNA).
negara disebut warga negara (citizen). Warga 2) Bukan penduduk, yaitu orang-orang asing
negara secara sendiri-sendiri merupakan yang tinggal dalam negara bersifat
subjek-subjek hukum yang menyandang hak- sementara sesuai dengan visa yang
hak dan sekaligus kewajiban-kewajiban dari diberikan oleh negara (kantor imigrasi)
dan terhadap negara. setiap warga negara yang bersangkutan, seperti turis.
mempunyai hak-hak yang wajib diakui Persoalan kewarganegaraan ini juga
(recognized) oleh negara dan wajib dihormati penting dipandang dari sudut hukum
(respected), dilindungi (protected), dan Internasional. Seperti dikatakan oleh A.W.
difasilitasi (facilitated), serta dipenuhi Bradley dan K.D. Ewing, nasionalitas dan
(fulfilled), oleh negara. Sebaliknya, setiap status kewarganegaraan itu menghubungkan
warga negara juga mempunyai kewajiban- seseorang dengan orang lain dalam pergaulan
kewajiban kepada negara yang merupakan di dunia Internasional. Oleh karena di zaman
hak-hak negara yang juga wajib diakui modern sekarang, perkembangan dinamika
(recognized), dihormati (respected), dan hubungan antarnegara sangat terbuka, maka
ditaati atau ditunaikan (complied) oleh setiap hubungan antara satu negara dengan dunia
warga negara. Interanasional tidak dapat dihindari. Karena
Pengertian Warga Negara menurut itu, dalam setiap wilayah negara akan selalu
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ada warga negara sendiri dan orang asing atau
(2002) adalah penduduk sebuah negara atau warga negara asing, yang kesemuanya sama-
bangsa berdasarkan keturunan, tempat sama disebut penduduk. Artinya, tidak semua
kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai penduduk suatu negara merupakan warga
kewajiban dan hak penuh sebagai seorang negara, karena mungkin saja dia adalah orang
warga dari negara itu. Sementara Dr. A. S asing. Dengan demikian, penduduk suatu
Hikam (2000 mendefinisikan Warga Negara negara dapat dibagi dua yaitu warga negara

Implikasi Kewarganegaraan Ganda


54 bagi Warga Negara Indonesia
Jurnal AJUDIKASI Vol 1 No 2 Desember 2017, 53-62

dan orang asing. Keduanya mempunyaai dalam perkembangannya di kemudian hari,


kedudukan yang berbeda dalam berhubungan timbul pula kebutuhan baru berdasarkan
dengan negara (state). Warga negara (citizen) pengalaman di berbagai negara bahwa kedua
mempunyai hubungan yang tidak ter’putus’ asas tersebut harus diubah dengan asas yang
walaupun yang bersangkutan berdomisili di lain atau harus diterapkan secara bersamaan
luar negeri, asalkan yang bersangkutan tidak untuk mencegah kemungkinan terjadinya
memutus sendiri kewarganegaraannya. keadaan double-citizenship atau dwi-
Sementara itu, orang asing hanya mempunyai kewarganegaraan (bipatride) atau sebaliknya
hubungan dengan negara selama ia bertempat sama sekali berstatus tanpa kewarganegaraan
tinggal di wilayah negara yang bersangkutan. (apatride). Namun demikian, dalam praktik,
Selama itu, adalah merupakan kewajiban ada pula negara yang justru menganut kedua-
negara untuk melindungi kepentingan setiap duanya karena pertimbangan lebih
penduduk yang ada di dalam wilayah menguntungkan bagi kepentingan negara
negaranya. yang bersangkutan. Sistem inilah yang biasa
Istilah kewarganegaraan memiliki arti dinamakn sebagai asas campuran. Asas yang
yang menunjukkan hubungan atau ikatan dipakai bersifat campuran sehingga dapat
antara negara dan warga negara. menyebabkan apatride atau bipatride. Dalam
Kewarganegaraan diartikan segala jenis hal demikian, yang ditoleransi biasanya
hubungan dengan suatu negara yang adalah keadaan bipatride, yaitu dwi-
mengakibatkan adanya kewajiban negara itu kewarganegaraan.
untuk melindungi orang yang bersangkutan. Di dunia dewasa ini cenderung
Adapun menurut Undang-Undang Nomor 12 semakin menyatu dan dengan dinamika
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan pergaulan antarumat manusia yang semakin
Republik Indonesia, Kewarganegaraan adalah longgar dan dinamis, gejala kewarganegaraan
segala hal-ihwal yang berhubungan dengan ganda ini sangat mungkin akan terus
warga negara. Pengertian kewarganegaraan berkembang di masa-masa yang akan datang.
dibedakan menjadi empat, yaitu; 1) Bahkan, boleh jadi, yang akan muncul dalam
Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai praktik, tidak saja masalah dwi-
dengan adanya ikatan hukum antara orang- kewarganegaraan, tetapi mungkin juga-multi
orang dengan negara. 2) Kewarganegaraan kewarganegaraan, terutama di kalangan
dalam arti sosiologis ditandai dalam ikatan kelompok orang yang kaya dan dapat hidup
emosional. 3) Kewarganegaraan dalam arti berpindah-pindah dengan sekehendak hatinya.
formil menunjukkan pada tempat Bagi mereka itu, tidak juga kerugian apa-apa
kewarganegaraan itu berdomisili. 4) bagi negara mana pun untuk membiarkan
Kewarganegaraan dalam arti materil mereka memiliki status kewarganegaraan
menunjukkan pada akibat hukum dari status lebih dari satu, asalkan yang bersangkutan
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan tetap menjalankan kewajibannya untuk
kewajiban warga negara. membayar pajak sesuai dengan ketentuan
Pada praktiknya ada kecenderungan perundang-undangan negara yang
yang memungkinkan seseorang memiliki bersangkutan. Oleh karena itu, semua negara
kewarganegaraan rangkap (bipatride) atau modern di dunia dewasa ini dihadapkan pada
sebaliknya, tidak memiliki kewarganegaraan persoalan kewarganegaraan ganda ini sebagai
(apatride). Kewarganegaraan rangkap ini masalah yang riel. Hal yang penting bagi
disebabkan dianutnya asas yang berbeda di negara ialah bahwa warga negaranya itu
atara dua negara dalam menentukan memenuhi kewajibannya sebagai warga
kewarganegaraannya. Negara yang satu negara. Bahwa ia tetap ingin bertahan dengan
menggunakan asas ius sanguinis dan yang
lain menggunakan asas ius soli. Bahkan

Implikasi Kewarganegaraan Ganda


bagi Warga Negara Indonesia 55
Jurnal AJUDIKASI Vol 1 No 2 Desember 2017, 53-62

dua kewarganegaraan, dapat saja tidak dalam penerapan/pelaksanaan serta


dipandang sebagai kerugian negara.1 pendaftaran kewarganegaraan.
Memperhatikan uraian tersebut di atas Sumber Data yang digunakan dalam
maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini adalah sumber data sekunder,
penelitian yang kemudian hasilnya yaitu data yang diambil dari sumber kedua
dituangkan dalam laporan penelitian dengan atau data pustaka, dalam wujud bahan hukum
judul : “Implikasi Kewarganegaraan Ganda primer, bahan hukum sekunder dan bahan
bagi warga Negara Indonesia”. tersier.3 Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara studi pustaka (library research)
RUMUSAN MASALAH yakni studi terhadap dokumen-dokumen yang
Berdasarkan uraian latar belakang relevan dengan penelitian di perpustakaan.4
masalah di atas, maka dapat dirumuskan Data yang diperoleh melalui penelitian
masalah, sebagai berikut: pustaka selanjutnya dijadikan sebagai data
a. Apakah asas kewarganegaraan yang dianut penunjang sehingga akan terjawab sesuai
oleh Negara Indonesia? dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
b. Bagaimana implikasi kewarganegaraan Dalam mengumpulkan, mengolah dan
ganda bagi warga Negara Indonesia? menganalisis data digunakan pendekatan
kualitatif dengan sifat interaktif koleksi data
METODE PENELITIAN atau pengumpulan data dengan analisis data.
Penelitian mengenai “Implikasi Analisis data dilakukan secara kualitatif.
Kewarganegaran Ganda bagi warga Negara Keseluruhan data yang relevan dengan tujuan
Indonesia.” merupakan Penelitian Hukum penelitian dianalisis secara kualitatif, yakni
Normatif Empiris, yaitu penelitian yang dengan abstraksi dan interpretasi yang
memperhatikan bahwa hukum bekerja pada mendalam, dengan mengacu pada teori-teori
segi kaidah/norma/normwissenschaft yaitu yang membangun kerangka pemikiran. Setiap
perundang-undangan yang berkaitan dengan proses ini dilakukan dengan mengacu pada
kewarganegaraan Republik Indonesia, yang tujuan penelitian. Seluruh tahapan analisis ini
tidak terlepas dari unsur sosial/empiris yaitu menghasilkan rumusan yang tersusun dalam
kenyataan adanya implikasi kewarganegaraan bentuk uraian yang deskriptif. Di dalam
ganda bagi warga Negara Indonesia sehingga penelitian kualitatif, menekankan pada
perlu diketahui pelindungannya sesuai tujuan deskripsi secara alami atas fenomena yang
penelitian. dilakukan dari keadaan yang sewajarnya.5
Adapun pendekatan dalam penelitian
yaitu mengenai berlakunya hukum positif.2 LANDASAN TEORI
Yaitu berlakunya perundang-undangan Asas kewarganegaraan diperlukan
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang untuk mengatur status kewarganegaraan
relevan dengan permasalahan seseorang. Hal ini penting agar seseorang
kewarganegaraan ganda di Indonesia dengan mendapatkan perlindungan hukum dari
cara melakukan analisa/analisis terhadap data negara, serta menerima hak dan
hukum dan hasil yang diperoleh dalam kewajibannya. Ketentuan tentang status
penelitian dengan cara mengetahui makna kewarganegaraan penting diatur dalam
yang dikandung oleh istilah-istilah yang
digunakan dalam peraturan perundang-
3
undangan secara konsepsional, sekaligus Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam
Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, hlm. 57
mengetahui masalah-masalah yang terjadi 4
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian,
Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm 117.
1 5
Jimly Asshiddiqie, op.cit., hlm 392-393. Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode
2
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Penelitian Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hlm.
Hukum, Jakarta: UI Press, 1999, hlm. 80. 101.

Implikasi Kewarganegaraan Ganda


56 bagi Warga Negara Indonesia
Jurnal AJUDIKASI Vol 1 No 2 Desember 2017, 53-62

peraturan perundangan dari negara. Peraturan (dwikewarganegaraan) dan seorang menjadi


perundangan inilah yang kemudian dijadikan tidak berkewenangan sama sekali (apatride).8
asas untuk penentuan status kewarganegaraan Dalam problem status
seseorang. Setiap warga negara memiliki kewarganegaraan seseorang terjadi apabila
budaya, sejarah, dan tradisi yang berbeda satu asas kewarganegaraan di atas diterapkan
sama lain. Dalam asas kewarganegaraan secara tegas dalam sebuah negara, akan
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun mengakibatkan status kewarganegaraan
2006 tentang Kewarganegaraan Republik seseorang menjadi sebagai berikut:9
Indonesia, dikenal dua pedoman yaitu: (1) a. Apatride, yaitu seseorang tidak mendapat
asas kewarganegaraan umum, dan (2) asas kewarganegaraan disebabkan oleh orang
kewarganegaraan khusus.6 tersebut lahir di sebuah negara yang
Setiap negara mempunyai kebebasan menganut ius sanguinis.
dan kewenangan untuk menentukan asas b. Bipatride, yaitu seseorang akan
kewarganegaraan. Dalam asas mendapatkan dua kewarganegaraan,
kewarganegaraan dikenal dua pedoman, yaitu apabila orang tersebut berasal dari orang
sebagai berikut:7 tua yang mana negaranya menganut ius
1. Asas kelahiran (Ius Soli) adalah penentuan sanguinis, sedangkan dia lahir di suatu
status kewarganegraan berdasarkan tempat negara yang menganut ius soli.
atau daerah kelahiran seseorang. Pada c. Multipatride, yaitu seseorang yang
awalnya asas kewarganegaraan hanyalah memiliki lebih dari dua kewarganegaraan,
ius soli saja. Hal tersebut sebagai suatu yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal di
anggapan bahwa jika seseorang lahir di perbatasan antara dua negara.
suatu wilayah negara, otomatis dan logis ia Untuk memecahkan problem
menjadi warga negara tersebut. kewarganegaraan di atas, setiap negara
2. Asas keturunan (Ius Sanguinis) adalah memiliki peraturan sendiri-sendiri yang
pedoman kewarganegaraan berdasarkan prinsip-prinsipnya bersifat universal,
pertalian darah atau keturunan. sebagaimana dinyatakan dalam UUD 1945
Mengenai soal kewarganegaraan, pasal 28D ayat (4), bahwa setiap orang berhak
masing-masing negara menganut asas yang atas status kewarganegaraan. Oleh karena itu
menguntungkan, dan lainnya adalah negara Indonesia melalui Undang-Undang
campuran dari kedua asas itu. Asas campuran Nomor 62 Tahun 1958 tentang
adalah asas yang menentukan Kewarganegaraan Indonesia dinyatakan
kewarganegaraan lebih dari satu atau asas bahwa cara memperoleh kewarganegaraan
tersebut sekaligus diperlakukan. Karena Indonesia adalah; 1) karena kelahiran, 2)
masing-masing menganut asas yang karena pengangkatan, 3) karena dikabulkan
menguntungkan bagi kepentingan politiknya, permohonan, 4) karena pewarganegaraan, 5)
maka perbedaaan asas ini tidak jarang karena perkawinan, 5) karena turut ayah dan
membawa kesulitan-kesulitan dalam ibu, dan 7) karena pernyataan.
hubungan Internasional. Kesulitan-kesulitan Untuk mengatasi masalah
ini dapat membawa akibat seorang kewarganegaraan, maka Indonesia mengatur
memperoleh kewarganegaraan lebih dari satu tata cara memperoleh kewarganegaraan
Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 62

6 8
Srijanti, A. Rahman H.I dan Purwanto, Moh. Kusnadi & Bintan R. Saragih, op.cit.,
op.cit, hlm. 68-69. hlm. 110-111.
7 9
Heri Herdiawato & Jumanta Hamdayama, Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila,
Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwarganegara: Pendidikan Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa di
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012,
Erlangga, 2010, hlm 58. hlm. 262-263.

Implikasi Kewarganegaraan Ganda


bagi Warga Negara Indonesia 57
Jurnal AJUDIKASI Vol 1 No 2 Desember 2017, 53-62

Tahun 1958 dan diperbaharui dalam Undang- (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal
Undang Nomor 12 Tahun 2006, dimana ada dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
delapan cara memperoleh kewarganegaraan Warga Negara Indonesia; g). anak yang lahir
yang tercantum dalam Pasal 9 Undang- di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
Undang Nomor 12 Tahun 2006, meliputi: a). Warga Negara Indonesia; h). anak yang lahir
telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
sudah kawin; b). pada waktu mengajukan warga negara asing yang diakui oleh seorang
permohonan sudah bertempat tinggal di ayah Warga Negara Indonesia sebagai
wilayah negara Republik Indonesia paling anaknya dan pengakuan itu dilakukan
singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan
paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak belas) tahun atau belum kawin; i). anak yang
berturut-turut; c). sehat jasmani dan rohani; lahir di wilayah negara Republik Indonesia
d). dapat berbahasa Indonesia serta mengakui yang pada waktu lahir tidak belas status
dasar negara Pancasila dan Undang-Undang kewarganegaraan ayah dan ibunya; j). anak
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang baru lahir yang ditemukan di wilayah
1945; e). tidak pernah dijatuhi pidana karena negara Republik Indonesia selama ayah dan
melakukan tindak pidana yang diancam ibunya tidak diketahui; k). anak yang lahir di
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau wilayah negara Republik Indonesia apabila
lebih; f). jika dengan memperoleh ayah dan ibunya tidak mempunyai
Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak kewarganegaraan atau tidak diketahui
menjadi berkewarganegaraan ganda; g). keberadaannya; l). anak yang dilahirkan di
mempunyai pekerjaan dan/atau luar wilayah negara Republik Indonesia dari
berpenghasilan tetap; dan h). membayar uang seorang ayah dan ibu Warga Negara
pewarganegaraan ke Kas Negara. Indonesia yang karena ketentuan dari negara
Menurut Pasal 4 Undang-Undang tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan kepada anak yang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang bersangkutan; m). anak dari seorang ayah
dimaksud dengan Warga Negara Indonesia atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
adalah: a). setiap orang yang berdasarkan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau
peraturan perundang-undangan dan/atau ibunya meninggal dunia sebelum
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik mengucapkan sumpah atau menyatakan janji
Indonesia dengan negara lain sebelum setia.
Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga negara merupakan salah satu
Warga Negara Indonesia; b). anak yang lahir unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara.
dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Status kewarganegaraan menimbulkan
dan ibu Warga Negara Indonesia; c). anak hubungan timbal balik antara warga negara
yang lahir dari perkawinan yang sah dari dan negaranya. Setiap warga negara
seorang ayah Warga Negara Indonesia dan mempunyai hak dan kewajiban terhadap
ibu warga negara asing; d). anak yang lahir negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai
dari perkawinan yang sah dari seorang ayah kewajiban memberikan perlindungan
warga negara asing dan ibu Warga Negara terhadap, warga negaranya. Sementara itu
Indonesia; e). anak yang lahir dari warga negara menurut UUD 1945 pasal 26
perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga ayat (1) ialah orang-orang bangsa Indonesia
Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak asli dan orang-orang bangsa lain yang
mempunyai kewarganegaraan atau hukum disahkan dengan undang-undang sebagai
negara asal ayahnya tidak memberikan warga negara, sedangkan menurut Undang-
kewarganegaraan kepada anak tersebut; f). Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 Kewarganegaraan Republik Indonesia

Implikasi Kewarganegaraan Ganda


58 bagi Warga Negara Indonesia
Jurnal AJUDIKASI Vol 1 No 2 Desember 2017, 53-62

menyatakan bahwa warga Negara Republik Adapun kewarganegaraan ganda yang


Indonesia adalah orang-orang yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang
berdasarkan perundang-undangan yang kewarganegaraan Republik Indonesia ini
berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan suatu pengecualian. Selain asas
sudah menjadi warga negara Republik tersebut di atas, beberapa asas khusus juga
Indonesia. menjadi dasar penyusunan Undang-Undang
tentang Kewarganegaraan Republik
PEMBAHASAN Indonesia, antara lain sebagai berikut:
Berdasarkan pertimbangan, perlu 1. Asas kepentingan nasional adalah asas
dibentuk undang-undang kewarganegaraan yang menentukan bahwa peraturan
yang baru sebagai pelaksanaan Pasal 26 ayat kewarganegaraan mengutamakan
(3) Undang-Undang Dasar Negara Republik kepentingan nasional Indonesia, yang
Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan bertekad mempertahankan kedaulatannya
agar hal-hal mengenai warga negara dan sebagai negara kesatuan yang memiliki
penduduk diatur dengan undang-undang. cita-cita dan tujuannya sendiri.
Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan 2. Asas perlindungan maksimum adalah asas
melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar yang menentukan bahwa pemerintah wajib
1945 sebagaimana tersebut di atas, Undang- memberikan perlindungan penuh kepada
Undang Kewarganegaraan Republik setiap Warga Negara Indonesia dalam
Indonesia ini memperhatikan asas-asas keadaan apapun baik di dalam maupun di
kewarganegaraan umum atau universal, yaitu luar negeri.
asas ius sanguinis, ius soli, dan campuran. 3. Asas persamaan di dalam hukum dan
Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang- pemerintahan adalah asas yang
Undang Kewarganegaraan Republik menentukan bahwa setiap Warga Negara
Indonesia ini sebagai berikut: Indonesia mendapatkan perlakuan yang
1. Asas ius sanguinis (law of the blood) sama di dalam hukum dan pemerintahan.
adalah asas yang menentukan 4. Asas kebenaran substantif adalah prosedur.
kewarganegaraan seseorang berdasarkan pewarganegaraan seseorang tidak hanya
keturunan, bukan berdasarkan negara. bersifat administratif, tetapi juga disertai
tempat kelahiran. substansi dan syarat-syarat permohonan
2. Asas ius soli (law of the soil) secara yang dapat dipertanggungjawabkan
terbatas adalah asas yang menentukan kebenarannya.
kewarganegaraan seseorang berdasarkan 5. Asas nondiskriminatif adalah asas yang
negara tempat kelahiran, yang tidak membedakan perlakuan dalam segala
diberlakukan terbatas bagi anak-anak hal ikhwal yang berhubungan dengan
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam warga negara atas dasar suku, ras, agama,
Undang-Undang ini. golongan, jenis kelamin dan gender.
3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas 6. Asas pengakuan dan penghormatan
yang menentukan satu kewarganegaraan terhadap hak asasi manusia adalah alas
bagi setiap orang. yang dalam segala hal ikhwal yang
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas berhubungan dengan warga negara harus
adalah asas yang menentukan menjamin, melindungi, dan memuliakan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak hak asasi manusia pada umumnya dan hak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam warga negara pada khususnya.
Undang-Undang ini. 7. Asas keterbukaan adalah asas yang
Pada dasarnya Negara Indonesia tidak menentukan bahwa dalam segala hal ihwal
mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) yang berhubungan dengan warga negara
ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). harus dilakukan secara terbuka.

Implikasi Kewarganegaraan Ganda


bagi Warga Negara Indonesia 59
Jurnal AJUDIKASI Vol 1 No 2 Desember 2017, 53-62

8. Asas publisitas adalah asas yang kalangan negara-negar yang sudah makmur,
menentukan bahwa seseorang yang dan rakyatnya sudah rata-rata berpenghasilan
memperoleh atau kehilangan tinggi, tidak dirasakan adanya kerugian
Kewarganegaraan Republik Indonesia apapun bagi negara untuk mengakui status-
diumumkan dalam Berita Negara Republik dwi kewarganegaraan itu. Akan tetapi, di
Indonesia agar masyarakat mengetahuinya. negara-negara yang sedang berkembang, yang
Dalam literatur hukum dan dalam penduduknya masih terbelakang, keadaan
praktik, dikenal adanya tiga asas bipatrie iu sering dianggap lebih banyak
kewarganegaraan, yaitu asa ius soli, ius merugikan. Sebaliknya keadaan apatride juga
sanguinis, dan asas campuran. Dari ketiga membawa akibat bahwa orang tersebut tidak
asas itu, yang dianggap sebagai asas yang akan mendapat perlindungan dari negara
utama ialah asas ius soli dan ius sanguinis. manapun juga.11
Sehubungan dengan kedua asas tersebut, Baik bipatride maupun apatride
setiap negara bebas memilih asas yang tersebut tentu harus dihindarkan dengan cara
hendak dipakai dalam rangka kebijakan menutup kemungkinan terjadinya kedua
kewarganegaraannya untuk menentukan siapa keadaan itu dengan Undang-Undang
saja yang diterima sebagai warga negara dan Kewarganegaraan. Dalam Undang-Undang
siapa yang bukan warga negara. Oleh karena Kewarganegaraan Republik Indonesia, siapa
itu, di berbagai negara, dapat timbul berbagai saja yang termasuk orang-orang dengan status
pola pengaturan yang tidak sama di bidang kewarganegaraan ganda, yaitu, dijelaskan
kewarganegaraan. Bahkan, antara satu dengan dalam Pasal 6 ayat 1, bahwa terhadap anak
negara lain dapat timbul pertentangan atau berakibat memiliki kewarganegaraan ganda
conflict of law atau pertentangan hukum. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
Dalam hal itu akan menimbulkan persoalan (c) anak yang lahir dari perkawinan yang sah
bipatride atau dwi-kewarganegaraan, atau dari seorang ayah Warga Negara Indonesia
sebaliknya menyebabkan apatride, yaitu dan ibu warga negara asing; huruf (d). anak
keadaan tanpa kewarganegaraan sama sekali. yang lahir dari perkawinan yang sah dari
Bipatride atau dwi-kewarganegaraan timbul seorang ayah warga negara asing dan ibu
ketika menurut peraturan-peraturan tentang Warga Negara Indonesia; huruf h). anak yang
kewarganegaraan dari berbagai negara, lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang
seseorang sama-sama dianggap sebagai warga ibu warga negara asing yang diakui oleh
negara oleh negara-negara yang seorang ayah Warga Negara Indonesia
10
bersangkutan. sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
Pada umumnya, baik bipatride sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan
maupun apatride adalah keadaan yang tidak belas) tahun atau belum kawin; huruf i). anak
disukai baik oleh negara di mana orang yang lahir di wilayah negara Republik
tersebut berdomisili, maupun oleh yang Indonesia yang pada waktu lahir tidak belas
bersangkutan sendiri. Keadaan bipatride status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
membawa ketidakpastian dalam status Apabila seseorang menjadi warga
seseorang, sehingga dapat saja merugikan negara suatu negara, maka orang tersebut
negara tertentu ataupun bagi yang mempunyai hak dan kewajiban. Hak adalah
bersangkutan itu sendiri. Ada juga negara suatu yang seharusnya diperoleh oleh warga
yang tidak menganggap hal ini sebagai negara setelah melaksanakan segala sesuatu
persoalan sehingga menyerahkan saja yang menjadi kewajibannya sebagai warga
kebutuhan untuk memilih kewarganegaraan negara. Undang-Undang Dasar Negara
itu kepada orang yang bersangkutan. Di Republik Indonesia Tahun 1945, memberikan

10 11
Jimly Asshiddiqie, op.cit., hlm 386-213. Ibid., hlm. 389.

Implikasi Kewarganegaraan Ganda


60 bagi Warga Negara Indonesia
Jurnal AJUDIKASI Vol 1 No 2 Desember 2017, 53-62

perlindungan baik kepada setiap peduduk kewarganegaraan ganda, dan pada akhirnya
maupun setiap warga negara Republik setelah berusia, 18 (delapan belas) tahun atau
Indonesia. Artinya, UUD 1945 juga menjamin sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
perlindungan bagi setiap penduduk tanpa memilih salah satu kewarganegaraannya,
melihat apakah dia warga negara atau orang yaitu menjadi warga negara Indonesia.
asing. Misalnya, Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 Adapun kewajiban warga negara Indonesia
menentukan, “Negara menjamin dalam UUD 1945 ialah:
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk a. Pasal 27 ayat (1): Segala warga negara
memeluk agamanya masing-masing dan untuk bersamaan kedudukannya di dalam hukum
beribadat menurut agamanya dan dan pemerintahan dan wajib menjunjung
kepercayaannya itu”. Hal ini menunjukkan hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
bahwa negara memang menjamin akan ada kecualinya.
memberikan perlindungan dalam masalah b. Pasal 27 ayat (3): Setiap warga Negara
agama terhadap setiap penduduk atau setiap berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
orang yang ada dan hidup di wilayah Negara pembelaan Negara.
Kesatuan Republik Indonesia, dengan tidak c. Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara
melihat apakah ia warga negara atau orang berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
asing. pertahanan dan keamanan negara.
Di bagian lain dari UUD 1945 d. Pasal 31 ayat (2): Setiap warga negara
ditentukan pula adanya hak-hak yang secara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
khusus dijamin untuk warga negara (the pemerintah wajib membiayainya.
citizens’ rights). Ini berarti bahwa setiap
warga negaralah yang berhak penuh atas hal- KESIMPULAN
hal yang berkaitan dengan kesempatan yang Berdasarkan uraian permasalahan
diberikan negara kepada warga negaranya, tersebut di atas, maka dapat diuraikan
hak mana kemudian dapat dituntut oleh warga kesimpulan sebagai berikut:
negara. Hak warga negara Indonesia dalam a. Asas-asas yang dianut dalam Undang-
UUD 1945 adalah: Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
a. Pasal 6 ayat (1): Calon Presiden dan calon Kewarganegaraan Republik Indonesia,
wakil Presiden harus seorang warga negara untuk menentukan kewarganegaran
indonesia sejak kelahirannya dan tidak seseorang warga negara Indonesia dikenal
pernah menerima kewarganegaraan lain beberapa asas yang dianut oleh Indonesia,
karena kehendaknya sendiri, tidak pernah yaitu: asas ius soli, ius sanguinis, asas
mengkhianati negara, serta mampu secara kewarganegaraan tunggal dan asas
rohani dan jasmani untuk melaksanakan kewarganegaraan ganda terbatas.
tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan b. Implikasi kewarganegaraan ganda bagi
wakil Presiden. warga negara Indonesia terletak pada hak
b. Pasal 27 ayat (2): Tiap-tiap warga negara dan kewajiban yang ditanggung oleh setiap
berhak atas pekerjaan dan penghidupan warga negara. Dalam penelitan ini fokus
yang layak bagi kemanusiaan. kepada siapa saja yang termasuk kedalam
c. Pasal 28D ayat (3): Setiap warga negara warga negara Indonesia sehingga jelas dan
berhak memperoleh kesempatan yang tegas hak dan kewajiban yang
sama dalam pemerintahan. disandingkan kepada warga negara yang
d. Pasal 31 ayat (1): Setiap warga negara bersangkutan, meskipun status
berhak mendapat pendidikan. kewarganegaran tersebut rangkap karena
Ketentuan hak-hak tersebut di atas satu dan lain hal, tetapi yang
khusus bagi warga negara Indonesia baik berkepentingan masih tinggal dalam
sejak lahir maupun anak yang memiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia atau

Implikasi Kewarganegaraan Ganda


bagi Warga Negara Indonesia 61
Jurnal AJUDIKASI Vol 1 No 2 Desember 2017, 53-62

di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum
Indonesia. Hak warga negara tercantum Tata Negara, Jakarta: Rajawali Pers,
dalam UUD 1945 terdapat dalam Pasal 6 2012.
ayat 1, Pasal 27 ayat 2, Pasal 28D ayat 3 Moh. Kusnadi & Bintan R. Saragih, Ilmu
dan Pasal 31 ayat 1. Sementara berkenaan Negara, Jakarta: Gaya Media Pratama,
dengan kewajiban warga negara tertuang 2008.
dalam UUD 1945 mencakup Pasal 27 ayat Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
1, Pasal 27 ayat 3, Pasal 30 dan Pasal 31 Hukum, Jakarta: UI Press, 1999.
ayat 2. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian,
Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
DAFTAR PUSTAKA Srijanti, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan
Buku-Buku untuk Mahasiswa, Yogyakarta: Graha
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Ilmu, 2009.
Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 1996. Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila,
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Implementasi Nilai-Nilai Karakter
Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2008. Bangsa di Perguruan Tinggi, Bogor:
Deddy Ismatullah & Asep A. Sahid Gatara Ghalia Indonesia, 2012.
Fh, Ilmu Negra: Dalam
Multiperspektif Kekuasaan, Peraturan Perundang-undangan
Masyarakat, Hukum, dan Agama, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Bandung: Pustaka Setia, 2017. Indonesia Tahun 1945.
Hamid Darmadi , Urgensi Pendidikan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
Pancasila dan Kewarganegaraan di tentang Kewarganegaraan Republik
Perguruan Tinggi, Bandung: Alfabeta, Indonesia. LN 1958/113; TLN NO.
2013. 1647.
Heri Herdiawato & Jumanta Hamdayama, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Cerdas, Kritis, dan Aktif 12 Tahun 2006 tentang
Berwarganegara: Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tambahan Lembaran Negara Republik
Tinggi, Jakarta: Erlangga, 2010. Indonesia Nomor 4634.

Implikasi Kewarganegaraan Ganda


62 bagi Warga Negara Indonesia

Anda mungkin juga menyukai