Anda di halaman 1dari 53

Tugas Paper

Sirkuit Elektronik
Sirkuit Seri dan Paralel









OLEH :
EIDHIL GIFTO FIRDIAN 1122001011

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMATIKA
UNIVERSITAS BAKRIE
JAKARTA
1

Daftar Isi
Sirkuit Seri dan Paralel
Bab 1. identifikasi hubungan seri dan paralel
Bab 2.analisis beban resistif seri paralel
Bab 3.tegangan pembagi dengan resistif
Bab 4.Memuat Pengaruh voltmeter
Bab 5.Ladder networks
Bab 6.Wheatsone Bridge
Daftar Pustaka













2







Sirkuit Seri dan Paralel
Bab 1
Identifikasi Hubungan Seri dan Paralel









3

Rangkaian seri dan paralel adalah gabungan dari beberapa rangkaian seri yang
diparalel atau beberapa rangkaian paralel yang diseri dan atau kombinasi dari
keduanya. Nilai resistansi seri paralel dihitung berdasarkan analisis rangkaian,
melalui penyederhanaan dan bertahap sesuai kaidah pada rangkaian seri atau
paralel.



Gambar 1 : Rangkaian Seri-Paralel


Gambar 2 : Rangkaian Paralel-Seri resistif

4


Gambar 3.Series resistors whit single unknown curent
Prinsip dasar dalam rangkaian seri :
Ciri komponen dipasang secara seri adalah arus yang mengalir pada masing-
masing komponen besarnya sama.
a) hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya,
b) kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap
hambatan sama dengan kuat arus totalnya,
c) beda potensial/tegangan tiap-tiap hambatannya berbeda-beda dan hasil
penjumlahan tegangan tiap-tiap hambatannya sama dengan tegangan
totalnya.
Prinsip dasar dalam rangkaian paralel :
a) seper hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan seper tiap-tiap
hambatan paralelnya
b) kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat
arus tiap-tiap percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan
5

hambatan tiap-tiap percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus
tiap-tiap percabangannya sama dengan kuat arus totalnya.
c) beda potensial/tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar
tegangan setiap percabangan sama dengan tegangan totalnya.
Pada prinsip rangkaian seri dan paralel
Prinsip dasar dalam rangkaian Kombinasi
Yang dimaksudkan dengan rangkaian kombinasi di sini adalah
suatu rangkaian yang tidak dapat dikelompokkan sebagai rangkaian
seri maunpun rangkaian paralel. Untuk menganalisa rangkaian
kombinasi dilakukan dengan langkah menggunakan hukum Kirchoff
atau teorema Node sebagai berikut:
1. tulis titik-titik simpul
2. tentukan arah arus (sembarang). Bila nanti dihitung
ternyataberharga negatif maka berarti arah arus berlawanan
denganpemisalan.
3. gambarkan juga arah loop (sembarang/ biasanya dipilih searah
jarum jam).



Comtoh penyelesaian rangkaian seri-paralel
Perhatikan gambar di bawah ini..










6

1. Hitunglah hambatan total (Rtotal)!
2. Hitunglah arus total (Itotal)!
3. Hitunglah tegangan pada masing-masing resistor (V1,V2,V3)!
4. Hitunglah arus pada masing-masing resistor (I1,I2,I3)!
5. Berapa besar daya total (Ptotal) pada rangkaian tersebut?

Penyelesaian :

1.



7 Rp = 8,57 ohm
R
total
= R1 + Rp
R
total
= 10 + 8,57
R
total
= 18,57 ohm


2. I
total
=



I
total
=



Itotal = 0,86 ampere

7

3. V
1
= R1 * It
V
1
= 10 * 0,86
V
1
= 8,6 volt
V
2
= V3 = Rp * It
V
2
= 8,57 * 0,86
V
2
= 7,3702 volt

4. Karena pada R1 bukan rangkaian percabangan,
Maka:
I
1
= Itotal
I
1
= 0,86 ampere
I
2
=



I
2
=



I
2
=



I
2
=


I
2
= 0,4913 ampere
I
3
=



I
3
=



I
3
=


8

I
3
=



I
3
= 0,3685 ampere
5. P
total
= V * I
P
total
= 16 * 0,86
P
total
= 13,76 watt













9





Sirkuit Seri dan Paralel
Bab 2
Analisis Beban resistif Seri Paralel









10

Dapat diketahui hukum ohm hukum kirchhof mempunyai rumus pembagi
tegangan dan arus dan jika dapat menganalisi dari rumus tersebut maka dapat
memecahkan masalah sirkuit analisis yang paling resistif. Beban resistif yang
merupakan suatu resistor murni, contoh : lampu pijar, pemanas. Beban ini hanya
menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya reaktif sama sekali. Tegangan
danarus se-fasa.
Secara matematis dinyatakan : R = V / I


Gambar Arus dan tegangan pada beban resistif
Total Resitance
Hambatan adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan
listrik yang mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut:

atau

di mana V adalah tegangan dan I adalah arus listrik. Dan untuk mengetahui total
resistansi (hambatan) seri paralel (campuran) kita harus menetukan hambatan
secara seri maupun paralel berikut pemaparan nya.
Hubungan Resistor secara Seri

Rangkaian seri resistor adalah rangkaian yang terdiri dari 2 atau lebih resistor /
hambatan yang disusun secara berurutan, Hambatan yang satu berada di
belakang Hambatan yang lain. Perhatikan gambar berikut :
11


Hubungan Resistor secara Seri

Gambar diatas menukjukkan dua resistor yang dirangkai secara Seri. Hambatan
yang disusun seri dapat dijadikan menjadi 1 Hambatan, yang disebut dengan
hambatan pengganti. Bagaimana cara mentukan hambatan penggantinya?
Perhatikan gambar berikut. :

Hubungan Resistor secara
Seri
Dari gambar diatas maka dapat diperoleh nilai Resistor Penggantinya
(Rp) sebagai berikut :





Hubungan Resistor secara Seri
Keterangan :
Rp = hambatan Pengganti (Ohm)
R1 = hambatan ke-1
R2 = hambatan ke-2
R3 = hambatan ke-3
Rn = hambatan ke-n
Bentuk lain nya sebagai berikut :
Rangkaian hambatan seri ini ekivalen dengan sebuah hambatan pengganti seri seperti pada
12






Ekivalensi antara hambatan pengganti seri dan hambatan-hambatan yang
dirangkai seri, ditentukan sebagai berikut. Pada tegangan total antara titik a dan
titik d memenuhi persamaan V
ad
= V
ab
+ V
bc
+ V
cd

Sesuai dengan Hukum Ohm, V = IR maka persamaan tersebut dapat ditulis
V
ad
= I
1
R
1
+ I
2
R
2
+ I
3
R
3
Hubungan seri dua resistor

Dua resistor dihubungkan secara seri, maka arus yang mengalir di resistor
pertama akan sama dengan arus yang mengalir di resistor kedua






Hubungan seri untuk resistor dapat disimpulkan :
1. Hubungan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan rangkaian.
2. Hubungan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan.
3. Kuat arus yang melewati setiap hambatan adalah sama.
13

Rangkaian/ Hubungan Resistor secara Paralel



Rangkaian Paralel resistor adalah rangkaian yang terdiri dari 2 atau lebih
hambatan disusun secara bertingkat, seperti dapat dilihat pada gambar :





Hubungan Resistor secara Paralel
Seperti halnya rangkaian seri, rangkaian pararel dapat juga dijadikan menjadi 1
yang disebut hambatan pengganti yang besarnya :

Hubungan Resistor secara Paralel
Keterangan :
Rp = hambatan Pengganti (Ohm)
R1 = hambatan ke-1
R2 = hambatan ke-2
R3 = hambatan ke-3
Rn = hambatan ke-n
Rangkaian paralel 2 resistor
14


Tegangan pada masing-masing resistor sama dengan tegangan sumber Arus dari
sumber terbagi 2, masing-masing melalui resistor yang berbeda






Hubungan paralel untuk resistor dapat disimpulkan :
1. Hubungan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan rangkaian.
2. Hubungan paralel berfungsi sebagai pembagi arus.
3. Beda potensial pada setiap ujung-ujung hambatan adalah sama.

Rangkaian Seri Resistor
Rangkaian seri adalah apabila beberapa resistor dihubungkan secara berturut-
turut (deret), yaitu ujung akhir dari resistor pertama disambung dengan ujung
awal dari resistor kedua, dan seterusnya.

Contoh soal :
Berapa nilai Resistansi Seri (Rs) dari sebuah Rangkaian Seri Resistor yang
terdiri dari 2 buah resistor, yaitu R1=100W danR2=200W.
J awab : Diket : R1 = 100 W
R2 = 200 W
Ditanya : Rs = ..?
Jawab : Rs = R
1
+ R
2

15

= 100 W + 200 W
= 300 W



Berapa nilai Resistansi Seri (Rs) dari sebuah Rangkaian Seri Resistor yang
terdiri dari 3 buah resistor, yaitu R1=500 W, R2=250 W dan R3=1.000 W.
J awab : Diket : R1 = 500 W
R2 = 250 W
R3 = 1.000 W
Ditanya : Rs = ..?
Jawab : Rs = R
1
+ R
2
+ R
3

= 500 W + 250 W + 1.000 W
= 1.750 W

Rangkaian Paralel Resistor
Rangkaian paralel resistor ialah jika beberapa resistor dihubungkan secara
berbarisseperti pada gambar.

Berapa nilai Resistansi Paralel (Rp) dari sebuah Rangkaian Seri Paralel yang
terdiri dari 2 buah resistor, yaitu R1=100W dan R2=100W.
J awab : Diket : R1 = 100 W
R2 = 100 W
Ditanya : Rp = ..?
16

Jawab : 1 / Rp = 1 / R1 + 1 / R2
1 / Rp = 1 / 100 + 1 / 100
1 / Rp = 2 / 100
2 x Rp = 1 x 100 Hasil kali silang
2 x Rp = 100
Rp = 100 / 2
Rp = 50 W

Berapa nilai Resistansi Paralel (Rp) dari sebuah Rangkaian Seri Paralel yang
terdiri dari 2 buah resistor, yaitu R1=200W dan R2=200W.
J awab : Diket : R1 = 200 W
R2 = 200 W
Ditanya : Rp = ..?
Jawab : 1 / Rp = 1 / R1 + 1 / R2
1 / Rp = 1 / 200 + 1 / 200
1 / Rp = 2 / 200
2 x Rp = 1 x 200 Hasil kali silang
2 x Rp = 200
Rp = 200 / 2
Rp = 100 W








17

















18




Sirkuit Seri dan Paralel
Bab 3
tegangan pembagi dengan resistif











19

Rangkaian Pembagi Tegangan
Pada rangkaian seri dapat dipergunakan sebagai pembagi tegangan, seperti
ditunjukkan pada gambar berikut








Gambar1. rangkaian pembagi tegangan
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa arus yang mengalir pada R1 dan R2
sama besar, sehingga :


Sedangkan jika ada 3 buah R1, R2 dan R3 dipasang secara seri dengan sumber
tegangan Vin, maka tegangan jatuh di hambatan R1 adalah:


Pembagi Tegangan.Menghubungkan resistor seri seperti ini pada tegangan DC
memiliki satu keuntungan, tegangan yang berbeda muncul di setiap resistor
menghasilkansebuah rangkaian yang disebut Rangkaian Pembagi Tegangan.
Rangkaian yangditunjukkan di atas adalah pembagi tegangan sederhana di mana
tiga 1V, 2V dan6V dihasilkan dari satu supply tegangan battery 9V. Hukum
tegangan Kirchoff menyatakan bahwa " tegangan dalam rangkaian tertutup
sama dengan jumlahsemua tegangan (IR) di seluruh rangkaian". Rangkaian
20

dasar Resistor Seri sebagaiPembagi Tegangan dapat dilihat pada Gambar
rangkaian dibawah ini :

Rangkaian Pembagi TeganganDalam rangkaian dua resistor yang dihubungkan
secara seri melalui Vin, yangmerupakan tegangan listrik yang terhubung ke
resistor, Rtop, di mana tegangankeluaran Vout adalah tegangan resistor
Rbottom yang diberikan oleh formula. Jikalebih resistor dihubungkan secara
seri pada rangkaian maka tegangan yangberbeda akan muncul di setiap resistor
berkaitan dengan masing-masinghambatan R (IxR hukum Ohms) menyediakan
tegangan berbeda dari satu sumberpasokan/catudaya. Namun, harus berhati-hati
ketika menggunakan jaringan jenisini sebagai impedansi karena dapat
mempengaruhi tegangan keluaran.
pembagi resistif


Gambar 2: pembagi tegangan resistif Sederhana
21

Sebuah pembagi resistif adalah kasus di mana kedua impedansi, Z
1
dan
Z
2,
adalah murni resistif (Gambar 2).
Mengganti Z
1
= R
1
dan Z
2
= R
2
ke dalam ekspresi sebelumnya memberikan:

Jika R
1
= R
2
maka

Jika V
out
= 6V dan V =
di
9V (baik tegangan yang umum digunakan), maka:

dan dengan memecahkan menggunakan aljabar , R
2
harus dua kali nilai R
1.

Untuk memecahkan R1:

Untuk memecahkan R2:

Setiap rasio antara 0 dan 1 adalah mungkin. Artinya, menggunakan resistor saja
tidak mungkin untuk membalikkan baik tegangan atau
meningkatkan V
di
atas V
di.

Low-pass Filter RC



Gambar 3: Resistor / kapasitor pembagi tegangan
22

Pertimbangkan pembagi yang terdiri dari resistor dan kapasitor seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.
Membandingkan dengan kasus umum, kita melihat Z
1
= R dan Z
2
adalah
impedansi kapasitor, yang diberikan oleh

di mana X
C
adalah reaktansi dari kapasitor, C
adalah kapasitansi kapasitor, j adalah satuan imajiner , dan (omega)
adalah frekuensi radian dari tegangan input.
Pembagi ini kemudian akan memiliki rasio tegangan:
.
Produk (tau) = RC disebut konstanta waktu dari rangkaian.
Rasio kemudian tergantung pada frekuensi, dalam hal ini menurun dengan
meningkatnya frekuensi. Sirkuit ini, pada kenyataannya, (orde pertama)
dasar filter lowpass . Rasio berisi angka imajiner, dan benar-benar mengandung
baik amplitudo dan fase pergeseran informasi dari filter. Untuk mengekstrak
hanya rasio amplitudo, menghitung besarnya rasio, yaitu:


Contoh analisa pembagi tegangan dalam sirkuit :



23



nilai maksimum V
o
terjadi ketika R
2
adalah 10% tinggi dan R
1
adalah 10%
rendah. Dan nilai V
o
minimum terjadi ketika R
2
adalah 10% rendah dan R
1

adalah 10 % tinggi
Solusi :







Tentukan tegangan V2 dari rangkaian pembagi tegangan
berikut ini:

Gambar. rangkaian pembagi tegangan
24

Jika arus yang mengalir ke ground dari tegangan V2 adalah I, maka
berdasarkan hukum Ohm : V
2
= IR
3
dengan R
23
= . Sedangakan
dari tegangan sumber dapat diperoleh V = IR Dengan R = R
1
+ R
23.
Dengan
demikian V2 diperoleh:

Rangkaian Paralel
Ciri pada komponen dipasang secara paralel adalah beda tegangan pada masing-
masing komponen besarnya sama.

Gambar. rangkaian hambatan paralel dan ekivalen nya

Rangkaian paralel sering digunakan sebagai rangkaian pembagi arus, berlaku :

I
1
: I
2
: I
3
=


Atau
I
1
=


I =

I

dengan I1, I2, I3 masing-masing adalah arus yang mengalir di R1, R2
dan R3
I = I1 + I2 + I3
25



Atau




Jika seandainya ada sebuah hambatan yang R
j
R
k
, dengan R
k
adalah nilai
hambatan lainnya, maka R
p
R
j

Gambar. Rangkaian pembagi tegangan V
2
=

V
Pembagian tegangan digunakan untuk menyatakan tegangan melintasi
salahsatudi antara dua tahanan seri, dinyatakan dalam tegangan melintasi
kombinasiitu.Didalam Gambar, tegangan R2 adalah V
2
=

V dan dengan
cara yang serupa, tegangan melintasi R1 adalah, V
1
=

V
Bila jaringan pada Gambar digeneralisir dengan menggantikan R2 dengan R2,
R3, ......, RN yang berhubungan seri, maka didapat hasil umum pembagian
tegangan melintasi suatu untaian N tahanan seri.
26

V
1
=

v
Tegangan yang timbul melintasi salah satu tahanan seri tersebut adalah
tegangan total dikalikan rasio (perbandingan) dari tahanan dan tahanan total.
Pembagian tegangan dan kombinasi tahanan keduanya dapat digunakan.

Contoh soal :
Dalam rangkaian pada Gambar (a) pakailah metode kombinasi tahanan untuk
mencari Req; (b) pakailah pembagian arus untuk mencari i
1
; (c) pakailah
pembagian tegangan untuk mencari 2; (d) pakailah arus untuk mencari i
3
.




Gambar (a)
Solusi :
1. Req didapat dengan memparalelkan tahanan 70 dan 30 yang
menghasilkan tahanan 21 kemudian diserikan dengan tahanan 9 yang
menghasilkan tahanan 30
R
eq
= ( 70 || 30) + 9
=

+ 9 = 21 + 9 = 30
2. Req, 30 diparalelkan dengan tahanan 75 menghasilkan 21

kemudian
dengan mempergunakan pembagian arus akan didapat
i
1
=


. 2
=

. 2 =

. 2 =

= 0,6 A
27










Sirkuit Seri dan Paralel
Bab 4
Memuat Pengaruh Voltmeter
( Dalam Rangkaian )




28

Voltmeter
Selaian mengukur arus, besaran listrik lain yang paling sering diukur adalah
voltase. Voltmeter adalah alat ukur tegangan listrik. Voltmeter sering dicirikan
dengan simbol V pada setiap rangkaian listrik. Voltmeter harus dipasang paralel
dengan ujung-ujung hambatan yang akan diukur beda potensialnya. Penggunaan
voltmeter untuk mengukur beda potensial listrik ditunjukkan pada Agar lebih
mudah dimengerti, pembahasan rangkaian voltmeter akan digunakan rangkaian
DC. Voltmeter pada pengukuran suatu rangkaian perlu diletakkan pararel
terhadap beban yang ingin diukur voltasenya. Hal ini disebabkan voltase akan
sama pada setiap rangkaian pararel, dan akan berubah dan terbagi pada setiap
beban yang dipasang seri.











Gambar1. letak sebuah voltmeter dalam rangkaian.
Efek pembebanan
Bila sebuah voltmeter dihubungkan antara dua titik di dalam sebuah rangkaian
tahanan tinggi, dia bertindak sebagai shunt bagi bagian rangakaian sehingga
memperkecil tahanan ekivalen dalam bagian rangakaian tersebut. Berarti
voltmeter akan menghasilkan penunjukan tegangan yang lebih rendah dari yang
sebenarnya sebelum dihubungkan. Efek ini disebut efek pembebanan
29

Mengukur Tegangan
Jika nilainya tidak diketahui, pilihlah nilai tertinggi pada saklar putar. Hal ini
akan mencegah rusaknya meter tersebut. Hubungkan Voltmeter positif (+)
(merah) pada batterei positif (+) dan negatif (-) (hitam) pada negatif (-) batterei.

Tempatkan skala yang sesuai:
(Skala 0 20) (Skala 0 50)
Sistem 12 Volt Sistem 24 Volt

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar yang menggambarkan peletakkan
voltmeter pada suatu rangkaian.





Gambar A = R1 dan R2 memiliki voltase yang sama, gambar B = R1 dan R2
memiliki voltase yang berbeda. Bila R2 diganti voltmeter, maka rangkaian yang
cocok adalah pada Gambar A dimana voltmeter dipasang pararel dengan beban.

Pengaruh Terhadap Rangkaian
Efek pemasangan voltmeter terhadap rangkaian disebut juga loading effect.
Efek ini dapat diartikan sebagai pengaruh pemasangan voltmeter yang akan
merubah besaran voltase yang ingin diukur karena voltmeter juga terukur
sebagai beban. Ilustrasi efek ini dapat dilihat pada gambar.
30






Gambar A adalah rangkaian sebelum disambungkan ke voltmeter. R2 ingin
diukur, secara teori voltase seharusnya sebesar 10 V, dikarenakan arus yang
lewat adalah sebesar 1 A. Gambar B tampak telah disambungkan voltmeter
dengan tahanan dalam sebesar R3 yang memiliki resistansi yang sama dengan
R2. Hal ini merubah besaran voltase menjadi 6.25 V karena nilai RN (resistansi
gabungan berubah) sehingga arus yang melewati voltmeter dan R3 naik menjadi
1,25 A.







31

Agar loading effect tidak terjadi maka tahanan R3 harus diubah agar arus yang
lewat tidak berubah. Pada gambar 8, R3 diubah menjadi R4 dengan tahanan
sebesar 10K . Dengan cara ini besar RN mendekati R2 sehingga arus yang
mengalir ke R4 (voltmeter) dan R3 mendekati 1 A sehingga voltase yang
terukur adalah 10 V. Sebagai kesimpulan resistansi voltmeter harus jauh lebih
besar dari beban yang ingin diukur.
Rentang Ukur Voltmeter
Pada gambar A, voltmeter dengan rentang ukur 10 V mampu menampilkan
besaran voltase pada R1 maksimal 10 V. Pada gambar B, voltase dinaikan 10x
lipat sehingga voltmeter tidak mampu mengukurnya. Untuk itu ditambahkan
resistor 9k sehingga resistansi voltmeter bertambah dan bisa mengukur hingga
100 V. Prinsip ini sama seperti pada ammater yaitu menggunakan resistor shunt.











32

Dengan memberikan variasi resistor tambahan maka dapat dibuat voltmeter
dengan variasi rentang ukur seperti yang ditunjukkan pada gambar 10.













Sensitivitas Voltmeter
Sensitivitas voltmeter dinyatakan dalam ohms per volt (/V), yaitu resistansi
voltmeter saat skala volmeter mencapai maksimal. Voltase dengan resistansi
besar memiliki loading effect lebih kecil, maka voltase dengan sensitivitas lebih
besar memberikan pengukuran yang lebih akurat. Voltase terukur berbanding
dengan besarnya arus maka:





Full-scale voltage reading = full-scale current x resistance


33

Evaluasi pengaruh Volmeter pada rangkaian.
Sebuah voltmeter dengan hambatan dalam R
V
= 10 kV mempunyai batas ukur
maksimum 100 V. Jika voltmeter ini akan dipakai untuk mengukur beda
potensial sampai V = 1000 V maka hitunglah besar hambatan seri yang harus
dipasang pada voltmeter tersebut.
Penyelesaian:
Perbandingan antara beda potensial yang akan diukur dengan batas ukur
maksimum voltmeter:


Dengan menggunakan persamaan (5.16), sehingga diperoleh hambatan seri R
S
:
R
S
= (n - 1) R
G

= (10 - 1) 10 kV
= 90 kV








34




Sirkuit Seri dan Paralel
Bab 5
Ladder Network ( tangga resistor)






35

Sebuah tangga resistor adalah sebuah sirkuit listrik yang terbuat dari
mengulangi unit resistor. Sebuah Ladder R-2R adalah cara sederhana dan murah
untuk melakukan digital-ke-analog konversi , menggunakan pengaturan
berulang presisi jaringan resistor dalam tangga konfigurasi seperti.Sebuah
tangga resistor string yang menerapkan jaringan referensi non-berulang.

Contoh. Ladder networks
String resistor tangga jaringan (konversi analog ke digital, atau ADC)
Serangkaian banyak, sering sama dimensioned, resistor dihubungkan antara dua
tegangan referensi adalah string resistor jaringan tangga. Resistor bertindak
sebagai pembagi tegangan antara tegangan direferensikan. Setiap keran string
menghasilkan tegangan yang berbeda yang dapat dibandingkan
dengan tegangan lain: ini merupakan prinsip dasar dari ADC kilat (analog ke
digital converter). Seringkali tegangan dikonversi menjadi arus memungkinkan
kemungkinan untuk menggunakan jaringan tangga R-2R.
Kerugian: untuk n-bit ADC jumlah resistor tumbuh secara eksponensial ,
seperti resistor diperlukan, sedangkan tangga resistor R-2R hanya
meningkat secara linear dengan jumlah bit karena hanya memerlukan
resistor.
Keuntungan: nilai impedansi yang lebih tinggi dapat dicapai dengan
menggunakan nomor yang sama dari komponen.
36

[ sunting ]R-2R tangga resistor jaringan (digital untuk konversi analog, atau
DAC)


Gambar 1: n-bit R-2R tangga resistor
A R-2R dasar resistor jaringan tangga ditunjukkan pada Gambar 1. Sedikit
n-
1
MSB (bit yang paling signifikan) untuk suatu LSB Bit
0
(bit paling signifikan)
didorong dari gerbang logika digital. Idealnya, bit yang beralih antara 0 volt
(logika 0) dan V
ref
(logika 1). Jaringan R-2R menyebabkan bit digital untuk
dilakukan pembobotan dalam kontribusi mereka terhadap tegangan V
keluaran
keluar.
Dalam rangkaian ini 5 bit ditunjukkan (bit 4-0), memberi
(2
5)
atau 32 tingkat tegangan yang mungkin analog pada output. Tergantung
pada bit set ke 1 dan yang ke 0, tegangan output(keluar) akan menjadi
sesuai nilai melangkah antara 0 volt dan (V
ref
dikurangi nilai dari langkah
minimum, Bit0). Nilai aktual dari V
ref
(dan 0 volt) akan tergantung pada jenis
teknologi yang digunakan untuk menghasilkan sinyal digital.
Untuk VAL nilai digital, dari DAC R-2R bit N dari 0 V / V
ref,
V tegangan
output
keluar
adalah:
V
out
= V
ref
VAL / 2
N

Dalam contoh yang ditunjukkan, N = 5 dan karenanya 2
N
= 32. Dengan
V
ref
= 3,3 V (khas CMOS logika 1 tegangan),
keluar
V akan bervariasi antara
00000, VAL = 0 dan 11111, VAL = 31.
Minimum (satu langkah) VAL = 1, kita memiliki
37

V
out
= 3,3 1/32 = 0,1 volt
Maksimum output (11 VAL = 31, kita memiliki
V
out
= 3,3 31/2
5
= 3,2 volt
Tangga R-2R murah dan relatif mudah untuk memproduksi karena hanya dua
nilai resistor yang diperlukan (atau 1, jika R dibuat dengan menempatkan
sepasang 2R secara paralel, atau jika 2Rdibuat dengan menempatkan
sepasang R dalam seri) . Ini adalah cepat dan tetap memiliki impedansi output
R. Tangga R-2R beroperasi sebagai string pemisah saat yang output akurasi
adalah semata-mata tergantung pada seberapa baik masing-masing resistor
cocok dengan yang lain. Ketidakakuratan kecil dalam resistor tinggi bit
signifikan seluruhnya dapat membanjiri kontribusi bit kurang signifikan. Hal ini
dapat mengakibatkan non- monoton perilaku di perlintasan utama, seperti
01.111-10.000. Tergantung pada jenis gerbang logika yang digunakan dan
desain sirkuit logika, mungkin ada lonjakan tegangan transisi di perlintasan
utama seperti bahkan dengan nilai-nilai resistor yang sempurna. Ini dapat
disaring, dengan kapasitansi pada output node misalnya (pengurangan
konsekuensi dalam bandwidth yang mungkin signifikan dalam beberapa
aplikasi). Akhirnya, perlawanan 2R adalah seri dengan impedansi keluaran
digital. Tinggi impedansi output gerbang (misalnya, LVDS) mungkin tidak
cocok dalam beberapa kasus. Untuk semua alasan di atas (dan tak diragukan
lagi), jenis ini cenderung DAC harus dibatasi untuk jumlah yang relatif kecil bit,
meskipun sirkuit terpadu dapat mendorong jumlah bit sampai 14 atau bahkan
lebih, 8 bit atau kurang lebih khas .
Akurasi R-2R tangga resistor
Resistor digunakan dengan bit lebih signifikan harus proporsional lebih akurat
daripada yang digunakan dengan bit signifikan lebih rendah, misalnya, dalam
jaringan R-2R yang ditunjukkan di atas, ketidakakuratan dalam Bit4 resistor
MSB harus signifikan dibandingkan dengan R/32 (yaitu, jauh lebih baik
38

daripada 3%). Selanjutnya, untuk menghindari masalah pada transisi 10.000-
01.111,jumlah ketidakakuratan dalam bit yang lebih rendah harus secara
signifikan kurang dari R/32. Keakuratan dibutuhkan ganda dengan setiap
tambahan bit-bit untuk 8, akurasi yang diperlukan akan lebih baik dari 1/256
(0,4%). Dalam sirkuit terpadu , akurasi tinggi R-2R jaringan dapat dicetak
langsung ke substrat tunggal dengan menggunakan film tipis teknologi,
memastikan resistor berbagi serupa listrik karakteristik. Meski begitu, mereka
sering harus laser yang dipangkas untuk mencapai presisi yang
diperlukan. Seperti on-chip tangga resistor untuk digital-ke-analog
konvertermencapai 14 bit akurasi telah dibuktikan. Pada papan sirkuit cetak,
menggunakan komponen diskrit, resistor presisi tinggi dari akurasi 1% dapat
digunakan untuk sirkuit 5 bit, namun dengan jumlah sedikit di luar ini biaya dari
resistor presisi yang semakin meningkat menjadi penghalang. Bahkan untuk
rangkaian bit 5, untuk mencapai akurasi yang tinggi, maka akan diperlukan
untuk memilih resistor cocok atau menyesuaikan resistor individu untuk nilai
umum dengan menambahkan resistor bernilai tinggi secara paralel.
Resistor Ladder dengan anak tangga yang tidak seimbang


Gambar 2: 4-bit linear R-2R DAC menggunakan resistor yang tidak sama
Hal ini tidak perlu bahwa setiap "anak tangga" dari tangga R-2R menggunakan
nilai resistor yang sama. Hal ini hanya diperlukan bahwa nilai 2R sesuai dengan
39

jumlah nilai R ditambah Thevenin-setara resistensi yang lebih rendah-
signifikansi anak-anak tangga.Gambar 2 menunjukkan DAC empat-bit linear
dengan resistor tidak sama.
Hal ini memungkinkan DAC cukup akurat yang akan dibuat dari koleksi
heterogen resistor dengan membentuk DAC satu bit pada suatu waktu. Pada
setiap tahap, resistor untuk "anak tangga" dan "leg" yang dipilih sehingga nilai
anak tangga sesuai dengan nilai leg ditambah resistansi setara dengan anak
tangga sebelumnya. Anak tangga dan resistor kaki dapat dibentuk dengan
pasangan resistor lain dalam seri atau paralel dalam rangka meningkatkan
jumlah kombinasi yang tersedia. Proses ini dapat diotomatisasi.
Digital-to-Analog Konversi
Ketika data dalam bentuk biner, 0 dan ke 1 mungkin beberapa bentuk
seperti TTL bentuk di mana nol logika mungkin menjadi nilai sampai dengan
0,8 volt dan 1 mungkin tegangan dari 2 sampai 5 volt. Data dapat dikonversi
untuk membersihkan bentuk digital menggunakan gerbang yang dirancang
untuk menjadi aktif atau nonaktif tergantung pada nilai sinyal yang masuk. Data
dalam bentuk biner bersih digital dapat dikonversi ke bentuk analog dengan
menggunakan penguat penjumlahan . Misalnya, sederhana 4-bit D / A
converter dapat dibuat dengan masukan empat penjumlahan penguat. Lebih
praktis adalah DAC Jaringan R-2R.
Empat-Bit D / A Converter
Salah satu cara untuk mencapai D / A konversi adalah dengan
menggunakan penguat penjumlahan .
40


Pendekatan ini tidak memuaskan bagi sejumlah bit karena memerlukan presisi
terlalu banyak dalam resistor penjumlahan. Masalah ini di atasi dalam jaringan
R-2R DAC.
R-2R Ladder DAC
Digital to Analog Converter (DAC)
> DAC di gunakan untuk mengubah data digital ke data analog
> Secara umum ada dua jenis rangkaian DAC yaitu Resistor terbeban dan

Resistor tangga
DAC Weighted Resistor


Vout = -Vcc(1D3+1/2D2+1/4D2+1/8D3)
41

penguat penjumlahan dengan tangga R-2R resistensi yang ditunjukkan
menghasilkan output


dimana s D'mengambil nilai 0 atau 1. Input digital bisa TTL tegangan yang
menutup switch pada 1 logis dan meninggalkannya beralasan untuk 0 logis. Hal
ini digambarkan untuk 4 bit, namun dapat diperpanjang untuk setiap nomor
hanya dengan nilai resistansi R dan 2R.





Gambar R-2R ladder DAC



42







Sirkuit Seri dan Paralel
Bab 6
Wheatsone Bridge



43

Jembatan Wheatstone adalah perangkat yang digunakan untuk
mengukur elektrik resistensi ical dengan metode perbandingan. Pada dasarnya
adalah sebuah rangkaian listrik, jembatan Wheatstone digunakan untuk
mengukurresistansi dari resistor yang tidak diketahui dengan melewatkan arus
yang melalui sirkuit.
Jembatan Wheatstone pertama kali ditemukan oleh Samuel Hunter Christie
pada tahun 1833. Namun, pada waktu itu penemu tidak bisa melihat
penggunaan nyata dari itu. Beberapa tahun kemudian, Sir Charles
Wheatstonemengklaim berbagai aplikasi dari jembatan wheatstone, dan
menunjukkan betapa pentingnya rangkaian jembatan wheatstone tersebut.
Secara teknis, jembatan Wheatstone adalah sirkuit elektrik dasar. Pengaturan ini
juga terdiri dari sumber listrik seperti baterai dan galvanometer yang bertindak
sebagai koneksi antara kedua sirkuit paralel. Kedua sirkuit paralel juga terdiri
dari dua resistor masing-masing, dari mana resistensi dari tiga yang tahu dan
yang keempat adalah perangkat yang resistensi perlu tahu. Susunan rangkaian
ditunjukkan pada gambar.

Gambar sirkuit wheatstonebirdge
44

Prinsip Kerja Jembatan Wheatstone
Tiga resistensi dikenal cabang paralel sudah diketahui. Saat ini diperbolehkan
untuk melewati sirkuit. Ketika arus mengalir melalui galvanometer, tiga
resistensi disesuaikan adalah sedemikian rupa sehingga pembacaan
galvanometer menunjukkan nol. Proses yang sama juga dapat dilakukan dengan
memvariasikan perlawanan dari hanya satu resistor. Mari kita lihat bagaimana.
Sekarang anggaplah ada 4 resistor R1, R2, R3 dan Ru. Ru adalah resistor yang
resistensi dapat ditemukan dan R2 adalah resistor hanya
disesuaikan. Pengaturan ini seperti yang ditunjukkan pada gambar. R1 dan R2
adalah pada satu kaki dan R3 dan Rx berada pada kaki yang lain. Sekarang jika
adalah rasio resistensi dari jalan yang dikenal, R2/R1 sama dengan jalan, tidak
diketahui Ru/R3 maka pembacaan pada galvanometer terletak di pusat akan
menunjukkan nol. Hal ini dilakukan dengan memvariasikan resistansi R2.
Pada titik ini arus dalam galvanometer adalah nol, sedangkan resistensi dari
semua tiga resistor dikenal dicatat. Hambatan dari perlawanan diketahui
keempat dapat diketahui dengan rumus
R2/R1 = Ru/R3
Atau Ru = R3. (R2/R1)
Sirkuit Jembatan Wheatstone
Tidak ada materi kelistrikan yang dapat disebut sempurna tanpa ada sirkuit
jembatan. Sirkuit ini membuat null-balance mampu membedakan 2 tegangan
listrik, seperti skala keseimbangan laboratorium yang membedakan 2 berat
yang mengindikasikan bahwa kedua bahan ini mempunyai nilai yang sama.
Tidak seperti potensiometer yang biasanya hanya menentukan tegangan yang
tidak diketahui, sirkuit jembatan ini dapat mengukur semua jenis nilai dari
45

kelistrikan, termasuk aliran yang dikenai hambatan. Sirkuit jembatan, sering
disebut dengan Jembatan Wheatstone, seperti gambar dibawah ini :

Ketika tegangan berada diantara poin 1 dan sisi negative pada baterai sama
dengan tegangan berada diantara poin 2 dan pada sisi negative pada baterai,
detector akan mengindikasikan nilai 0 dan jembatan wheatstone akan
menyeimbangkannya. Keseimbangan pada jembatan wheatstone bergantung
pada perbandingan pada Ra/Rb dan R1/R2, dan jembatan wheatstone ini dapat
berdiri sendiri dengan suplai tegangan dari baterai. Untuk mengukur hambatan
dengan jembatan wheatstone, hambatan yang tidak diketahui ini dihubungkan
dengan Ra atau Rb, ketika nilai dari ketiga resistor lainnya diketahui. Dan
ketika sudah terjadi keseimbangan, nilai dari resistior yang belum diketahui
dapat diukur dari perbandingan antara resistor yang nilainya diketahui.
Kebutuhan pada system ini adalah adanya resistor-resistor yang diketahui nilai
hambatannya, untuk memenuhi standar dari system ini. Sebagai contoh, jika
menghubungkan jembatan wheatstone untuk mengukur resistor yang nilai
hambantannya tidak diketahui (Rx), kita akan mengetahui nilai pasti dari ketiga
resistor pada keseimbangan system wheatstone untuk mengukur nilai dari Rx
46


Setiap keempat resistor pada sirkuit jembatan wheatstone berperan seperti
lengan. Resistor yang belum diketahui nilai hambatannya (potensiometer) Rx
merupakan rheostat dari rangkaian tersebut, dan saat kedua resistor lainnya
merupakan ratio arms (lengan pembanding) dari rangkaian wheatstone tersebut.
Keakurasian dan kestabilan hambatan dalam sebuah rangkaian standart tidak
sulit untuk menentukannya. Dalam kenyataannnya, ada alat yang digunakan
untuk mengukur nilai hambatan standart. Berikut merupakan alat pengukur
hambatan standart yang biasa disebut resistance standart box :


Alat ini menampilkan nilai hambatan yang akan diukur dengan menghubungkan
antara dua soket yang tersedia.
47

Dalam sebuah rangkaian untuk mendapatkan hambatan yang standart (presisi)
dengan pengukuran akurasi lebih kurang sampai dengan 0,05% dapat dicapai
dengan menggunakan rangkaian jembatan wheatstone. Banyak variasi dasar dari
jembatan wheatstone. Rangkaian listrik DC digunakan dalam perhitungan nilai
hambatan, dan saat rangkaian tadi dialirkan listrik AC kemungkinan akan terjadi
perbedaan nilai seperti adanya induktansi, kapasitansi, dan frekwensi dalam
rangkain tersebut.
Variasi yang unik (menarik) dalam jenis jembatan wheatstone disebut juga
jembatan Kelvin Double (Kelvin Double bridge), yang digunakan untuk
mengukur nilai resistansi yang sangat rendah (kurang dari 0,1 ohm). Dapat
dijelaskan dalam diagram berikut :

Nilai resistor yang kecil ditampilkan dengan symbol garis tipis, dan dimana
rangkaian yang disimbolkan dengan garis tebal merupakan aliran rangkaian
yang mendapatkan tegangan yang besar dari sumber tegangan.




48

Jika kita menggunakan rangkaian jembatan wheatstone yang standar untuk
mengukur nilai resistasi yang rendah (kecil), terlihat seperti :

Ketika pada null detector (bisa juga sebagai pengukur tegangan) menunjukkan
angka nol, kita mengetahui bahwa rangkaian sudah seimbang dimana Ra/Rx
adalah RM/RN. Dimana kita bisa menghitung nilai variable resistor (dalam hal
ini potensiometer) Rx dari ketiga nilai resistor yang diketahui.
Dan kita dapat menghitung besarnya hambatan pada Rx dengan rasio
(perbandingan) antara RN/RM dikalikan dengan nilai Ra. Dan saat rangkaian
harus mendapatkan kesimbangan di pengukuran null detektor, dengan
menunjukkan angka nol.

Saat kita tidak ingin mengukur hambatan pada alur bertegangan tinggi (yang
bergaris tebal), tetapi hanya mengukur hambatan Rx, kita harus menemukan
49

beberapa jalan untuk menghubungkan null detector kedalam rangkaian yang
tidak akan mempengaruhi penurunan tegangan bila melaluinya.
Perhatikan rangkaian jembatan wheatstone seperti pada Gambar Dengan
memanfaatkan metoda loop arus dipilih tiga arus loop, masing-masing a I (arus
searah jarum jam pada loop luar), b I (arus searah jarum jam pada loop dalam
segitiga atas) dan c I (arus searah jarum jam pada loop dalam segitiga bawah).









Gambar. Rangkaian jembatan wheatstone


Perhitungan Rangkaian Jembatan Wheatstone dengan Metoda Loop Arus :







50

Selanjutnya dihitung arus yang mengalir di masing-masing komponen (R atau
V) adalah: ( o I arus yang mengalir di sumber, i I arus yang mengalir di
hambatan ke i R ).

Meskipun namanya jembatan tapi jembatan yang satu ini bukan berbentuk
konstruksi jembatan yang sering kita lihat. yang menghubungkan dua tempat
terpisah karena sesuatu (misal jembatan di sungai). Istilah jembatan wheatstone
dipakai dalam rangkaian elektronika untuk menyebut suatu rangkaian
komponen elektronika.
Operasi
Pada gambar di atas, Rx adalah komponen yang ingin diketahui hambatannya.
R1, R2, dan R3 adalah resistor yang diketahui hambatannya dan hambatan pada
R2 dapat diubah dan disesuaikan. Jika perbandingan antara kedua hambatan di
sisi yang diketahui (R2/R1) sama dengan perbandingan sisi yang dicari,
tegangan antara kedua titik potong (B dan D) akan menjadi nol dan tak ada arus
listrik yang mengalir melalui galvanometer Vg. Jika jembatan tak seimbang
(atau nilai salah satu sisi hambatan lebih besar dari hambatan lainnya), arah arus
yang mengalir akan mengindikasikan apakah R2 terlalu tinggi atau terlalu
rendah. R2 akan bervariasi atau diubah-ubah nilainya sampai tidak ada arus
mengalir melalui galvanometer, yang berarti terbaca nol.
Pada posisi seimbang, perbandingan antara R2 / R1 = Rx / R3
Atau dapat ditulis Rx = (R2 / R1) x R3
51

Selain itu, jika R1, R2 dan R3 diketahui namun R2 tidak dapat diubah-ubah
nilai hambatannya, perbedaan tegangan yang ada atau arus yang mengalir
melalui galvanometer dapat digunakan untuk mengukur nilai Rx. Hmmm
gimana caranya? Kita dapat menggunakan hukum Kirchoff (disebut juga
dengan aturan Kirchoff) untuk melakukannya.
Penurunan Rumus
Kita sudah melihat bagaimana rumus untuk menghitung hambatan yang ingin
diketahui. Namun darimana kita bisa mendapatkan persamaan tersebut?
Petunjuknya adalah menggunakan hukum Kirchoff. Lebih tepatnya adalah
hukum Kirchoof pertama untuk mencari arus yang mengalir pada simpul B
danD
Kemudian hukum Kirchoff kedua untuk mencari tegangan pada loop ABD dan
BCD
Jika dianggap jembatan dalam keadaan seimbang, Ig = 0, sehingga persamaan
di atas dapat ditulis sebagai berikutKemudian persamaan-persamaan tersebut
dibagi dan disusun menjadi
Dari aturan pertama, I3 = Ix and I1 = I2 Sehingga nilai Rx sekarang diketahui
Jika keempat nilai resistor dan sumber tegangan diketahui dan hambatan
galvanometer cukup tinggi sehingga arus Ig dapat diabaikan, tegangan pada
jembatan (VG) dapat diketahui dengan cara memeriksa tegangan setiap
pembagi tegangan dan mengurangi nilainya dari masing-masing komponen lain.




52


Daftar pustaka
http://dien-elcom.blogspot.com/2012/06/rankaian-seri-dan-rangkaian-
paralel.html
http://dien-elcom.blogspot.com/2012/06/rankaian-seri-dan-rangkaian-
paralel.html
http://id.scribd.com/doc/97421263/Ampermeter-Dan-Voltmeter
http://www.file-edu.com/2012/04/pengertian-jembatan-wheatstone.html
http://id.scribd.com/doc/97421263/Ampermeter-Dan-Voltmeter
http://sebuahnamauntukcinta.blogspot.com/2009/12/jembatan-wheatstone.html
http://satriaskyterror.wordpress.com/2011/03/19/jembatan-wheatstone-bridge/

Anda mungkin juga menyukai