Keterangan:
R = hambatan kawat penghantar (Ω)
Ρ = hambatan jenis kawat penghantar (Ωm)
l =panjang kawat penghantar (m)
A = luas penampang kawat penghantar (m2)
Contoh soal:
Diketahui sebuah kawat penghantar memiliki panjang 100 m, luas penampang 2,5 mm2, dan
hambatan jenis sebesar 17 × 10-7 Ωm. Tentukan besarnya hambatan kawat tersebut!
Pada rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, besar kuat arus di setiap
titik dalam rangkaian tersebut adalah sama. Jadi, semua hambatan yang terpasang pada rangkaian tersebut
dialiri arus listrik yang besarnya sama. Bila satu hambatan putus ada yang putus, maka arus listrik pada
rangkaian tersebut juga putus/tidak mengalir.
Pada Gambar (a), terlihat dua buah lampu (sebagai hambatan) yang disusun seri. Kuat arus yang mengalir
melalui kedua lampu tersebut sama besarnya, sedangkan tegangan/beda potensialnya berbeda (VAB ≠
VBC). Dengan menggunakan Hukum Ohm dapat dituliskan sebagai berikut:
Jika VAB = I x R1,
VBC = I x R2
VAC = VAB + VBC, maka VAC = I x R1 + I x R2
VAC = I (R1 + R2)
Jika kedua hambatan yang dirangkai seri diganti dengan sebuah hambatan pengganti
(Rs) Gambar c, maka VAC = I x Rs, sehingga didapat persamaan:
VAC = I(R1 + R2)
I x Rs = I(R1 + R2)
Rs = R1 + R2
Jadi, bentuk umum hambatan pengganti yang dirangkai seri adalah sebagai berikut:
Rs = R1 + R2 + R3 + ... + Rn
ket :
n = banyaknya hambatan
Contoh soal:
1. Hitung nilai resistor pengganti dari ketiga resistor yang dirangkai seperti di bawah ini!
Penyelesaian: Dijawab :
Diketahui: Rs = R1+ R2 + R3
R1 = 2 ohm Rs = 2 + 4 + 3
R2 = 4 ohm Rs = 9
R3= 3 ohm
Ditanyakan:
Rs = ........ ? Jadi, nilai resistor pengganti adalah 9 ohm.
2. Ada tiga buah hambatan yang masing-masing nilainya 8Ω, 4Ω dan 2 Ω disusun seri.
Tentukan hambatan penggantinya!
Diketahui:
R1 = 8 Ω
R2 = 4 Ω
R3 = 2 Ω
Ditanyakan:
Rs = ...?
Jawab:
Rs = R1 + R2 + R3
= 8Ω + 4Ω + 2 Ω
= 14 Ω
Jadi, hambatan penggantinya adalah 14 Ω.
b. RANGKAIAN HAMBATAN PARALEL
RANGKAIAN PARALEL adalah rangkaian hambatan listrik yang disusun
secara berdampingan/bertingkat. Jika hambatan yang dirangkai paralel
dihubungkan dengan suatu tegangan, maka tegangan pada ujung-ujung
tiap hambatan adalah sama. Sesuai dengan Hukum I Kirchoff, jumlah
kuat arus yang mengalir pada masing-masing hambatan sama dengan
jumlah kuat arus yang mengalir pada penghantar utama.
Rangkaian hambatan paralel dapat disusun seperti gambar di bawah
ini.
Rangkaian hambatan paralel dengan dua buah hambatan
Pada Gambar (a), dua buah lampu (sebagai hambatan) dirangkai paralel. Kuat
arus yang mengalir pada lampu 1 (I1) dan lampu 2 (I2) besarnya tergantung nilai
hambatannya, sedangkan tegangan yang melewati kedua lampu tersebut besarnya
sama.
•
Dengan menggunakan Hukum I Kirchoff dan Hukum Ohm, maka dapat ditulis sebagai berikut:
Jika I1 = , I2 = dan I = I1 + I2 ; maka I = I1 + I2 = = V
Jika kita ganti kedua hambatan yang dirangkai paralel dengan sebuah hambatan pengganti Rp
(Gambar c), maka I = , sehingga didapat persamaan sebagai berikut:
I=V =V
V=V =
Rp =
Jadi, bentuk umum hambatan yang dirangkai paralel adalah:
=
Ket :
n = jumlah hambatan
Contoh soal:
1. Hitung nilai hambatan pengganti yang dirangkai seperti gambar di
bawah ini!
a.
b.
Penyelesaian:
•a. Diketahui: • = + +
R1 = 20 ohm =
R2 = 30 ohm =
R3 = 40 ohm =
Ditanyakan: Rp = 8 ohm
Rp = ...? Jadi, nilai hambatan pengganti
Jawab: rangkaian tersebut adalah sebesar
8 ohm.
= + +
b. Diketahui: •Selanjutnya
paralelkan hambatan 6 ohm, 6 ohm
dan 6 ohm
R1 = 6 ohm = + +
R2 = 2 ohm = + +
R3 = 4 ohm =
R4 = 6 ohm =
Ditanyakan: Rp = ...? =
Jawab: Rp = 2 ohm
Seri anatar hambatan 2 ohm dan 4 ohm Karena nilai dari masing-masing resistor sama
yaitu 6 ohm, maka dapat juga dihitung dengan:
Rs = 2 ohm + 4 ohm = 6 ohm
Rp = = 2 ohm
Sehingga rangkaian dapat diganti seperti
gambar di bawah ini Jadi, nilai hambatan pengganti rangkaian
tersebut adalah sebesar 2 ohm.
2. Tiga buah hambatan yang masing-masing nilainya 3Ω, 4Ω dan 6 Ω
dirangkai secara paralel. Tentukan hambatan penggantinya!
•Penyelesaian:
•
Diketahui: =
R1 = 3 Ω
R2 = 4 Ω =
R3 = 6 Ω
=
Ditanyakan:
=
Rp = ...?
Rp = 1,33 Ω
Jawab:
= Jadi, nilai hambatan pengganti rangkaian
tersebut adalah sebesar 1,33 ohm.
c. KEUNTUNGAN dan KERUGIAN HAMBATAN SERI - PARALEL
Keuntungan rangkaian seri adalah hemat kabel, dan rangkaiannya
sederhana sehingga membuatnya mudah.
Kerugiannya pada saat satu lampu mati, yang lain juga mati. Begitu
juga pada nyala lampunya, tidak terang (redup).
Keuntungan rangkaian paralel adalah saat satu lampu mati, yang lain
tetap menyala, nyala lampu terang, hemat energi
Kerugian rangkaian paralel adalah rangkaiannya yang rumit,
sehingga relatif sulit menyusunnya Rangkaian seri berlaku sebagai
pembagi tegangan, sedangkan rangkaian paralel berlaku sebagai
pembagi arus.
B. HUKUM KIRCHOFF
1. Hukum I Kirchoff
Hukum I Kirchoff menyatakan bahwa “jumlah arus yang masuk ke
suatu titik percabangan adalah sama dengan jumlah arus yang keluar
dari titik percabangan itu”.
Hukum I Kirchoff dirumuskan dengan:
Contoh Soal:
1. Pada gambar rangkaian di bawah ini, berapakah besar kuat arus listrik pada I3?
•Diketahui:
I = 12 A I = I1 + I2 + I3
I1 = 8 A 12 A = 8 A + 3 A + I3
I2 = 3 A 12 A = 11 A + I3
Ditanyakan: I3 = ...? I3 = 12 A – 11 A
Jawab: I3 = 1 A
= Jadi, besar arus yang mengalir
pada I3 adalah sebesar 1 A.
2. Perhatikan gambar di bawah ini! Jika besarnya arus yang masuk 200
mA, maka hitunglah besarnya kuat arus I1, I3 dan I5!
•
Diketahui: I = 200 mA
masuk
I2 = 80 mA
I2 =3A
I4 = 40 mA
Ditanyakan: a. I1 = ...? b. I1 = I3 + I4
b. I3 = ...?
120 mA = I3 + 40 mA
c. I5 = ...?
Jawab: I3 = 120 mA – 40 mA
=
= 80 mA
a. Imasuk = I1 + I2 c. I5 = I2 + I3 + I4
200 mA = I1 + 80 mA = 80 mA + 80 mA + 40 m
I1 = 200 mA – 80 mA = 200 mA
= 120 mA Jadi, besar arus yang mengalir pada I5 adalah sebesar 200 A.
2. Hukum II Kirchoff
Hukum II Kirchoff menyatakan bahwa” Jumlah perubahan potensial
yang mengelilingi rangkaian tertutup pada suatu rangkian harus sama
dengan nol”. Hukum ini didasarkan pada hukum kekekalan energi.
Secara matematis hukum II Kirchoff dapat dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan:
E = ggl (volt)
I = Kuat arus (A)
R = Hambatan (Ω)
Pada perumusan hukum II kirchoff, mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Semua hambatan R dihitung positif
b. Pada arah penelusuran rangkaian tertutup (loop), jika sumber
arus berawal dari kutub negatif ke kutub positif, maka sumber arusnya
dihitung positif. Jika sebaliknya dari kutub positif ke kutub negatif,
maka sumber arusnya dihitung negatif.
Penyelesaian:
Diketahui: E1 = 8 v R2 = 2Ω
R1 = 4Ω R3 = 6Ω
E2 = 18 v
Ditanyakan: I1 = ...?
I2 = ...?
I3 = ...?
Jawab:
I3 = I1 + I2 .......... (1)
Loop I
∑E = ∑(I x R)
8 = I1 x 4 + I 3 x 6
8 = I1 x 4 + (I1 + I2) 6
8 = 10I1 + 6 I2 .......... (2)
Eliminasi persaman (2) dan (3)
8 = 10I1 + 6 I2 x 2
9 = 3 I1 + 4 I2 x3
16 = 20I1 + 12 I2
27 = 9 I1 + 12 I2
-11 = 11I1 + 0
-11 = 11I1
I1 - = -1 A
Nilai I1, dimasukkan ke persamaan (2)
8 = 10I1 + 6 I2
8 = 10(-1) + 6 I2
I2 = 3 A
Nilai I2, dimasukkan pada persamaan (1)
I3 = I 1 + I 2
I3 = -I + 3
=2A
I1 negatif berarti berlawanan dengan arah yang telah ditentukan.
1. Kuat arus listrik dalam rangkaian sederhana
Pada dasarnya sumber tegangan ggl memiliki hambatan dalam yang disimbolkan dengan r.
Nilai r ini adalah nilai hambatan yang ada dalam ggl sumber tegangan pada suatu
rangkaian.
Rangkaian tertutup
Pada gambar di atas diluliskan rangkaian tertutup yang terdiri atas sumbu arus dengan ggl
E, hambatan dalam r, sebuah hambatan R dan arus pada rangkaian I. Menurut hukum II
kirchoff, pada rangkaian berlaku persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
E = ggl sumber tegangan (V)
I = Kuat arus (A)
r = hambatan dalam sumber arus (Ω)
R = hambatan (Ω)
Nilai I x R pada persamaan di atas merupakan tegangan penggunaan di
luar sumber arus yang disebut tegangan jepit (K). Jadi, persamaan di
atas dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
K = tegangan jepit (V)
Contoh Soal:
Sebuah kawat penghantar dengan hambatan 11,5 Ω dihubungkan
dengan sumber tegangan 6 V yang hambatan dalamnya 0,5 Ω.
Hitunglah kuat arus pada rangkaian dan tegangan jepitnya.
2. Kuat arus listrik dalam rangkaian majemuk
2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun
negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di
dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat
(H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit
bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).
Sekian………