NPM: 2399100244
KELAS: E GOVERNANCE DIGITAL
HARI/TANGGAL: SENIN 23 OKTOBER 2023
JAWABAN:
1. Langkah apa yang harus dilakukan oleh pemerintah agar warganya dapat mengakses layanan digital
tersebut?
Menurut pemahaman saya, jika suatu pemerintah kabupaten/kota ingin memperkenalkan sistem
pelayanan publik berbasis digital di wilayahnya, namun hambatan literasi digital di kalangan
warganya masih rendah, maka pemerintah akan melakukan beberapa langkah untuk membantu
warganya mengakses layanan digital. Langkah-langkah yang mungkin dilakukan adalah:
Pelatihan literasi digital: Pemerintah dapat memberikan pelatihan literasi digital kepada warganya
untuk membantu mereka lebih memahami dan menggunakan teknologi digital. Pelatihan ini dapat
disampaikan dalam berbagai cara, antara lain pelatihan tatap muka, seminar, dan lokakarya.
Meningkatkan Akses Internet: Pemerintah dapat meningkatkan akses Internet di wilayah mereka
dengan membangun infrastruktur jaringan Internet yang lebih baik. Hal ini dapat dicapai dengan
membangun jaringan internet yang lebih besar dan meningkatkan kecepatan internet.
Meningkatkan akses terhadap perangkat digital: Pemerintah dapat memberikan akses terhadap
perangkat digital kepada masyarakat yang tidak memilikinya. Hal ini dapat dilakukan melalui
bantuan dan hibah untuk pembelian perangkat digital seperti smartphone dan laptop.
Meningkatkan kesadaran masyarakat: Pemerintah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
mengenai manfaat dan pentingnya teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari.
2. Poin yang membedakan antara karakteristik pemerintah tradisional dengan pemerintah yang sudah
memanfaatkan sarana digital, perbedaannya yaitu kalau pemerintahan tradisional
pegawai dan masyarakat harus melakukan sebagian besar proses secara manual dibandingkan
secara digital, tidak banyak solusi teknologi digital yang digunakan dalam pekerjaan sehari-hari,
dan beberapa orang lebih menyukai bentuk pemerintahan ini karena memerlukan interaksi pribadi.
Sedangkan pemerintahan digital, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dalam
operasi sehari-hari, menawarkan solusi online, formulir PDF yang dapat diisi, aplikasi seluler, dan
banyak lagi untuk meningkatkan efisiensi, menghemat uang pembayar pajak, dan meningkatkan
kualitas operasi, dan meningkatkan efisiensi pemerintah dengan memberikan layanan dan program
pemerintah secara lebih efisien, transparan, dan hemat biaya.
Contoh permasalahannya: pemerintahan tradisional adalah warga negara harus pergi ke kantor
pemerintah untuk mengajukan izin, mengisi formulir dengan tangan, dan menerima izin langsung
dari pejabatnya. Sedangkan pemerintahan digital adalah masyarakat dapat mengajukan
permohonan izin secara online, mengisi formulir PDF yang dapat diisi, dan menerima izin melalui
email atau aplikasi seluler.
3. Mengapa implementasi e-goverment yang gagal, hampir 80% karena faktor non-TIK itu
disebabkan oleh faktor lain diantaranya yaitu pertama: kapasitas staf, kurangnya keterampilan dan
pengetahuan staf mengenai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat berdampak pada
penerapan e-Government. Pelatihan dan pengembangan keterampilan sumber daya manusia dalam
memanfaatkan TIK sangat penting untuk meningkatkan efektivitas penerapan e-Government.
Kedua kebijakan dan peraturan, kebijakan dan peraturan yang tidak jelas atau tidak konsisten dapat
berdampak pada penerapan e-Government. Untuk memastikan penerapan e-Government yang
tepat, diperlukan kebijakan dan peraturan yang jelas dan konsisten. Ketiga ketersediaan
infrastruktur, ketersediaan infrastruktur yang memadai, seperti jaringan Internet yang cepat dan
stabil, juga sangat penting dalam penerapan e-Government. Infrastruktur yang memadai dapat
memberikan kemudahan akses bagi masyarakat terhadap layanan e-Government. Keempat
kesadaran masyarakat, kesadaran masyarakat akan manfaat dan pentingnya e-Government juga
dapat mempengaruhi penerapan e-Government. Kegiatan dan kampanye informasi yang tepat dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap e-Government dan mendorong partisipasi
masyarakat dalam penggunaan layanan e-Government.
Bukti implementasinya penerapan e-Government yang gagal karena alasan selain TIK adalah yang
dilakukan Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Riau pada tahun 2009–
2014. Penerapan e-Government di BPAD Provinsi Riau belum efektif karena beberapa hal seperti:
Misalnya, kurangnya kesadaran masyarakat mengenai manfaat e-Government, kurangnya pelatihan
dan pengembangan keterampilan sumber daya manusia dalam menggunakan ICT, dll. Kurangnya
sumber daya kelembagaan. Keseragaman pelaksanaan tugas e-Government. Oleh karena itu,
diperlukan upaya penguatan kesadaran masyarakat, pelatihan dan pengembangan keterampilan
sumber daya manusia, serta penyatuan kelembagaan dalam pemanfaatan e-Government.