Anda di halaman 1dari 16

ARUS LISTRIK DC

(ARUS LISTRIK SEARAH)

ELEKTRONIKA INDUSTRI
PETA PEMIKIRAN ARUS LISTRIK DC
ARUS LISTRIK SEARAH

Arus DC sering kali digunakan pada rangkaian listrik yang mengarah ke


elektronik seperti komputer, sound system, gadget, dan lain sebagainya.
Intinya digunakan pada kebanyakan peralatan elektronik yang
memanfaatkan arus lemah untuk menyuplai dayanya.

Arus DC adalah arus listrik yang memiliki arah konstan (searah) dalam
perambatannya. Arus yang sering disebut juga dengan arus lemah ini
memiliki bentuk setengah gelombang saja, gelombang atas maupun
bawah.
Rangkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian listrik
dengan arus stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah
terhadap waktu. Besaran-besaran utama yang menjadi perhatian dalam listrik
arus searah adalah kuat arus (I) dan beda tegangan (V) yang bekerja pada
komponen resistif dengan sumber arus/tegangan konstan. Pembahasan
dalam rangkaian arus DC berupa analisis rangkaian, yaitu mencari
hubungan antar variabel komponen rangkaian dengan menggunakan
hukum-hukum dasar tertentu .
HUKUM OHM
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial.
Salah satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George
Simon Ohm (1787–1854) menentukannya dengan eksperimen bahwa arus pada
kawat logam sebanding dengan beda potensial tegangan (V) yang diberikan ke
ujung-ujungnya.
Ketika saklar ditekan, ternyata lampu menyala. Lampu menyala dikarenakan ada
arus listrik yang mengalir. Terang redupnya lampu dipengaruhi oleh banyaknya
baterai yang dipasang pada rangkaian. Jika baterai ditambah, maka nyala lampu
makin terang, begitupun sebaliknya. Berapa besar aliran arus pada kawat tidak
hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat
terhadap aliran elektron.
Elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat.
Makin tinggi hambatan ini, maka makin kuat arus untuk suatu tegangan (V )
sehingga didapat persamaan:
Keterangan :
V = Tegangan (Volt)
𝑉 = 𝐼 .𝑅 I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)

Suatu mainan anak bertuliskan tegangan 6 volt, dan hambatannya 40 ohm.


Berapakah kuat arus yang ada di dalam mainan anak tersebut !

Tegangan = 6 volt
Hambatan = 40 Ohm

I = V/R
= 6/40
= 0,15 Ampere
RESISTOR (HAMBATAN)
Hambatan (resistor) adalah komponen dari rangkaian listrik yang berfungsi
menghambat arus listrik.
Sebuah resistor mempunya dua terminal listrik yang dirancang untuk
menghambat arus dan menurunkan tegangan.
Komponen listrik ini banyak dipakai untuk sistem pengamanan komponen listrik
agar tidak rusak karena arus dan tegangan yang berlebih. Hambatan diukur
dengan satuan Ohm (lambang Ω). Hambatan dapat disusun atau dirangkai
dengan 3 cara:
1. Seri,
2. Pararel
3. Gabungan antara Seri dan Pararel.
Masing-masing susunan punya karakteristik dan ketentuan masing-masing.
1. Rangkaian Seri
Hambatan disusun secara seri berguna untuk meperbesar hambatan
serta membagi tegangan. Dari pengamatan rumus di atas terlihat bahwa
hambatan yang dirangkai seri akan punya hambatan pengganti yang
lebih besar dan akan memperkecil tegangan
Pada hambatan yang disusun seri berlaku rumus dan ketentuan sebagai berikut :

1. Hambatan pengganti pada rangkaian seri sama dengan jumlah dari setiap
hambatan yang ada pada rangkian tersebut. Berlaku rumus :
Rs = R1 + R2 + R3 + R4 + R5 + …. + Rn (Ohm)

2. Kuat arus yang melewati tiap-tiap hambatan adalah sama. Nilai hambatan
tersebut sama pula dengan nilai hambatan penggantinya.
I1 = I2 = I3 = I4 = … = Is (Ampere)

3. Tegangan pada hambatan pengganti sama dengan penjumlahan semua


tegangan pada tiap-tiap hambatannya.
Vs = V1 + V2 + V3 + V4 + … + Vn (Volt)

4. Tegangan pada tiap-tiap hambatan sebanding dengan hambatannya. Jadi


semakin besar hambatan akan semakin besar pula tengangannya.
V1 : V2 : V3 : .. :Vn = R1 : R2 : R3 : …. : Rn
2. Rangkaian Pararel
Rangkaian pararel dari hambatan-hambatan dimanfaatkan untuk memperkecil
hambatan karena hambatan pengganti nilainya akan lebih kecil dari nilai tiap
hambatan. Ia juga bermanfaat untuk membagi arus
Pada hambatan yang disusun secara pararel berlaku rumus dan ketentuuan
sebagai berikut :
1. Hambatan pengganti pada susunan pararel dapat dihitung dengan
persamaan :

Jika dalam rangkaian susunan pararel hanya ada dua hambatan R1 dan R2
maka total hambatan penggantinya dapat dihitung menggunakan rumus :

Jika dalam rangkaian terdapat n hambatan dengan nilai hambatan sama


besar maka total hambatan penggantinya adalah :

2. Besarnya kuat arus yang melalui hambatan pengganti sama dengan jumlah
keseluruhan kuat arus pada setiap hambatannya.
3. Besarnya tegangan pada setiap hambatan adalah sama. Nilai tersebut sama
pula dengan tegangan pada hambatan penggantinya.

4. Kuat Arus yang melalui masing-masing hambatan berbanding terbalik dengan


besarnya hambatan tersebut.
3. Rangkaian Gabungan
Rangkaian gabungan adalah kombinasi dari rangkaian seri dan parallel.

Gambar 1

Pada rangkaian tersebut terlihat bahwa tahanan R2 dan R3 disambung


secara paralel di antara titik b dan di titik c. Hambatan pengganti dari
tahanan R2 dan R3 dapat diumpamakan sebagai tahanan RP (Rangkaian
paralel), kemudian RP ini dihubungkan secara seri dengan tahanan R1.
Tahanan yang dihubungkan secara
paralel diubah menjadi Rangkaian Seri

Gambar 1

Arus yang masuk pada rangkaian akan melalui tahanan R1 dan RP, seperti halnya
arus yang memasuki pada tahanan seri nilainya sama besar.

Pada gambar 1 arus yang masuk akan melewati tahanan R1 kemudian akan
terbagi di titik b, sebagian arus mengalir melewati R2 dan sebagiannya lagi
melewati tahanan R3. Sedangkan arus pada titik c akan sama besar dengan arus
yang masuk pada rangkaian.
Untuk tegangannya dapat dianalisis sesuai dengan cara sambungannya.
Sambungan secara seri memiliki jumlah seluruh tegangan tiap tahanannya sama
dengan tegangan sumber, sedangkan sambungan paralel tegangan setiap
tahanannya sama besar.
Maka persamaan arusnya :

Dan untuk tegangannya :


Contoh menghitung hambatan pada rangkaian gabungan.

hambatan 3 Ohm dan 9 Ohm dirangkai


secara seri dapat dihitung sebagai berikut :
Rs = 3 + 9 = 12 Ohm

Kemudian hasil perhitungan hambatan yang disusun seri tadi, dihitung dengan
hambatan yang dirangkai pararel yaitu hambatan 12 Ohm, sehingga
perhitungannya sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai