Anda di halaman 1dari 32

MATERI KE-4

KOMPUTER DI PEMERINTAHAN
KECENDERUNGAN TEKNOLOGI
 Konvergensi berbagai media menjadi satu media 
multimedia
 Komputer, Handphone, PDA, Pocket PC, Tape recorder, TV,
Radio  bahkan alat rumah tangga
 Wireless Technologies
 Infrared, Wi-Fi, Bluetooth

e-Government
e-Learning
Transformasi dari e-Business
konvensional digital m-Government
m-Services

Tantangan bagi penyelenggara layanan publik dan bisnis


TRADITIONAL & FUTURE MODEL

Traditional Future
TERMINOLOGY: E-GOVERNMENT

 Bring the public services to the web and mobile


application
 Penggunaan teknologi informasi oleh
pemerintah untuk pertukaran informasi dengan
stakeholder yang terkait.
KARAKTERISTIK E-GOVERNMENT

 Merupakan suatu mekanisme baru (modern) antara


pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain
yang berkepentingan (stakeholder)
 Melibatkan penggunaan TI (terutama Internet)
 Memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan yg selama ini
berjalan.
PEMICU UTAMA E-GOVERNMENT

 Era Globalisasi yang Datang Lebih Cepat


 Isu Hukum, HAM, pasar terbuka, Korupsi harus
direspon cepat agar tdk diasingkan -> reposisi gov
dari local oriented service ke global oriented service.
 Kemajuan TI yang sangat cepat
 Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat
KEUNTUNGAN E-GOVERNMENT

 Melayani masyarakat secara elektronik:


 24 jam sehari
 7 hari seminggu
 Kapan pun
 Dari manapun
 Online
 Melayani masyarakat lebih cepat, efisien, transparan,
dan responsif
CONTOH PELAYANAN

 Pembayaran pajak
 Pelaporan pindah alamat
 Pelaporan kelahiran
 Pendaftaran pernikahan
 Motor vehicle registration
 Informasi pelayanan kesehatan
 Pendaftaran perusahaan
 Informasi peluang investasi
 Perpanjang SIM
 Mencari dan melamar kerja
2 ASPEK UTAMA
JENIS PELAYANAN E-GOVERNMENT
 Aspek Kompleksitas
-> Seberapa rumit anatomi sebuah
aplikasi Egov yang ingin dibangun.
 Aspek Manfaat
-> Seberapa besar manfaat yang
dirasakan penggunanya.
E-GOVERNMENT DI INDONESIA

 E-Government di Indonesia sudah dicanangkan sejak


tahun 2003, tetapi sampai hari ini hasilnya masih
belum menggembirakan
 Tuntutan akan penyelenggaraan pemerintahan yang
efektif, efisien, dan akuntabel semakin tinggi 
bagaimana teknologi informasi (TI) bisa membantu ?
 Munculnya kendala-kendala implementasi e-
government
MITOS DAN KENYATAAN
E-GOVERNMENT DI INDONESIA (1)
 Mitos:
 e-government = situs web pemerintah
 Kenyataan:
 Membangun situs web pemerintah adalah usaha
untuk membangun interaksi antara pemerintah
dengan masyarakat & dunia usaha  sebagian
(kecil) dari cakupan e-government
MITOS DAN KENYATAAN
E-GOVERNMENT DI INDONESIA (2)
 Mitos:
 e-government = pengembangan sistem-sistem informasi
 Kenyataan:
 Sistem-sistem informasi penting untuk pengelolaan data
dan informasi
 Pengembangan sistem-sistem informasi terkait dengan
sistem dan proses birokrasi  keduanya perlu
diselaraskan
MITOS DAN KENYATAAN
E-GOVERNMENT DI INDONESIA (3)
 Mitos:
 pengembangan e-gov dapat dilakukan secara bertahap

 Kenyataan:
 Mitos tersebut benar, dengan catatan pengembangan e-gov
perlu perencanaan dan desain yang matang
 Kesesuaian visi, misi, dan tujuan e-gov dengan visi, misi, dan
tujuan penyelenggaraan pemerintahan
 Penyelarasan dengan sistem dan proses birokrasi
 Strategi yang pas
 Kebutuhan sumber daya (SDM, finansial)
MITOS DAN KENYATAAN
E-GOVERNMENT DI INDONESIA (4)
 Mitos:
 yang diperlukan adalah sistem-sistem informasi yang terdapat
di berbagai dinas dan unit untuk mendukung pengambilan
keputusan dan/atau pelayanan publik
 Kenyataan:
 Sistem-sistem informasi bekerja tergantung kualitas data
 Sistem dan proses birokrasi sering memerlukan data/
informasi yang berasal dari sumber-sumber yang berbeda 
perlu integrasi data/informasi
MITOS DAN KENYATAAN
E-GOVERNMENT DI INDONESIA (5)

 Mitos:
 pengembangan e-government hanya memerlukan SDM bidang
TI saja
 Kenyataan:
 Banyak urusan pengembangan e-gov yang tidak bisa
diselesaikan oleh SDM teknis TI (mis: menentukan strategi dan
penahapan pengembangan e-gov)
 Pengembangan e-gov menyangkut berbagai bidang selain TI
(interdisipliner)
MITOS DAN KENYATAAN
E-GOVERNMENT DI INDONESIA (6)

 Mitos:
 e-government dapat dikembangkan secara bottom-up (dari bawah ke atas)

 Kenyataan:
 Jika dilakukan secara bottom-up, semakin ke atas akan semakin sulit untuk
mengintegrasikan hasil-hasilnya
 Pengembangan e-government lebih baik dilakukan secara top-down

 Ide, konsep, dan inisiatif berasal dari pimpinan


 Perlu kepemimpinan yang tepat
MITOS DAN KENYATAAN
E-GOVERNMENT DI INDONESIA (7)

 Mitos:
 e-government itu mahal, sehingga belum menjadi prioritas

 Kenyataan:
 Pengadaan sistem komputerisasi dan penyelarasan dengan
proses birokrasi memang mahal, tetapi jika berhasil, ada banyak
keuntungan dan multiplier effect yang bisa diperoleh
 Keputusan pengembangan e-gov memerlukan visi dan strategi
yang tepat  kepemimpinan TI (IT leadership)
TEMUAN LEVEL 1: INFORMATION

 Semua website sudah melewatii level pertama yakni hanya


mempublikasikan informasi seputar profil instansi tersebut, dan
kebanyakan terdiri dari menu utama: (1) profil (2) visi dan misi,
(3) prosedur pelayanan publik, dan (4) berita seputar instansi
yang bersangkutan
 Sumber berita sebagian besar bukan dari instansi tersebut tapi
hanya mengambil dari media lain. Berita yang ditampilkan juga
tidak selamanya ter-update dengan baik karena ada website yang
menyajikan berita yang sudah kadaluwarsa.
 Sekedar kliping
HANYA KLIPING
TEMUAN LEVEL 2: INTERAKSI

 Website yang dianalisis semuanya masih dalam level


interaksi.
 Aplikasi fasilitas interaksi yang disediakan antara lain:
 Buku tamu,
 Forum,
 Chatting,
 Link kontak
 Polling
BUKU TAMU

 Hanya menampilkan keluhan masyarakat tanpa ada respon dari


pejabat atau staf birokrasi terkait ataupun dari admin website.
 Bahkan ada buku tamu yang hanya ditujukan kepada admin hanya
bersifat interaksi satu arah.
 Hampir semua website sangat lambat dalam menanggapi
komenter pengunjung, bahkan banyak yang belum ada jawaban
CONTOH BUKU TAMU
TIDAK TUNTAS
FORUM DISKUSI
 Forum diskusi juga masih banyak yang kosong tidak ada
aktivitas.
 Beberapa website baru membuat topik diskusi namun sama
sekali tidak ada aktivitas.
CHATTING
 Sebagian besar hanya hanya untuk chat antar user, bukan chat dengan
pejabat atau staf birokrasi terkait berkaitan dengan pelayanan publik.

Tidak kelihatan mana yang


online dan not online
POLLING

 Belum dapat dimanfaatkan untuk menjaring aspirasi


masyarakat terhadap isu daerah yang bersangkutan sebagai
bagian dari proses pengambilan keputusan pemerintah
daerah.
 Tindak lanjut dari polling juga tidak diinformasikan kepada
publik.
 Banyak pula polling diadakan hanya untuk menggali aspirasi
tentang tampilan website, yang tentunya ditujukan untuk
admin website bukan untuk peningkatan pelayanan publik.
CONTOH POLLING
TEMUAN LEVEL 3: TRANSAKSI

1. Tidak ada satu pun yang termasuk level ketiga yakni level
transaksi untuk pelayanan publik.
2. Ada beberapa kabupaten/kota yang sudah menyediakan
menu Layanan Publik, tapi masih berifat informatif saja,
sekedar menampilkan persyaratan dan prosedur layanan.
3. E-Procurement lebih banyak untuk publish dan download form
TEMUAN LEVEL 4: INTEGRASI

 Belum ada
 Masih banyak tantangan dan hambatan
SO…PELUANG DAN
TANTANGANNYA?
TANTANGAN….

 Setiap instansi sudah punya website


 Hambatan
 Manusia
 Hardware dan infrastruktur
 Organisasi
 Perlu revitalisasi website diiringi perubahan
budaya
PELUANG…

 Disahkannya Undang-undang tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik (UU ITE)
 Pemerintah juga sudah mengeluarkan statemen yang
akan menurunkan tarif Internet sampai 40%
 Semakin memberikan peluang yang lebih besar bagi
penerapan e-government untuk masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai