Anda di halaman 1dari 15

Rangkaian seri-paralel

Perhatikan rangkaian seri sederhana berikut, masing-masing komponen terhubung ujung


ke ujung membentuk jalur tunggal bagi aliran elektron.

Gambar 1 Rangkaian seri sederhana

Untuk rangkaian paralel, semua komponennya terhubung diantara dua titik yang sama
hingga membentuk beberapa jalur/percabangan untuk aliran elektron yang bergerak dari
kutub positif menuju negatif dari baterai.

Gambar 2 Rangkaian Paralel Sederhana

Dari kedua macam rangkaian dasar ini, kita dapat menentukan beberapa aturan hubungan
antara tegangan, arus, dan resistansi.

V = I. R

Untuk rangkaian seri:

• Total tegangan adalah adalah jumlah masing-masing tegangan komponen (drop)


• Arus yang mengalir pada semua komponen adalah sama
• Resistansi total adalah jumlah dari masing-masing resistansi

Untuk rangkaian paralel:

• Tegangan pada semua komponen adalah sama.


• Total arus adalah jumlah arus masing-masing cabang.
• Resistansi total lebih kecil dari pada nilai resistansi masing-masing komponen
yang disusun paralel

Namun, apabila komponen rangkaian terhubung seri pada suatu bagian dan terhubung
paralel pada bagian lainnya, kita tidak bisa menggunakan masing-masing aturan yang
telah disebutkan di atas. Namun, kita harus mengidentifikasi bagian rangkaian mana yang
seri dan bagian mana yang paralel, kemudian gunakan aturan seri dan paralel sesuai pada
masing-masing bagian. Perhatikan contoh rangkaian berikut ini.

Gambar 3 Kombinasi rangkaian seri paralel

Rangkaian ini bukanlah rangkaian seri atupun rangkaian paralel. Tetapi, rangkaian ini
tersusun dari rangkaian seri dan paralel. Arus (arah konvensional) mengalir dari kutub
positif baterai kemudian terpecah dan bercabang melewati R1 dan R2, kemudian menyatu,
lalu terpecah dan bercabang lagi melewati R3 dan R4, lalu menyatu kembali dan masuk ke
terminal negatif baterai. Ada lebih dari satu jalur untuk dialiri arus (bukan seri), tetapi
juga ada lebih dari dua titik yang digunakan bersama oleh komponen pada rangkaian itu
(bila anda perhatikan ada tiga titik/node) sehingga juga bukan rangkaian paralel.

Karena rangkaian tersebut merupakan kombinasi seri dan paralel, kita tidak bisa memakai
aturan tegangan, arus, dan resistansi untuk memulai analisa. Andai saja, rangkaian
tersebut adalah rangkaian seri, kita tinggal menjumlahkan R1,R2, R3, dan R4 untuk
mendapatkan resistansi totalnya, lalu kita dapatkan arus totalnya, dan mendapatkan drop
tegangan pada masing-masing resistor. Begitu pula apabila rangkaian tersebut adalah
rangkaian paralel, kita bisa memperoleh nilai arus pada masing-masing cabang,
menjumlahkannya untuk mendapatkan arus totalnya. Namun, untuk menganalisa
rangkaian di atas, tidak semudah itu. Kita harus menganalisanya bagian per bagian, mana
yang paralel dan mana yang seri, serta menggunakan aturan-aturan yang sesuai. Hukum
Ohm juga membantu dalam analisa ini.

Teknik Analisa
Tujuan analisa rangkaian resistor seri-paralel adalah dapat menentukan tegangan, arus,
dan disipasi daya pada masing-masing resistor. Cara umum untuk menganalisa rangkaian
ini adalah:

Langkah 1 : Tentukan mana resistor yang tersusun seri dan mana yang tersusun paralel,
lalu sederhanakan dengan cara mencari resistansi penggantinya.

Langkah 2 : Gambar ulang rangkaian tersebut, gantikan masing-masing resistor yang


terhubung seri ataupun paralel pada langkah 1, gantikan dengan resistor tunggal
(resistansi penggantinya).

Langkah 3 : Ulangi langkah 1 dan 2 hingga resistor menyusut sampai menyisakan satu
resistor tunggal dengan nilai ekivalennya.

Langkah 4 : Hitung arus total menggunakan hukum Ohm (arus total = sumber tegangan /
resistansi penggantinya yang di dapat pada langkah 3)

Langkah 5 : Dapatkan tegangan dan arus total, lalu kembali pada langkah terakhir dalam
proses reduksi resistor (pada langkah 3), dan masukkan nilai-nilai ini dengan tepat.

Langkah 6 : dari resistansi, total tegangan/arus yang telah didapatkan dari langkah 5,
gunakan hukum Ohm untuk menghitung nilai-nilai yang belum diketahui (tegangan dan
arus) menggunakan rumus E = I.R atau I = E/R).

Langkah 7 : Ulangi langkah 5 dan 6 hingga semua nilai tegangan dan arus diketahui pada
semua komponen pada rangkaian yang asli. Pada dasarnya, anda harus meneruskan
langkah demi langkah hingga anda berhasil mendapatkan rangkaian yang asli (kembali ke
rangkaian yang awal) dengan menggunakan nilai tegangan dan arus yang cocok.

Langkah 8 : Hitung disipasi daya (bila ditanyakan) dari tegangan, arus, dan/atau nilai
resistansi.

Sepertinya, langkah-langkah di atas terlalu memaksa, tetapi setelah anda melihat contoh
berikut ini, anda akan terbiasa menggunakannya.
Gambar 4 Kombinasi rangkaian seri paralel

Pertama, dari contoh rangkaian di atas, R1 dan R2 dihubungkan dalam susunan paralel
sederhana, begitu pula R3 dan R4. Jadi kita hitung resistansi penggantinya masing-
masing

RP1 = R1 || R2 = (100 Ω) (250 Ω) / (100 Ω + 250 Ω) = 71.429 Ω

Tanda R1 || R2 berarti R1 tersusun paralel dengan R2

RP2 = R3 || R4 = (350 Ω) (200 Ω) / (350 Ω + 200 Ω) = 127.27 Ω

Nilai RP1 menggantikan R1 dan R2, dan RP2 menggantikan R3 dan R4. Jadi, sekarang
rangkaian telah direduksi menjadi rangkaian seri sederhana.

Gambar 5 Mereduksi resistor yang diparalel

Maka langkah reduksi selanjutnya adalah menjumlahkan RP1 dan RP2 (karena terhubung
seri) untuk mendapatkan resistansi totalnya, RT.
Gambar 6 Penyederhanaan rangkaian seri paralel

RT = RP1 + RP2 = 71.429 Ω + 127.27 Ω = 198.70 Ω.

Sekarang, kita menggambar ulang rangkaian dengan sebuah resistansi tunggal, yaitu RT

Perhatikan pada gambar, resistansi total,RT, dilambangkan dengan R1 ||R2 – - R3||R4.


Tanda || berarti disusun paralel, sedangkan – - berarti disusun seri.

Setelah resistansi totalnya diperoleh, maka arus total yang mengaliri rangkaian dapat
dihitung menggunakan hukum Ohm

Itotal = E/RT= 24 V / 198.70 Ω = 120.78 mA.

Maka arus totalnya adalah 120.78 mA seperti ditunjukkan pada gambar.

Gambar 7 Menghitung arus total

Sekarang kita mulai melakukan proses mundur untuk menggambar ulang rangkaian ke
bentuk awalnya. Rangkaian tahap selanjutnya adalah rangkaian dimana R1 || R2 dan R3 ||
R4 yang dirangkai seri. Karena terhubung seri, maka arus yang mengalir pada R1 || R2
sama dengan arus yang mengalir pada R3 || R4.
Gambar 8 Mengembalikan dua koomponen resistor yang diseri

Setelah mendapatkan arus, maka kita dapat menghitung drop tegangan pada resistor
ekivalen R1 || R2 (atau RP1) dan R3 || R4 (atau RP2), dengan menggunakan hukum Ohm
(V=I.R)

VRP2 = Itotal × RP2 = 120.78 mA × 71.429 Ω = 8.6275 V

VRP1 = Itotal × RP1 = 120.78 mA × 127.27 Ω = 15.373 V

Karena kita tahu bahwa R1||R2 (atauRP1) dan R3||R4 (atau RP2) adalah resistor ekivalen
yang disusun paralel, maka drop tegangan pada rangkaian paralel adalah sama, atau
dengan kata lain kita kembali ke bentuk rangkaian yang asli, sehingga nilai tegangan
resistor-resistor individualnya dapat ditentukan

VR1 = VR2 = VRP1 = 8.6275 V dan

VR3 = VR4 = VRP2 = 15.373 V

Gambar 9 Menghitung drop tegangan pada masing-masing resistor


Setelah nilai tegangan pada masing-masing resistor telah didapatkan. Maka arus yang
mengalir pada masing-masing resistor dapat dihitung dengan menggunakan hukum Ohm,
yaitu I = V/R

Gambar 10 Masing-masing resistor dipecah kembali ke bentuk semula dimana masing-


masing terdiri dari dua resistor yang diparalel

IR1 = VR1 / R1 = 8.6275 V / 100 Ω = 86.275 mA

IR2 = VR2 / R2 = 8.6275 V / 250 Ω = 34.510 mA

IR3 = VR3 / R3 = 15.373 V / 350 Ω = 43.922 mA

IR4 = VR4 / R4 = 15.373 V / 200 Ω = 76.863 mA

Setelah kita mendapatkan semua nilai arus dan tegangan pada rangkaian yang asli, maka
nilai-nilai nya ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 11 Hasil akhir perhitungan rangkaian kombinasi seri paralel

Dari gambar tersebut dapat dicek kebenarannya, misal arus yang mengalir pada IR1 + IR2
haruslah sama dengan IR3 + IR4, sesuai dengan hukum arus Kirchhoff.
Contoh

Untuk rangkaian gambar 12, hitunglah semua arus dan tegangan yang tertera pada
rangkaian tersebut

Gambar 12 Menghitung arus dan tegangan pada rangkaian kombinasi seri paralel

Solusi: Karena pada rangkaian di atas berisi tegangan titik, untuk memudahkan analisa,
titik tegangan adalah titik yang mempunyai tegangan terhadap ground, sehingga kita
menggambar ulang rangkaian 11 menjadi rangkaian seperti pada gambar 13

Gambar 13 Mengubah simbol rangkaian point source

Sekarang kita lihat rangkaian tersebut dapat disederhanakan yaitu dengan


mengkombinasikan sumber tegangan (E = E1 + E2) sehingga menjadi gambar 14
Gambar 14 Penyederhanaan rangkaian kombinasi seri paralel

Nilai resistansi totalnya adalah

RT = R1 + [R4||(R2+R3)] = 10 + [(30) (10 + 50)/30 + (10 + 50)] = 30 Ω

Sehingga arus totalnya adalah

I1 = E/RT = 18 V / 30 Ω = 0.6 A

Pada node b, arus ini terbagi menjadi dua cabang, dengan menggunakan aturan pembagi
tegangan

I3 = I1 × (R2 + R3)/(R2 + R3 + R4) = (0.6) (60) / (30 + 10 + 50) = 0.4 A

I2 = I1 × (R4)/(R2 + R3 + R4) = (0.6) (30) / (30 + 10 + 50) = 0.2 A

Tegangan Vab adalah sama dengan tegangan pada resistor R2, tetapi dengan polaritas
yang negatif (karena potensial titik b lebih tinggi dari pada a) :

Vab = – I2R2 = – (0.2 A) (10 Ω) = -2 V


Contoh Soal : Rangkaian Seri-Paralel

Soal nomor 1

Tentukan nilai tegangan dan arus pada semua resistor, dan juga nilai V pada gambar 1.

Gambar 1 Rangkaian yang berisi resistor seri paralel dan sebuah sumber tegangan
independen

Rangkaian pengganti total adalah Rx seri dengan R1

Rtotal = Rx + R1 = 5 Ω + 5 Ω = 10 Ω

iR1 = 10 V / 10 Ω = 1 A

Dengan pembagi arus

iR2 = i1 × 10 / (10 + 10) = 0.5 A

iR3 = i1 × 10 / (10 + 10) = 0.5 A

vR1 = iR1 × R1 = (1 A) (5 Ω) = 5 V

vR2 = iR2 × R2 = 0.5 A × 10 Ω = 5 V

vR3 = iR3 × R3 = 0.5 A × 10 Ω = 5 V

v = -vR3 = -5 V

Hasilnya adalah
Gambar 2 Hasil analisa rangkaian gambar 1

Soal nomor 2

Hitunglah semua nilai tegangan dan arus pada semua resistor dan nilai arus i

Gambar 3 Rangkaian seri paralel resistor dengan sumber arus independen

iR1 = 4 A

vR1 = iR1 × R1 = (4A) (5Ω) = 20 V

Pembagi arus

iR4 = iR2 = i1 × (R3) / (R3 + R4 + R2) = 4 × 4 / (4 + 2 + 3) = 4 × (4/9) = 1.78 A

iR3 = i1 × (R4 + R2) / (R4 + R1 + R2) = 4 × (2+3) / (4 + 2 + 3) = 4 × (5/9) = 2.22 A

i = -iR3 = -2.22 A

vR2 = (iR2) (R2) = (1.78) (3) = 5.34 V


vR3 = (iR3) (R3) = (2.22) (4) = 8.88 V

vR4 = (iR4) (R4) = (1.78 A) ( 2) = 3.56 V

Hasilnya adalah seperti ini:

Gambar 4 Hasil analisa rangkaian gambar 3

Soal nomor 3

Hitunglah resistansi ekivalen dari rangkaian ini (Rab)

Gambar 5 Menghitung resistansi total pada dua terminal yang terbuka

R4 dan R2 paralel R = 0 Ω (hubung singkat)

Rx = (R4+R2) (0) / (R4+R2+0) = 0 Ω

Rab = R1 + 0 Ω + R5 = 1 + 4 = 5 Ω
Soal nomor 4

Hitunglah semua nilai arus dan tegangan tiap resistor

R5 paralel dengan R6

Ra = R5 || R6 = (10) (5) / (10 + 5) = 3.33 Ω

Ra seri dengan R7

Rb = Ra + R7 = 3.33 + 8 = 11.33 Ω

Rb paralel dengan R4 dengan R3 dengan R2

1/RC = 1/Rb + 1/R4 + 1/R3 + 1/R2 = 1/11.33 + 1/15 + ½ + 1/3

RC = 1.01 Ω

Dengan aturan pembagi tegangan

vR1 = 20 × (R1)/(R1 + RC) = (20) (5)/(5 + 1.01) = 16.64 V


vRC = 20 × (RC)/(R1 + RC) = (20) (1.01)/(5 + 1.01) = 3.36 V

iR1 = vR1/R1 = 16.64 / 5 = 3.32 A

Karena RC adalah kombinasi paralel dari Rb, R4, R3, dan R2, maka

vRC = vRb = vR4 = vR3 = vR2 = 3.36 V

iR2 = vR2/R2 = 3.36/3 = 1.12 A

iR3 = vR3/R3 = 3.36/2 = 1.68 A

iR4 = VR4/R4 = 3.36/15 = 0.22 A

Rb tersusun dari paralel R5 dan R6 (Ra) yang diseri dengan R7

vRb= 3.36 V

Dengan aturan pembagi tegangan

vR7 = vRb × (R7) / (Ra + R7) = (3.36) × (8) /(8 + 3.33) = 2.37 V

vRa = vRb × (Ra) / (Ra + R7) = (3.36) × (3.33) /(8 + 3.33) = 0.99 V

Ra adalah paralel dari R5 dan R6, maka

vRa = vR5 = VR6 = 0.99 V

iR5 = vR5/R5 = 0.99/10 = 0.09 A = 90 mA


iR6 = vR6/R6 = 0.99/5 = 0.198 A = 198 mA

iR7 = vR7/R7 = 2.37/8 = 0.30 A

Apabila ditanyakan, berapa daya yang diserap oleh resistor R1?

PR1 = v2R1 / R1 = (16.64) 2 / 5 = 55.37 W atau

PR1 = i2R1 R1 = (3.32) 2 (5) = 55.37 W

Anda mungkin juga menyukai