Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta Cara Menghitung Nilainya Resistor
adalah Komponen Elektronika yang paling sering ditemui dalam rangkaian Elektronika.
Fungsi dari Komponen Resistor adalah sebagai penghambat listrik dan juga dipergunakan
sebagai pengatur arus listrik dalam rangkaian Elektronika. Satuan pengukuran Resistor
(Hambatan) adalah OHM (). Dalam Rangkaian Elektronika, Resistor atau Hambatan ini
sering disingkat dengan huruf R (huruf R besar).
Nilai Resistor yang diproduksi oleh Produsen Resistor (Perusahaan Produksi Resistor) sangat
terbatas dan mengikuti Standard Value Resistor (Nilai Standar Resistor). Jadi di pasaran kita
hanya menemui sekitar 168 jenis nilai resistor. Berikut ini adalah tabel Standard Value
Resitor (Nilai Standar Resitor) yang terdapat di pasaran.
Rtotal = R1 + R2 + R3 + .. + Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Penyelesaian :
Ada beberapa kombinasi Nilai Resistor yang dapat dipergunakannya, antara lain :
Atau
4 buah Resistor dengan nilai 1 Mega Ohm
Rtotal = R1 + R2 + R3 + R4
1 MOhm + 1 MOhm + 1 MOhm + 1 MOhm = 4 Mega Ohm
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Berapakah nilai hambatan yang didapatkan jika memakai Rangkaian Paralel Resistor?
Penyelesaiannya :
Jadi Nilai Hambatan Resistor pengganti untuk ketiga Resistor tersebut adalah 27,56 Ohm.
Hal yang perlu diingat bahwa Nilai Hambatan Resistor (Ohm) akan bertambah jika
menggunakan Rangkaian Seri Resistor sedangkan Nilai Hambatan Resistor (Ohm) akan
berkurang jika menggunakan Rangkaian Paralel Resistor.
Pada Kondisi tertentu, kita juga dapat menggunakan Rangkaian Gabungan antara Rangkaian
Seri dan Rangkaian Paralel Resistor.
Kembali ke laptop, melanjutkan postingan saya terdahulu, sekarang saya akan sharing mengenai
rangkaian paralel. Pada rangkaian paralel, berbagai alat dihubungkan dengan kawat paralel. Arus
dibagi, sebagian mengalir ke satu alat, sebagian lainnya mengalir ke alat yang lain, dan seterusnya.
Tegangan yang sama diberikan pada masing-masing alat, dan masing-masing alat dapat dimatikan
dan dihidupkan sendiri-sendiri.
Tegangan pada rangkaian paralel
Baru saja kita pelajari bahwa tegangan supply pada sebuah rangkaian paralel adalah Sama
pada semua komponen. Hal ini bisa kita periksa dengan menyambung sejumlah voltmeter ke
dalam rangkaian paralel seperti yang diperlihatkan pada gambar.
Dengan kata lain, voltmeter selalu disambung secara paralel ke dalam rangkaian.
Dengan Voltmeter VT dalam Gambar tersebut di atas terbaca dengan total 12 V, dan kita
juga akan megetahui bahwa voltmeter V1, V2, dan V3 terbaca 12 V atau, dengan kata lain,
tegangan yang melewati semua komponen di dalam sebuah rangkaian paralel adalah sama.
Ini dapat diuraikan secara matematis sebagai berikut:
VT (V total) = V1 = V2 = V3, dan seterusnya.
Jika kita melihat pada gambar di atas, kita Akan melihat bahwa arus total di kutub
positif akan terpisah melalui R1, R2, dan R3 dan kemudian akan menyatu kembali pada kutub
negatif. Arus total melalui kutub positif Akan Sama dengan arus total melalui kutub
negatif.Seperti telah kita pelajari bahwa jumlah saluran arus yang terjadi dalam rangkaian
paralel adalah sama dengan jumlah komponen yang diparalelkan. Sekarang, Mari kita
memperkenalkan beberapa ammeter ke dalam rangkaian untuk memeriksanya lebih lanjut.
Tahanan Paralel
Besarnya tahanan total (Rt)
Rt = 1
1/R1 + 1/R2 +1/R3
Untuk tahanan paralel sebanyak N tahanan dirumuskan
Rt = 1
1/R1 + 1/R2 +1/R3 + ...... + 1/Rn
Contoh
Rangkaian paralel seperti pada gambar di bawah ini:
R1 = 10
R2 = 20
R3 = 30
maka :
Rt = 1
1/R1 + 1/R2 + 1/R3
= 1
1/10 + 1/20 + 1/30
= 1
6/60 + 3/60 + 2/60
= 1
11/60
Rt = 60
11
Rt = 5,45