Anda di halaman 1dari 4

Nama: Nurhasanah

NIM:C1B200017

Jurusan:Adm Administrasi Negara

1. Beberapa regulasi pendukung berkaitan dengan e-government :

 Keppres No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia Mengatur
tentang pembentukan Tim Koordinasi Telematika Indonesia

 Inpres No. 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di


Indonesia

 Inpres No. 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-
Govt menekankan agar instansi pemerintah, baik di Pusat maupun Daerah dapat
memahami pentingnya:e-Goverment, dll

 Sebagai peraturan pelaksana,dibuat 10 Juklak yang mengatur salah satunya Standar


infrastruktur portal pemerintah

 Keputusan MenPAN Nomor : 13/KEP/M.PAN/1/2003 Tentang Pedoman Umum


Perkantoran Elektronis Lingkup Intranet di Lingkungan Instansi Pemerintah. Isinya
berupa acuan bagi instansi pemerintah pusat dan daerah dalam menyusun pedoman
teknis sistem perkantoran elektronis lingkup intranet. Lingkup kegiatannya
menjelaskan tentang penggunaan operasional sistem perkantoran elektronis

 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan


Berbasis Elektronik (SPBE)

 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi RI Nomor


5 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi SPBE

 Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.

2.

 Berkaitan dengan Indonesia kondisi saat ini bahwa Implementasinya masih kurang
karena masih banyak ketidaksiapan SDM baik dari kurangnya good will pimpinan
(Bupati/ Walikota) selaku decision maker di tingkat lokal. Ketika wacana ini
dilontarkan tidak sedikit sikap pesimis yang nampak sebagai refleksi keengganan
individual untuk melakukan pembaharuan secara sungguh-sungguh.Maupun dari
segi masyarakat masih kurangnya kesiapan dari masyarakat pengguna, dimana
berhubungan dengan kemampuan masyarakat di dalam menggunakan fasilitas-
fasilitas pelayanan yang terdapat di dalam penerapan e-government tersebut. Peran
masyarakat di sini sangat memiliki pengaruh dalam pencapaian kesuksesan
penerapan

 Sumber daya keuangan yg tidak jelas,Sudah merupakan fenomena umum bahwa


selama ini pemerintahan di negara-negara sedang berkembang memakan biaya
tinggi (high cost), namun memberikan sedikit pelayanan, dan kurang begitu
responsive atau kurang akuntabel.

 Infrastruktur tidak merata, bahwa ketersediaan teknologi seperti terangkum dalam


masalah infrastruktur seringkali masih menjadi kendala di Negara berkembang. E-
government memang menuntut adanya teknologi satelit, jarigan listrik, jaringan
telepon, pengadaan komputer dalam lembaga pemerintah beserta infrastruktur
penunjang yang terdapat secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Maupun dari
segi masyarakat masih kurangnya kesiapan dari masyarakat pengguna, dimana
berhubungan dengan kemampuan masyarakat di dalam menggunakan fasilitas-
fasilitas pelayanan yang terdapat di dalam penerapan e-government tersebut. Peran
masyarakat di sini sangat memiliki pengaruh dalam pencapaian kesuksesan
penerapan.

 Kita juga sering melihat bahwa integrasi diantara lembaga Negara, lembaga
departemen maupun non-departemen masih selalu terkendala karena masing-
masing tidak mau berbagi data dan informasi. Inilah kendala yang paling pokok

 Faktor Kepemimpinan, terjadinya konflik antara kebijakan pemerintah pusat dengan


pemerintah daerah. Faktor lain adalah peraturan yang kurang mendukung, alokasi
anggaran yang kurang memadai, pembakuan sistem yang tidak jelas yang
kesemuanya ditentukan oleh komitmen dari para pemimpin atau pejabat bagi
terlaksananya e-government.

 Sementara itu, yang sangat mendasar tetapi memerlukan komitmen perubahan yang
kuat adalah faktor budaya. Jajaran pemerintah di Indonesia sebenarnya cukup
mudah dalam memperoleh akses teknologi dan tidak kurang juga banyak pemimpin
yang punya visi pengembangan layanan secara elektronik. Namun, masalahnya
adalah bahwa pemanfaatan e-government sering terbentur dengan faktor budaya
masyarakat yang memang kurang mendukung. Faktor budaya diantara para birokrat
dalam lembaga pemerintah inilah yang seringkali mengakibatkan kurangnya
kesadaran dan penghargaan terhadap pentingnya e-government. Yang sering muncul
adalah ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan bahwa aplikasi e-government
mengancam jabatannya yang sudah mapan.

3. Salah satu aplikasi E-Regulation yaitu terobosan terbaru Ditjen Dukcapil yaitu Sistem
Informasi Administras Kependudukan (SIAK) Terpusat. SIAK Terpusat merupakan
sistem digitalisasi yang digunakan agar pelayanan Dukcapil dapat terkoneksi daring
secara nasional. Sistem terpusat ini lebih efisien dari segi sistem keamanan siber dan
dapat memberikan pelayanan administrasi kependudukan (Adminduk) dengan lebih
cepat.SIAK Terpusat diluncurkan dalam Rakornas Dukcapil Tahun 2022 di Bali, Selasa
(8/2/2022) lalu. dengan SIAK Terpusat masyarakat akan mendapatkan standar
pelayanan yang sama di setiap daerah.

Selain itu terobosan terbaru ini Dukcapil makin meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi kinerjanya. Sebab, semua pelayanan Adminduk di Dinas Dukcapil di daerah
bisa dikontrol oleh semua pihak baik pemerintah maupun penduduk

Masyarakat akan secara otomatis terupdate datanya di user data Dukcapil yang
terdaftar seperti perbankan, lembaga kesehatan, dan sebagainya jika mengajukan
perubahan dokumen atau identitas penduduk.

Pada tahun 2020–2021 daerah yang sudah menerapkan SIAK Terpusat sejumlah 95
Kabupaten/Kota di Indonesia. Sedangkan untuk tahun ini ditargetkan 514
kabupaten/kota di seluruh Indonesia harus sudah dapat menerapkan SIAK Terpusat.

4. Survei e-Government Development Index (EDGI) yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa


(PBB) pada 2020 menempatkan Indonesia di peringkat 88 dari 193 negara. Posisi ini
masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Salah satu
faktornya adalah karena e-government atau sistem pemerintahan berbasis elektronik
(SPBE) belum terintegrasi, ribuan data masih tersebar di pulau-pulau.

Akibatnya e-government nasional menjadi susah terwujud karena ada ribuan pusat data,
ada ribuan aplikasi, dan database yang notabenenya akhirnya aplikasi dan database ini
tersebar pada ribuan pusat data atau ruang server. Jadi, ketika mau disatukan menjadi
satu pekerjaan yang sangat berat dan mungkin hampir mustahil untuk dilakukan

Tantangan lainnya masih banyaknya masyarakat yang belum belum aktif menggunakan
layanan-layanan yang sudah disediakan pemerintah melalui Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Kemudian, dari sisi dari Sumber Daya Manusia (SDM), terutama
Aparatur Sipil Negara (ASN) dinilai masih kurang memadai dalam hal
mengoperasionalkan e-government.

Di internal sendiri, bahwa belum semua ASN, belum semua komponen personel yang
ada dalam pemerintahan, mereka memahami soal IT, belum memahami soal teknis,
bahkan awareness tentang security pun juga kadang-kadang masih belum merata,
masih lemah. Sehingga risiko-risiko keterlambatan penyelenggaraan e-government,
risiko keamanan informasi yang berasal dari dalam itu juga masih ada

Masyarakat kita saat ini sedang mengalami fase evolusi dalam hal berorganisasi dan
berkomunikasi Adalah menjadi tugas dan kewajiban bagi pemerintah untuk selaha
tanggap dan menyesuaikan dengan pola pola dan kecenderungan baru yang akan selalu
terjadi di masyarakat. Sehingga setiap perubahan yang terjadi ini harus diantisipasi dan
difahami serta selanjutnya difasilatisi dengan bentuk penyediaan teknologi support
system yakni e-government. Namun pada akhirnya yang terpenting adalah harus
diperhatikan cara-cara pengawannya. Sehingga bagaimanapun teknologi yang semakin
maju, tetap yang menjadi tujuan utama adalah bagaimana memenuhi kewajiban
pelayanan publik dengan baik dan bagaimana Pemerintah
mempertanggungjawabkannya dengan transparan

Dengan berjalannya sistem e-government, diharapkan memberi peluang untuk


mendorong dan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka, partisipatif,
inovatif dan akuntabel. Juga dapat meningkatkan kolaborasi antar instansi pemerintah
dalam melaksanakan urusan dan tugas pemerintahan untuk meningkatkan kualitas dan
jangkauan pelayanan publik kepada masyarakat luas, serta menekan tingkat
penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk kolusi, korupsi dan nepotisme melalui
penerapan sistem pengawasan dan pengaduan masyarakat berbasis elektronik

Anda mungkin juga menyukai