Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI INDONESIA

NAMA : JHON PHILIP EXTRADA SILALAHI

STB : 4282

PRODI : MANAJEMEN PEMASYARAKATAN A

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Perkembangan Implementasi E-Government di
Indonesia” ini dengan baik, walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya.

Kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan


dorongan baik moral maupun spiritual. Kami menyadari bahwa di dalam
pembuatan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karna terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.

Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi


perbaikan selanjutnya. Dengan adanya makalah yang kami buat
diberharapkan semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Depok, 21 Mei 2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fungsi pemerintah selalu berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Dahulu pemerintah hanya membuat dan mempertahankan hukum yang
ada. Pada saat ini pemerintah juga turut untuk merealisasikan dan
menyelenggarakan kepentingan umum. Pemerintahan pada zaman sekarang
turut menlakukan pelayanan masyarakat dan juga memiliki keinginan untuk
meningkatkan pelayanan public kepada masyarakat (Yosa).
Dalam pelaksanaan pelayanan publik pemerintahan sudah terintegrasi
dengan system teknologi dan informasi. Sebagai contoh adalah dengan
adanya penerapan electronic government (e-Gov) yang sudah mulai diterapkan
di pemerintahan Indonesia. Penerapan e-gov tidak harus memiliki aparatur
pemerintahan yang banyak, hanya membutuhkan penyelenggara yang sedikit
tetapi handal. Hal ini dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
penyelenggaraan pemerintahan serta meningkatkan profesionalisme.
Teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk menunjang
dalam sistem operasional dan manajerial dari berbagai kegiatan institusi yang
di dalamnya termasuk kegiatan pemerintahan dalam hal penyelenggaraan
pelayanan publik kepada masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan E-Government?
2. Bagaimana perkembangan dan fungsi E-Government di Indonesia?
3. Bagaimana implementasi E-Gov terhadap pemerintahan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi E-Government.
2. Untuk mengetahui perkembangan dan fungsi E-Government di Indonesia.
3. Untuk mengetahui implementasi E-Government terhadap pemerintahan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian E-Government


E-Government adalah sebuah mekanisme Interaksi modern antara
pemerintah dan masyarakat pihak yang terlibat dalam penggunaan teknologi
informasi (khususnya Internet), bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan
lebih baik. Mengembangkan e-government berarti berusaha untuk
mengembangkan Administrasi pemerintahan berbasis elektronik Dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik secara efektif. lulus Pengembangan e-
government dilakukan dengan membangun sistem dan proses manajemen
Bekerja di lingkungan pemerintahan dengan mengoptimalkan penggunaan
teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi terdiri dari 2 (dua) kegiatan
Terkait, yaitu pemrosesan data, manajemen informasi, sistem manajemen dan
alur kerja elektronik.
E-government tidak berarti mengubah cara pemerintah melakukan
sesuatu. Di bawah konsep e-government, masyarakat masih dapat
berkomunikasi dan berbicara melalui stasiun layanan yang mendapatkan
layanan pemerintah melalui telepon, atau kirim surat. Jadi, e-gov sesuai dengan
fungsinya adalah memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan
hubungan antara pemerintah dan pemerintah pihak lain. Kesimpulannya, e-
government merupakan upaya untuk mengembangkan pemerintahan Ini
didasarkan pada (menggunakan) peralatan elektronik untuk meningkatkan
kualitas layanan publik secara efektif, dan Efisien. dalam tradisi Seringkali,
interaksi antara lembaga sipil atau sosial dan lembaga pemerintah selalu terjadi
di kantor-kantor pemerintah. Tetapi dengan munculnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) Semakin memungkinkan untuk mendekatkan pusat layanan
pemerintah dengan setiap pelanggan.
E-government menawarkan peluang melalui peningkatan efisiensi, layanan
baru, Meningkatkan partisipasi warga dan meningkatkan infrastruktur informasi
global. dan Oleh karena itu, e-government akan meningkatkan kualitas layanan
informasi publik, sebagai perwujudan kebaikan pemerintah. Melalui e-
government, pelayanan pemerintah akan dilakukan secara transparan dan dapat
dilacak proses sehingga dapat dianggap bertanggung jawab. Faktor bias dapat
dihindari, layanan dapat Memberikan secara efektif dan efisien. Konsep e-
government sebenarnya tidak terbatas pada penggunaan jaringan teknologi
Komunikasi informasi hanya berupa internet, tetapi menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi lainnya atau Sistem yang terintegrasi untuk
mendukung pelaksanaan pemerintahan untuk efisiensi dan efektivitas
Pelayanan publik. Oleh karena itu, karakteristik konsep e-government berikut
dapat diturunkan:
a. Suatu mekanisme interaksi baru antara pemerintah dengan masyarakat dan
kalangan lainnya.
b. Melibatkan penggunaan teknologi informasi
c. Memperbaiki kualitas pelayanan publik.

2.2 Perkembangan E-Government di Indonesia


Pemanfaatan e-gov dikarenakan adanya perubahan kehidupan berbangsa
dan bernegara secara fundamental, dari sistem kepemerintahan yang otoriter
dan sentralistik menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis, dan
menerapkan perimbangan kewenangan pusat dan daerah otonom. Perubahan
yang tengah terjadi tersebut menuntut terbentuknya kepemerintahan yang
bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif.
Sistem manajemen pemerintah yang selama ini merupakan sistem hirarki
kewenangan dan komando sektoral dikembangkan menjadi sistem manajemen
organisasi jaringan yang dapat memperpendek lini pengambilan keputusan serta
memperluas rentang kendali.
E-government (e-gov) di Indonesia maka banyak pendekatan keilmuan
yang bisa dilakukan apakah melalui pendekatan teknologi komunikasi dan
informasi, manajemen, politik dan pemerintahan ataukah sosial. Namun yang
paling banyak mewacanakan adalah dari pihak kaca mata teknologi dan
manajemen pemerintahan. Aspek yang lain masih kurang terlihat dan sedikit
sekali terlibat dalam isu egovernment. Padahal, e-government merupakan suatu
penerapan konsep dan teknologi yang membutuhkan banyak pendekatan
keilmuan sehingga aplikasi yang dilakukan oleh pihak penyelenggara
(pemerintah) dapat terwujud secara ideal dan komprehensif. Oleh karena itu,
maka tidak heran bila penerjemahan e-gov masih sangat dangkal sehingga
implementasinyapun masih kurang optimal. Secara faktual pelaksanaan e-gov
beberapa masih dinilai sebagai proyek “gagah-gagahan” atau bahkan hanya
proyek yang harus diikuti mirip model pakaian yang lagi ngetrend. Artinya,
kebanyakan dari para penyelanggara e-gov baik lembaga pemerintahaan
maupun lembaga non pemerintahan masih merasa “aman’ dan “nyaman”
dengan kepemilikan website tanpa peduli lagi pada optimalisasi pemanfaatan e-
gov. Pada sisi lain, ada tuduhan miring yang berkesan seolah-olah e-gov
hanyalah proyek “jualan” para “pedagang” teknologi komunikasi dan informasi
baik hardware maupun softwarenya. E-gov dilaksanakan di Indonesia karena
adanya tuntutan masyarakat yang berbeda namun berkaitan erat, yaitu:
a. Tuntutan pelayanan publik yang memenuhi kepentingan masyarakat luas di
seluruh wilayah Indonesia, dapat diandalkan dan terpercaya, serta mudah
dijangkau secara interaktif.
b. Keinginan masyarakat agar aspirasi mereka didengar, sehingga pemerintah
harus memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan
kebijakan negara.

2.3 Implementasi E-Government


Pelaksanaan E-Government di Indonesia tergambarkan pada Sistem
Informasi Nasional (Sisfonas). Dalam dokumen Sisfonas disebutkan bahwa
kondisi sistem informasi kita saat ini, antara lain:
a. Masing-masing institusi pemerintahan memiliki kerangka sistem informasi
yang berdiri sendiri.
b. Sistem keamanan tidak memadai dan tidak ada audit. Sistem keamanan
yang tidak memadai memungkinkan data-data penting atau rahasia
diperoleh oleh pihak-pihak yang tidak berwenang dan dapat mengakibatkan
hilangnya rahasia negara
c. Inkonsistensi data dan informasi. Hal ini diakibatkan oleh tidak adanya
mekanisme integrasi sistem informasi.
d. Infrastruktur yang tidak memadai. Hal ini dapat menghambat implementasi
sistem informasi bila minim upaya-upaya untuk mensiasati kendala tersebut.
Penyediaan data dan informasi oleh pemerintah, merupakan upaya yang
ditempuh untuk mewujudkan akuntabilitas publik serta membangun citra
pemerintah yang bersih, berwibawa dan bertanggungjawab. Manajemen data
dan informasi dalam suatu pengelolaan basis data yang terintegrasi akan
memudahkan berbagai pihak mengetahui potensi dan permasalahan di suatu
daerah. Ketersediaan data dan informasi yang dimiliki oleh suatu
institusi/pemerintahan akan sangat membantu proses pengambilan kebijakan
yang menyangkut kepentingan bersama. Pengambilan kebijakan yang didukung
oleh data akan berpengaruh besar terhadap pola implementasi di lapangan.

Saat ini banyak lembaga pemerintah yang menyatakan dirinya sudah


mengaplikasikan e-Government padahal pada kenyataannya lembaga-lembaga
pemerintahan tersebut baru dalam tahap web presence, masih belum terlihat
adanya penerapan e-government yang benar-benar dijalankan secara
mendalam. Oleh karena itu banyak yang menyatakan bahwa pelaksanaan e-gov
belum optimal karena secara riil beberapa pelayanan yang dilakukan oleh
pemerintah masih menggunakan cara-cara yang manual seperti proses
pembuatan KTP, akta kelahiran, kartu keluarga, dan lain-lain. Seorang warga
harus secara face to face mendatangi petugas yang bersangkutan di kantor
pemerintahan, atau bahkan harus mencari seorang “calo”. Hal ini sangatlah tidak
efektif dan efisien karena mengeluarkan biaya yang lebih banyak dari biaya
sebenarnya dan juga dirasakan menjadi sangat merepotkan karena harus
mendatangi kantor pemerintahan tersebut.

Implementasi e-gov di Indonesia lebih banyak didominasi oleh situs milik


pemprov, pemkab dan pemkot. Namun, situs-situs yang melayani masyarakat
dalam urusan umum tersebut masih belum optimal dalam pelaksanaannya baik
kuantitas mapun kualitasnya. Artinya ada kendala dan hambatan yang dialami
oleh pihak pemda dalam hal mewujudkan implementasi e-gov yang ideal. Oleh
karenanya di bawah ini diuraikan faktor-faktor penyebab beserta elemen
penjelasnya yang menyebabkan “mandeg” dan kurang optimalnya
impelementasi e-gov di Indonesia.

Dari sisi aturan dan pedoman nampaknya beberapa pemkab dan pemkot
masih “meraba-raba” tentang gambaran yang jelas tentang implementasi e-
government akibat belum adanya standardisasi dan sosialisasi yang jelas
tentang bagaimana penyelenggaraan situs pemerintah daerah yang riil dan
ideal. Artinya walapun undangundang, peraturan pemerintah dan petunjuk
pedoman sudah ada namun masing-masing pemda masih menerjemahkannya
secara sendiri-sendiri karena persoalan petunjuk teknis dan operasionalnya
yang tidak jelas. Maka tidak heran bila masih banyak pegawai pemda yang
ditugaskan dalam mengelola e-gov bertanya-tanya seperti apakah e-gov yang
ideal itu dari sisi back office maupun front office. Jika pun tidak bertanya
umumnya pihak pemda akan mengambil bantuan tenaga dari luar
( outsourcecing ) yang pada akhirnya terjemahan implementasinyapun belum
tentu sesuai. Dalam banyak kasus bentuk keluaran situs web pemda hanya
sekedar situs lembaga yang berisi layanan informasi saja tanpa ada manfaat lain
dari situs tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Implementasi e-gov di Indonesia masih separoh jalan dan masih jauh
di bawah standar yang ideal dan yang diinginkan. Kekurangan idealnya bukan
saja dalam konteks lokal namun juga dalam konteks global. Capaian secara
kuantitatif menunjukkan progress yang cukup berarti namun dari sisi kualitas
belum memadai karena kekurangan di dalam SDM, infrastruktur serta
regulasinya. Oleh karena itu maka harus dilakukan penyempurnaan konsep
dan strategi pelaksanaan egov dari berbagai sisi. Adsanya regulasi dan
standard pembangunan e-gov perlu dibuat agar tidak terjadi pendefinisian
dan pemaknaan e-gov secara sendirisendiri oleh pihak penyelenggara yaitu
pemerintah daerah.
3.2 Saran
Dalam pelaksanaan E-government pemerintah harus lebih serius dan
pemerintah harus terus mengupdate data yang diberikan agar lebih akurat.
Karena pada dasarnya E-government bertujuan untuk meningkatkan mutu
layanan publik melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam proses penyelenggaaran pemerintah daerah agar dapat terbentuk
kepemerintahan yang bersih dan transparan, dan agar dapat menjawab
tuntutan perubahan secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Yosa, Pelayanan Publik, Good Governance dan Asas-asas Umum Pemerintahan


Yang Baik, Diakses dari http://itjen-depdagri.go.id/article-23-pelayananpublik-good-
governance-amp-aaupb-dalam-diskresi.html, pada tanggal 21 Mei 2022.

Sosiawan, E.A. 2008. Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi E-Government


di Inonesia. UPN “Veteran” Yogyakarta.

Irwanto, Eko Saputro, E-Government, Seminar, Arsip Nasional Republik Indonesia,


2010.

Hasibuan, Zainal A. 2005. Standardisasi E-Government Untuk Instansi Pemerintah.


Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia

Kementerian Komunikasi dan Informasi, “Sisfonas 2010: Sisfonas sebagai Tulang


Punggung Aplikasi E-Government“, Tahun 2002.

Anda mungkin juga menyukai