Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGUKURANDASAR LISTRIK

Nama : Maulana Al-farizi


NIM : 2305176062
Program Studi : Pendidikan Komputer
Kelas : B 2023
Kelompok : IV (Empat)
Pengukuran Dasar Listrik

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan hambatan suatu resistor dengan metode:
a. mengukur langsung dengan multimeter,
b. menggunakan rumus.
2. Membuktikan hukum Ohm secara kuantitatif.
3. Memahami sifat-sifat hubungan resistor yang dirangkaikan secara seri dan
paralel.

B. Dasar Teori
Georg Simon Ohm pertama kali dikenal pada saat menulis karya ilmiah
yang dipublikasi dengan judul “The galvanic circuit investigated
mathematically” pada tahun 1827.
Pada saat sel elektrokimia ditemukan oleh ilmuwan Alessandro Volta, Ohm
menggunakan hasil temuan tersebut untuk melakukan eksperimen dengan
merancang peralatan yang dibuat dan menghasilkan hukum Ohm yang
terkenal hingga sekarang ini dalam Bahasa Inggris disebut “Ohm’s Laws”.
Hasil eksperimen dijadikan teori yang merupakan hukum Ohm yang berbunyi
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)
berbanding lurus denga tegangan atau beda potensial (V) yang diterapkan
kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”
Berdasarkan hukum ohm tersebut sehingga dapat dilustrasikan Gambar 6.1
berikut ini.

1
Gambar 6.1 Parameter Hukum Ohm

Dengan demikian secara matematis, formula persamaan 6.1 yang merupakan


parameter Hukum Ohm adalah
𝑉 = 𝐼 𝑥 𝑅 … … (6.1)

Beradasarkan persamaan 6.1 maka kuat arus yang mengalir dalam rangkaian
dapat dihitung dengan persamaan 6.2 yaitu

Kemudian tahanan listrik dihitung dengan persamaan

Dimana:
V : tegangan (beda potensial) listrik, dengan satuan Volt (V)
I : arus listrik, dengan satuan Ampere (A)
R : hambatan listrik, dengan satuan Ohm (Ω).

Gambar 6.2 Rangkaian Parameter Hukum Ohm


Rangkaian Seri

2
Gambar 1.11. Resistor tersusun seri

Pada Gambar 1.11, R1, R2 dan R3 tersusun secara seri. Didapat pengganti
ketiga penghambat ini menjadi sebuah penghambat saja, misalnya disebut saja
Rs, sedemikian rupa sehingga kuat arus I dan beda potensial VAB tidak berubah
besarnya.

Dari gambar di atas dapat dituliskan bahwa :

VAB = VA - VB = VA – VC + VC – VD + VD – VB

= VAC + VCD + VDB VAB = VA - VB = VAC +


VCD + VDB = I R1 + I R2 + I R3

Padahal : VAB = I RS

Dengan demikian :

I R S = I R1 + I R2 + I R3 , sehingga :

R S = R1 + R2 + R3

RS adalah resistor pengganti dari resistor–resistor yang tersusun secara seri


tersebut. Jadi, besar resistor pengganti dari resistor-resistor yang tersusun secara
seri sama dengan jumlah dari resistor-resistor seri itu sendiri.
Rangkaian Paralel

3
Gambar 1.12. Resistor tersusun paralel

R1, R2 dan R3 pada Gambar 1.12 tersusun secara paralel. Ketiga hambatan
tersebut dapat diganti menjadi satu resistor saja, misalnya disebut Rp,
sedemikian rupa sehingga kuat arus I dan beda potensial VAB tidak berubah
besarnya.
Berdasarkan Gambar 1.12, dapat ditulis bahwa:

I = I1 + I2 + I3

Rp adalah resistor pengganti dari resistor–resistor yang tersusun secara


paralel. Jadi, resistor-resistor yang disusun secara paralel dapat diganti dengan
sebuah resistor yang kebalikan harganya sama dengan jumlah kebalikan harga
resistor- resistor yang tersusun secara paralel.
C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Power Supply 1 Unit

4
b. Basicmeter 2 Unit

c. Saklar 1 Unit

d. Papan Soket 1 Unit

2. Bahan

a. Jembatan Penghubung 6 Unit

b. Resistor 3 Unit

c. Kabel Penghubung 6 Unit

5
D. Prosedur Kerja

E. Data Pengamatan

6
F. Data Perhitungan

7
8
9
10
11
12
13
14
G. Pembahasan
Pembahasan Percobaan yang dilakukan berjudul Pengukuran Dasar Listrik.
Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu, pada Hukum Ohm terdiri dari
bagaimana hubungan hambatan dengan kuat arus pada rangkaian listrik dan

15
bagaimana hubungan hambatan dengan tegangan pada rangkaian listrik. Pada
rangakaian seri terdiri dari bagaimana peubahan hambatan mempengaruhi kuat
arus yang dihasilkan dan bagaimana perubahan hambatan memepengaruhi
tegangan yang dihasilkan. Pada rangkaian pararel bagaimana perubahan
hambatan mempengaruhi kuat arus yang dihasilkan dan bagaimana perubahan
hambatan memepengaruhi tegangan yang dihasilkan. Dengan hipotesisnya yaitu
pada Hukum Ohm yang berbunyi semakin besar nilai hambatan maka semakin
kecil kuat arus yang dihasilkan dan semakin besar nilai hambatan maka semakin
besar tegangan yang dihasilkan. Pada rangkaian seri yang berbunyi semakin
besar perubahan hambatan pada rangkaian, maka sama besar nilai kuat arus yang
dihasilkan dan emakin besar perubahan hambatan pada rangkaian, maka semakin
besar nilai tegangan yang dihasilkan. Pada rangkaian pararel yang berbunyi
semakin besar perubahan hambatan pada rangkaian, maka sama besar nilai kuat
arus yang dihasilkan dan semakin besar perubahan hambatan pada rangkaian,
maka semakin besar nilai tegangan yang dihasilkan.

Pengukuran nilai resitensi Hukum Ohm yaitu untuk menentukan nilai kuat
arus dan tegangan yaitu dengan cara angka pengukuran dibagi batas skala,
kemudian dikali dengan batas ukur. Pada rangkaian seri, nilai kuat arus sama
besar dengan nilai resistensi karena rangkaian seri adalah rangkaian tanpa
percabngan atau semua komponen dipasang berderet pada jalur yang sama
sehingga arus yang mengalir masuk sama dengan arus keluar. Pada rangkaian
pararel nilai tegangan bernilai sama besar, karena setiap komponen yang ada
didalmnya akan dikaitkan dengan sumber tegangan, baik itu pada kutub negatif
atau kutub positif.
Prosedur kerja yang dilakukan yaitu, pada Hukum Ohm pertama dirangkai
alat sesuai petunjuk asisten praktikum, sesuai gambar yang teretra. Kedua 23
dinyalakan Power supply dengan tegangan sumber 3 volt dan dicatat besar kuat
arus dan tegangan yang tertera pada basicmeter. Ketiga diulangi percobaan
dengan mengubah hambatan untuk memperoleh data lainnya. Pada rangkaian
seri pertama disiapkan alat dan bahan. Kedua dirangkai alat dan bahan, sesuai

16
gambar yang tertera. Ketiga dinyalakan power supply dengan tegangan sumber 3
volt. Kemepat dipasang secara seri dengan cara salah satu jembatan penghubung
diganti dengan kabel yang mengarah ke ampermeter, untuk mendapatkan I .
Kelima dipasang secara pararel dengan cara meletakkan kabel penghubung yang
telah dihubungkan ke voltmeter disamping hambatan untuk mendapatkan V.
Keenam dibaca pada ampermeter dan voltmeter untuk hambatan R 1 , misalnya
masing-masing I1dan V1, kemudian dicatat hasilnya pada tabel pengamatan.
Ketujuh diulangi percobaan dengan mengganti posisi kabel ampermeter dan
voltmeter, yang mana disesuaikan dengan posisi hambatan selanjutnya. Pada
rangkaian pararel yaitu, pertama disiapkan alat dan bahan. Kedua dirangkai alat
dan bahan, sesuai gambar yang teretera. Ketiga dihubungkan kabel penghubung
pada rangkaian power supply, ampermeter dan voltmeter. Keempat dinyalakan
power supply dengan tegangan sumber 3 volt. Kelima dihitung tegangan dan
kuat arus yang terukur pada voltmeter dan ampermeter. Dicatat pada tabel
pengamatan. Keenam diulangi langkah c-e hingga mendapatkan Vtotal dan Itotal .

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengukuran


sebagai berikut, pada Hukum Ohm dengan R yang tertera 100 Ω dan 470 Ωpada
data satu diperoleh tegangan sebesar 2 V, kuat arus sebesar 0,02 A dan hambatan
sebesar 100 Ω. Data dua diperoleh tegangan sebesar 3 V, kuat arus sebesar 0,06
A dan hambatan sebesar 470 Ω. Pada rangkaian seri dengan
1 47 Ω, 2 100 Ω dan 3470 Ω pada data satu diperoleh tegangan sebesar 0,22
V, kuat arus sebesar 0,02 A, data dua diperoleh tegangan sebesar 0,5 V, kuat
arus sebesar 0,02 A, data tiga diperoleh tegangan sebesar 4,2 V, kuat arus
sebesar 0,02 A dan data keempat diperoleh tegangan sebesar 3,2 V, kuat arus
sebesar 0,02
A dan hambatan sebesar 160 Ω. Pada rangkaian pararel dengan 1 47
Ω, 2 100 Ω dan 3470 Ω pada data satu diperoleh tegangan sebesar 2 V, kuat
arus sebesar 0,06 A, data dua diperoleh tegangan sebesar 2 V, kuat arus sebesar
0,04 A, data tiga diperoleh tegangan sebesar 2 V, kuat arus sebesar 0,026 A dan

17
data keempat diperoleh tegangan sebesar 2 V, kuat arus sebesar 0,08 A dan
hambatan sebesar 25 Ω.

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, pada rangkaian seri nilai kuat arus
bernilai sama besar, hal ini sesuai dengan data yang telah didapatkan semua kuat
arus bernilai sama besar yaitu 0,02 A. Kemudian berdasarkan teori pada
rangkaian pararel nilai tegangan bernilai sama besar, hal ini sesuai dengan data
yang telah didaptkan semua nilai tegangan sama besar yaitu 2 V.

Kesalahan dan kendala yang dialami praktikan selama praktikum yaitu,


praktikan kesusahan dan kurang memeahami prosedur keja dalam merangkai alat
dan bahan praktikum, karena ada banyak kabel dan juga jembatan penghubung
yang harus dihubungkan ke papan penghubung.
H. Kesimpulan

Dari percobaan dan perhitungan yang telah kami lakukan maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kami yang berbunyi:
1. Hukum Ohm
a. Semakin besar nilai hambatan maka semakin kecil kuat arus yang
dihasilkan. Hipotesis tersebut dapat diterima karena sesuai dengan
data dan perhitungan.
b. Semakin besar nilai hambatan maka semakin besar tegangan yang
dihasilkan. Hipotesis tersebut dapat diterima karena sesuai dengan
data dan perhitungan.
2. Rangkaian Seri
a. Semakin besar perubahan hambatan pada rangkaian, maka sama
besar nilai kuat arus yang dihasilkan. Hipotesis tersebut dapat
diterima karena sesuai dengan data dan perhitungan
b. Semakin besar perubahan hambatan pada rangkaian, maka
semakin besar nilai tegangan yang dihasilkan. Hipotesis tersebut
dapat diterima karena sesuai dengan data dan perhitungan
3. Rangkaian Pararel

18
a. Semakin besar perubahan hambatan pada rangkaian, maka sama
besar nilai kuat arus yang dihasilkan. Hipotesis tersebut dapat
diterima karena sesuai dengan data dan perhitungan
b. Semakin besar perubahan hambatan pada rangkaian, maka
semakin besar nilai tegangan yang dihasilkan. Hipotesis tersebut
dapat diterima karena sesuai dengan data dan perhitungan
Daftar Pustaka

Ponto, H. (2018). Dasar Teknik Listrik. Deepublish.


https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=IOMDwAAQBAJ&oi=fn
d&pg=PR5&dq=Ponto,+Hantje.+Dasar+Teknik+Listrik.+&ots=xXPoNw
QYLJ&sig=Nbc07VdnuDAVJFwSxcL61bjnAIE&redir_esc=y#v=onepag
e&q=Ponto%2C%20Hantje.%20Dasar%20Teknik%20Listrik.&f=false

Siswanto, J., Susantini, E., & Jatmiko, B. (2016). Kepraktisan model


pembelajaran investigation based multiple representation (IBMR) dalam
pembelajaran fisika. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 7(2).

19
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 1 Oktober 2023

Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Novia Rahmadayanti Maulana Al-Farizi


NIM. 2105036005 NIM. 2305176062

20

Anda mungkin juga menyukai