Albert Einstain
(1879-1955)
A. KONSEP FOTON
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya
foton dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya,
gelombang radio, dan Sinar-X. Foton berbeda dengan partikel elementer lain
seperti elektron dan quark, karena ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton
selalu bergerak dengan kecepatan cahaya, c. Foton memiliki baik sifat gelombang
maupun partikel ("dualisme gelombang-partikel").
Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan
fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif
ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan
memindahkan energi sejumlah:
hc
E=
λ E= h.f
Keterangan
h= konstanta Planck ( J s)
c=¿ laju cahaya = 3 x 108( m/s)
λ = panjang gelombang ( m )
f = frekuensi ( Hz )
Selain energi partikel foton juga membawa momentum dan memiliki polarisasi.
Foton mematuhi hukum mekanika kuantum, yang berarti kerap kali besaran-
besaran tersebut tidak dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-besaran
tersebut didefinisikan sebagai probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau
momentum tertentu.
Sebagai contoh, meskipun sebuah foton dapat mengeksitasi satu molekul tertentu,
sering tidak mungkin meramalkan sebelumnya molekul yang mana yang akan
tereksitasi.
Deskripsi foton sebagai pembawa radiasi elektromagnetik biasa digunakan oleh
para fisikawan. Namun dalam fisika teoretis sebuah foton dapat dianggap sebagai
mediator buat segala jenis interaksi elektromagnetik, seperti medan magnet dan
gaya tolak-menolak antara muatan sejenis.
Konsep modern foton dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-
1917 oleh Albert Einstein untuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang
tidak memenuhi model klasik untuk cahaya. Model foton khususnya
memperhitungkan ketergantungan energi cahaya terhadap frekuensi, dan
menjelaskan kemampuan materi dan radiasi elektromagnetik untuk berada dalam
kesetimbangan termal. Fisikawan lain mencoba menjelaskan anomali pengamatan
ini dengan model semiklasik, yang masih menggunakan persamaan Maxwell untuk
mendeskripsikan cahaya. Namun dalam model ini objek material yang mengemisi
dan menyerap cahaya dikuantisasi. Meskipun model-model semiklasik ini ikut
menyumbang dalam pengembangan mekanika kuantum, percobaan-percobaan
lebih lanjut membuktikan hipotesis Einstein bahwa cahaya itu sendirilah yang
terkuantisasi. Kuantum cahaya adalah foton.
Konsep foton telah membawa kemajuan berarti dalam fisika teoretis dan
eksperimental, seperti laser, kondensasi Bose-Einstein, teori medan kuantum dan
interpretasi probabilistik dari mekanika kuantum. Menurut model standar fisika
partikel, foton bertanggung jawab dalam memproduksi semua medan listrik dan
medan magnet dan foton sendiri merupakan hasil persyaratan bahwa hukum-
hukum fisika memiliki kesetangkupan pada tiap titik pada ruang-waktu. Sifat-sifat
intrinsik foton seperti muatan listrik, massa dan spin ditentukan dari
kesetangkupan gauge ini.
Konsep foton diterapkan dalam banyak area seperti fotokimia, mikroskopi resolusi
tinggi dan pengukuran jarak molekuler. Baru-baru ini foton dipelajari sebagai unsur
komputer kuantum dan untuk aplikasi canggih dalam komunikasi optik seperti kriptografi
kuantum.
B. RADIASI GELOMBANG ELEKTRO MAGNETIK
(H.STEFAN BOLZMAN) = menyatakan bahwa
Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam dalam bentuk
kalor tiap satuan waktu dalam satuan luas sebanding dengan pangkat
empat suhu mutlaknya
Ditulis dalam persamaan :
I T4
P WATT
intensitas radiasi=I = =e σ T 4 ( )
A m2
JIKA DAYA RADIASI =P=e σ T 4 A (WATT )
J
jika energi radiasi=E=¿ e σ T 4 A t ( )
Watt m 2
WATT
I = Intensitas radiasi GEM ( )
m2
P = Daya radiasi GEM (WATT )
E = Energi radiasi GEM ( Joule)
A = Luas penampang ( m2 )
e = emisivitas benda (untuk benda hitam e = 1)
Watt
σ =konstantan Stefan Boltzman=5,67 x 10−8 ( )
m2 K 4
C. EFEK FOTOLISTRIK
a. Pengertian Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik merupakan suatu fenomena terlepasnya elektron dari
permukaan logam ketika logam tersebut dikenai cahaya.
Elektron yang dipancarkan ini disebut dengan elektron foton (fotoelektron).
Dalam studi eksperimental terhadap efek fotolistrik, kita dapat megukur laju
dan energi kinetik elektron yang terpancar bergantung pada intensitas dan
panjang gelombang cahaya. Percobaan efek fotolistrik dilakukan dalam ruang
hampa. Hal ini dimaksudkan agar elektron tidak kehilangan energinya ketika
bertumbukan dengan molekul-molekul udara
b. Percobaan Efek Fotolistrik
Ekmaks = e.V0
c. Adapun karakteristik dari percobaan efek fotolistrik adalah:
1. Laju pemancaran elektron bergantung pada intensitas cahaya
2. Laju pemancaran elektron tidak bergantung pada panjang gelombang dibawah
suatu panjang gelombang tertentu. Nilai arus secara berangsur-angsur akan
menurun hingga menjadi nol pada suatu gelombang pancung lamda c. Panjang
gelombang lamdac biasanya hanya terdapat pada spektrum daerah biru dan
ultraviolet
3. Nilai lamda tidak tergantung pada intensitas sumber cahaya, tetapi hanya
bergantung pada jenis logam yang digunakan sebagai fotosensitif
4. Energi kinetik maksimum elektron yang dipancarkan tidak bergantung pada
intensitas cahaya, tetapi hanya bergantung pada panjang gelombangnya. Energi
kinetik ini dapat diamati bertambah secara linear terhadap frekuensi sumber
cahaya
5. Apabila sumber dinyalakan, arus akan segera mengalir
(dalam selang waktu 10-9 )
Pada percobaan efek fotolistrik ini, teori gelombang cahaya ternyata
gagal menjelaskan fakta-fakta yang berkaitan dengan karakteristik percobaan
efek fotolistrik. Menurut teori gelombang cahaya, sebuah atom akan menyerap
energi dari gelombang elektromagnet yang sebanding dengan luasnya. Ketika
laju penyerapan energinya bertambah besar, maka laju pemancaran elektronnya
juga akan bertambah dan hal ini berlaku untuk semua panjang gelombang.
Sehingga bertentangan dengan karakteristik atau fakta mengenai efek
fotolistrik.
d. Tiga hal dalam efek fotolistrik yang tidak dapat dijalaskan
dengan teori gelombang cahaya
a. Tidak ada electron yang keluar dari permukaan logam jika frekuensi cahaya
memiliki frekuensi lebih kecil dari pada frekuensi tertentu (frekuensi ambang )
berapa pun intensitas cahaya yang diberikan
Teori gelombang memperkirakan bahwa etek foto listrik seharusnya terjadi
pada frekuensi cahaya berapapunasalkan intensitas cahaya cukup besar. Teori
geombang cahaya. Teori gelombang mengaanggap bahwa energy cahaya
tergantung pada frekuensi cahaya dan intensitas cahaya. Sehingga untuk
frekuensi cahaya tertentu jika intensitas cahaya diperbesar maka energy cahaya
seharusnya bertambah besar
E = h.f
Menurut Einstein energi yang dibawa foton adalah dalam bentuk paket, sehingga
energi ini jika diberikan pada elektron akan diberikan seluruhnya, sehingga foton
tersebut lenyap. Oleh karena elektron terikat pada energi ikat tertentu, maka
diperlukan energi minimal sebesar energi ikat elektron tersebut. Besarnya energi
minimal yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari energi ikatnya disebut
fungsi kerja (Wo) atau energi ambang. Besarnya Wo tergantung pada jenis logam
yang digunakan. Apabila energi foton yang diberikan pada elektron lebih besar dari
fungsi kerjanya, maka kelebihan energi tersebut akan berubah menjadi energi
kinetik elektron. Akan tetapi jika energi foton lebih kecil dari energi ambangnya (hf
< Wo) tidak akan menyebabkan elektron foto. Frekuensi foton terkecil yang
mampu menimbulkan elektron foto disebut frekuensi ambang. Sebaliknya panjang
gelombang terbesar yang mampu menimbulkan elektron foto disebut panjang
gelombang ambang.
Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya efek
fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu
kuantum energi yang diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk
bergerak ke pelat logam yang lain. Hal ini dapat dituliskan sebagai
Energi cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum electron
E =W 0 +Ekm
hf =hf 0 +Ekm
Ekm =hf −hf 0
dengan:
f = fekuensi cahaya yang digunakan
f0 = frekuensi cahaya dan frekuensi ambang (Hz)
h = konstanta Planck (6,62 × 10-34 Js)
Ek = energi kinetik maksimum elektron yang terlepas dari logam ( J)
Persamaan ini disebut persamaan efek fotolistrik Einstein.. Dalam bentuk lain
persamaan efek fotolistrik dapat ditulis sebagai
1 2
mv =hf −hf 0
2
Dengan :
m = adalah massa elektron
ve = adalah dan kecepatan elektron.
fungsi kerja logam biasanya dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV) sehingga
perlu diingat bahwa 1 eV = 1,6 × 10−19 J.
Gerakan elektron yang ditandai sebagai arus listrik pada gejala efek
fotolistrik dapat dihentikan oleh suatu tegangan listrik yang dipasang pada
rangkaian. Jika pada rangkaian efek fotolistrik dipasang sumber tegangan dengan
polaritas terbalik (kutub positif sumber dihubungkan dengan pelat tempat keluarnya
elektron dan kutub negatif sumber dihubungkan ke pelat yang lain), terdapat satu
nilai tegangan yang dapat menyebabkan arus listrik pada rangkaian menjadi nol.
Arus nol atau tidak ada arus berarti tidak ada lagi elektron yang lepas dari permukaan
logam akibat efek fotolistrik. Nilai tegangan yang menyebabkan elektron berhenti
terlepas dari permukaan logam pada efek fotolistrik disebut tegangan atau potensial
penghenti (stopping potential). Jika V0 adalah potensial penghenti, maka
Ekm=eV 0
Persamaan ini pada dasarnya adalah persamaan energi. Perlu diperhatikan bahwa e
adalah muatan elektron yang besarnya 1,6 × 10−19 C dan tegangan dinyatakan dalam
satuan volt (V).
Percobaan yang lebih teliti dilakukan oleh Milikan pada tahun 1923 dengan
menggunakan sel fotolistrik. Keping katoda dalam tabung ruang hampa dihubungkan
dengan sumber tegangan searah. Kemudian, pada katoda dikenai cahaya berfrekuensi
tinggi. Maka akan tampak adanya arus listrik yang mengalir dari katoda menuju
anoda. Setelah katoda disinari berkas cahaya, galvanometer ternyata menyimpang.
Hal ini menunjukkan bahwa ada arus listrik yang mengalir dalam rangkaian.
Contoh soal
Frekuensi ambang suatu logam sebesar 0,8 x 1014 Hz dan logam yang disnari dengan
cahaya memiliki frekuensi 1015 Hz, jika tetapan planck 6,6 x 10 -34 Js, tentukan
energy kinetic yang terlepas dari permukaan logam tersebut !
Penyelesaian
Diketahui :
f0 = 0,8 x 1014 Hz
f = 1015 Hz
h = 6,6 x 10-34 Js
Ditanya: Ek….?
Jawab :
Ek=h . f −h . f 0
Ek=6,6 x 10−34 ( 10 14−8,0 x 10 14 )
Ek=1 , 32 x 10−19 J
e. Tiga Penerapan Efek Fotolistrik dalam Kehidupan Sehari-
Hari
I. Penerapan efek fotolistrik pada sel surya
Gambar: Dubbing-Film
IV. Sinar X
1. Definisi
Sinar X :adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang
gelombang yang sangat pendek sehingga dapat menembus benda-benda.
Sinar X ditemukan oleh sarjana fisika berkebangsaan Jerman yaitu
W. C. Rontgen tahun 1895
Radiasi dibagi menjadi 2 jenis :
1. Radiasi Pengion
2. Radiasi Non Pengion
2. Sifat-sifat sinar X :
a. Mempunyai daya tembus yang tinggi Sinar X dapat menembus bahan
dengan daya tembus yang sangat besar, dan digunakan dalam proses
radiografi.
Mempunyai panjang gelombang yang pendek Yaitu : 1/10.000 panjang
gelombang yang kelihatan
b. Mempunyai efek fotografi. Sinar X dapat menghitamkan emulsi film setelah
diproses di kamar gelap.
c. Mempunyai sifat berionisasi.Efek primer sinar X apabila mengenai suatu
bahan atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan zat
tersebut.
d. Mempunyai efek biologi. Sinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan
biologi pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan
radioterapi.
3. Proses Terjadinya sinar X
a. Di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda dan bila katoda (filament)
dipanaskan lebih dari 20.000 derajat C sampai menyala dengan
mengantarkan listrik dari transformator,
b. Karena panas maka electron-electron dari katoda (filament) terlepas,
c. Dengan memberikan tegangan tinggi maka electron-elektron dipercepat
gerakannya menuju anoda (target),
d. Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target) sehingga
terbentuk panas (99%) dan sinar X (1%),
e. Sinar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melelui jendela yang disebut
diafragma,
f. Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin.
Komponen-komponen utama tabung sinar x
a. Katoda
Katoda terbuat dari nikel murni dimana celah antara 2 batang katoda
disisipi kawat pijar (filamen) yang menjadi sumber elektron pada tabung
sinar-X. Filamen terbuat dari kawat wolfram (tungsten) digulung dalam
bentuk spiral. Bagian yang mengubah energi kinetik elektron yang berasal
dari katoda adalah sekeping logam wolfram yang ditanan pada permukaan
anoda. Arus yang diberikan pada tabung sinar-X dalam kisaran milliamper
(mA) berfungsi untuk memijarkan filamen sehingga terbentuk awan
elektron pada filamen. Selanjutnya beda potensial dalam kisaran
KiloVoltage (KV) berfungsi memberikan energi kinetik pada elektron-
elektron tersebut.
b. Anoda
Anoda atau elektroda positif biasa juga disebut sebagai target jadi
anoda disini berfungsi sebagai tempat tumbukan elektron. Ada 2 macam
anoda yaitu anoda diam dan anoda putar. Anoda angel (sudut anoda) adalah
sudut pada permukaan bidang target yang dapat dijadikan pusat sumbu sinar
yang terbentuk pada bidang atau area terbentuknya sinar-x.
Optimal anoda angle bergantung pada aplikasi klinis pemeriksaan :
a. Small anoda angle 7-9 derajat digunakan untuk ukuran objek
pemeriksaan yang membutuhkan small field-of-view (FOV) image
reseptor contohnya pada pesawat sinar-x untuk cineradiography dan
pesawat angiographic dimana pada pesawat ini ada keterbatasan image
intensifier (II) diameter hanya maksimal 23 cm.
b. Large anoda angle 12-15 derajat digunakan untuk general radiographic
c. Foccusing cup
Fucusing cup ini sebenarnya terdapat pada katoda yang berfungsi sebagai
alat untuk mengarahkan elektron secara konvergen ke target agar elektron
tidak terpancar ke mana-mana.
d. Rotor atau stator
Rotor atau stator ini terdapat pada bagian anoda yang berfungsi sebagai alat
untuk memutar anoda. Rotor atau stator ini hanya terdapat pada tabung sinar
x yang menggunakan anoda putar.
e. Glass metal envalope (vacum tube)
Glass metal envalope atau vacum tube adalah tabung yang gunanya
membukus komponen-komponen penghasil sinar x agar menjadi vacum
atau kata lainnya menjadikannya ruangan hampa udara.
f. Oil
Oil ini adalah komponen yang cukup penting ditabung sinar x karena s aat
elektron-elektron menabrak target pada anoda, energi kinetik elekron yang
berubah menjadi sinar-X hanyalah ≤ 1% selebihnya berubah menjadi panas
mencapai 2000 0C, jadi disinalah peran oil sebagai pendingin tabung
sinar x.
g. Window
Window atau jendela adalah tempat keluarx sinar x . window terletak di
bagian bawah tabung . tabung bagian bawah di buat lebih tipis dari
tabung bagian atas hal ini di karenakn agar sinar x dapat keluar .
4. Parameter Utama Dalam Proses Pembangkitan X Ray
a. Tegangan Tabung (kV)
1. Mempercepat elektron menuju katoda.
2. Semakin tinggi tegangan yang diberikan akan semakin tinggi daya
tembus sinar-x terhadap objek
b. Arus Tabung
1. Filamen (katoda) adalah sebagai sumber emisi elektron yang dipengaruhi
oleh besarnya arus filamen (Ih) yang diberikan, makin tinggi arus maka
jumlah elektron akan semakin banyak pula.
2. Intensitas sinar-x yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan jumlah
elektron yang menumbur target per detik.
3. Intensitas sinar-x yang dihasilkan berbanding lurus dengan besarnya arus
tabung (mA)
c. Material Target (anoda)
1. Material pembentuk target (anoda) akan sangat mempengaruhi
jumlah sinar-x per unit yang dihasilkan
2. Material juga akan mepengaruhi sinar-x type mana yang akan
dihasilkan (karakteristik atau bremsstrahlung)
c
λ max=
T
c = kontanta Wien = 2,898 x 10-3 mK
T = Suhu mutlak ( K )
λ max=Panjang gelombang maximum( m)