Anda di halaman 1dari 7

Teknik Radio

A. Istilah dan Pengertian

1. Satuan tegangan listrik adalah Volt (V)


2. Satuan arus listrik adalah Ampere (A)
3. Satuan daya listrik adalah Watt (W)
4. Satuan hambatan listrik (resistansi) adalah Ohm (Ω)
5. Satuan kapasitansi (kapasitor) adalaf farad (F)
6. Satuan induktansi adalah henry (H)
7. Hambatan listrik hanya yang terjadi pada arus AC disebut Impedansi.
8. SWR adalah Standing Wave Ratio atau istilah mudahnya perbandingan antara daya
yang berhasil dipancarkan antena dan daya yang gagal dipancarkan / kembali dari
antena ke pemancar.

B. Pengenalan Komponen Listrik

1. Resistor adalah komponen listrik yang berfungsi menghambat arus listrik (AC maupun
DC). Bukan membatasi ya.., jika pembatas arus listrik namanya MCB (Micro Circuit
Breaker).
2. Kapasitor adalah komponen listrik yang dapat berfungsi sebagai filter, penyimpan listrik
sementara dan sifat utamanya adalah:
a. hanya dapat mengalirkan listrik AC
b. tidak dapat melewatkan listrik DC.
c. memiliki hambatan tinggi pada frekuensi rendah.
3. Induktor adalah komponen listrik yang dapat berfungsi sebagai filter, pembangkit
magnet sementara dan sifat utamanya adalah:
a. Dapat mengalirkan listrik AC dan DC.
b. memiliki hambatan tinggi pada frekuensi tinggi.
4. Transistor adalah komponen elektronika yang memiliki 3 elektroda/kaki (terminal
sambungan) yang secara umum memiliki fungsi:
a. Penguat arus.
b. Sebagai saklar.
c. Sebagai pencampur.
5. Jenis Transitor dari polaritasnya dibagi menjadi 2, yaitu : Transistor NPN dan transistor
PNP
6. Jenis Transistor dari teknik dan konstruksinya, terdapat beberapa jenis antara lain:
a. BJT (Bipolar Junction Transistor)
b. UJT (Uni Junction Transistor)
c. FET (Field Effect Transistor)
d. MOSFET (Metal Oxide Field Effect Transistor)
7. Transformator berfungsi sebagai penurun atau penaik tegangan listrik AC.
C. Pengenalan dasar penerima dan pemancar radio
1. Penerima Radio (AM)

Fungsi tiap blok:


Penguat RF : menguatkan sinyal radio
Mixer : mencampur / menurunkan frekuensi sinyal radio yang diterima,
dengan cara dikurangi dengan frekuensi dari osilator.
Osilator : membangkitkan frekuensi.
Penguat IF : menguatkan frekuensi terpilih
Detektor : membangkitkan kembali (memisahkan) sinyal modulasi dari
sinyal pembawa.
AGC : Kontrol penguat otomatis
Penguat Suara : Menguatkan sinyal modulasi.

2. Pemancar Radio (AM)

Fungsi blok:
Osilator : membangkitkan frekuensi pembawa.
Modulator : memodifikasi level frekuensi pembawa dengan sinyal audio.
D. Pengenalan perangkat dalam komunikasi radio

1. Antena berfungsi menerima atau memancarkan gelombang elektromagnetik.


2. Transmission Line adalah istilah bagi kabel antena, fungsinya mengalirkan sinyal
elektromagnetik dari antena ke penerima atau dari pemancar ke antena.
3. Dummy Load berfungsi sebagai tiruan/pengganti antena, dummy load biasa terbuat
dari resistor (karbon).
4. Untuk berkomunikasi dalam mode digital, dibutuhkan komputer dan modem atau
terminal.

E. Pengenalan propagasi dan polarisasi


1. Pada band VHF dan UHF umumnya dipilih pola polarisasi antenanya adalah
vertikal.
2. Pada band VHF dan UHF pola pancarannya bersifat LOS (Line of Sight) atau
dengan analogi sejauh mata memandang.
3. Pada band HF umumnya dipilih pola polarisasi antennya vertikal atau horisontal.
4. Pada band HF dengan polarisasi horisontal dapat memanfaatkan lapisan ionosfir
untuk berkomunikasi jarak jauh (antar pulau/negara/benua). Terdapat lapisan
Ionosfir yang dapat memantulkan gelombang pada band HF.
5. Diurutkan dari ketinggian, mulai yang terendah, lapisan Ionosfir yang dapat
memantulkan gelombang band HF adalah D, E, F1 dan F2.

F. Pengenalan band frekuensi radio


Frekuensi Panjang gelombang Nama band Singkatan
3 – 30 kHz 10 – 100 km Very low frequency VLF
30 – 300 kHz 1 – 10 km Low frequency LF
300 kHz – 3 MHz 100 m – 1 km Medium frequency MF
3 – 30 MHz 10 – 100 m High frequency HF
30 – 300 MHz 1 – 10 m Very high frequency VHF
300 MHz – 3 GHz 10 cm – 1 m Ultra high frequency UHF
3 – 30 GHz 1 – 10 cm Super high frequency SHF

G. Pengenalan Tangga Orde Satuan


Misal :
1 MHz = 1.000.000 Hz
1 kHz = 1.000 Hz
1k5 = 1.500 Ω
1 MΩ = 1.000 k Ω
100 nF = 0,1 mF
150 µF = 150.000 nF
125 nm = 0,000000125 m Katanya virus Covid-19 ukurannya sebesar ini ☺
1,25m dibelah 10.000.000 bagian

H. Teori dan Perhitungan Listrik Dasar

1. Resistor Seri dan Paralel


 Rangkaian Seri Resistor
Rangkaian Seri Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau
lebih Resistor yang disusun secara sejajar atau berbentuk Seri. Dengan
Rangkaian Seri ini kita bisa mendapatkan nilai Resistor Pengganti yang kita
inginkan.

Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :


Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Berikut ini adalah gambar bentuk Rangkaian Seri :

Contoh Kasus untuk menghitung Rangkaian Seri Resistor :


Seorang Engineer ingin membuat sebuah peralatan Elektronik, Salah satu nilai
resistor yang diperlukannya adalah 4 MΩ, tetapi Engineer tidak dapat
menemukan Resistor dengan nilai 4 MΩ di pasaran sehingga dia harus
menggunakan rangkaian seri Resistor untuk mendapatkan penggantinya.
Penyelesaian :
Ada beberapa kombinasi Nilai Resistor yang dapat dipergunakannya, antara lain:

Pertama :
1 buah Resistor dengan nilai 3,9 MΩ
1 buah Resistor dengan nilai 100 kΩ
Rtotal = R1 + R2
3.900.000 + 100.000 = 4.000.000Ω atau sama dengan 4 MΩ.

Kedua :
4 buah Resistor dengan nilai 1 MΩ
Rtotal = R1 + R2 + R3 + R4
1 MOhm + 1 MOhm + 1 MOhm + 1 MOhm = 4 MΩ

 Rangkaian Paralel Resistor


Rangkaian Paralel Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah
atau lebih Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama
seperti dengan Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel juga dapat digunakan untuk
mendapatkan nilai hambatan pengganti. Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit
lebih rumit dari Rangkaian Seri.

Rumus dari Rangkaian Paralel Resistor adalah :


1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n

Berikut ini adalah gambar bentuk Rangkaian Paralel :


Contoh Kasus untuk Menghitung Rangkaian Paralel Resistor
Terdapat 3 Resistor dengan nilai-nilai Resistornya adalah sebagai berikut :
R1 = 100Ω
R2 = 200Ω
R3 = 47Ω
Berapakah nilai hambatan yang didapatkan jika memakai Rangkaian Paralel
Resistor?

Penyelesaiannya :
1 1 1 1
= + +
𝑅 𝑅 𝑅 𝑅

1 1 1 1
= + +
𝑅 100 200 47

1 94 47 200
= + +
𝑅 9400 9400 9400

1 341
=
𝑅 9400

Rtotal x 341 = 9400 x 1

39400
𝑅 =
9341

Rtotal = 27,56Ω

Jadi Nilai Hambatan Resistor pengganti untuk ketiga Resistor tersebut adalah
27,56Ω.

Hal yang perlu diingat bahwa Nilai Hambatan Resistor (Ohm) akan bertambah
jika menggunakan Rangkaian Seri Resistor sedangkan Nilai Hambatan Resistor
(Ohm) akan berkurang jika menggunakan Rangkaian Paralel Resistor.
Pada Kondisi tertentu, kita juga dapat menggunakan Rangkaian Gabungan
antara Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel Resistor.

2. Hukum Ohm
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah
ini :

𝑽 =𝑰 ×𝑹

𝑽
𝑰 =
𝑹
𝑽
𝑹=
𝑰
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))

Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian
Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat
memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang dipakai
adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt,
kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi
ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan
dan juga untuk mendapatkan hasil yang benar.

3. Perhitungan daya
Daya atau simbolnya (P)

P=IxV
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
P = Power (Daya yang satuan unitnya adalah Watt (W))

I. Perhitungan Panjang Gelombang


Rumus Panjang Gelombang (Wavelength) dan Kecepatan Gelombang (Wave Speed)
Rumus untuk Menghitung Panjang Gelombang :

λ=v/f

Dimana :
λ = Panjang Gelombang (Wavelength) dalam satuan meter (m)
v = Kecepatan rambat cahaya (300.000.000 m/detik)
f = Frekuensi (Frequency) dalam satuan Hertz (Hz)

CONTOH KASUS
Contoh Kasus mencari Panjang Gelombang
Sebuah Gelombang diketahui mempunyai Frekuensi sebesar 150 MHz. Berapakah
Panjang Gelombangnya ?
Berikut ini adalah penyelesaiannya.
λ=v/f
λ = 300.000.000 / 150.000.000
λ=2m
Jadi Panjang Gelombangnya adalah 2 meter.

======================######======================

Anda mungkin juga menyukai