Anda di halaman 1dari 20

BAB I

RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
1. Menjelaskan Arus listrik dan pengukurannya
2. Mengidentifikasi arus dan tegangan pada rangkaian seri dan parallel
3. Menjelaskan hukum ohm

Pertemuan 2
4. Menjelaskan hukum I kirchoff dan hukum II kirchoff
5. Menganalisis aplikasi Hukum I Kirchoff dan Hukum II Kirchoff dalam rangkaian tertutup.

Pertemuan 3
6. Menghitung energi dan biaya daya Listrik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari

A. HUKUM OHM
1. Arus Listrik
Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik
terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian
yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian listrik tertutup
adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan.
Pada rangkaian tertutup akan terjadi aliran arus listrik.

Rangkian Listrik

Arus listrik adalah aliran muatan listrik positif pada suatu penghantar dari potensial
tinggi ke potensial rendah. Arus listrik dapat mengalir apabila ada perbedaan potensial
antara dua titik. Arah aliran muatan listrik dari kutub positif menuju kutub negative,
sedangkan arah aliran elektron (muatan listrik negatif) dari potensial rendah ke potensial
tinggi (atau berlawanan dengan arah aliran muatan positif).
Banyaknya elektron yang mengalir dalam suatu penghantar sama dengan banyaknya
muatan listrik positif yang mengalir, hanya arahnya yang berlawanan. Besarnya arus listrik
yang mengalir disebut dengan kuat arus listrik.
Kuat arus listrik (I) adalah banyaknya muatan listrik (Q) yang mengalir pada suatu
penghantar tiap satu satuan waktu (t).

1|Page
Kuat arus listrik dirumuskan :

I= atau Q = I. t dan n =

Dengan : I = arus listrik (A)


Q = muatan listrik (C)
t = selang waktu (sekon)
e = muatan electron(=1,6 x 10-19 C)

2. Hambatan dan Tegangan


Dalam arus listrik terdapat hambatan listrik yang menentukan besar kecilnya arus listrik.
Semakin besar hambatan listrik, semakin kecil kuat arusnya, dan sebaliknya.
George Simon Ohm (1787-1854), melalui eksperimennya menyimpulkan :
 Kuat arus listrik I sebanding dengan beda potensial : I ∝ V
 Kuat arus listrik I berbanding terbalik dengan hambatan : I ∝
Dengan demikian, “arus I yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial
antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya”.
Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Ohm, dan dirumuskan menjadi :

I= V= I.R
atau

dengan : I = kuat arus listrik (A)


V = beda potensial listrik (volt)
R = hambatan listrik (Ohm atau Ω)
3. Hambatan pada kawat penghantar
Berdasarkan persamaan hukum Ohm;
hambatan listrik adalah hasil bagi beda potensial antara ujung-ujung penghantar
dengan kuat arus yang mengalir pada penghantar tersebut.
Suatu penghantar dikatakan mempunyai hambatan satu ohm apabila dalam penghantar
tersebut mengalir arus listrik sebesar satu ampere yang disebabkan adanya beda potensial
di antara ujung-ujun penghantar sebesar satu volt.
Hambatan pada kawat penghantar dirumuskan dengan:

R=ρ dan = ( + ∆ )

∆ = . .∆
Dengan : R = hambatan kawat penghantar (Ω)
ρ = hambatan jenis kawat penghantar (Ωm)
l = panjang kawat penghantar (m)
A = luas penampang kawat penghantar (m2)
∆ =perubahan hambatan (Ω)
=ℎ ℎ ( )
= ℎ (/0C)
∆ = ℎ ℎ ( C)
0

2|Page
4. Grafik hubungan antara beda potensial V, kuat arus I, dan hambatan listrik R

I
V

I R
Gambar a Gambar b
Grafik hubungan antara arus I terhadap V Grafik hubungan antara arus I terhadap R

R
Gambar c
Grafik hubungan antara arus V terhadap R

5. Rangkaian hambatan seri dan paralel.


Dalam rangkaian listrik, hambatan dapat dirangkai secara seri, paralel, atau kombinasi
(gabungan) seri – parallel .
a. Rangkaian hambatan seri
Rangkaian seri adalah rangkaian yang disusun secara berurutan (segaris). Rangkaian
hambatan seri dapat disusun seperti gambar di bawah ini.
 Rangkaian hambatan seri dengan dua buah hambatan

 Rangkaian hambatan seri dengan tiga buah hambatan


R1 R2

V1 V2 R3
V3

+ -

i
V
Pada rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan,
besar kuat arus di setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama. Jadi, semua
hambatan yang terpasang pada rangkaian tersebut dialiri arus listrik yang besarnya
sama.

3|Page
Bila satu hambatan ada yang putus, maka arus listrik pada rangkaian tersebut juga
putus/tidak mengalir.
Pada Gambar (a) di atas, terlihat dua buah lampu (sebagai hambatan) yang disusun
seri. Kuat arus yang mengalir melalui kedua lampu tersebut adalah sama, sedangkan
tegangan/beda potensialnya berbeda (VAB ≠ VBC).
Dengan menggunakan Hukum Ohm, dapat ditulis sebagai berikut:
VAB = I . R1
VBC = I . R2
VAC = VAB + VBC ; maka
VAC = I . R1 + I . R2
VAC = I (R1 + R2)
Jika kedua hambatan yang dirangkai seri diganti dengan sebuah hambatan pengganti
Rs , seperti gambar c, maka
VAC = I . Rs , sehingga diperoleh :
VAC = I(R1 + R2)
I . Rs = I(R1 + R2)
Rs = R1 + R2
Jadi, persamaan umum hambatan pengganti yang dirangkai seri :

Rs = R1 + R2 + R3 + ... + Rn n = banyaknya hambatan

Pada rangkaian seri berlaku : = + + +⋯+ = . dan

= = = =
b. Rangkaian hambatan paralel
Rangkaian hambatan paralel adalah rangkaian hambatan listrik yang disusun secara
berdampingan/bertingkat. Jika hambatan yang dirangkai paralel dihubungkan
dengan suatu tegangan, maka tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan adalah
sama.
Sesuai dengan hukum I Kirchoff, jumlah kuat arus yang mengalir pada masing-masing
hambatan sama dengan jumlah kuat arus yang mengalir pada penghantar utama.
Rangkaian hambatan paralel dapat disusun seperti gambar berikut ini.

 Rangkaian hambatan paralel dengan dua buah hambatan

 Rangkaian hambatan paralel dengan tiga buah hambatan


R1

R2

R3

+ -
i
V

4|Page
Pada Gambar (a), dua buah lampu (sebagai hambatan) dirangkai paralel. Kuat arus
yang mengalir pada lampu 1 (I1) dan lampu 2 (I2) besarnya tergantung nilai
hambatannya, sedangkan tegangan yang melewati kedua lampu tersebut besarnya
sama.
Dengan menggunakan hukum I Kirchoff dan hukum Ohm, persamaannya dapat
ditulis :
I1 = ; I2 = dan I = I1 + I2 ; maka

I = + = V +
Jika kita ganti kedua hambatan yang dirangkai paralel dengan sebuah hambatan
pengganti Rp seperti gambar di atas, maka :
I = , sehingga :

I = V +  =V +

V = V +

= + atau Rp =

Jadi, persamaan umum hambatan pengganti yang dirangkai paralel :

= + + +⋯+ (n = jumlah hambatan)

Pada rangkaian seri berlaku : = + + + ⋯+ dan

= = = =

Contoh soal:
1. Pada suatu penghantar mengalir muatan listrik sebanyak 60 coulomb selama 0,5 menit.
Hitung kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut.

Penyelesaian:
Diketahui: Q = 90 C
t = 0,5 menit x 60
= 30 sekon
Ditanya : I = ........ ?
Jawab :

I=
I=
=3A

Jadi, besar kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar adalah sebesar 3 ampere.

2. Sebuah pemanas listrik memiliki beda potensial 10 V dan kuat arus listrik 5 A.
Berapakah hambatan pemanas tersebut?

5|Page
Penyelesaian:
Diketahui : V = 10 V
I = 5A
Ditanya : R = ... ?
Jawab :
R = = =2Ω

3. Diketahui sebuah kawat penghantar memiliki panjang 100 m, luas penampang 2,5 mm2,
dan hambatan jenis sebesar 17 × 10-7 Ωm. Tentukan besarnya hambatan kawat tersebut!
Penyelesaian :
Diketahui :
l = 100 m
A = 2,5 mm2 = 25 × 10-7 m2
ρ = 17 × 10-7 Ωm
Ditanya : R = ... ?
Jawab :
R = ρ
R = 17 × 10-7 . ×
R = 68 Ω
Jadi, besarnya hambatan kawat adalah 68 Ω

6|Page
4. Hitung nilai resistor pengganti dari ketiga resistor yang dirangkai seperti gambar di
bawah ini!

Penyelesaian :
Diketahui: R1 = 2 ohm
R2 = 4 ohm
R3= 3 ohm
Ditanya : Rs = ........ ?
Jawab :
Rs = R1 + R2 + R3
Rs = 2 + 4 + 3
Rs = 9 ohm

Jadi, nilai resistor pengganti adalah 9 ohm.

5. Ada tiga buah hambatan yang masing-masing nilainya 8 Ω, 4 Ω dan 2 Ω disusun seri.
Tentukan hambatan penggantinya!
Penyelesaian :
Diketahui:
R1 = 8 Ω
R2 = 4 Ω
R3 = 2 Ω
Ditanya : Rs = ...?
Jawab :
Rs = R1 + R2 + R3
= 8+4+2
= 14 Ω
Jadi, hambatan penggantinya adalah 14 Ω.

6. Hitung nilai hambatan pengganti yang dirangkai seperti gambar di bawah ini!
a. b.

Penyelesaian:
a. Diketahui :
R1 = 20 ohm
R2 = 30 ohm
R3 = 40 ohm
Ditanya : Rp = ...?
Jawab :
= + +

= + +

7|Page
=

R = ohm
Jadi, nilai hambatan pengganti rangkaian sebesar ohm.
b. Diketahui:
R1 = 6 ohm
R2 = 2 ohm
R3 = 4 ohm
R6 = 6 ohm
Ditanya : Rp = ...?
Jawab :
Seri antara hambatan 2 ohm dan 4 ohm
Rs = 2 ohm + 4 ohm = 6 ohm

Sehingga rangkaian dapat diganti seperti gambar di bawah ini.

Selanjutnya paralelkan ketiga hambatan : 6 ohm, 6 ohm dan 6 ohm

= + +

= + +

= atau R = = 2 ohm
Karena nilai dari masing-masing resistor sama yaitu 6 ohm, maka dapat
juga dihitung dengan:
Rp = = = 2 ohm
7. Tiga buah hambatan yang masing-masing nilainya 3Ω, 4Ω dan 6 Ω dirangkai secara
paralel. Tentukan hambatan penggantinya!
Penyelesaian:
Diketahui:
R1 = 3 Ω
R2 = 4 Ω
R3 = 6 Ω
Ditanya : Rp = ...?
Jawab :
= + +
= + +
=
= ohm
Jadi, nilai hambatan pengganti rangkaian tersebut adalah sebesar ohm.

8|Page
6. Keuntungan dan kerugian rangkaian hambatan seri dan hambatan paralel.

 Rangkaian Seri
 Keuntungan : hemat bahan penghantar (kabel), rangkaian lebih sederhana
sehingga mudah untuk membuatnya .
 Kerugian : pijaran lampu lebih redup karena hambatannya besar, ketika sebuah
lampu mati maka aliran arus pada seluruh rangkaian terputus.
 Rangkaian Paralel
o Keuntungan : pijaran lampu lebih terang karena hambatannya kecil, ketika
sebuah lampu mati maka arus pada seluruh rangkaian tetap mengalir, lebih
hemat energi.
o Kerugian : boros bahan penghantar (kabel), rangkaiannya yang rumit sehingga
relatif sulit menyusunnya
Rangkaian seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, sedangkan rangkaian paralel
berfungsi sebagai pembagi arus.

B. HUKUM KIRCHOFF

1. Hukum I Kirchoff
Hukum I Kirchoff menyatakan bahwa “jumlah arus yang masuk ke suatu titik
percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan itu”.
Hukum I Kirchoff dirumuskan dengan:

∑ =∑

Dari gambar , diperoleh : + = + +

2. Hukum II Kirchoff
Hukum II Kirchoff : “ Jumlah aljabar perubahan tegangan yang mengelilingi suatu
lintasan tertutup (loop) dalam suatu rangkian listrik sama dengan nol”.
Hukum ini didasarkan pada hukum kekekalan energi.
Secara matematis hukum II Kirchoff dinyatakan sebagai berikut:

∑ + ∑ IR = 0 Dengan:
E = ggl (volt)
I = Kuat arus (A)
R = Hambatan (Ω)

(a) ( b)

9|Page
Perjanjian tanda pada loop :

a. Kuat arus listrik bertanda positif jika searah dengan arah loop dan negative bila
berlawanan arah dengan arah loop. Misal kita tetapkan arah loop searah dengan
putaran jarum jam maka kuat arus I pada gambar di atas (a) bertanda positif karena
searah dengan arah loop. Sebaliknya kuat arus I pada gambar (b) bertanda negative
karena I berlawanan dengan arah loop.

b. Bila sewaktu mengikuti loop searah dengan arah loop, kutub positif dijumpai lebih
dahulu maka ggl ( ) bernilai positif, dan negative jika sebaliknya.

c. Adapun tegangan jepit antara dua titik pada rangkaian; misalnya antara titik a dan b ,
dihitung dengan persamaan :
V = ∑ + ∑ IR

3. Aplikasi hukum Kirchoff dalam rangkaian majemuk

 Rangkaian satu loop

Misalkan arah arus dan arah penelusuran loop kita tentukan searah putaran jarum jam.
Menurut hukum II kirchoff pada rangkaian berlaku persamaan ∑ = ∑IR.
Oleh karena itu persamaan penjabarannya sebagai berikut :

− + = ( + + + + + + )
Catatan : Jika pada penjabaran di atas dihasilkan nilai I negatif, maka arah arus yang
sebenarnya adalah kebalikan dari arah yang ditentukan pada gambar.
Jika penelusuran rangkaian berawal dari satu titik dan berakhir pada titik lain, misalkan
menentukan tegangan atau beda potensial antara titik A dan B pada gambar,
berdasarkan Hukum II Kisrchoff dapat dihitung denga persamaan:
+ =

+ − = ( + + )

= ( + + )− +
 Rangakain dua loop

Pada gambar di atas dilukiskan rangkaian tertutup yang terdiri atas dua loop.

10 | P a g e
Arah arus dan arah penelusuran tiap loop, sebagai berikut :
 Loop I : ABGFA
= ( )

− = ( + + + + )+ .

 Loop II : FEDGF
=

= ( + + )+ .

 Hukum I Kirchoff
= +

C. DAYA DAN ENERGI LISTRIK


 Daya listrik
Daya listrik secara matematis dapat dinyatakan :

= . = . . = =
 Energi listrik
Energi listrik secara matematis dapat dinyatakan :

= . = . . = . . = .

Dengan :
P = daya listrik (watt = W)
W = energy listrik (J)
V = tegangan listrik (volt = V)
I = kuat arus listrik ( ampere = A)
R = hambatan listrik ( ohm )
t = waktu (s)
 Hubungan daya dengan tegangan :

=
 Daya total :
Jika terdapat beberapa komponen dengan daya P1, P2, dan P3 ; maka daya total jika
dirangkai :
 Seri : = + +

 Paralel : = + +

 Tegangan jepit :
Jika sebuah baterai dengan ggl , hambatan dalam r dan hambatan luar R, maka besar arus
listrik yang mengalir dapat dinyatakan dengan persamaan :

=
maka tegangan jepitnya menjadi :
= .

11 | P a g e
 Alat ukur listrik :
 Amperemeter : alat untuk mengukur arus listrik, dipasang seri dalam rangkaian.

 Voltmeter : alat untuk mengukur tegangan listrik, dipasang parallel dalam rangkaian

Contoh Soal :
1. Pada gambar rangkaian di bawah ini, berapakah besar kuat arus listrik I3?

Penyelesaian
Diketahui: I = 12 A
I1 = 8 A
I2 = 3 A
Ditanya : I3 = ...?
Jawab :
∑ =∑
I = I1 + I2 + I3
12 = 8 + 3 + I3
12 = 11 + I3
I3 = 12 – 11
I3 = 1 A
Jadi, besar kuat arus I3 adalah 1 ampere.

2. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini! Jika besarnya arus yang masuk 200 mA,
I2 = 80 mA dan I4 = 40 mA, maka hitunglah besar kuat arus I1, I3 dan I5!

12 | P a g e
Penyelesaian
Diketahui: Imasuk = 200 mA
I2 = 80 mA
I4 = 40 mA
Ditanya :
a. I1 = ...?
b. I3 = ...?
c. I5 = ...?
Jawab:
∑ =∑
a. Imasuk = I1 + I2
200 = I1 + 80
I1 = 200 – 80
= 120 mA
b. I1 = I3 + I4
120 = I3 + 40
I3 = 120 – 40
= 80 mA
c. I5 = I2 + I3 + I4
= 80 mA + 80 mA + 40 mA
= 200 mA
Jadi, besar arus yang mengalir pada I5 adalah sebesar 200 mA.

3. Sebuah kawat penghantar dengan hambatan 11,5 Ω dihubungkan dengan sumber tegangan
6 V yang hambatan dalamnya 0,5 Ω. Hitunglah kuat arus pada rangkaian dan tegangan
jepitnya.
Penyelesaian
Diketahui: R = 11,5 ohm
= 6V
r = 0,5 ohm
Ditanya :
a. I = ...?
b. V = ...?
Jawab:
. =
+
6
=
11,5 + 0,5
= 0,5

. = .
= 0,5.11,5
= 5,75

4. Hitung kuat arus pada masing-masing hambatan dari gambar di bawah ini!

Penyelesaian:
Diketahui: =8V R2 = 2 Ω R1 = 4 Ω
= 18 V R3 = 6 Ω

13 | P a g e
Ditanya:
a. I1 = ...?
b. I2 = ...?
c. I3 = ...?
Jawab :

 I3 = I1 + I2 .......... (1)
 Loop I
∑ = ∑(I.R)
8 = 4I1 + I3 . 6
8 = 4I1 + 6(I1 + I2)
8 = 10I1 + 6 I2 .......... (2)

 Loop II
E2 = I2 x R2 + I3 x R3
18 = I2.2 + (I2 + I1) 6
18 = 2I2 + 6I1 + 6I2
9 = 3 I1 + 4 I2 .......... (3)
Eliminasi persaman (2) dan (3)
8 = 10I1 + 6 I2 x2
9 = 3 I1 + 4 I2 x3

16 = 20I1 + 12 I2
27 = 9 I1 + 12 I2
-11 = 11I1 + 0
-11 = 11I1
I1 = -1 A
Nilai I1, dimasukkan ke persamaan (2)
8 = 10I1 + 6 I2
8 = 10(-1) + 6 I2
I2 = 3 A
Nilai I2, dimasukkan pada persamaan (1)
I3 = I1 + I2
I3 = -1 + 3
=2A
I1 negatif berarti berlawanan dengan arah yang telah ditentukan.

Soal Menghitung Biaya Pemakaian Listrik

1. Suatu keluarga menggunakan alat – alat listrik seperti pada tabel berikut.

Waktu
Alat listrik Daya Jumlah
pemakaian
Setrika 200 watt 1 buah 2 jam/hari
Televisi 120 watt 1 buah 15 jam/hari
Kulkas Sepanjang
180 watt 1 buah
hari
Kipas angin 80 watt 2 buah 12 jam/hari
Lampu 20 watt 5 buah 12 jam/hari

Jika harga listrik Rp1.000,00/ kWh dan harga sewa kWh meter Rp20.000,00 per bulan;
hitunglah biaya listrik yang harus dibayar oleh keluarga tersebut dalam 1 bulan (30 hari) .

14 | P a g e
Pembahasan:

Menghitung besar energi listrik yang digunakan per hari untuk masing – masing alat listrik.:

Setrika: 1 × 200 × 2 = 400 Wh


Televisi: 1 × 120 × 15 = 1.800 Wh
Kulkas: 1 × 180 × 24 = 4.320 Wh
Kipas angin: 2 × 80 × 12 = 1.920 Wh
Lampu: 5 × 20 × 12 = 1.200 Wh
Menghitung total energi listrik yang digunakan dalam 1 bulan:
= (400 + 1.800 + 4.320 + 1.920 + 1.200) × 30
= 9.640 × 30 = 289.200 Wh = 289,2 kWh
Menghitung biaya listrik dalam 1 bulan:
= 289,2 × 1.000 + 20.000
= 289.200 + 20.000
= Rp309.200,00

2. Sebuah rumah menggunakan beberapa peralatan listrik sebagai berikut.


4 lampu masing – masing 15 W selama 12 jam/hari
3 lampu masing – masing 30 W selama 5 jam/hari
1 setrika listrik 340 W selama 2 jam setiap 2 hari sekali
1 pompa air 250 W selam 2 jam/hari
2 televisi masing – masing 80 W selama 5 jam/per hari
Diketahui tarif listrik Rp1.200,00 per kWh, hitunglah besar biaya listrik yang harus dibayar selama
1 bulan (30 hari) .

Pembahasan:

Menghitung total besar energi listrik per hari:


Lampu I: 4 × 15 W ×12 jam = 720 Wh
Lampu II = 3 × 30 W × 5 jam = 450 Wh
Setrika = 1 × 340 W × 2 jam = 680 Wh → dua hari sekali
Pompa air = 1 × 250 W × 2 jam = 500 Wh
Televisi = 2 × 80 W × 5 jam = 800 Wh
Besar energi listrik per bulan:
= (720 + 450 + 500 + 800) × 30 + 680 × 15
= 2.470 × 30 + 680 × 15
= 74.100 + 10.200 = 84.300 Wh = 84,3 kWh

Jadi, biaya listrik yang harus dibayarkan dalam 1 bulan adalah Rp101.160,00.

15 | P a g e
D. SUMBER ARUS LISTRIK SEARAH

 Accumulator

Prinsip kerja Accu/Aki


a. Perubahan Kimia Pada Saat Pelepasan Muatan Listrik.
Aki memberikan aliran listrik jika dihubungkan dengan rangkaian luar misalnya,
lampu, radio dan lain-lain. Aliran listrik ini terjadi karena reaksi kimia dari asam sulfat
dengan kedua material aktif dari plat positif dan plat negatif. Pada saat pelepasan
muatan listrik terus menerus, elektrolit akan bertambah encer dan reaksi kimia akan
terus berlangsung sampai seluruh bahan aktif pada permukaan plat positif dan negatif
berubah menjadi timbal sulfat. Jika Aki tidak dapat lagi memberi aliran listrik pada
voltage tertentu, maka aki tersebut dalam keadaan lemah arus (soak).
b. Perubahan Kimia Pada Saat Pengisian Muatan Listrik.
Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi proses reaksi kimia yang
berlawanan dengan reaksi kimia pada saat pelepasan muatan. Timbal peroksida
terbentuk pada plat positif dan timbal berpori terbentuk pada plat negatif, sedangkan
berat jenis elektrolit akan naik, karena air digunakan untuk membentuk asam sulfat.
Aki kembali dalam kondisi bermuatan penuh.

c. Penurunan Berat Jenis Accu Zuur Selama Pelepasan Muatan Listrik.


Berat jenis accu zuur akan turun sebanding dengan derajat pelepasan muatan, jadi
jumlah energi listrik yang ada dapat ditentukan dengan mengukur berat jenis accu
zuurnya, misalnya aki mempunyai berat jenis accu zuur 1.260 pada 20°C, bermuatan
listrik penuh, setelah melepaskan muatan listrik berat jenisnya 1.200 pada 20°C, maka
Aki masih mempunyai energi listrik sebesar 70%

 Baterai/elemen kering

Prinsip kerja Baterai

Saat baterai mengeluarkan arus


1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung
dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya
bergabung/berubah menjadi air (H20).
2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif
maupun pelat negatif sehigga menempel di kedua pelat tersebut.
Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam
keadaan discharge. Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua
asam melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya
sangat rendah dan hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis
cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1
kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar
1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi baterai bisa
diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat
hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki
(bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki). Selain itu pada saat baterai dalam
keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini
bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.

Saat baterai menerima arus

Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas atau sedang diisi
dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif baterai dihubungkan dengan arus
listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang
dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12 V
dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V DC, dan dua baterai 12 V yang

16 | P a g e
dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V DC (baterai yang duhubungkan seri total
tegangannya adalah jumlah dari masing-maing tegangan baterai: Voltage 1 + Voltage2 =
Voltage total). Hal ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang
duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus (ampere)
yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut
(penjelasan tentang ini bisa ditemukan di bagian bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus,
yaitu :
1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan
timah (Pb) pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah
colat (PbO2).
2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas
dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan
kembali terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya
berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi
penuh).

17 | P a g e
E. LATIHAN SOAL

1. Sebuah penghantar mengalir arus sebesar 0,1 A dalam 5 detik. Tentukanlah (a) besar muatan yang mengalir (b)
jumlah elektronnya yang mengalir selama 5 sekon

2. Suatu penghantar dalam waktu 1 menit dilewati oleh muatan 1,2 C. Hitung: Banyaknya elektron yang melewati
penghantar bila besar muatan elektron (e = 1,6 x 10-19 C)

3. Dalam sebuah tabung gambar televisi, arus 80 mA mengalir menuruni tabung menuju ke layar, jika muatan
elektron 1,6.10-19 coulomb. Maka banyaknya elektron yang mencapai layar selama 1 menit adalah ...
4. Kawat X dan Y memiliki diameter sama, tetapi panjang X dua kali panjang Y.Jika hambatan jenis X adalah seperempat
hambatan jenis Y dan besarnya hambatan Y = 20 ohm, Maka besarnya hambatan X adalah ....

5. Kawat pertama panjangnya L dan luas penampangnya A, mempunyai hambatan 40 , jika kawat lain yang sejenis
panjangnya 1/2 L dan luas penampangnnya 2A, maka kawat tersebut memiliki nilai hambatan sebesar ....

6. Lilitan kawat memiliki hambatan 10,5  pada suhu 30 C dan hambatannya 12  pada 75 C. Tentukan koefisien
suhu kawat tersebut !
7. Sebatang besi yang panjangnya 10 m dan luas penampang 2. 10-7 m², hambat jenis 12, 10-6 Ωm. Jika pada ujung-ujung
kawat itu diberi tegangan 10 volt, hitung
a. Hambatan besi!
b. Kuat arus yang mengalir
8. Sebuah kipas angin mempunyai hambatan sebesar 10 ohm. Jika diberi tegangan 6 volt. Hitung kuat arus yang mengalir!
9. Hitung berapa ampere kuat arus yang mengalir pada sebuah penghantar 100 ohm jika diberi tegangan 220 volt

10. Sebuah kumparan kawat tembaga mempuyai hambatan 25 ohm pada 20C. Jika koefisien suhu tembaga 4,05 x10-3/C,
berapakah hambatan kumparan itu pada 60C?

11. Tentukan arus yang mengalir (besar I)

12. Tentukan arus yang mengalir pada tiap hambatan

13. Jika voltmeter menunjuk angka 8 V, tentukan arus yang mengalir dan tegangan baterai. Tentukan juga tegangan tiap
hambatan

14. Empat hambatan, A = 2 ; B = 3  ; C = 6 dan D = 12 .


Jika hambatan A, B dan C dirangkai seri dan dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan ternyata arus yang
mengalir adalah 1 ampere, jika hambatan A, B dan C dirangkai secara paralel, maka arus yang mengalir 6 ampere.
Jika hambatan A, B, C dan D dirangkai seri dan dihubungkan dengan sumber tegangan tersebut, maka arus yang mengalir
adalah ....

15. Bagaimanakah cara memasang ampermeter dan voltmeter yang benar? Tunjukkan dengan gambar!

16. Sebuah pemanas menggunakan hambatan 420  dialiri arus 10 mA selama 20 menit digunakan untuk memanaskan air
1 kg dari suhu 40C, berapa suhu akhir air tersebut?

18 | P a g e
17. Tentukan hasil pengukuran berikut ini!
a. Amperemeter

b. Voltmeter

18. Perhatikan rangkaian listrik berikut ini.

Tentukanlah :
a. hambatan total
b. arus total yang mengalir
c. arus dan tegangan tiap-tiap hambatan
d. daya disipasi pada hambatan 4 
e. energi yang mengalir pada hambatan 12  tiap menit

19. Terdapat rangkaian hambatan seperti di samping ini


Tentukan kuat arus yang mengalir A
dan beda potensial antara titik A dan B.
Tentukan pula daya disipasi dan energy
Listrik pada hambatan 10 ohm. 5 6V 10 

3V 5
9V

B
20. Sebuah pemanas mampu memberikan arus 60 mA dihubungkan dengan tegangan 210 V digunakan untuk
mendidihkan air 2 kg dari suhu 40C, berapa lama waktu yang dibutuhkan? ( kalor jenis air = 4200 J/kgC)

19 | P a g e
21. Berapakah arus yang mengalir dan tegangan antara A dan C

A 5

9 V;1

12  18 V;1

9 V;1
C
10 
22. Perhatikan rangkaian hambatan berikut, tentukan hambatan totalnya !

23. Perhatikan rangkaian di bawah ini

Tentukanlah arus yang mengalir tiap cabang dan energi listrik yang tersimpan pada hambatan 10  selama 10 menit dan
beda potensial antara titik A dan B
24. Perhatikan rangkaian listrik berikut ini

Jika R1 = 2  , R2 = 3 R3 = 9 R4 = 36  R5 = 18 , baterai yang terrhubung 24 V, tentukanlah :


a. Hambatan totalnya
b. Arus totalnya
c. Arus pada hambatan R4
d. Beda potensial pada hambatan R3
e. Daya pada hambatan R1
f. Energi listrik pada hambatan R5 selama 5 menit

20 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai