Anda di halaman 1dari 42

BAHAN AJAR

Rangkaian Arus Searah


(Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff)
SMA NEGERI 1 BANGKALAN
A. HUKUM OHM
1. ARUS LISTRIK
Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu
rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik
terbuka adalah suatu rangkaian yang belum dihubungkan dengan
sumber tegangan, sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah suatu
rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan.

Pada rangkaian tertutup akan terjadi aliran arus listrik.


ARUS LISTRIK adalah aliran muatan listrik positif pada suatu penghantar
dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada
perbedaan potensial.
Selain aliran muatan positif, ada juga arah
aliran elektron (muatan listrik negatif) dari
potensial rendah ke potensial tinggi Kuat arus listrik dapat dirumuskan :
(berlawanan dengan arah aliran muatan
positif). Banyaknya elektron yang mengalir
dalam suatu penghantar sama dengan
banyaknya muatan listrik positif yang mengalir,
hanya arahnya yang berlawanan. Besarnya
arus listrik yang mengalir disebut dengan kuat
arus listrik.
I = arus listrik (A)
KUAT ARUS LISTRIK (I) didefinisikan sebagai q = muatan listrik (C)
banyaknya muatan listrik (Q) yang mengalir
pada kawat penghantar setiap satu satuan
t = selang waktu (sekon)
waktu (t).
Contoh soal:
Pada suatu penghantar mengalir muatan listrik sebanyak 60 coulomb
selama 0,5 menit. Hitung besar arus listrik yang mengalir pada
penghantar tersebut?.
Penyelesaian:
Diketahui: Q = 90 C
t = 0,5 menit x 60
= 30 sekon
Ditanyakan: I = ........ ?
Dijawab:
I = q/t I = (90 C)/(30 s) = 3 A
Jadi, besar kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar adalah
sebesar 3 ampere.
2.HAMBATAN dan TEGANGAN
Dalam arus listrik terdapat hambatan listrik yang menentukan besar
kecilnya arus listrik. Semakin besar hambatan listrik, semakin kecil kuat
arusnya, dan sebaliknya. George Simon Ohm (1787-1854), melalui
eksperimennya menyimpulkan bahwa arus I pada kawat penghantar
sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujung
kawat penghantar tersebut: I ∝ V.
Misalnya, jika kita menghubungkan kawat penghantar ke kutub-kutub
baterai 6 V, maka aliran arus akan menjadi dua kali lipat dibandingkan
jika dihubungkan ke baterai 3 V. Besarnya arus yang mengalir pada
kawat penghantar tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga
pada hambatan yang dimiliki kawat terhadap aliran elektron. Kuat arus
listrik berbanding terbalik dengan hambatan: I ∝ R
Aliran elektron pada kawat penghantar diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom
kawat. Makin besar hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Dengan demikian,
arus I yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar
dan berbanding terbalik dengan hambatannya .

Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Contoh soal:


Ohm, dan dinyatakan dengan: Sebuah pemanas listrik memiliki beda potensial 10 V
dan kuat arus listrik 5 A. Berapakah hambatan
pemanas tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: V = 10 V
Ket : I=5A
I = kuat arus listrik (A) Ditanya: R = ... ?
Jawab:
V = beda potensial listrik (volt)
R = V/I = (10 volt)/(5 A) = 5 volt/ampere = 2 Ω
R = hambatan listrik (Ohm atau Ω)
3. HAMBATAN LISTRIK pada kawat penghantar
Berdasarkan persamaan hukum Ohm, hambatan listrik dapat didefinisikan sebagai hasil
bagi beda potensial antara ujung-ujung penghantar dengan kuat arus yang mengalir
pada penghantar tersebut. Suatu penghantar dikatakan mempunyai hambatan satu ohm
apabila dalam penghantar tersebut mengalir arus listrik sebesar satu ampere yang
disebabkan adanya beda potensial di antara ujung-ujun penghantar sebesar satu volt.
Hambatan pada kawat penghantar dirumuskan dengan:

Keterangan:
R = hambatan kawat penghantar (Ω)
Ρ = hambatan jenis kawat penghantar (Ωm)
l =panjang kawat penghantar (m)
A = luas penampang kawat penghantar (m2)
Contoh soal:
Diketahui sebuah kawat penghantar memiliki panjang 100 m, luas penampang 2,5 mm2, dan
hambatan jenis sebesar 17 × 10-7 Ωm. Tentukan besarnya hambatan kawat tersebut!

Diketahui : Grafik hubungan antara arus I terhadap


l = 100 m tegangan/beda potensial V, kuat arus I
A = 2,5 mm2 = 25 × 10-7 m2 terhadap hambatan listrik R dan
tegangan/beda potensial V terhadap
ρ = 17 × 10-7 Ωm
hambatan listrik R.
Ditanyakan : R = ... ?
Jawab :
R = ρ l/A
R = 17 × 10-7 Ωm(100 m)/(25 × 〖 10 〗 ^(-
7)m^2)
R = 68 Ω
Jadi, besarnya hambatan kawat adalah 68 Ω
4. RANGKAIAN SERI dan PARALEL
Dalam rangkaian listrik, hambatan dapat dirangkai secara seri, paralel,
atau kombinasi (gabungan) dari keduanya.
a. RANGKAIAN HAMBATAN SERI
RANGKAIAN SERI adalah rangkaian yang disusun secara berurutan
(segaris). Rangkaian hambatan seri dapat disusun seperti gambar di
bawah ini.

Rangkaian hambatan seri dengan dua buah hambatan


Rangkaian hambatan seri dengan tiga buah hambatan

Pada rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, besar kuat arus di setiap
titik dalam rangkaian tersebut adalah sama. Jadi, semua hambatan yang terpasang pada rangkaian tersebut
dialiri arus listrik yang besarnya sama. Bila satu hambatan putus ada yang putus, maka arus listrik pada
rangkaian tersebut juga putus/tidak mengalir.
Pada Gambar (a), terlihat dua buah lampu (sebagai hambatan) yang disusun seri. Kuat arus yang mengalir
melalui kedua lampu tersebut sama besarnya, sedangkan tegangan/beda potensialnya berbeda (VAB ≠
VBC). Dengan menggunakan Hukum Ohm dapat dituliskan sebagai berikut:
Jika VAB = I x R1,
VBC = I x R2
VAC = VAB + VBC, maka VAC = I x R1 + I x R2
VAC = I (R1 + R2)
Jika kedua hambatan yang dirangkai seri diganti dengan sebuah hambatan pengganti
(Rs) Gambar c, maka VAC = I x Rs, sehingga didapat persamaan:
VAC = I(R1 + R2)
I x Rs = I(R1 + R2)
Rs = R1 + R2
Jadi, bentuk umum hambatan pengganti yang dirangkai seri adalah sebagai berikut:
Rs = R1 + R2 + R3 + ... + Rn

ket :
n = banyaknya hambatan
Contoh soal:
1. Hitung nilai resistor pengganti dari ketiga resistor yang dirangkai seperti di bawah ini!

Penyelesaian: Dijawab :
Diketahui: Rs = R1+ R2 + R3
R1 = 2 ohm Rs = 2 + 4 + 3
R2 = 4 ohm Rs = 9
R3= 3 ohm
Ditanyakan:
Rs = ........ ? Jadi, nilai resistor pengganti adalah 9 ohm.
2. Ada tiga buah hambatan yang masing-masing nilainya 8Ω, 4Ω dan 2 Ω disusun seri.
Tentukan hambatan penggantinya!
Diketahui:
R1 = 8 Ω
R2 = 4 Ω
R3 = 2 Ω
Ditanyakan:
Rs = ...?
Jawab:
Rs = R1 + R2 + R3
= 8Ω + 4Ω + 2 Ω
= 14 Ω
Jadi, hambatan penggantinya adalah 14 Ω.
b. RANGKAIAN HAMBATAN PARALEL
RANGKAIAN PARALEL adalah rangkaian hambatan listrik yang disusun
secara berdampingan/bertingkat. Jika hambatan yang dirangkai paralel
dihubungkan dengan suatu tegangan, maka tegangan pada ujung-ujung
tiap hambatan adalah sama. Sesuai dengan Hukum I Kirchoff, jumlah
kuat arus yang mengalir pada masing-masing hambatan sama dengan
jumlah kuat arus yang mengalir pada penghantar utama.
Rangkaian hambatan paralel dapat disusun seperti gambar di bawah
ini.
Rangkaian hambatan paralel dengan dua buah hambatan

Pada Gambar (a), dua buah lampu (sebagai hambatan) dirangkai paralel. Kuat
arus yang mengalir pada lampu 1 (I1) dan lampu 2 (I2) besarnya tergantung nilai
hambatannya, sedangkan tegangan yang melewati kedua lampu tersebut besarnya
sama.
• 
Dengan menggunakan Hukum I Kirchoff dan Hukum Ohm, maka dapat ditulis sebagai berikut:
Jika I1 = , I2 = dan I = I1 + I2 ; maka I = I1 + I2 = = V
Jika kita ganti kedua hambatan yang dirangkai paralel dengan sebuah hambatan pengganti Rp
(Gambar c), maka I = , sehingga didapat persamaan sebagai berikut:
I=V  =V
V=V  =
Rp =
Jadi, bentuk umum hambatan yang dirangkai paralel adalah:
=
Ket :
n = jumlah hambatan
Contoh soal:
1. Hitung nilai hambatan pengganti yang dirangkai seperti gambar di
bawah ini!
a.

b.
Penyelesaian:
•a.  Diketahui: •  = + +
R1 = 20 ohm =
R2 = 30 ohm =
R3 = 40 ohm =
Ditanyakan: Rp = 8 ohm
Rp = ...? Jadi, nilai hambatan pengganti
Jawab: rangkaian tersebut adalah sebesar
8 ohm.
= + +
b. Diketahui: •Selanjutnya
  paralelkan hambatan 6 ohm, 6 ohm
dan 6 ohm
R1 = 6 ohm = + +
R2 = 2 ohm = + +
R3 = 4 ohm =
R4 = 6 ohm =
Ditanyakan: Rp = ...? =
Jawab: Rp = 2 ohm
Seri anatar hambatan 2 ohm dan 4 ohm Karena nilai dari masing-masing resistor sama
yaitu 6 ohm, maka dapat juga dihitung dengan:
Rs = 2 ohm + 4 ohm = 6 ohm
Rp = = 2 ohm
Sehingga rangkaian dapat diganti seperti
gambar di bawah ini Jadi, nilai hambatan pengganti rangkaian
tersebut adalah sebesar 2 ohm.
2. Tiga buah hambatan yang masing-masing nilainya 3Ω, 4Ω dan 6 Ω
dirangkai secara paralel. Tentukan hambatan penggantinya!

•Penyelesaian:
  • 
Diketahui: =
R1 = 3 Ω
R2 = 4 Ω =
R3 = 6 Ω
=

Ditanyakan:
=
Rp = ...?
Rp = 1,33 Ω
Jawab:
= Jadi, nilai hambatan pengganti rangkaian
tersebut adalah sebesar 1,33 ohm.
c. KEUNTUNGAN dan KERUGIAN HAMBATAN SERI - PARALEL
Keuntungan rangkaian seri adalah hemat kabel, dan rangkaiannya
sederhana sehingga membuatnya mudah.
Kerugiannya pada saat satu lampu mati, yang lain juga mati. Begitu
juga pada nyala lampunya, tidak terang (redup).

Keuntungan rangkaian paralel adalah saat satu lampu mati, yang lain
tetap menyala, nyala lampu terang, hemat energi
Kerugian rangkaian paralel adalah rangkaiannya yang rumit,
sehingga relatif sulit menyusunnya Rangkaian seri berlaku sebagai
pembagi tegangan, sedangkan rangkaian paralel berlaku sebagai
pembagi arus.
B. HUKUM KIRCHOFF

1. Hukum I Kirchoff
Hukum I Kirchoff menyatakan bahwa “jumlah arus yang masuk ke
suatu titik percabangan adalah sama dengan jumlah arus yang keluar
dari titik percabangan itu”.
Hukum I Kirchoff dirumuskan dengan:
Contoh Soal:
1. Pada gambar rangkaian di bawah ini, berapakah besar kuat arus listrik pada I3?

•Diketahui:
  I = 12 A I = I1 + I2 + I3
I1 = 8 A 12 A = 8 A + 3 A + I3
I2 = 3 A 12 A = 11 A + I3
Ditanyakan: I3 = ...? I3 = 12 A – 11 A
Jawab: I3 = 1 A
= Jadi, besar arus yang mengalir
pada I3 adalah sebesar 1 A.
2. Perhatikan gambar di bawah ini! Jika besarnya arus yang masuk 200
mA, maka hitunglah besarnya kuat arus I1, I3 dan I5!
• 
Diketahui: I = 200 mA
masuk

I2 = 80 mA
I2 =3A
I4 = 40 mA
Ditanyakan: a. I1 = ...? b. I1 = I3 + I4
b. I3 = ...?
120 mA = I3 + 40 mA
c. I5 = ...?
Jawab: I3 = 120 mA – 40 mA
=
= 80 mA
a. Imasuk = I1 + I2 c. I5 = I2 + I3 + I4
200 mA = I1 + 80 mA = 80 mA + 80 mA + 40 m

I1 = 200 mA – 80 mA = 200 mA

= 120 mA Jadi, besar arus yang mengalir pada I5 adalah sebesar 200 A.
2. Hukum II Kirchoff
Hukum II Kirchoff menyatakan bahwa” Jumlah perubahan potensial
yang mengelilingi rangkaian tertutup pada suatu rangkian harus sama
dengan nol”. Hukum ini didasarkan pada hukum kekekalan energi.
Secara matematis hukum II Kirchoff dapat dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan:
E = ggl (volt)
I = Kuat arus (A)
R = Hambatan (Ω)
Pada perumusan hukum II kirchoff, mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Semua hambatan R dihitung positif
b. Pada arah penelusuran rangkaian tertutup (loop), jika sumber
arus berawal dari kutub negatif ke kutub positif, maka sumber arusnya
dihitung positif. Jika sebaliknya dari kutub positif ke kutub negatif,
maka sumber arusnya dihitung negatif.

c. Arus yang searah dengan penelusuran loop dihitung positif,


sedang yang berlawanan dengan arah penelusuran dihitung negatif.
d. Jika hasil akhir perhitungan kuat arus bernilai negatif, maka kuat
arus yang sebenarnya merupakan kebalikan dari arah yang ditetapkan.
Contoh Soal:
Hitung kuat arus masing-masing hambatan pada gambar di bawah ini!

Penyelesaian:
Diketahui: E1 = 8 v R2 = 2Ω
R1 = 4Ω R3 = 6Ω
E2 = 18 v

Ditanyakan: I1 = ...?
I2 = ...?
I3 = ...?
Jawab:
I3 = I1 + I2 .......... (1)
Loop I
∑E = ∑(I x R)
8 = I1 x 4 + I 3 x 6
8 = I1 x 4 + (I1 + I2) 6
8 = 10I1 + 6 I2 .......... (2)
Eliminasi persaman (2) dan (3)
8 = 10I1 + 6 I2 x 2
9 = 3 I1 + 4 I2 x3
 
16 = 20I1 + 12 I2
27 = 9 I1 + 12 I2
-11 = 11I1 + 0
-11 = 11I1
I1 - = -1 A
Nilai I1, dimasukkan ke persamaan (2)
8 = 10I1 + 6 I2
8 = 10(-1) + 6 I2
I2 = 3 A
Nilai I2, dimasukkan pada persamaan (1)
I3 = I 1 + I 2
I3 = -I + 3
=2A
I1 negatif berarti berlawanan dengan arah yang telah ditentukan.
1. Kuat arus listrik dalam rangkaian sederhana
Pada dasarnya sumber tegangan ggl memiliki hambatan dalam yang disimbolkan dengan r.
Nilai r ini adalah nilai hambatan yang ada dalam ggl sumber tegangan pada suatu
rangkaian.

Rangkaian tertutup
Pada gambar di atas diluliskan rangkaian tertutup yang terdiri atas sumbu arus dengan ggl
E, hambatan dalam r, sebuah hambatan R dan arus pada rangkaian I. Menurut hukum II
kirchoff, pada rangkaian berlaku persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
E = ggl sumber tegangan (V)
I = Kuat arus (A)
r = hambatan dalam sumber arus (Ω)
R = hambatan (Ω)
Nilai I x R pada persamaan di atas merupakan tegangan penggunaan di
luar sumber arus yang disebut tegangan jepit (K). Jadi, persamaan di
atas dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan:
K = tegangan jepit (V)
Contoh Soal:
Sebuah kawat penghantar dengan hambatan 11,5 Ω dihubungkan
dengan sumber tegangan 6 V yang hambatan dalamnya 0,5 Ω.
Hitunglah kuat arus pada rangkaian dan tegangan jepitnya.
2. Kuat arus listrik dalam rangkaian majemuk

Rangkaian satu loop

Gambar di atas menunjukan satu rangkaian tertutup yang terdiri atas


satu loop. Misalkan arah arus dan arah penelusuran loop kita tentukan
searah putaran jarum jam. Menurut hukum II kirchoff pada rangkaian
berlaku persamaan ∑E = ∑(I x R).
Oleh karena itu persamaannya menjadi sebagai berikut
Jika pada penjabaran di atas dihasilkan nilai I negatif, maka arah arus
yang sebenarnya adalah kebalikan dari arah yang ditentukan pada
gambar. Jika penelusuran rangkaian berawal dari satu titik dan
berakhir pada titik lain, misalkan menentukan tegangan atau beda
potensial antara titik A dan B pada gambar, berdasarkan Hukum II
Kisrchoff dapat dihitung denga persamaan:
Untuk rangakain yang memilki dua loop atau lebig dapat diselesaikan dengan
Hukum II Kirchofff dan Hukum I Kirchofff. Perhatikan gambar di bawah ini!

Rangkaian dua loop


Pada gambar di atas dilukiskan rangkaian tertutup yang terdiri atas dua loop. Arah
arus dan arah penelusuran tiap loop. Misalkan dibagi menjadi:
Contoh Soal:
C. SUMBER SUMBER ARUS SEARAH
1. PRINSIP KERJA ACCU/AKI
a. Perubahan Kimia Pada Saat Pelepasan Muatan Listrik.
Aki memberikan aliran listrik jika dihubungkan dengan rangkaian luar
misalnya, lampu, radio dan lain-lain. Aliran listrik ini terjadi karena reaksi
kimia dari asam sulfat dengan kedua material aktif dari plat positif dan plat
negatif. Pada saat pelepasan muatan listrik terus menerus, elektrolit akan
bertambah encer dan reaksi kimia akan terus berlangsung sampai seluruh
bahan aktif pada permukaan plat positif dan negatif berubah menjadi
timbal sulfat. Jika Aki tidak dapat lagi memberi aliran listrik pada voltage
tertentu, maka aki tersebut dalam keadaan lemah arus (soak).
b. Perubahan Kimia Pada Saat Pengisian Muatan Listrik.
Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi proses reaksi kimia yang
berlawanan dengan reaksi kimia pada saat pelepasan muatan. Timbal peroksida
terbentuk pada plat positif dan timbal berpori terbentuk pada plat negatif,
sedangkan berat jenis elektrolit akan naik, karena air digunakan untuk
membentuk asam sulfat. Aki kembali dalam kondisi bermuatan penuh.
c. Penurunan Berat Jenis Accu Zuur Selama Pelepasan Muatan Listrik.
Berat jenis accu zuur akan turun sebanding dengan derajat pelepasan muatan,
jadi jumlah energi listrik yang ada dapat ditentukan dengan mengukur berat jenis
accu zuurnya, misalnya aki mempunyai berat jenis accu zuur 1.260 pada 20°C,
bermuatan listrik penuh, setelah melepaskan muatan listrik berat jenisnya 1.200
pada 20°C, maka Aki masih mempunyai energi listrik sebesar 70%
2. PRINSIP KERJA BATERAI
Saat baterai mengeluarkan arus

1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena


bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan hidrogen (H) pada cairan
elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya bergabung/berubah
menjadi air (H20).
2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb)
di pelat positif maupun pelat negatif sehigga menempel di kedua pelat
tersebut. Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai)
habis alias dalam keadaan discharge.
Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam
melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit
konsentrasinya sangat rendah dan hampir melulu hanya terdiri dari air
(H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1
kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan
baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar 1,285
kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi baterai
bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan
menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat
yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa
setrum/cas aki). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan discharge
maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa
membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.
Saat baterai menerima arus

Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas


atau sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif
baterai dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif
dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya
sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12 V
dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V DC, dan dua
baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V DC
(baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari
masing-maing tegangan baterai: Voltase 1 + Voltase2 = Voltase total).
Hal ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang
duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat
arus (ampere) yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang
dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang ini bisa ditemukan di
bagian bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses
pengeluaran arus, yaitu :
1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena
bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan
secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).

2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun
negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di
dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat
(H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit
bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).
Sekian………

Anda mungkin juga menyukai