Tujuan umum desentralisasi fiskal, adalah alokasi sumber daya yang efisien melalui
pemerintah yang responsif dan akuntabel, penyediaan layanan yang adil bagi warga
negara di yurisdiksi yang berbeda, dan pelestarian stabilitas makroekonomi dan promosi
pertumbuhan ekonomi.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 14
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
TUJUAN REDISTRIBUSI
KEMENTERIAN DAN STABILITAS
KEUANGAN REPUBLIKTERBAIK YANG
INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
DICAPAI OLEH PEMERINTAH
Pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah
untuk alasan pemerataan dan/atau pemerataan
pendapatan, seperti kesejahteraan sosial atau
perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah,
secara umum dianggap sebagai domain
pemerintah pusat.
KEMENTERIAN
REKOMENDASI UMUM UNTUKKEUANGAN
REFORMASIREPUBLIK INDONESIA
DALAM PENUGASAN BELANJA (1)
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Penugasan kembali tanggung jawab pengeluaran yang dipilih:
§ Pemerintah pusat harus memikul tanggung jawab keuangan penuh untuk
pengeluaran kesejahteraan sosial ketika urusan ini ditugaskan di tingkat
daerah (subnasional). Penyampaian layanan ini masih dapat dilakukan
melalui pemerintah daerah dengan basis reimbursement, program hibah, atau
beberapa cara lainnya.
§ Pemerintah pusat juga harus memikul tanggung jawab 100 persen untuk
belanja pertahanan negara, termasuk pengamanan nasional. Pemerintah
subnasional harus memikul tanggung jawab atas utilitas publik.
KEMENTERIAN
REKOMENDASI KEUANGAN
UMUM UNTUK REFORMASIREPUBLIK INDONESIA
DALAM PENUGASAN BELANJA (2)
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Memfasilitasi penanaman modal di tingkat subnasional:
§ Semua jenis pinjaman subnasional harus diatur secara ketat oleh otoritas pusat,
selain dengan menegakkan batasan utang yang ditetapkan oleh undang-undang,
juga harus ada proses sertifikasi persyaratan untuk setiap penerbitan obligasi.
§ Pemerintah pusat tidak berperan sebagai penjamin masalah utang pemerintah
daerah dan daerah.
KEMENTERIAN
REKOMENDASI KEUANGAN
UMUM UNTUK REFORMASIREPUBLIK INDONESIA
DALAM PENUGASAN BELANJA (2)
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
§ Penerbitan obligasi Pemerintah daerah harus diizinkan untuk menerbitkan
hutang tanpa jaminan atau kewajiban terbatas untuk investasi di utilitas publik.
§ "Pendapatan obligasi" ini akan dibayar kembali dari hasil pendapatan yang
terkait dengan tarif yang ditetapkan pada tingkat pemulihan biaya penuh.
IMPLEMENTASI
EXPENDITURE ASSIGNMENT DI INDONESIA
UU
Pemerintahan Di Daerah UU Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
22/1999
25/1999 Pusat Dan Daerah
UU
Pemerintahan Di Daerah 32/2004 UU Perimbangan Keuangan Antara Pusat
33/2004 dan Pemerintah Daerah
UU
Pemerintahan Di Daerah 23/2014 Hubungan Keuangan Antara Pemerintah
RUU
HKPD Pusat dan Pemerintahan Daerah
Pembagian ketiga fungsi dimaksud sangat penting sebagai
landasan dalam penentuan dasar-dasar hubungan dan
perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah
PUSAT DAERAH
SUMBER Pengelolaan
KEWENANGAN PENDANAAN Belanja
FUNGSI KONKUREN
FUNGSI ABSOLUT
ABSOLUTE FUNCTION FUNGSI FUNCTION
GENERAL UMUM
Belanja Daerah berpedoman pada standar harga satuan analisis standar belanja,
dan/atau standar teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanagan.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 30
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
Efisien Bertanggung
Jawab Keadilan;
Pengelolaan
Keuangan
Daerah Kepatutan;
Dilakukan
Secara: Manfaat untuk masyarakat;
Ekonomis Transparan serta
Taat pada ketentuan peraturan
perundang-undangan
Efektif
Pengelolaan Keuangan Daerah diwujudkan dalam
APBD.
APBD merupakan dasar bagi Pemerintah Daerah
untuk melakukan Penerimaan dan Pengeluaran
Daerah.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 34
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PRO-RAKYAT
BEBAS KORUPSI
PARTISIPASI AKUNTABILITAS
KLASIFIKASI
BELANJA
BELANJA TRANSFER DAERAH BELANJA TIDAK TERDUGA
Merupakan pengeluaran uang dari Merupakan pengeluaran anggaran atas
beban APBD untuk keperluan darurat
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah termasuk keperluan mendesak yang
Daerah lainnya dan/atau dari tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Pemerintah Daerah kepada pemerintah
desa.
c. Belanja Bunga
d. Belanja Subsidi
e. Belanja Hibah
f. Belanja Bantuan
Sosial
Dalam Hal
Belum Adanya Dalam Hal Kepala
Pemerintah Ditetapkan Peraturan Daerah Menetapkan
Daerah Dapat Dengan Persetujuan
Pemerintah, Menteri Dalam Pemberian TPP-ASN
Memberikan Perkada Kepala Daerah Tidak Sesuai, Menteri
Tambahan Dengan Negeri seletah
persetujuan Dapat
mendapatkan
Keuangan Melakukan
Penghasilan DPRD Berpedoman Memberikan Penundaan Dan/Atau
Kepada Pegawai TPP-ASN Setelah Pertimbangan Pemotongan Dana
Pada Menteri
ASN Peraturan Mendapat Transfer Umum Atas
Persetujuan Keuangan Usulan Menteri Dalam
(TPP-ASN) Pemerintah Negeri
Menteri Dalam
Negeri
Berdasarkan
c. BELANJA BUNGA
digunakan
Diberikan kepada :
Secara spesifik telah ditetapkan
Ø Pemerintah Pusat
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan
Ø Pemerintah Daerah lainnya
tidak mengikat, serta tidak secara
Ø BUMN/BUMD
terus menerus setiap tahun anggaran,
Ø badan dan lembaga, serta
kecuali ditentukan lain sesuai dengan
organisasi kemasyarakatan yang
ketentuan peraturan perundang-undangan.
berbadan hukum Indonesia
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
digunakan digunakan
digunakan digunakan
3. Bantuan
1. Bantuan 2. Bantuan keuangan Provinsi
4. Bantuan 5. Bantuan
keuangan antar keuangan antar keuangan Kab/Kota keuangan daerah
ke Kab/Kota di
ke Provinsi Provinsi atau
Daerah Daerah wilayahnya
dan/atau Daerah Kab/Kota kepada
Provinsi; Kab/Kota; dan/atau Kab/Kota
provinsi lainnya; Desa
di luar wilayahnya;
LATAR BELAKANG
“Saya melihat dalam mengelola APBN, ada optimalisasi
yang bisa kita push lagi, yaitu the concept of value for
money. Berapa nilai yang harus kita dapat dengan
anggaran belanja sekian," kata Menteri Keuangan, Sri
Mulyani, dalam acara Budget Day di Gedung Dhanapala
Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (22/11/2017)
*detikfinance.
Since 2011, USAID has invested over $50 million across Indonesia,
improving acces to water for 2,4 million and increasing sanitation
facilities for over 300,000, and contributing to healthier Indonesia.
(celebration statement of the 25-years partneship between US
Govt. with Indonesia Govt.)
NILAI
INPUT PROSES OUTPUT OUTCAME TUJUAN
INPUT
INDIKATOR VFM
Input
Output
Input merupakan sumber daya yang Keluaran merupakan hasil yang dicapai
digunakan untuk pelaksanaan suatu dari suatu progam, aktivitas, dan kebijakan.
kebijakan, program, dan aktivitas. Pada umumnya output yang diinginkan
Contoh input adalah dokter di rumah saja yang dibicarakan, sedangkan output
sakit, tanah untuk jalan baru, guru di yang tidak diingikan atau efek samping,
sekolah, dan sebagainya. Input dapat misalnya peningkatan polusi yang terjadi
dinyatakan dalam bentuk uang jumlah akibat dibuatnya jalan baru, jarang
maupun biaya. dibicarakan
Proses
Outcome VfM Sasaran Antara
(Throughput)
Outcome adalah dampak yang ditimbulkan
dari suatu aktivitas tertentu. sebagai
contoh, outcome yang diharapkan terjadi Banyak ukuran yang dianggap
dari aktivitas pengumpulan sampah oleh menunjukkan output pada kenyataannya
dinas kebersihan kota adalah terciptanya adalah throughput, sebagai contoh volume
lingkungan kota yang bersih dan sehat. aktivitas. Jumlah operasi yang dilakukan
Outcome seringkali dikaitkan dengan di rumah sakit
tujuan (objectives) atau target yang hendak merupakan throughput bukan output.
dicapai.
Toolsnya
Pengukuran ekonomi
hanya memperhatikan
keluaran yang didapat, a. Apakah biaya organisasi lebih besar
sedangkan dari yang telah dianggarakan oleh
pengeluaran ekonomi organisasi?
hanya b. Apakah biaya organisasi lebih besar
mempertimbangkan daripada biaya organisasi lain yang
masukan yang sejenis yang dapat diperbandingkan?
dipergunakan.
Ekonomi merupa-kan c. Apakah organisasi telah
ukuran relatif. menggunakan sumber daya
finansialnya secara optimal?
Perbaikan pengukuran:
Efisiensi diukur
dengan rasio antara
output dengan input. a. Meningkatkan output pada tingkat
input yang sama.
Efisiensi=
Output/Input b. Meningkatkan output dalam porsi yang
lebih besar dari pada porsi pengikatan
Semakin besar input.
output dibanding c. Menurunkan input pada tingkatan
input, maka semakin output yang sama.
tinggi tingkat d. Menurunkan input dalam proporsi
efisiensi suatu yang lebih besar daripada proporsi
organisasi. penurunan output.
Pola Pengukuran:
Efektivitas adalah
ukuran berhasil Efektivitas tidak menyatakan tentang berapa
tidaknya suatu besar biaya yang telah dikeluarkan untuk
organisasi mencapai mencapai tujuan tersebut.
tujuannya. Apabila Biaya boleh jadi melebihi apa yang
suatu organisasi dianggarkan, boleh jadi 2 (dua) kali lebih besar
berhasil mencapai atai bahkan 3 (tiga) kali lebih besar daripada
tujuan, maka yang telah dianggarkan.
organisasi tersebut
dikatakan telah Efektifitas hanya melihat apakah suatu
berjalan efektif program atau kegiatan telah mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Pola pengukuran:
MANFAAT VFM
Beberapa manfaat implementasi konsep value for money pada organisasi publik adalah sbb:
Meningkatkan Meningkatkan
efektivitas kesadaran
pelayanan Meningkatkan Alokasi
mutu pelayanan Menurunkan akan uang
publik, dalam
biaya pelayanan belanja publik (publik
arti pelayanan publik dalam arti
pelayanan yang publik karena yang lebih costs
yang diberikan awareness)
diberikan tepat hilangnya berorientas
tepat sasaran. sebagai akar
jumlah dan tepat inefisiensi & i pada
waktu terjadinya pelaksanaan
kepenting- akuntabilitas
1 penghematan
penggunaan
an publik. publik.
input.
2 4 5
LATAR BELAKANG
Ø Pengelolaan APBD masih berbasis
Incremental Budgetting
Ø Pengelolaan Belanja Daerah belum
efektif dan efisien:
• Belanja daerah belum produktif.
Hal ini dapat dilihat dari persentase
Belanja Pegawai dan Belanja
Barang dan Jasa yang besar dan
merupakan komponen yang
mendominasi belanja daerah
• Belanja daerah belum
terstandardisasi antar unit kerja
(contoh: Komponen belanja tidak
langsung lebih besar daripada
belanja tidak langsung)
• Terdapat ketidaksesuaian antara
input dan output kegiatan.
1. 2. 4.
STEP STEP STEP
PERENCANAAN PENGAWASAN/
PEMERIKSAAN
Analisis Standar Belanja (ASB) dapat
dipergunakan pada saat musrenbang, ASB digunakan untuk
rencana jangka panjang (renja) dan pada
saat penentuan prioritas dan indikatif dari menilai efisiensi pagu
kegiatan-kegiatan yang diusulkan untuk anggaran.
berfokus pada kinerja.
Perlu dilakukan
Kajian analisis tentang spending performance APBD dalam mendanai pelayanan public
Diharapkan mampu
Memberikan gambaran dan solusi mengenai permasalahan penyerapan belanja daerah dalam
APBD, serta mengidentifikasi penetapan belanja APBD yang kurang proporsional antara
belanja langsung dan tidak langsung
SPEENDING PERFORMANCES
Spending performances erat kaitannya dengan sistem
penganggaran yang berbasis kinerja (performance based budgeting).
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak ekonomi dari belanja pemerintah. Dari
perspektif ekonomi makro, belanja pegawai dan belanja lainnya disebut kebocoran, sementara
belanja modal serta barang dan jasa disebut injeksi. Dengan pembagian demikian, hendak
dianalisis lebih lanjut apakah pembangunan lebih banyak digerakkan oleh kebocoran yang
bersifat konsumtif ataukah injeksi yang bersifat investasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kegiatan pembangunan lebih banyak digerakkan oleh
belanja pemerintah yang bersifat kebocoran (konsumtif). Penyebab utamanya adalah adanya
diskresi dari sisi pendapatan pemerintah. Dengan pendapatan yang terbatas, sementara
kebutuhan untuk membiayai birokrasi terus meningkat, menjadikan pemerintah lebih memilih
mendahulukan belanja bagi birokrasi (kebocoran) dan membatasi belanja untuk kepentingan
masyarakat (injeksi)
1 Menetapkan tujuan atau sekumpulan tujuan yang akan dikaitkan dengan atau
yang digunakan untuk mengalokasikan pengeluaran uang.
Menyediakan informasi dan data mengenai kinerja dan hasil yang telah
2 dicapai sehingga memungkinkan dilakukan perbandingan antara
kemajuan yang actual dengan yang direncanakan.
PERMASALAHAN PELAKSANAAN
SPENDING PERFORMANCE DALAM
MENDANAI PELAYANAN PUBLIK
§ Jika pelayanan publik belum optimal, maka kesejahteraan rakyat akan sulit terwujud.
Misal, jika Pemerintah Pusat gagal menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan
yang berkualitas dan terjangkau, hak rakyat untuk hidup sehat dan terjangkau akan
sulit diperoleh, yang berakibat pada kesejahteraan rakyat akan sulit dicapai.
§ Pelayanan publik yang baik hanya dapat dicapai dengan tata Kelola pemerintahan
yang baik (good governance), dapat diartikan pula bahwa setiap rupiah dana yang
dialokasikan harus dapat dikaitkan dengan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat.
§ Setiap peningkatan besaran dana yang ditransfer ke daerah harus bisa dirasakan oleh
masyarakat seperti tersedianya infrastruktur dan program-program kesejahteraan
rakyat.
§ Pemerintah Pusat sangat serius mendorong efektivitas dan efisiensi belanja daerah
melalui mekanisme pengendalian belanja daerah.
§ Mekanisme seperti penetapan sanksi keterlambatan penyampaian APBD, penetapan
indikator layanan publik dasar dalam pengalokasian DAK, dan pengendalian defisit
secara nasional diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan
publik dasar.
§ Kualitas belanja daerah dan APBD selama ini dianggap masih lemah dengan salah
satu indikasi belanja tidak langsung selalu lebih besar dari belanja langsung dan
penyerapan belanja daerah yang relatif rendah.
§ Tingkat penyerapan belanja daerah yang relatif rendah, terutama untuk belanja modal
serta belanja barang dan jasa yang terkait dengan public service delivery.
§ Tata kelola keuangan daerah yang baik bersumber dari kualitas APBD yang
mencerminkan kehendak rakyat untuk mendapatkan pelayanan publik yang
berkualitas, transparan, dan akuntabel.
§ Belum tergambar dari postur APBD yang ideal.
§ Kemudian menyusun Belanja Modal sebesar harga beli/bangun aset tetap ditambah
seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset tetap tersebut
sampai siap digunakan.
Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E ©2020 84
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
*Komponen utama juga dapat disesuaikan dengan menggunakan metodologi flat basis dalam
hal terjadi perubahan harga output sebagai akibat dari perubahan nilai tukar, suku bunga, dan
faktor-faktor sejenis.
TUJUAN KPJM/MTEF
Memperbaiki kondisi fiskal Meningkatkan dampak
secara makro, sehingga kebijakan pemerintah
1 dapat menurunkan defisit 3 dengan cara mengaitkan
anggaran, meningkatkan prioritsa dan kebijakan
pertumbuhan ekonomi, dan pemerintah dengan
lebih rasional dalam program-program yang
menjaga stabilitas ekonomi. dilaksanakan
Menciptakan fleksibilitas
Meningkatkan kinerja dan manajerial dan inovasi
sehingga tercapai rasio
dampak program, salah
satunya dengan cara cost/output yang lebih
2 4 rendah, peningkatan
mengubah kultur birokrasi efektifitas
dari administratif ke
manajerial program/kebijakan, dan
meningkatkan
prediktabilitas sumberdaya.
KPJM adalah
"rolling" program, KPJM harus bersifat
komprehensif dan
KPJM harus: sehingga harus cukup rinci dalam KPJM harus
diperbaharui setiap KPJM harus memberikan
• Realistis; mencakup semua didasarkan pada
tahun. pengeluaran publik kejelasan dalam
• Diterapkan dan pendapatan dari
prakiraan biaya hal akuntabilitas
Jika anggaran dan pendapatan
• dalam tahunan tunduk semua sumber. dan tanggung
yang realistis, jawab.
kerangka pada “hard budget Partisipasi banyak dengan mencakupi
ekonomi constraint”, angka- pihak dalam kemungkinan KPJM sebaiknya
makro yang angka yang pengambilan perubahan keadaan memliki dasar
diproyeksikan keputusan yang hukum yang
telah berkaiatan dengan ekonomi, seperti
untuk tahun tingkat inflasi dan kredibel dan bukan
dipersiapkan setelah itu (KPJM) alokasi sektor, hanya sekedar
komitmen
dengan baik dianggap sebagai alokasi antar sektor,
kebijakan baru; sebagai dokumen
dan diskusi
perkiraan terbaik kebijakan sektor saja
untuk tujuan sangatlah penting.
perencanaan