Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK

Mengukur Arus Pada Rangkaian Paralel Menggunakan Amperemeter A. TUJUAN


Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan :

Dapat menghubungkan resistor, sumber tegangan, dan amperemeter secara paralel Dapat mengetahui bagian-bagian amperemeter beserta fungsinya. Dapat mengukur dan membaca besarnya kuat arus total dan pada tiap resistor menggunakan amperemeter. Dapat mengukur dan membandingkan nilai kuat arus menggunakan amperemeter dengan nilai yang telah diketahui sebelumnya menggunakan prinsip hukum ohm.

B. DASAT TEORI Pada percobaan kali ini rangkaian yang dipakai berbeda dengan rangkaian sebelumnya, yaitu rangkaian parallel. Ketika peranti-peranti ( resistor ) dihubungkan membentuk suatu Cabang sedemikian rupa sehingga muatan yang harus mengalir melalui keduanya berbeda, namun beda tegangan antara ujung sama. Dikatakan bahwa resistor tersebut terhubungkan secara pararel.

Skema Rangkaian Paralel :

R1 R1 R2

Maka, kita dapat menyerdehanakan rangkain resistor yang tersusun secara seri dengan menggantikan resistor tersebut dengan resistor tunggal ekivalen Req. Dapat dinyatakan dengan :

+ ....

Pada rangkaian Pararel besarnya tegangan yang mengalir di setiap titik besarnya sama. Apabila tegangan yang melewati hambatan R1 adalah V1, tegangan yang lewat hambatan R2 adalah V2, dan kuat arus yang lewat hambatan R3 adalah V3. Dapat dinyatakan dengan :

V1 = V2 = V3 = V
Apabila kuat Arus di titik A dan B adalah I1, kuat arus di titik B dan C adalah I2 dan kuat arus di titik C dan D adalah I3, maka berlaku :

I1 I2 I3 I

Besarnya arus yang mengalir adalah penjumlahan arus pada setiap percabangannya, maka berlaku :

It = I1 + I2 + I3.. In

Dalam penghitungannya, yang meliputi resistor, tegangan, dan kuat arus, kami menggunakan prinsip hukum ohm. Dalam hukum ohm dinyatakan bahwa kuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar, asalkan suhu penghantar tersebut tidak berubah. Pernyataan tersebut dapat dituliskan dengan : I = Kuat arus (A : Ampere ) V = Beda Potensial (V : Volt) R = Ohm ( : Ohm)

Kemudian untuk mengukur besarnya arus pada tiap-tiap resistor dan arus total rangkaian, kami menggunakan satu alat khusus yang disebut amperemeter, karena menggunakan satuan ampere. Pada penerapannya, amperemeter rangkain secara seri dengan rangkaian, yaitu dengan memutus hubungan rangkaian melalui kabel kemudian menghubungkan ujung-ujung kabel tersebut dengan amperemeter. Kemampuan pengukuran amperemeter terbatas sesuai dengan nilai maksimum yang tertera dalam alat ukur itu. Ada yang maksimumnya 1,2 A; 2,4 A; 6 A; 12 A; dan 24 A. Amperemeter bias jadi tersususn atas mikroamperemeter dan shunt. Mikroamperemeter berguna untuk mendeteksi ada tidaknya arus melalui rangkaian karena nilai kuat arusyang kecilpun dapat terdeteksi. Untuk mengukur kuat arus yang lebih besar dibantu dengan hambatan shunt, sehingga kemampuan mengukurnya disesuaikan dengan perkiraan arus yang ada. Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya Lorentz. Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi pleh medan magnet timbul gaya Lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar , maka gaya yang timbul juga membesar sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar.

Setelah amperemeter dirangkai secara seri pada rangkaian, kita dapat mengetahui besar arus dari jarum penunjuk tang terdapat pada layar amperemeter, dan hasilnya dapat dihitung dengan cara :
ARUS YANG TERUKUR = x BATAS UKUR AMPEREMETER

Ampermeter dengan basic meter unit

C. ALAT DAN BAHAN 1. Resistor 2. Amperemeter 3. Multimeter analog 4. Obeng 5. Kabel capit buaya ( crocodile) 6. Kabel colokan ( banana plug ) 7. Sumber tegangan ( power supply)

: 3 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 6 buah : 2 buah : 1 buah

D. LANGKAH KERJA a. Memilih tiga buah resistor yang berbeda nilainya. ( 2puluhan, 1 ratusan ) b. Mencocokkan besarnya resistor yang tertulis dengan menggunakan multimeter analog. c. Merangkai ketiga resistor secara paralel. d. Menghidupkan power supply dan menentukan besar sumber tegangan yang diinginkan ( 5V, 7V, 9V, 10V) serta mengecek besarnya tegangan menggunakan multimeter. e. Untuk mengukur arus total rangkaian, memutuskan salah satu kabel yang terletak setelah percabangan antara tiga resistor. f. Namun untuk mengukur arus pada tiap resistor dengan cara memutus salah satu sambungan kabel pada salah satu resistor yang diukur. g. Kemudian menghubungkan kembali kedua kabel tersebut dengan perantara amperemete. h. Memasukkan ujung kabel rangkaian paralel resistor dan ujjung kabel dari amperemeter dengan power supply / sumber tegangan.. i. Kabel yang terhubung dengan rangkaian dimasukkan ke sumber tegangan pada kutub negative dan kabel yang terhubung dengan rangkaian dimasukkan ke sumber tegangan pada kutub negativ j. Mencatat hasil yang terukur.

E. HASIL PERCOBAAN Gambar Rangkaian Paralel :

R1 R2 R3

R1 R2 R3

= 47 = 56 = 100

R parallel :

= =
R total

=
= 20,35

TABEL HASIL PERCOBAAN


TABEL ARUS PADA TIAP RESISTOR NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TEGANGAN SUMBER (V) 5 TAHANAN () 100 47 56 100 47 56 100 47 56 100 47 56 ARUS TERHITUNG (A) 0,05 0,106 0,089 0,07 0,15 0,12 0,09 0,19 0,16 0,10 0,21 0,18 ARUS TERUKUR (A) 0,03 0,07 0,06 0,05 0,10 0,09 0,06 0,14 0,12 0,07 0,16 0,14

10

TABEL ARUS TOTAL RANGKAIAN NO 1 2 3 4 TEGANGAN SUMBER (V) 5 7 9 10 ARUS TERHITUNG (A) 0,245 0,343 0,44 0,49 ARUS TERUKUR (A) 0,17 0,25 0,33 0,35

Penjelasan tabel Arus total terhitung rangkaian parallel : 1. Pada tegangan 5 volt I= = 0,245 A

2. Pada tegangan 7 volt I= = 0,343 A

3. Pada tegangan 9 volt I= = 0,44 A

4. Pada tegangan 10 volt I= = 0,49 A

Arus total terukur rangkaian parallel : 1. Pada tegangan 5 volt arus totalnya 0,17 A 2. Pada tegangan 7 volt arus totalnya 0,25 A 3. Pada tegangan 9 volt arus totalnya 0,33 A 4. Pada tegangan 10 volt arus totalnya 0,35 A Arus terhitung pada tiap resistor rangkaian : Pada tegangan 5 volt I3 = I2 = I1 = = = = = 0,05 A = 0,106 A = 0,089 A

Pada tegangan 7 volt I3 = I2 = I1 = = = = = 0,07 A = 0,15 A = 0,12 A

Pada tegangan 9 volt I3 = I2 = I1 = = = = = 0,09 A = 0,19 A = 0,16 A

Pada tegangan 10 volt I3 = I2 = I1 = = = = = 0,10 A = 0,21 A = 0,18 A

Arus terukur pada tiap resistor rangkaian : Pada tegangan 5 volt I3 (100 ) = 0,03 A I2 ( 47 ) = 0,07 A I1 (56 ) = 0,06 A

Pada tegangan 7 volt I3 (100 ) = 0,05 A I2 ( 47 ) = 0,10 A I1 (56 ) = 0,09 A

Pada tegangan 9 volt I3 (100 ) = 0,06 A I2 ( 47 ) = 0,14 A I1 (56 ) = 0,12 A

Pada tegangan 10 volt I3 (100 ) = 0,07 A I2 ( 47 ) = 0,16 A I1 (56 ) = 0,14 A

F. ANALISIS Dari hasil yang didapat seperti diatas, ternyata arus total terukur pada rangkaian parallel lebih kecil daripada arus terhitunya, begitu pula dengan arus terukur pada tiap-tiap resistor rangkaian, hasilnya juga lebih kecil dari arus terhitungnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Panjang kabel, semakin panjang kabel yang dipakai dalam rangkaian maka arus yang mengalir akan semakin kecil, karena kabel juga merupakan hambatan. Usia resistor, bila usia resistor semakin tua/lama, umumnya

kualitas/efisiensi perangkat akan menurun meskipun telah dilakukan perawatan.

Sumber tegangan, tegangan yang kami peroleh dari power supply besarnya selalu berubah-ubah meskipun sidah disetel sesuai kebutuhan, sehingga mempengaruhi hasil pengukuran

Letak alat ukur, alat ukur harus diletakkan menghadap ke atas, karena bila menghadap ke samping atau ke bawah akan mendapat pengaruh gaya gravitasi, sehingga pengukuran menjadi kurang akurat.

Ketelitian, dalam membaca alat ukur diperlukan ketelitian yang tinggi, karena hasil dari jarum penunjuk terkadang berubah-ubah dan angka pada alat ukur yang kecil sehingga butuh ketelitian untuk membacanya.

Keserasian, dalam merangkai antar resistor dan sumber tegangan membutuhkan kabel capit buaya dan banana plug, pemasangannya harus tepat , bila pemasangannya kurang tepat maka hasil yang didapat kurang akurat.

Dalam rangkaian parallel terdapat beberapa resistor dan satu sumber tegangan yang didalamnya terdapat arus, hambatan, dan tegangan. Hubungan antara keduanya adalah besar tegangan merupakan hasil kali antara arus dan hambatan, jadi jika hambatannya semakin besar maka arusnya semakin kecil, begitu juga sebaliknya, jika hambatannya semakin kecil maka arusnya semakin besar. Percobaan ini juga membuktikan bahwa besar arus rangkaian parallel pada tiap-tiap hambatan berbeda. Seperti pada persamaan :

I1 I2 I3 I

G. KESIMPULAN Setelah melakukan percobaan dan kami analisis, dapat kami simpulkan bahwa : Semakin besar hambatan dalam rangkaian maka arus yang mengalir akan semakin kecil, dan semakin kecil hambatan arus yang mengalir akan semakin kecil Besar arus yang mengalir pada tiap-tiap resistor berbeda Arus terukur resistor rangkaian hasilnya lebih kecil dari arus terhitungnya, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : panjang kabel, usia resistor, sumber tegangan, letak alat ukur, ketelitian, dan keserasian.

Anda mungkin juga menyukai