Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

RANGKAIAN ARUS SEARAH

A. Arus Searah
Arus searah atau Direct Current (DC) adalah arus listrik yang searah, sehingga laju
aliran muatan listrik selalu searah yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah. Banyak
alat elektronik rumah tangga dan semua perangkat yang menggunakan batrai memakai
rangkaian arus searah.
1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang seluruh komponen atau bebannya
disusun secara berurutan. Artinya, input atau masukan suatu komponen atau beban
berasal dari output atau keluaran komponen atau beban lainnya.

Gambar diatas merupakan contoh rangkaian seri dimana setiap lampu disusun
berurutan. Pada rangkaian seri nilai arus yang ada pada setiap lampu (beban)
bernilai sama. Rangkaian seri memiliki berbagai sifat tertentu yang berbeda dengan
rangkaian lainnya, yaitu:
a. Nilai kuat arus yang mengalir pada setiap komponen atau beban adalah sama
b. Nilai tegangan yang mengalir pada setiap komponen atau beban berbeda. Hal
tersebut menjadikan rangkaian seri disebut sebagai rangkaian pembagi
tegangan.

Rangkaian seri jika diperhatikan lebih serius kita akan mendapatkan beberapa kasus
yaitu menghitung arus listrik, tegangan, dan yang paling sering ialah hambatan listrik.
Masalah tersebut kita dapat selesaikan dengan persamaan dibawah ini.

a. Hambatan Rangkaian Seri

R s=R1 + R2 + R3 +…

Ket:
Rs = Hambatan total (Ω)
R1 = Hambatan ke-1 (Ω)
R2 = Hambatan ke-2 (Ω)
R3 = Hambatan ke-3 (Ω)

b. Tegangan dan Arus Listrik


V =R s × I

Ket :
V = Tegangan Listrik (V)
R s = Hambatan Listrik (Ω)
I = Arus Listrik (A)

2. Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel adalah rangkaian yang seluruh komponen atau beban listriknya
dirangkai secara berderat. Secara mudah rangkaian paralel adalah rangkaian listrik
yang memiliki cabang. Dengan demikian, input (masukan) dari masing-masing beban
berasal dari sumber yang sama.

Gambar diatas adalah contoh dari rangkaian paralel yang mana lampu disusun
berderet. Coba kita perhatikan di bagian percabangan kedua lampu (beban)
tersebut. Percabangan tersebut menandakan rangkaian tersebut berasal dari sumber
tegangan yang sama. Artinya, masing-masing beban akan mendapatkan nilai
tegangan yang sama sehingga arus yang mengalir pada beban akan berbeda
nilainya. Lalu, apakah sama sifat dari rangkaian seri dan paralel? Tentu saja
berbeda. Mari kita bahas bersama.
a. Nilai tegangan pada setiap beban ialah sama.
b. Nilai arus yang mengalir pada beban bergantung besar kecilnya hambatan.
c. Nilai hambatan total pada rangkaian paralel lebih kecil dari hambatan seri.

Seperti halnya rangkaian seri, rangkaian paralel juga memilki masalah yang sama.
Loh sama? Iya masalahnya sama akan tetapi cara mengatasinya berbeda. Mari kita
bahas satu demi satu.

a. Hambatan Rangkaian Paralel

1 1 1 1
= + + +…
R p R1 R2 R3

Ket:
Rp = Hambatan paralel (Ω)
R1 = Hambatan ke-1 (Ω)
R2 = Hambatan ke-2 (Ω)
R3 = Hambatan ke-3 (Ω)

b. Tegangan dan Arus Listrik

V =R p × I

Ket :
V = Tegangan Listrik (V)
Rp = Hambatan Listrik (Ω)
I = Arus Listrik (A)

3. Pengukuran Hambatan dengan Amperemeter dan Voltmeter


Arus listrik dalamsuatu rangkaian diukur dengan menggunakan amperemeter
(berhambatan rendah)secara seri didalamnya. Beda potensial diukur dengan
menggunakan voltmeter (berhambatan tinggi) padakedua ujung resistor yang sedang
dicari, dihubungkan secara parallel. Hambatan resistor dihitung sebagai hasil bagi
penunjuk voltmeter dengan apa yang terbaca pada amperemeter, sesuai hukum ohm
V
R= . (Jikalau nilai resistor yang diinginkan tepat, hambatan voltmeter dan
I
amperemeter harus ikut diperhitungkan dalam rangkaian).

4. Beda Tegangan Jepit


Beda tegangan jepit (voltage) batrai atau generator bila baterai memberi arus I
adalah gaya gerak listrik (ggl atau E) baterai dikurangi penurunan potensial antara
keddua ujung hambatan dalamnya r.
a. Apabila batrai menghasilkan arus (dipakai)
Potensial jepit = ggl – penurunan potensial antara kedua ujung r =ε−Ir
b. Apabila baterai menerima arus (diberi muatan)
Potensial jepit = ggl + penurunan potensial antara kedua ujung r =ε + Ir
c. Apabila tidak terjadi arus
Potensial jepit = ggl baterai atau generator

5. Resistivitas
Resistivitas adalah suatu bilangan yang menyatakan hambatan jenis suatu bahan,
dimana nilai tersebut menyatakan sifat yang khas pada setiap zat itu.

L
R=ρ
A

Ket:
ρ : resistivitas (Ωm)
R : hambatan (Ω)
L : panjang kawat (m)
A : luas penampang (m2)
Latihan Soal
Perhatikan rangkaian listrik dibawah ini

R1 = 8 Ω

R3

R2 = 32 Ω

30V
Tiga resistor dirangkai sepertipada gambar. Pada rangkaian mengalir arus 3A.
a. Berapakah nilai hambatan R3?
b. Berapakah nilai tegangan yang mengalir pada hambatan R3?
c. Berapakah nilai arus yang mengalir pada hambatan R2?
d. Berapakah nilai arus yang mengalir pada hambatan R3?
e. Berapakah nilai tegangan yang mengalir pada hambatan R1?

Jawaban:

Diketahui
R1 : 8Ω
R2 : 32Ω
V : 30V
a. Dengan menggunakan hukum ohm pada rangkaian diatas kita peroleh
V =I R123
30 V =3 A × R 123
R123 =10 Ω

R1 dan R2 tersusun secara parallel, maka kita harus selelsaikan dulu


R1 × R2
R12=
(R1 + R2 )
8 Ω ×32Ω
R12=
40 Ω
R12=6,4 Ω

R12 dan R3 tersusun secara seri maka


R123 =R12 + R3
10=6,4+ R3
R3=3,6Ω
b. Dengan menggunakan hokum ohm pada rangkaian diatas kita peroleh
V =I R3
V =3× 3,6
V =10,8 V
c. Untuk mencari arus pada R2 kita menggunakan perbandingan, yaitu
8Ω
×3 A=0,6 A
32Ω+ 8Ω
d. Untuk mencari arus pada R3 kita melihat sifat dari hukum arus rangkaian polos dan
parallel. Karena pada R3 adalah rangkaian seri maka nilai arus pada R3 sama
dengan arus utama yaitu 3A.
e. Untuk mencari tegangan yang mengalir pada R1 (parallel) kita perlu mengetahui arus
yang mengalir R1 (parallel).

32 Ω
×3 A=2,4 A
32Ω+ 8Ω
Setelah mengetahui arus yang mengalir pada R1 selanjutnya kita menggunakan
hukum ohm. Pada rangkaian diatas R1 dirangkai secara parallel maka nilai
hambatan yang digunakan adalah hambatan parallel
V =I R12
V =2,4 A ×6,4 Ω
V =15,36 V

B. Daya Listrik
Daya listrik atau disebut Electrical Power adalah jumlah energy yang diserap atau
dihasilkan dalam sebuah rangkaian listrik. Sumber tegangan listrik akan menghasilkan
daya listrik namun beban yang terhubung akan menyerap daya listrik tersebut. Oleh
sebab itu, daya listrik adalah jumlah konsumsi energy dalam suatu rangkaian listrik. Kita
ambil contoh sebuah Lampu LED dan sebuah Heater (Pemanas), Lampu LED akan
menyerap daya listrik yang diterima dalam rangkaian dan mengubahnya menjadi
pancaran cahaya terang sedangkan Heater menyerap daya listrik untuk diubah menjadi
panas. Semakin tinggi nilai Watt pada rangkaian maka semakin banyak daya listrik yang
dikonsumsi rangkaian tersebut. Dari ilustrasi diatas maka didapat persamaan daya listrik
sebagai berikut:

E
P=
t

P=V × I
P=I 2 × R
V2
P=
R

Ket:
P : Daya Listrik (Watt)
E : Energi Listrik (J)
t : Waktu (s)
V : Tegangan Listrik (V)
I : Arus Listrik (A)
R : Hambatan Listrik (Ω)

C. Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang berasal dari muatan listrik yang menyebabkan medan
listrik statis atau gerakan electron dalam konduktor. Dalam hokum kekekalan energy
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan.
Energi hanya dapat diubah dari suatubentuk ke bentuk energi lainnya. Pada alat
elektronik energi listrik merupakan laju penggunaan energi (daya) dikalikan dengan waktu
alat elektronik tersebut digunakan. Dari ilustrasi diatas makaenergi listrik dapat ditulis
dengan persamaan sebagai berikut:

W =Q× V

Karena Q=It maka rumus energi listrik menjadi

W =V × I ×t

Karena P=V × I maka persamaan energi listrik dapat dituliskan menjadiseperti dibawah.
Secara tidak langsung kita telah merumuskan hubungan energi listrik dengan daya listrik.

W =P× t

W
P=
t

Ket :
P : Daya listrik (Watt)
t : Waktu (jam)
W : Energi (Watt/jam)
Q : Besar muatan listrik (V)
I : Aarus listrik (A)

Latihan Soal
Perhatikan rangkaian listrik diatas. Berapa nilai daya listrik yang dikonsumsi pleh
lampu tersebut?

Jawaban:
Diketahui
V : 24V
R : 3Ω
P :?
Jawaban
V2
P=
R
24 2
P=
3
576
P=
3
P=192 W
Latihan Soal
Suatu rangkaian listrik yang memiliki hambatan 4 ohm dialiri suatu arus listrik 8
Ampere selama 30 menit. Tentukan energi yang digunakan dalam satuan Joule,
Kalori dan kWh?
Jawaban
Untuk mencari nilai energy listrik dapat menggunakan banyak persamaan akan tetapi
persamaan mana yang cocok kita perlu memperhatikan apa saja yang kita ketahui
pada soal. Mari kita analisis soalnya secara perlahan
Diketahui
I :8A
R : 4 ohm
t : 30 menit = 1800 detik =0,5 jam

Setelah kita mendapatkan apasaja yang diketahui maka kita tentukan rumus mana
yang akan kita pakai dalam menyelesaikan permasalahan ini.
W =P× t
Dimana P adalah P=I 2 × R maka
W =I 2 × R ×t
W =82 ×4 ×1800
W =64 × 4 ×1800
W =460800 Joule

Untuk mengetahui energy listrik dalam satuan kalori, kita perlu inget bahwa 1 Joule =
0,24 Kalori. Sehingga :
W =460800 Joule x 0.24
W =110.592 kalori

Sedangkan untuk mengetahuinilai energy listrik dengan satuan kWh, maka waktu
yang kita gunakan diubah menjadi satuanjam, dimana 30 menit = 0,5 jam.
W =I 2 × R ×t
W =82 ×4 ×0,5
W =64 × 4 × 0,5
W =128Wh
W =0,128 kWh
PETA KONSEP RINGKASAN MATERI

RANGKAIAN
ARUS SEARAH

Arus Daya Energi


Searah Listrik Listrik

Arus Seri Arus Paralel E


1. Hambatan seri 1. Hambatan parallel 1. P=
t
R s=R1 + R2 + R3 +… 1 1 1 1 2. P=V × I
= + + +…
2. Nilai arus dalam R p R1 R2 R3 P=I 2 × R
rangkaian sama 2. Nilai arus dalam V2
3. Nilai tegangan dalam rangkaian beda P=
rangkaian berbeda R
3. Nilai tegangan dalam
rangkaian sama
4. Relativitas
L 1. W =Q× V
R=ρ 2. W =V × I ×t
A
3. W =P× t
W
4. P=
t
SOAL DAN PEMBAHASAN

SUB BAB A

1. Perhatikan gambar berikut ini!

Diketahui R1 dan R2 berturut turut adalah 4 ohm dan 6 ohm. Jika besar kuat arus I
adalah 2,5 Ampere, maka besar energy yang dibuang dalam bentuk panas resistor R1
dalam waktu 10 detik adalah…
a. 360J
b. 240J
c. 90J
d. 60J
e. 30J

Jawaban C

Diketahui
R1 = 4 ohm
R2 = 6 ohm
I = 2,5 A
R1 dan R2 dirangkai secara parallel sehingga hambatan pengganti atau hambatan
paralelnya sebesar:
1 1 1
= +
R p R1 R2
1 1 1
= +
Rp 4 6
1 4 +6
=
R p 4 ×6
24
Rp=
10
R p =2,4 ohm

Setelah kita mengetahui nilai hambatan pengganti barulah kita dapat mencari beda
potensial rangkaian resistor.
V =R p × I
V =2,4 ×2,5
V =6Volt
2. Faktor-faktor yang menentukan besar hambatan jenis suatu kawat logam adalah
1) panjang kawat
2) suhu kawat
3) luas penampang kawat
4) bahan kawat

pernyataan yang benar adalah…


a. 1, 2 dan 3
b. B. 1, 2, 3 dan 4
c. C. 1 dan 3
d. D. 2 dan 4
e. E. 4 saja

Jawaban C

Pembahasan
Hambatan jenis kawat yang disimbolkan dengan ρ adalah tetapan yang telah ditentukan
berdasarkan jenis logam yang digunakan untuk membuat kawat pada suhu tertentu (20
°C).

Hambatan jenis kawat berhubungan dengan hambatan kawat sebagai penghantar,


sesuai dengan persamaan berikut.

R=ρxl/A

Keterangan,
R = Hambatan Listrik kawat (J)
ρ = Hambatan jenis kawat (Ωm)
l = panjang kawat (m)
A = Luas penampang kawat (m²)

Sehingga, dapat diketahui bahwa hal-hal yang mempengaruhi hambatan kawat sebagai
penghantar adalah jenis kawat, panjang kawat serta luas penampang kawat.

3. Jarak voltmeter AC menunjukkan angka 80. Apabila batas ukur 300 volt,tegangan pada
saat pengukuran sebesar …

a. 100 volt
b. 150 volt
c. 200 volt
d. 250 volt
e. 300 volt
Jawaban C

Pembahasan
Diketahui
Tegangan terukur = 80V
Batas tegangan pengukuran = 300V
Skala pengukuran = 120

Dengan menggunakan perbandingan pengukurankita akan mengetahui nilai tegangan


yang terukur alat tersebut.

300
V= × 80
120
V =200V

4. Jika penghambat R dan kapasitor C dipasang parallel kemudian ujung-ujungnya kita


hubungkan dengan kutub positif dan negative sebuah baterai, maka dalam keadaan
stasioner …

(1) R menjadi panas


(2) C menjadi panas
(3) arus di R tetap
(4) muatan di C berubah terhadap waktu

a. 1, 2 dan 3
b. B. 1, dan 3
c. 1 , 2, 3 dan 4
d. 2 dan 4
e. 4 saja

Jawaban B

Pembahasan
Kapasitor C tidak dapat mengalirkan arus listrik arus searah dan hanya mengalir pada R
(resistor) sehingga R akan mengalami panas dan harga R akan tetap
5. Untuk rangkaian listrik seperti gambar, energi yang timbul tiap detik pada tahanan 2
adalah … W

a. 18
b. 12
c. 9
d. 6
e. 3

Jawaban A

Pembahasan
Diketahui
V1 = 12V
V2 = 6V
R1 = 2 ohm
R2 = 6 ohm

 I =I 1+ I 2
−12+2 I 1 +4 I =0
−12+2 I 1 +4 (I 1+ I 2 )=0
6 I 1+ 4 I 2=12
 I =I 1+ I 2
−6+ 4 I =0
4 I 1 + 4 I 2 =6
4 I 2=6−4 I 1

6 I 1+ 4 I 2=12 masukan nilai I 2 dari persamaan sebelumnya, jadi


6 I 1+ 4 (6−4 I 1)=12
2 I 1=6
I 1=3 A
Setelah kita menghitung nilai arus yang melewati beban atau resistor maka kita sudah
dapat mengitung nilai dari energy listrik dengan menggunakan persamaan berikut:
P=I 2 × R
P=3 2 × 2
P=18 Watt

6. Diberikan rangkaian listrik arus searah seperti pada gambar dengan = ggl baterai
dan r = resistansi dalam baterai. Pada resistor 800 mengalir arus sebesar 1,2 mA.
Jika r = r 10, berapa tegangan yang mengalir?
a. 2V
b. 4V
c. 6V
d. 10 V
e. 12 V

Jawaban C

Pembahasan
Diketahui
R1 = 830 ohm
R2 = 200 ohm
R3 = 800 ohm
r = 10 ohm
I2 = 1,2 mA

Perhatikan rangkaian parallel atau pada hambatan R2 dan R3. Melalui sifat rangkaian
parallel dimana nilai tegangan yang ada pada rangkaian parallel bernilai sama, maka:

V pada R2 = V pada R3

Dari konsep itu kita dapat menghasilkan persamaan


R1
I 2= ×I
R 2+ R 3
200
1,3 ×10−3= ×I
200+ 800
I =6 ×10−3 A
Kemudian kita perlu menentukan nilai R parallel dengan cara sebagai berikut
200 × 800
Rp=
200+800
R p =160 ohm
Sehingga kita mendapatkan hasil sebagaiberikut
Rtotal =830+160+10
Rtotal =1000 ohm
ε =IR
ε =6 10−3 ×1000
ε =6 V
7. Sebuah rangkaian listrik terdiri atas sebuah sumber tegangan V dan sebuah hambatan
R sehingga arus yang mengalir pada R adalah I. Salah satu cara untuk mengurangi arus
yang mengalir pada R menjadi I/2 adalah dengan memasang hambatan lain sebesar R
secara paralel dengan hambatan tersebut dan sumber tegangan diubah menjadi V/2.

Sebab

Arus yang mengalir pada masing-masing hambatan dalam susunan hambatan paralel
berbanding terbalik dengan nilai masing-masing hambatan itu.
a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduannyamemberikan hubungan sebab
akibat.
b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidakmemberikan hubungan
sebab akibat.
c. Jika pernyataan benar dan alasan salah.
d. Jika pernyataan salah, dan alasan benar.
e. Jika pernyataan maupun alasan keduanya salah.

Jawaban C

Pembahasan

Mencari hambatan pengganti pada rangkaian parallel:


1 1 1
= +
Rp R R
1 2
=
Rp R
R
Rp=
2

V
Mencari nilai arus jika dipasang dua hambatan secara parallel dan tegangan sumber
2

V=IR
V R
=I ×
2 2
V
I=
R

Mencari arus yang mengalir pada masing masing hambatan

I =I 1+ I 2 dimana I 1=I 2
I =2 I 1
1
I 1= A
2

8. Besar arus listrik yang melalui hambatan 5 adalah ….

a. 3,0 A
b. 2,4 A
c. 1,5 A
d. 0,67 A
e. 0,42 A

Jawaban C

Pembahasan
Pada sifat rangkaian parallel kita telah memahami bahwa nilai tegangan yang berada
pada rangkaian tersebut bernilai sama, maka nilai arus dapat dicari dengan
V
I=
R
12
I=
8
I =1,5 A

9. Perhatikan pernyataan berikut!


1. Menyala lebih terang
2. Menyala lebih redup
3. Jika salah satu lampu dicabut, lampu lain tetap menyala
4. Jika salah satu lampu dicabut, lampu lainnya mati

Terdapat dua buah rangkaian berbeda yang dihubungkan ke sebuah baterai dengan nilai
tegangan yang sama. Pada rangkaian pertama, lampu A-B-C dipasang secara paralel
sedangkan pada rangkaian kedua lampu D-E-F dipasang secara seri. Sifat di atas yang
merupakan sifat rangkaian lampu A-B-C jika dibandingkan dengan lampu D-E-F
adalah…

a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. Tidak ada yang benar
Jawaban A

Pembahasan
Redup tidaknya lampu ditentukan oleh besarnya daya yang dikonsumsi oleh lampu. Jika
keenam lampu dianggap memiliki nilai resistansi yang sama sebesar R maka sejak
kedua rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan yang sama V, maka

10. Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika diketahui R1, R2, R3 secara berturut-turut adalah 6 Ω, 12 Ω, dan 6 Ω, serta sumber


tegangannya adalah 12 V, besar kuat arus I2 adalah…
a. 1 A
b. 2 A
c. 4 A
d. 3 A
e. 0,5 A

Jawaban B

Pembahasan
Berdasarkan Hukum II Kirchoff

∑ V =∑ IR atau
∑ IR−∑ V =0
Rangkaian di atas dapat dibagi menjadi 2 loop seperti di bawah ini

Berdasarkan Hukum I Kirchoff


I 1=I 2 + I 3….. (1)

Pada loop 1 didapat persamaan


∑ IR−∑ V =0
I 1 R1 + I 2 R2=0
6 I 1+12 I 2=0
I 1+2 I 2=0
I 1=−2 I 2…..(2)

11. Daya merupakan energi yang diperlukan untuk melakukan usaha/kerja. Daya listrik
menyatakan banyaknya energi listrik yang terpakai setiap detiknya. Satuan daya listrik
adalah Watt. Sedanglam 1 Watt = 1 Joule/detik. Secara matematis, daya listrik dapat
dinyatakan sebagai berikut :
a. P = I.R2
b. P = V2/I
c. P = V.I
d. P = W.t
e. P = V.I.t

Jawaban: C

Pembahasan:
Daya listrik atau disebut Electrical Power adalah jumlah energy yang diserap atau
dihasilkan dalam sebuah rangkaian listrik. Daya listrik memiliki beberapa persamaan,
yaitu:

E
P=
t
P=V × I
P=I 2 × R
V2
P=
R

Pada soal ditanyakan 1 Watt yang mana nilainya adalah 1 Joule/detik maka kita
E
menggunakan persamaan P= . Persamaan ini tidak ada dalam obtion makadari itu
t
kita perlu merombak persamaan tersebut. Kita tahu bahwa nilai E = V.I.t maka kita
masukan pada persamaan.

V ×I×t
P=
t
P=V × I

12. Sebuah lampu bertuliskan 40 W/110 V dinyalakan selama 10 menit. Berapakah arus
listrik dan energi listrik yang diperlukan?
a. 0,36 A dan 24 kJ
b. 0,36 A dan 24000 kJ
c. 0,36 A dan 24000 kJ
d. 36 A dan 24 kJ
e. 36 A dan 24000 kJ

Jawaban A

Pembahasan
Diketahui

P = 40 W

V = 110V
T = 10 menit = 600s

Untuk mencari nilai arus listrik, kita dapat menggunakan persamaan:


P=V × I
P
I=
V
40
I=
110
I =0,36 A
Jadiarus listrik yang mengali srebesar 0,36 A

Untuk mencari energy listrik, kita dapat menggunakan persamaan:


W =P× t
W =40 ×600
W =24000 J
W =24 kJ
Jadi energy listrik bernilai 24 kJ

13. Sebuah keluarga menggunakan daya listrik 1200 watt selama 400 jam. Jika harga listrik
1 kWh = Rp 400,- maka berapa biaya yang harus dikeluarkan keluarga tersebut ?
a. 480.000,-
b. 192.000,-
c. 128.000,-
d. 560.000,-
e. 280.000,-
Jawaban A

Diketahui
P = 1200 Watt
t = 400 Jam
1 kWh = Rp 400,-

Sebelum kita mengetahui biaya yang harus dibayar, kita perlu tahu berapa energi yang
digunakan, yaitu dengan:
W = P.t
W = 1200 400
W = 480000 Wh
W = 480 kWh

Selanjutnya kita harus mengalikan harga 1 kWhnya, maka:


Biaya listrik = Jumlah kWh x harga perkWh
Biaya listrik = 480 x 400
Biaya listrik = Rp 192.000,-
Jadi biaya listrik yang harus dibayar sebesar Rp 192.000,-

14. Sebuah mesin sepeda motor melakukan usaha sebesar 10.000 joule. Jika daya motor
itu 2000 watt, hitunglah waktu yang digunakan?
a. 25 detik
b. 20 detik
c. 15 detik
d. 10 detik
e. 5 detik

Jawaban E

Diketahui
W = 10.000 J
P = 2000 Watt

Dari persamaan hubungan daya listrik dan energi listrik kita dapat mengetahui
W =Pt
W
t=
P
10.000
t=
2000
t=5detik
Jadi waktu yang digunakanialah 5 detik

Anda mungkin juga menyukai