Anda di halaman 1dari 22

KOMPETENSI DASAR 3.

1 Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC)


berikut keselamatannya dalam kehidupan sehari-hari.
KOMPETENSI DASAR 4.1 Melakukan percobaan prinsip kerja rangkaian listrik
searah (DC) dengan metode ilmiah berikut presentasi hasil percobaan

BAB 1
LISTRIK ARUS SEARAH

Pendahuluan
Kenapa Anda memerlukan listrik?
Cobalah Anda perhatikan ketika berada di tempat gelap untuk melihat sesuatu,
ada yang kita perlukan. Ya, kita memerlukan sumber cahaya untuk penerangan. Yang
biasa digunakan adalah lampu atau senter sebagai sumber cahaya. Atau ketika malam
hari, lampu di ruang tempat Anda berada tiba-tiba mati. Tentu Anda harus
mengetahui apa penyebabnya. Yang diperiksa dahulu adalah di tempat atau ruangan
lain. Apakah sama-sama padam. Ataukah lampu di tempat Anda tadi berada saja yang
padam. Penyebabnya adalah terputusnya aliran arus listrik dari sumber listrik. Jadi
arus listrik sangat penting. Ketiadaan aliran arus menyebabkan komponen dan
peralatan listrik tidak berfungsi.
Kita memerlukan sumber listrik untuk memberikan aliran arus, contohnya berasal
dari baterai, aki atau dari PLN yang menggunakan sumber daya alam dan buatan.
Arus listrik yang berasal dari baterai disebut arus searah. Arus searah berarti arusnya
mengalir hanya satu arah. Arus searah disebut juga DC (direct current) dari Bahasa
Inggris yang terjemahnya arus searah. Rangkaian yang terhubung dengan sumber arus
searah disebut rangkaian arus searah.
Sebelum memasuki bahasan rangkaian listrik arus searah, sebagai pendahuluan akan
dibahas apa itu arus dan bagaimana timbulnya?. Bahasan berikutnya tentang
resistansi, rangkaian resistansi seri dan parallel serta rangkaian listrik arus searah
(tegangan terminal dan emf atau electromotive force yang diterjemhakn sebagai gaya
gerak listrik), energi dan daya listrik
Diharapkan dari bahasan ini, Anda dapat memahami bagaimana rangkaian arus
searah yag aman digunakan dalam kehidupsan sehari-hari. Aman berarti selamat.
Anda tidak tersetrum dan tidak melakukan pemborosan energi listrik.

1. Pengertian Arus dan Timbulnya Arus


Ilustrasi pergerakan muatan dalam kawat. Pada gambar a di samping. Terlihat
arah alitan muatan positif dengan warna hijau kea rah kanan. Dan pada gambar b
terlihat dengan warna merah aliran muatan negatif ke arah kiri. Arah aliran arus
(I) menurut konvensi atau kesepakatan
digambarkan searah dengan aliran muatan
positif.
Arus adalah banyaknya perubahan aliran
muatan q persatuan waktu t.
I = dq/dt Persamaan 1.1
Gambar 1.1 arah aliran arus (a) dan
arah aliran muatan negatif (b) Keterangan:
I = arus dalam satuan ampere (A)
dq = perubahan muatan dalam satuan coulomb (C)
dt = selang waktu dalam satuan sekon (s)

2. Hambatan Listrik (Resistansi)


Perjalanan arus dalam subuah komponen listrik mengalami hambatan. Ketika arus
melewati sebuah kawat kabel, bahan kawat tersebut memberikan hambatan pada arus.
Penelitian yang dilakukan oleh Ohm pada kawat penghantar menunjukkan bahwa
adanya hubungan linier antara arus dan tegangan. Ketika besar tegangan dinaikkan,
besar arus juga naik. Jadi ada satu persamaan yang menghubungkan arus dengan
tegangan yang dinyatakan dalam Hukum Ohm.
I = V/R Persamaan 1.2
Keterangan:
I = kuat arus (ampere, A)
V = tegangan (volt, V)
R = resistansi resistor (ohm)

Menurut penyelidikan Ohm, Adanya R tergantung pada bahan kawat listrik tersebut.
l
R=ρ Persamaan 1.3
A
Keterangan:
ρ = hambat jenis bahan kawat dalam satuan ohm.meter
Gambar 1.2 Kawat listrik
l = panjang kawat dalam satuan meter
A = luas penampang kawat dalam meter persegi

Besar hambat jenis (resistivitas) kawat tergantung suhunya. Semakin tinggi


suhu, hambata jenis semakin besar. Otomatis, hambatan kawat juga semaik besar.
Perhatikan tabel 1.1 berikut ini.
Perubahan Resistansi
Faktor Pengaruh Contoh
terhadap
resistansi
Panjang Resistansi
bertambah besar
apabila Panjang
kawat bertambah
Luas Resistansi
Penampang bertambah
apabila
Contoh
penampang
Soal 1:
kawat mengecil
Lampu
Temperatur Resistansi
Sorot
bertambah
Mobil
apabila suhu
makin meningkat
Bahan Pada Panjang,
luas
openampang,
dan temperature
yang sama, besar
resistansi
berbeda-beda
sesuai jenis
bahan
Berapakah besar resistansi lampu sorot sebuah mobil yang dialiri arus 2,5 A ketika
diberi tegangan 12,0 V?

Trik:
Ubah dulu rumus hukum Ohm I = V/R sehingga didapatkan rumus resistansi R.

Penyelesaian

Diketahui:

I = 2,5 A

V = 12,0 V

Ditanya:

R = …?

Jawab:

V 12,0 V
R= = =4,80 Ω
I 2,50 A

Jadi besar resistansi lampu sorot tersebut adalah 4,80 Ω. Ini menunjukkan bahwa
resistansi dari lampu sorot tersebut sangat kecil. Nilai ini akan berubah jika terjadi
perubahan temperatur pada lampu.

3. Rangkaian Listrik DC Sederhana


Untuk menghasilkan arus listrik pada suatu peralatan listrik, diperlukan rangkaian
listrik. yang terdiri dari sumber listrik, kabel penghubung (konektor) dan alat
listrik. Perhatikanlah ilustrasi gambar berikut.
Pada gambar a, baterai sebagai sumber
listrik dc memberikan arus yang mengalir
melewati kawat kemudian menyalakan
lampu, dari lampu arus kembali mengalir
ke baterai. Begitu seterusnya sampai
energinya lemah atau habis.
Pada gambar b, secara sederhana digambarkan dalam bentuk diagram dalam
simbol-simbol (lihat tabel 1.2).

Tabel 1.2 Simbol – simbol yang umum digunakan dalam diagram rangkaian listrik

kawat penghantar

Resistor
Ada koneksi Tidak ada
Ground
sakelar listrik koneksi listrik

Resistor variable
sekering (potensiometer) Baterai Sumber arus dc

kapasitor Induktor

Generator Lampu Voltmeter


dc

Ampere
meter

4. Tegangan Terminal dan Gaya Gerak Listrik


Pada rangkaian arus listrik, arus yang mengalir dari sumber dibangkitkan oleh
gaya gerak listrik (ggl) atau electromotive force (emf). Electromotive force atau gaya
gerak listrik tidak ada hubungannya dengan gaya yang satuannya newton. Agar tidak
rancu, maka electromotive force disingkat dengan emf. Emf atau ggl adalah beda
potensial antara ujung-ujung kutub sumber dengan symbol ε bukan simbol V. Simbol
V digunakan untuk tegangan antara ujung – ujung komponen listrik. Lihatlah ilustrasi
beterai pada gambar ….
Di dalam baterai, terjadi reaksi kimia. Pada baterai
yang ideal nilai ggl sama besar dengan beda potensial
antara titik a dan b. ε = Vab. Pada kenyataannya baterai

Gambar 1.4 Diagram baterai


dengan resistor dalam r
juga mempunyai resistor dalam r. Sehingga Vab = ε - Ir. Jadi nilai tegangan ujung –
ujung terminal Vab bisa sama dengan ε atau lebih kecil dari ε. Tegangan Vab disebut
tegangan terminal. Arus I yang mengalir keluar baterai bisa bernilai lebih kecil dari
arus yang dihasilkan oleh ggl karena adanya resistor r.

Contoh Soal Rangkaian dengan Resistansi Luar


Sebuah resistor 65,0 Ω dihubungkan dengan terminal
luar dari sebuah baterai. Baterai mempunyai ggl
sebesar 12,0 V dengan resistansi dalam sebesar 0,5 Ω.
Berapakah besar arus yang mengalir?

Gambar 1.5 Diagram rangkaian


dengan resistor luar

Penyelesaian:
Diketahui:
R = 65,0 Ω
ε = 12,0 V
r = 0,5 Ω
Trik:
Cari dulu besar tegangan terminal Vab = ε - Ir dipadukan dengan hukum Ohm: V =
IR
Ditanya:
I = …?
Jawab:
Vab = ε - Ir
IR = ε - Ir
ε = I (r + R)
E 12,0 V 12,0 V
I= = = =0,183 A
r + R 0,5Ω +65,0 Ω 65,5 Ω
Jadi arus yang mengalir pada rangkaian sebesar 0,183 A. Arus ini cukup kecil. Bila
arus sebesar ini mengalir dalam tubuh, jantung bereaksi dan kulit terasa kesemutan
namun hanya mampu ditahan selama sekitar 2 detik saja. (Arus yang mengalir dalam
tubuh = tegangan/tahanan tubuh. Tahanan tubuh berkisar antara 1200 Ω sampai 5000
Ω).

5. Hubungan Antara Daya Dengan Tegangan, Arus, Dan Resistansi


Mungkin Anda pernah membaca pada kotak lampu atau setrika dan peralatan
listrik lainnya kata daya atau power (P). Ukuran kekuatan listrik dinyatakan dengan
daya. Daya dituliskan dalam satuan watt (W). Besarnya daya listrik dirumuskan:
P = VI Persamaan 1. 4
Keterangan:
P = daya dalam satuan SI watt (W)
V = tegangan atau beda potensial dalam satuan SI, volt (V)

Besaran lain yang terkait dengan listrik adalah KWh singkatan dari Kilowatt
hour merupakan satuan energi listrik. satuan ini yang dipakai di Indonesia oleh PLN
untuk mengukur pemakaian daya listrik rumah-rumah setiap bulan. Biayanya diukur
setiap KWh. Pemasangan listrik di rumah-rumah terbagi dalam 450 KWh, 900 Kwh,
dan 1200 KWh. artinya setiap pemakaian dibatasi sampai 450 Kwh, 900 Kwh dan
1200 KWh (terkait dengan arus listrik bolak-balik). Rumus umum energi atau work
untuk arus searah maupun bolak balik:
W = Pt Persamaan 1.5
Karena P = VI
W = Vit Persamaan 1.6
dan V = IR
W = I2R Persamaan 1.7

6. Susunan Resistor Seri dan Paralel


Ketika 2 buah resistor atau lebih dirangkai dengan menghubungkan satu ujungnya
dengan satu ujung resistor yang lain maka disebut resistor dalam susunan seri.
Perhatikanlah diagram berikut:

Gambar 1.6a Resistor seri R1, R2 dan R3. Gambar 1.6b. 3 buah lampu yang disusun seri.
Gambar 1.6c. Diagram rangkaian ekivalen.

Tegangan masing – masing resistor V1, V2, dan V3 nilainya berbeda. V adalah
tegangan ujung terminal yang besarnya sama dengan penjumlahan besar ketiga
tegangan pada ketiga resistor. Arus
yang mengalir melalui 3 resistor
sama besar
Vab = V1 + V2 + V3
Persamaan 1.8
= I.R1 + I.R2 + I.R3
= I (R1 + R2 + R3)
Pada gambar 3 dapat dibuat persamaan:
Vab = I.Req
I (R1 + R2 + R3) = I.Req

Jadi dapat disimpulkan untuk susunan seri.


Req = R1 + R2 + R3 Persamaan 1.9

Susunan lain dari resistor adalah susunan paralel. Setiap satu


ujung resistor dihubungkan dengan satu ujung resistor yang lain.
Perhatikan gambar berikut.
I = I 1 + I2 + I 3
Dengan menggunakan hukum Ohm:
Didapatkan:

Pada susunan paralel besar beda potensial sama untuk semua resistor.

sehingga persamaan menjadi:

Persamaan 1.10

Contoh Soal: Konsep Resistor Seri atau paralel?


Pada gambar berikut ini ada dua rangkaian bola lampu yang identik dan mempunyai
resistansi R. Mana yang menghasilkan cahaya lebih kuat? Mana menurut pemikiran
Anda yang merupakan rangkaian lampu sorot pada mobil?
Jawaban:
a. Pada susunan resistor seri
Rek = R1 + R2 = 2R
I = V/Rek = V/2R
Gambar 1.8 Rangkaian 2 buah bola lampu Daya P yang keluar = V2/2R
Pada susunan resistor kanan
1/Rek = 1/R1 + 1/R2 = 2/R  Rek = ½ R
I = V/Rek = V/( ½ R) = 2V/R
Daya P yang keluar = VI = 2V2/R
Jadi susunan yang menghasilkan cahaya lebih kuat adalah pada gambar kanan
yang paralel.
Pada lampu sorot mobil, susunan resistor paralel. Susunan resistor paralel selain
memberikan cahaya yang lebih kuat, juga memberikan keuntungan jika sebelah
lampu mati, rangkaian sebelah lampu yang bagus masih tersambung. Sedangkan jika
rangkaian seri, maka rangkaian akan terputus jika salah satu lampu mati, sehingga
lampu yang masih baguspun tidak berfungsi

Contoh Soal Resistor seri dan paralel.


Perhatikanlah gambar rangkaian di bawah ini!
Dua buah resistor identik mempunyai reistansi 10,0
Ω, dirangkai secara (a) dan parallel (b).
Dihubungkan dengan sumber tegangan 24,0 V.
Berapakah besar arus yang melewati setiap resistor?
Dan berapa besar rangkaian total atau rangkaian
ekivalen masing-masing?

Penyelesaian
Diketahui:
R1 = R2 = 10,0 Ω
Gambar 1.8 Contoh rangkaian
seri dan paralel V = 24,0 V
Ditanya: I1 dan I2 ?
Trik:
Masukkan dulu ke dalam persamaan susunan rangkaian ekivalen masing-masing
kemudian gunakan rumus hukum Ohm.

Jawab:
a. Rangkaian Seri:
Rek = R1 + R2 = 10,0 Ω + 10,0 Ω = 20,0 Ω
V 24,0 V
I= = =1,2 A
R 20,0 Ω
1,2 A adalah arus total yang mengalir pada rangkaian. Pada rangkaian seri, arus
yang mengalir di setiap resistor sama besar dengar arus total. jadi besar I1 dan I2
adalah 1,2 A.
b. Rangkaian Paralel:
1 1 1 1 1 2 1
= + = + = =
R ek R 1 R2 10,0 Ω 10,0 Ω 10,0 Ω 5,0Ω
Rek = 5,0 Ω
V 24,0 V
I= = =4,8 A
R 5,0 Ω

4,8 A adalah arus total yang mengalir pada rangkaian. untuk susunan parallel,
arus total merupakan penjumlahan arus yang mengalir di seluruh resistor. Sedangkan
besar tegangannya sama dengan besar tegangan jepit. Karena besar resistansi resistor
sama, maka arus yang mengalir di setiap resistor sama besar.
I 4,8 A
!1 =!2= = =2,4 A
2 2
Jadi besar arus yang melewati masing-masing resistor 2,4 A.

7. Hukum Kirchhoff
Bunyi hukum I Kirchhoff:
“Jumlah kuat arus yang mengalir melalui suatu titik percabangan sama dengan
jumlah kuat arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut”.
∑ I masuk =∑ I keluar Persamaan 1. 11
Pada contoh gambar di samping persamaan 1. 11 dapat dijabarkan sebagai berikut:
I 1+ I 2=I 3 + I 4 + I 5

Bunyi hukum II Kirchhoff:


“Jumlah tegangan (beda potensial) yang mengalir dalam rangkaian tertutup sama
dengan nol”.
∑ ∆ V =0 Persamaan 1.12

Penerapan Hukum Kirchhoff untuk Rangkaian 1 Loop


Contoh Soal
Perhatikan rangkaian berikut ini


Hitunglah:
a. Kuat arus yang mengalir
b. Daya pada resistor 10 Ω

Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan rangkaian 1 loop, tidak perlu menggunakan hukum I Kirchhoff.
Kita dapat menggunakan Hukum II Kirchhoff dengan Hukum Ohm.
Diketahui:
R1 = 8 Ω
R2 = 10 Ω
ε1 = 6,0 V
ε2 = 12, 0 V
Ditanya:
a. I = ...?
b. P10 Ω = ....?
Jawab:

Menggunakan hukum II Kirchhoff:


∑ ∆ V =0
a. Kita buat loop searah jarum jam:
ε 1−ε 2−I . R 1−I . R2=0
ε 1−ε 2=I . R 1+ I . R 2
ε 1−ε 2=I ( R1 + R2 )
6 V – 12 V = I(8 + 10)
−6 −1
I= A= A=−0,33 A
18 3
Tanda (-) menunjukkan arah arus mengalir berlawanan arah jarum jam.
Jadi besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian adalah 0,33 A dengan arah
aliran berlawanan arah jarum jam.

b. Besar daya pada resistor 10 Ω


2
P10 Ω=I . R2
2
P10 Ω=0,33 .10=0,1089.10=1,01 W
Jadi besarnya daya pada resistor 10 Ω adalah 1,01 W.
Penerapan Hukum Kirchhoff untuk Rangkaian 2 Loop
Perhatikan l di bawah ini:

a. Besar I1, I2 dan I3


b. Berapakah dan berapa besar beda potensial titik a dan c
Penyelesaian
Diketahui:

Pertanyaan:
a. I1 = ...? I1 = ...? I3 = ...?
b. Vac = ...?

Jawab:
Menggunakan hukum I Kirchhoff pada
rangkaian di samping: I3 = I1 + I2
Perhatikan loop 1 (abcda)
Menggunakan hukum II Kirchhoff:
∑ ∆ V =0
ε1 – I1.R2 – I3.R1 = 0
10 – I1.6,0 – I3.2.0 = 0
10 = I1.6,0 + I3.2.0 persamaan (1)
Dengan memasukkan persamaan : I3 = I1 + I2 pada persamaan 1 didapatkan:
10,0 = 6,0 I1 – 2.0 (I1 + I2)
10,0 = 8,0 I1 + 2 I2 Persamaan (2)
Perhatikan loop 2 (befcb)
Menggunakan hukum II Kirchhoff:
∑ ∆ V =0
-ε1 + I1.R2 – -ε2– I2.R3 = 0
-10,0 + I1.6,0 – 14,0 V – I2.4.0 = 0
24,0 = 6,0I1 - 4,0I3 persamaan (3)
Sederhanakan persamaan (3) dengan membagi 2
12,0 V= 3,0I1 - 2,0I3 persamaan (4)
Dengan metode eleminasi menggunakan persamaan (2) dan (4) untuk
mendapatkan nilai salah satu arus, misalnya I1:
10,0 = 8,0.I1 + 2 .I2
12,0 = 3,0I1 - 2,0I3
22,0 = 11.I1
22,0V
I 1= =2,0 A
11,0 Ω
Untuk mencari I2, nilai I 1 disubstitusikan ke salah satu persamaan. Misalnya
nilai I1 dimasukkan ke persamaan (2).
10,0 = 8,0. 2,0 + 2 I2
- 6,0 = 2 I2
−6,0V
I 2= =−3,0 A
2,0Ω
dan nilai I1 dan I2 dimasukkan ke persamaan: I3 = I1 + I2
Sehingga didapatkan I3 = -1 A
Tanda (-) pada nilai arus di atas menunjukkan bahwa arah arus kebalikan
dari arah yang didefinisikan sebelumnya. Atau jika definisi awal arus I2 = I1 +
I3 maka akan menghasilkan nilai arus (+).
Lembar Kerja Siswa 1
Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Tergantung apa sajakah besar resistansi ?
2. Apakah fungsi resistor dalam peralatan elektronik?
3. Mengapa arus searah mempunyai kutub positif dan negatif?
4. Jika ada 2 resistor disusun paralel dan seri, manakah yang lebih besar niali
resistansinya?
5. Jelaskan garis besar pembahasan hukum I dan II Kirchhoff
6. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk menyelesaikan rangkaian 2 loop?

Kunci Jawaban
1. Resistansi sebuah resistor tergantung pada jenis bahan, suhu, panjang bahan dan
diameternya.
2. Fungsi resistor untuk membatasi besar arus yang masuk ke dalam peralatan
elektronik.
3. Dengan menggunakan rumus susunan seri dan paralel, maka besar resistansi seri
lebih besar daripada nilai resistansi paralel. Nilai resistansi susunan seri dan
paralel tidak akan pernah sama.
4. Arus searah mempunyai kutub positif dan negatif karena perbedaan inilah yang
menyebabkan mengalirnya arus dari kutub positif menuju kutub negatif. Dalam
sumber arus searah, terdapat muatan – muatan listrik (+) dan (-) yang terkutub,
ketika muatan – muatan listrik (+) bergerak ke kutub (-) saat dihubungkan, di saat
inilah timbul arus (coba lihat di percobaan larutan elektrolit).
5. Hukum I Kirchhoff membahas tentang arus yang masuk dan keluar dari suatu titik
percabangan. Jumlah kuat arus yang masuk dan kelaur dari suatu titik
percabangan, sama besar.
Hukum II Kirchhoff membahas tentang tegangan dalam rangkaian tertutup.
Jumlah beda potensial atau tegangan dalam rangkaian tertutup sama dengan nol.
Adanya resistansi menurunkan nilai tegangan dalam rangkaian karena resistor
bertindak sebagai pemakai arus yang dihasilkan oleh sumber arus (tegangan)
6. Langkah-langkah untuk menyelesaikan rangkaian 2 loop:
a. definisikan jumlah dan arah arus dengan Hukum I Kirchhoff.
b. buatlah 2 loop untuk mendapatkan 2 persamaan
c. tetapkan arah loop, misalnya searah jarum jam
d. buatlah persamaan hukum II Kirchhoff
e. Arah arus yang searah dengan loop, bernilai negatif. Arah kutub tegangan
yang dijumpai negatif lebih dulu, bernilai positif
Lembar Evaluasi 1
A. Pilihan Ganda
Berilah lingkaran pada huruf A, B, C, D, atau E di depan pilihan yang tepat!

1. Robot Leggo EV 5 memerlukan 6 buah baterai 1,5 V yang disusun seperti


pada gambar untuk mengoperasikannya. Jika resistansi robot tersebut
besarnya 20 ohm, maka besar kuat arus yang mengalir adalah ...,
A. 0,45 A
B. 0,045 A
C. 0,75 A
D. 0,075 A
E. 0,090 A
2. Di pinggir jalan desa Pabahanan terdapat pohon yang dililit lampu tumbler
dengan tegangan masing-masing 0,5 V terdiri dari 30 buah lampu dalam satu
lilitan. Bila besar resistansi lampu total 300 ohm dan sumber tegangannya
adalah aki, maka besar arus yang mengalir pada masing-masing lampu
adalah ...,
A. 0,45 A
B. 0.045 A
C. 0,05 A
D. 0,5 A
E. 1,0 A
3. Siti diminta melakukan percobaan membuat rangkaian pada breadboard
menggunakan resistor tetap. Sketsa rangkaian tersebut seperti gambar di
bawah ini. Bila menggunakan rumus rangkaian untuk menghitungnya, maka
nilai total resistor tersebut ...,
A. 1,60 ohm
B. 11,7 ohm
C. 16,4 ohm
D. 21,3 ohm
E. 26,5 ohm
4. Asri diminta menghubungkan rangkaian berikut dengan catu daya DC 12 V.
Tegangan yang dimiliki resistor 10 ohm adalah... (Sketsa rangkaian tersebut
seperti gambar di bawah ini)

A. 2,6 A
B. 2,9 A
C. 3,6 A
D. 4,3 A
E. 4,7 A
5. Harish membuat rangkaian sensor jarak. Arus yang mengalir dalam rangkaian
0,09 ampere sementara resistansi yang dipakai 100 ohm. Ada 10 baterai 1,5 V
yang tersedia. Supaya efisien, baterai harus disusun ...
A. 8 baterai,disusun 4 paralel, 4 seri
B. 7 baterai disusun 3 paralel, 4 seri
C. 6 baterai, disusun seri
D. 6 baterai disusun paralel
E. 4 baterai disusun seri
6. Dalam sebuah perakitan alat elektronika, terlihat susunan resistor sebagai
berikut

Rangkaian ini dihubungkan dengan sumber listrik PLN menggunakan adaptor


6 volt.
A. Berapakah nilai resistansi total?
B. Berapakah arus yang mengalir pada hambatan 4 ohm?
C. Berapakah daya total rangkaian?
7. Berapakah besar arus yang melalui resistor 3,8 Ω yang dihubungkan dengan
sumber tegangan yang mempunyai hambatan dalam 0.2 Ω jika tegangan
terminal baterai10.0 V? (b) Berapakah besar GGL (emf) baterai?
8. Perhatikan rangkaian listrik berikut:

Carilah:
a. Besar arus yang mengalir melalui hambatan 4,00 Ω
b. Berapakah besar daya pada resistor 3.00 Ω
9. Perhatikan rangkaian
listrik berikut:

Carilah:
a. Nilai arus yang mengalir pada resistor 2,00 kΩ, 3,00 kΩ, dan
4,00 kΩ
b. Tegangan diantara titik a dan c (Vac)

10. Ammeter–voltmeter dirangkai


seperti pada gambar di bawah ini.
Resistansi ammeter 0.500 Ω, dan
voltmeter mempunyai resistansi
20000 Ω. Manakah dari kedua
rangkaian tersebut yang
kekurangan nilai R nya kurang dari
5,00%, rangkaian (a) atau (b)?

Kunci Jawaban Evaluasi 1


A. Pilihan Ganda
1. B
2. C
3. E
4. B
5. C
B. Uraian
1. a. Rek = 2,43 Ω b. I = 0,16 A c. P = 3,54 W
2. a. I = 2,5 A b. ε = 10,1 V
3. a. I = 2,67 A b. P = 1,33 W
4. a. 65.10-3 A, 25.10-3 A, 40.10-3 A b. 70 V
5. Rangkaian (a)

Anda mungkin juga menyukai