Anda di halaman 1dari 14

c  

Listrik Mengalir melalui penghantar. Aliran muatan-muatan listrik


(elektron-elektron) tsb. disebut  
 . Arus listrik mengalir dari
tempat yang bertegangan tinggi ke tempat bertegangan rendah melalui
penghantar. Seperti halnya air, listrik itu dapat mengalir cepat dan
mengalir lambat. Yang disebut: 
c  
 
  
 

 

    
Kuat arus listrik diberi simbol .
Banyaknya muatan listrik yang mengalir diukur dengan satuan

.


   
 
  

    
1 Coulomb per detik disebut 1 Ampere.
Jadi satuan kuat arus listrik adalah , disingkat .
1 kA (kilo Ampere) = 1.000 A
1 mA (mili Ampere) = 0,001 A

c    

c   
Semakin banyak elektron-elektron yang mengalir melalui suatu
penghantar dalam tiap detiknya, maka semakin besar pula kekuatan arus
listriknya, biasa disebut   
 á
Arus sebanyak 6,24 triliun elektron
(6,24 ‡ 1018) tiap detik pada luas penampang penghantar, maka hal ini
dikenal sebagai kuat arus 1 á

Dengan demikian dapat dikatakan :


ï     ïï
 
 

       

                   

Sudah menjadi kebiasaan dalam keteknikan, supaya lebih sederhana


maka besaran-besaran teknik seperti misalnya kuat arus diganti dengan
m  
 dan demikian pula untuk simbol nama satuan (m 
m
).
Simbol formula untuk     adalah 
Simbol satuan untuk Ampere adalah 
Pembagian dan kelipatan satuan :
ï   ï !
  ï   ï" 
ï
  ï #
  ï$ï   ï%" 
ï
  ï #!
  ï$ï   ï% 
Pada ³undang-undang tentang besaran dalam hal pengukuran´ sejak 2
Juli 1969 kuat arus listrik ditetapkan sebagai m    m  dan untuk
m
 m  1 Ampere didefinisikan dengan bantuan reaksi tenaga  
   tersebut
c    dalam teknik listrik berkisar pada jarak yang sangat
luas :
Lampu pijar : 100 s.d. 1000 mA
Motor listrik : 1 sampai 1000 A
Peleburan : 10 s.d. 100 kA
Pesawat telepon : beberapa mA

Alat Ukur Kuat Arus

Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus. Alat ini sering
digunakan oleh
teknisi elektronik yang biasanya menjadi satu dalam multitester atau
Avometer.
Avometer adalah singkatan dari Amperemeter, Voltmeter dan
Ohmmeter.

Gambar: Amperemeter dan mikroamperemeter

Amperemeter yang sering digunakan di laboratorium sekolah,


kemampuan
pengukurannya terbatas sesuai dengan nilai maksimum yang tertera
dalam alat urkur itu.
Ada yang maksimumnya 5 A, 10 A dan 20 A.

Amperemeter bisa jadi tersusun atasm ikr oam per em eter dans hunt.
Mikroamperemeter
berguna untuk mendeteksi ada tidaknya arus melalui rangkaian karena
nilai kuat arus
yang kecilpun dapat terdeteksi. Untuk mengukur kuat arus yang lebih
besar dibantu
dengan hambatan Shunt sehingga kemampuan mengukurnya disesuaikan
dengan
perkiraan arus yang ada. Jika kita memperkirakan dalam rentang
miliampere, dapat kita
gunakan shunt yang tertera 100 mA atau 500 mA.
Prinsip Kerja Amperemeter

Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya


Lorentz). Ketika arus
mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul
gaya lorentz yang
menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati
kumparan besar,
maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian sehingga
penyimpangan jarum
penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus
tidak ada maka
jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar
gaya yang
dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz F = B.I. L
Kemampuan amperemeter dapat ditingkatkan dengan memasang
hambatan shunt secara
parallel terhadap amperemeter.
Besar hambatan shunt tergantung pada berapa kali kemampuannya akan
ditingkatkan.
Misalnya mula-mula arus maksimumnya adalah I, akan ditingkatkan
menjadi I¶ = n.I,
maka besar hambatan shunt.

RG = Hambatan galvanometer mula-mula


Contoh Soal:
Sebuah amperemeter dengan hambatan RG = 100 ohm dapat mengukur
kuat arus
maksimum

| 
  
25 Nov

Kalau aku menganalogikan hambatan adalah layaknya sebuah jalan yang tidak rata atau jalan-jalan
berlubang di jalan, seperti symbol dari hambatan itu sendiri yang berbentuk zig-zag, persis banget jalan
yang tidak rata dijalan, sehingga menyebabkan ketika kita yang naik sepeda misalkan (dalam hal ini kita
adalah arus) melewati hambatan tersebut akan mengurangi kecepatan sehingga, atau kalau dikaitkan
dengan pergerakan elektron maka electron-elektron tersebut akan mengalami kekurangan pendorong
(tegangan) dikarenakan energi yang dibutuhkan akan berubah sesuai dengan hambatannya . Itu analogi
yang saya pahami ketika membaca e-book ini CMIIW (Correct Me If I Wrong).

Disebabkan adanya hubungan antara tegangan, arus dan hambatan dalam sebuah rangkaian adalah
sejajar, maka kita dapat mengendalikan rangkaian tersebut dengan mengubah-ubah hambatan pada
rangkaian tersebut sehingga secara tidak langsung mengendalikan rangkaian tersebut. Ini dapat
dilakukan dengan mengubah bahan, ukuran dan bentuk dari komponen konduktif pada bahan pembuat
resistor.

Setiap bahan resistor dibuat sesuai dengan kegunaannya dan hambatan yang diinginkan di dalam
rangkaian. Biasanya resistor terdiri dari kawat logam atau carbon, dan dibuat sestabil mungkin. Tidak
sama dengan lampu resistor tidak menghasilkan cahaya, tapi ia juga menghasilkan panas namun akan
menghilang di dalam rangkaian. Kegunaan dari resistor sebenarnya bukan untuk menghasilkan panas
tapi lebih untuk menghasilkan jumlah tahanan listrik.Dikarenakan resistor juga menyebabkan panas
ketika arus melalui pergesekan dengan tahanannya, untuk dapat mengetahui seberapa besar resistor
dapat menahan panas yang dapat mencegah rusaknya resistor maka resistor juga memiliki satuan yang
digunakan untuk mengetahui seberapa besar mampu menahan panas dalam satuan watt. Beberapa
resistor yang ditemui dalam alat-alat elektronik atau radio biasanya sebesar ¼ (0.25) watt atau kurang.
Kemampuan resistor menahan biasanya seimbang dengan besarnya resistor tersebut, makin besar maka
makin besar pula kemampuan resistor menyebarkan panas.

Maka resistor dibuat selain sebagai tahanan dalam rangkaian juga memiliki kemampuan untuk
menghamburkan panas, kemampuan tahanan diberi satuan ohm dan kemampuan untuk menyebarkan
panas diberi satuan watt, tahanan resistor tidak hanya dilihat dari besarnya kemampuan menahan tapi
juga besarnya sebagai kemampuannya menahan panas dari besarnya gesekan yang diakibatkan oleh
arus yang melalui resistor. Terkadang resistor juga biasa disebut load (beban).

Jika kita memasang baterai 10 volts pada rangkaian dan kita mengetahui arus yang mengalir pada
rangkaian sebesar 2A, maka kita akan mengethui besarnya resistor yang akan digunakan dan jumlah
watt yang dihasilkan

Maka

E = 10 volt

I=2A

Dan dari persamaan tersebut kita menggunakan hukum ohm akan menghasilkan persamaan E = I R,
karena R yang akan kita cari maka R = E/I, atau sama dengan R = 10/2 = 5 ohm. Dan daya yang dihasilkan
adalah P = E I atau P = 10×2 = 20 watt. Maka ketika kita akan membeli sebuah resistor untuk rangkaian
diatas adalah resistor sebesar 5 ohm dengan kemampuan menahan daya sebesar 20 watt karena jika
tidak resistor akan over heat, dan akan menghasilkan arus sebesar 2 A dengan sumber tegangan sebesar
10 volt.

   adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri). Baterai
dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.

  

adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel).
Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel.
Gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut     

(kadang
disebut sebagai    ).

Ë  | 

Ë  !    

Jumlah hambatan total rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan tiap- tiap komponen
(resistor).

Ë  
   

Jumlah kebalikan hambatan total rangkaian paralel sama dengan jumlah dari kebalikan
hambatan tiap- tiap komponen (resistor).
100 mA. Berapa besar hambatan shunt yang diperlukan agar dapat
mengukur kuat arus
sebesar
10 A.
Penyelesaian:
N = 10 A : 100 mA = 100
Cara Penggunaan Amperemeter

Jika kita akan mengukur arus yang melewati penghantar dengan


menggunakan
Amperemeter maka harus kita pasang seri dengan cara memotong
penghantar agar arus
mengalir melewati ampere meter.

Perhatikan gambar.
Setelah kita buka saklar S kemudian kita putus penghantar, kemudian
sambungkan
amperemeter di tempat itu.
Setelah amperemeter terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus
yang mengalir
melalui penghantar dengan membaca amperemeter melalui jarum
penunjuk.
Dalam membaca amperemeter harus diperhatikan karakteristik alat ukur
karena jarum
penunjuk tidak selalu menyatakan angka apa adanya.
Kuat arus yang terukur I dapat dihitung dengan rumus:

A = Amperemeter yang digunakan

  " 

j   

Berdasarkan hukum Ohm: V = IR, pada hambatan R1 terdapat teganganV1 =IR1 dan pada
hambatan R2 terdapat tegangan V2 = IR 2. Karena arus listrik mengalir melalui hambatan R1 dan
hambatan R2, tegangan totalnya adalah VAC = IR1 + IR2.
Mengingat VAC merupakan tegangan total dan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian
seperti di atas (rangkaian tak bercabang) di setiap titik sama maka
VAC = IR1 + IR2
I R1 = I(R1 + R2)
R1 = R1 + R2 ; R1 = hambatan total
Rangkaian seperti di atas disebut rangkaian seri. Selanjutnya, R1 ditulis Rs (R seri) sehingga Rs =
R1 + R2 +...+Rn, dengan n = jumlah resistor. Jadi, jika beberapa buah hambatan dirangkai secara
seri, nilai hambatannya bertambah besar. Akibatnya, kuat arus yang mengalir makin kecil. Hal
inilah yang menyebabkan nyala lampu menjadi kurang terang (agak redup) jika dirangkai secara
seri. Makin banyak lampu yang dirangkai secara seri, nyalanya makin redup. Jika satu lampu
mati (putus), lampu yang lain padam.

j   


Mengingat hukum Ohm: I = V/R dan I = I1+ I2, maka

Pada rangkaian seperti di atas (rangkaian bercabang), V AB =V1 = V2 = V. Dengan demikian,


diperoleh persamaan
Rangkaian yang menghasilkan persamaan seperti di atas disebut rangkaian paralel. Oleh karena
itu, selanjutnya Rt ditulis Rp (Rp = R paralel). Dengan demikian, diperoleh persamaan

Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangkaian paralel, nilai
hambatan total (Rp) lebih kecil dari pada nilai masing-masing hambatan penyusunnya (R1 dan
R2). Oleh karena itu, beberapa lampu yang disusun secara paralel sama terangnya dengan lampu
pada intensitas normal (tidak mengalami penurunan). Jika salah satu lampu mati (putus), lampu
yang lain tetap menyala

Anda mungkin juga menyukai