Anda di halaman 1dari 11

RANGKAIAN ARUS SEARAH

 
Uraian
 
1.Arus Listrik
 
Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik terbuka dan
rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang belum
dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah suatu
rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan.
 

 
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran muatan-muatan listrik. Aliran muatan listrik positif
identik dengan aliran air. Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah atau dari
kutub (+) ke kutub (-).  Sedangkan muatan electron mengalir dari potensial rendah ke potensial
tinggi.

Perhatikan gambar di bawah ini !


 

 
Dua buah benda bermuatan masing-masing A dan B dihubungkan dengan sebuah penghantar. Bila
potensial A lebih tinggi dari pada potensial B, maka arus akan mengalir dari A ke B. Arus ini
mengalir dalam waktu yang sangat singkat. Setelah potensial A sama dengan potensial B maka
arus berhenti mengalir.
 
2.Kuat Arus Listrik
 
 
sumber : www.myartprints.com/a/french-school/portrait-of-andre-marie-a.html
 
Gambar AM. Ampere
 
Kuat arus listrik ialah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap detik melalui suatu penghantar.
Simbol kuat arus adalah I. Satuan kuat arus listrik ialah Ampere yang diambil dari nama seorang
ilmuwan Perancis yaitu : Andrey Marie Ampere (1775 � 1836). Kuat arus listrik adalah banyaknya
muatan yang mengalir melalui penampang konduktor tiap sekon.
 

 
3.Beda Potensial Listrik
 
Sumber tegangan listrik yaitu peralatan yang dapat menghasilkan beda potensial listrik secara
terus menerus. Beda potensial listrik diukur dalam satuan volt (V).  Alat yang digunakan adalah
volmeter.
Beda potensial adalah Banyaknya energi listrik yang diperlukan untuk mengalirkan setiap muatan
listrik dari ujung-ujung penghantar disebut beda potensial listrik atau tegangan listrik. Hubungan
antara energi listrik, muatan listrik, dan beda potensial listrik secara matematik dirumuskan :
 
V= W/ Q
V = Beda potensial listrik dalam volt (V)
W = energi listrik dalam joule (J)
Q = muatan listrik dalam coulomb (C).
 
Arus listrik hanya akan terjadi dalam penghantar jika antara ujung-ujung penghantar terdapat
beda potensial (tegangan listrik). Alat ukur beda potensial listrik adalah volmeter. Dalam
rangkaian voltmeter dipasang paralel dengan hambatan (beban).
 
4.Hukum Ohm
 

sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Georg_Ohm
Gambar George Simon Ohm
Hukum ohm mempelajari tentang hubungan kuat arus dengan beda potensial  ujung-ujung
hambatan. George Simon Ohm (1787-1854), melalui eksperimennya menyimpulkan bahwa
arus I  pada kawat penghantar sebanding dengan beda potensial V  yang diberikan ke ujung-ujung
kawat penghantar tersebut: 
 
 

 
 
Besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar tidak hanya bergantung pada tegangan,
tetapi juga pada hambatan yang dimiliki kawat terhadap aliran elektron. Kuat arus listrik
berbanding terbalik dengan hambatan:
 

 
Makin besar hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Dengan demikian,
arus I  yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan
berbanding terbalik dengan hambatannya. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Ohm, dan
dinyatakan dengan
persamaan :
 

 
5.Hambatan Penghantar Listrik
 
Hambatan atau resistor suatu penghantar berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang
mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna untuk
menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen
listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik. Adapun model-model resistor seperti  tabel di bawah
ini :
 
 
Bila panjang kawat penghantar dinyatakan dengan huruf l, luas penampangnya dinyatakan dengan
huruf A, maka untuk berbagai jenis penghantar, panjang dan penampang berbeda terdapat
hubungan sebagai berikut.  Ternyata hambatan sepotong kawat penghantar adalah :
 

1. Sebanding dengan panjang kawat penghantar


tersebut (l)
2. Berbanding terbalik dengan luas penampang kawat
penghantar (A)
3. Bergantung kepada jenis bahan penghantar (r)

 
Dalam persamaan ini r disebut hambatan jenis kawat penghantar, yang besarnya bergantung
kepada jenis bahan yang digunakan membuat kawat itu.
 

Persamaan dapat diubah menjadi sebagai berikut :


 

sehingga satuan : 
 
Hambatan jenis setiap bahan berbeda-beda. Bahan yang mempunyai hambatan jenis besar
memiliki hambatan yang besar pula, sehingga sulit menghantarkan arus listrik. Berdasarkan daya
hantar listriknya (konduktivitas listrik), bahan dibedakan menjadi tiga, yaitu konduktor, isolator,
dan semikonduktor.
 
Konduktor adalah bahan yang mudah menghantarkan arus listrik. Bahan konduktor memiliki
hambatan kecil karena hambatan jenisnya kecil. Bahan konduktor memiliki elektron pada kulit
atom terluar yang gaya tariknya terhadap inti atom lemah. Dengan demikian, apabila ujung-ujung
konduktor dihubungkan dengan tegangan kecil saja elektron akan bergerak bebas sehingga
mendukung terjadinya aliran elektron (arus listrik) melalui konduktor. Contohnya: tembaga,
perak, dan aluminium.

Isolator merupakan bahan yang sulit menghantarkan arus listrik. Bahan isolator memiliki
hambatan besar karena hambatan jenisnya besar. Bahan isolator memiliki elektron-elektron pada
kulit atom terluar yang gaya tariknya dengan inti atom sangat kuat. Apabila ujung-ujung isolator
dihubungkan dengan  tegangan kecil, elektron terluarnya tidak sanggup melepaskan gaya ikat inti.
Oleh karena itu, tidak ada elektron yang mengalir dalam isolator, sehingga tidak ada arus listrik
yang mengalir melalui isolator. Contoh isolator antara lain : Plastik, kaca, karet busa termasuk  
isolator.
Semikonduktor adalah bahan yang daya hantar listriknya berada di antara konduktor dan isolator.
Semikonduktor memiliki elektron-elektron pada kulit terluar terikat kuat oleh gaya inti atom.
Namun tidak sekuat seperti pada isolator. Bahan yang termasuk semikonduktor adalah karbon,
silikon dan germanium. Karbon digunakan untuk membuat komponen elektronika, seperti resistor.
Silikon dan germanium digunakan untuk membuat komponen elektronika, seperti diode,
transistor, dan IC (integrated circuit).

6.Susunan Seri hambatan listrik


 
Pada susunan seri , jika satu komponen gagal atau rusak , maka komponen-komponen lain dalam
rangkaian seri operasinya terputus. Manfaat susunan seri adalah sebagai pengaruh terhadap
komponen lainnya, misalnya sekring atau pemutus daya yang selalu dipasang seri dengan
rangkaian .
 
 
Empat prinsip susunan seri hambatan listrik :
 

a. Susunan seri bertujuan untuk memperbesar


hambatan suatu rangkaian
b. Kuat arus yang melalui tiap hambatan sama, yaitu
sama dengan kuat arus yang melalui hambatan
pengganti serinya .  I1 = I2 = I3 =....= Iseri
c. Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti
seri sama dengan jumlah tegangan pada ujung-
ujung tiap hambatan. Vseri = V1 + V2 + V3 +.....+ Vn
d. Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan ,
di mana tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan
sebanding dengan hambatannya. V1 : V2 : V3 :....:
Vseri = R1 : R2 : R3....: R seri

 
7.Susunan Paralel Hambatan listrik
 
Pada susunan parallel , jika salah satu komponen rusak/gagal, komponen-komponen lainnya tetap
bekerja.
 
 
Empat prinsip susunan parallel hambatan listrik :
 

a. Susunan parallel bertujuan untuk memperkecil


hambatan suatu rangkaian
b. Tegangan pada ujung-ujung tia hambatan sama ,
yaitu sama dengan tegangan pada ujung-ujung
hambatan paralelnya. V1 = V2 = V3.....= V paralel
c. Kuat arus yang melalui hambatan pengganti parallel
sama dengan jumlah kuat arus tiap-tiap
hambatan.              Ipararel parallel = I1 + I2 +
I3 +......
d. Susunan parallel berfungsi sebagai pembagi arus ,
di mana kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan
sebanding dengan kebalikan hambatannya.

I1 : I2 : I3 :......: Iparalel = 


 
Untuk lebih jelasnya kalian bisa melihat video
rangkaian seri dan parallel disini
 
 
8.Hukum Ohm untuk Rangkaian tertutup
 
Suatu rangkaian arus yang sederhana, terdiri sebuah sumber tegangan, misalnya  baterai dan
sebuah penghantar yang hambatannya R yang menghubungkan kutub-kutub baterai tersebut.
 
A.Rangkaian Tertutup dengan Satu Sumber Tegangan
 
 
Di luar sumber tegangan, arus mengalir dari P ke  Q melalui hambatan yang besarnya  R ohm.
Di dalam sumber tegangan, arus mengalir dari Q ke P melalui hambatan yang besarnya r ohm.
Hambatan r ini disebut hambatan dalam.
 
Kutub-kutub sumber tegangan sebelum mengalirkan arus disebut gaya gerak listrik (GGL) atau
emf = electromotiveforce, sedangkan kutub-kutub sumber tegangan selama megalirkan arus
disebut beda potensial atau tegangan jepit. Bila arus I mengalir melalui rangkaian di atas, maka
hambatan seluruhnya yang dilewati arus listrik adalah  R + r.
 
Kuat arus I yang mengalir dapat dituliskan sebagai berikut :
 

 
Pada setiap baterai, biasanya mengandung suatu hambatan karena kelajuan reaksi kimia yang
berlangsung di dalam baterai akan membatasi jumlah arus yang dapat dihasilkan. Jadi jika tidak
ada arus yang mengalir, biasanya tidak ada penurunan tegangan, tapi jika ada arus yang mengalir
pada elemen tersebut, maka tegangan antara kutub-kutubnya akan berkurang.

Tegangan jepit ialah  beda potensial antara kutub-kutub sumber tegangan pada waktu sumber
tegangan tersebut mengalirkan arus. Bisa juga diartikan, Tegangan jepit adalah beda potensial
yang dapat ditemukan pada sumber tegangan antara kedua kutub positif dan negatif disaat
sumber tegangan tersebut sudah terhubung antara kutub positif dan negatifnya terhadap tahanan
dan sudah mengalirkan arus listrik.
 
Tegangan jepit pada gambar di atas ialah VPQ ,  dimana  
 

 
Contoh tegangan jepit

Dapat kita ambil contoh dalam praktek pengukuran tegangan pada batu baterai, dimana batu
baterai tersebut sudah terhubung dalam rangkaian tertutup yaitu dihubungkan ke sebuah beban
misalnya lampu pijar. Maka beda potensial yang terjadi antara kutub positif dan negatif pada
baterai tersebut dapat dikatakan sebagai tegangan jepit. Hal ini dapat dilihat pada saat tegangan
di ukur, ternyata besarnya tidak sama dengan saat baterai tidak digunakan untuk menyalakan
lampu pijar. Jika sebelumnya baterai tersebut memiliki tegangan 4,5 volt, maka pada saat sudah
terhubung dengan rangkaian maka tegangan jepitnya sebesar 4,2 volt.
 
B.Rangkaian Tertutup dengan Beberapa Sumber Tegangan Disusun Seri
 
Beberapa sumber tegangan dapat dihubungkan secara seri, yaitu kutub positif sumber yang
pertama dihubungkan dengan kutub negatif sumber yang berikutnya.
Bila ada n buah sumber tegangan yang tiap-tiap ggl nya adalah :   volt dihubungkan secara seri,
maka ggl seluruhnya adalah  n x    volt. Dan bila hambatan dalam masing-masing sumber adalah
r, maka hambatan dalam seluruhnya sama dengan n x r ohm. Kalau n buah sumber tersebut
dihubungkan oleh hambatan luar sebesar R, maka kuat arus yang mengalir sama dengan :
 

 
C.Rangkaian Tertutup dengan Beberapa Sumber Tegangan Disusun Paralel
 
Apabila n buah sumber tegangan tersebut dihubungkan secara paralel, maka ggl susunannya juga
volt. (lihat gambar di samping ini dan apabila hambatan dalam tiap sumber = r ohm, maka

hambatan dalam n sumber sama dengan 


 

 
Sekarang bila kutub-kutub susunan tersebut dihubungkan oleh sebuah hambatan yang besarnya
R, maka kuat arus yang mengalir adalah :
 

Untuk rangkaian parallel berlaku :


 
 
Untuk n sumber tegangan identik dengan ggl dan hambatan dalam tiap sumber tegangan adalah r,
maka :
 

 
D.Rangkaian Tertutup dengan Beberapa Sumber Tegangan Disusun Campuran Seri dan
Paralel
 
Bila beberapa elemen (n buah elemen) yang masing-masing mempunyai GGL e  dan tahanan
dalam r disusun secara seri, sedangkan berapa elemen (m buah elemen) yang terjadi karena
hubungan seri tadi dihubungkan paralel lagi, maka kuat arus yang timbul adalah :
 

Gb. Susunan Seri Parallel  Sumber tegangan


 
 
 
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai