Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN I

HUKUM OHM

1. Hari, tanggal Praktikum : Senin, 16 November 2015


2. Asisten Laboratorium : Sarjani (110150016)

I. Tujuan

Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu:


1. Memperagakan pengukuran tegangan listrik.
2. Memperagakan pengukuran arus listrik.
3. Menginterpretasikan grafik tegangan dan arus.
4. Menentukan besar hambatan suatu penghantar.

II. Alat dan Bahan

1. Catu Daya
2. Voltmeter Analog
3. Amperemeter Analog
4. Resistor
5. Lampu LED
6. Kabel Penghubung
7. Panel Hambatan (PCB)
8. Potensiometer

III. Dasar Teori

1. Hukum ohm
Hukum ohm berbunyi, besarnya kuat arus yang timbul pada suatu pengantar
berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan antara kedua ujung pengantar tersebut.
Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan berhubungan. George
ohm menentukan secara eksperimental bahwa jika tegangan yang melewati sebuah tahanan
bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya. Begitu juga sebaliknya.
Hukum ohm dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut :

V= I . R
Dimana :
V = Beda potensial (tegangan) kedua ujung penghantar (volt)
R = Tahanan atau hambatan (ohm)
I = Kuat arus (ampere)
Hukum ohm juga menyatakan bahwa pada tegangan yang konstan, jika nilai tahanan
di perkecil maka akan diperoleh arus yang lebih kuat. Begitu juga sebaliknya dan dapat
ditulis sebagai berikut :

𝒗
I=
𝑹

Hukum ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahana seri.Yang dimaksud dengan
rangkaian tahanan seri adalah tahanan di hubungkan ujung tahanan yang ada pada rangkaian
ke ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri
dengan tahanan lebih dari satu, diperlukan jumlah total nilai tahanan-tahanan tersebut. Hal ini
dapat di mengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan
hambatan bagi arus untuk mengalir (Rusdianto,1999:19).
Resistor merupakan elemen pasif yang paling sederhana. Kita akan memulai bahasan
kita dengan memperhatikan hasil kerja fisikawan jerman, Georg Simon Ohm, yang pada
tahun 1827 mempublikasikan sebuah pamflet yang memaparkan hasil-hasil dari usahanya
mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika di antara keduanya. Salah satu hasil
yang diperoleh adalah pernyataan tentang relasi fundamental yang saat ini kita sebut sebagai
hukum ohm. Meskipun hal ini telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di Inggris oleh Henry
Cavendish. Pamflet yang dipublikasikan oleh Georg Simon Ohm banyak menerima kritik
yang tak pantas dan menjadi bahan tawaan selama beberapa tahun setelah di publikasi
pertamanya dan akhirnya karya itu diterima beberapa tahun setelahnya.
Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material
penghantar berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini, secara
matematika hal ini dirumuskan sebagai :

V=IR

Dimana konstan proporsionalitas atau kesebandinagn R disebut resistansi. Satuan


untuk resistansi adalah ohm, dan bisa disingkat dengan huruf besar omega, Ω (Durbin,
2005:22).
Elektron–elektron bebas bergerak dalam suatu medan listrik yang memperagakan
periode yang sama sebagai lettice-nya. Selama gerakan-gerakan mereka, elektron-elektron
bebas ini sering sekali disebarkan oleh medan. Uraian yang sesuai untuk gerakan elektron
jenis ini harus menggunakan metode mekanika kuantum. Disini uraian yang termasuk
sederhana sudah mencukupi. Ketika tidak terdapat medan listrik eksternal, elekton-elektron
tersebut bergerak ke segala arah dan tidak ada transportasi muatan netto atau arus listrik.
Tetapi jika digunakan sebuah medan listrik eksternal, terjadi aliran gerakan dari gerakan-
gerakan elektron sembarang sehingga terjadi arus listrik. Tampaknya alamiah untuk
menganggap kekuatan dari arus tersebut sesuai dengan medan listrik.
Untuk membuktikan hubungan ini, kita meninjau hasil-hasil percobaan yang telah
dilakukan. Salah satu hukum fisika yang mungkin paling dikenal oleh para mahasiswa adalah
hukum ohm, yang menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan.
Perbandingan antara perbedaan potensial ∆V antara dua titik dari konduktor dengan arus
listrik I yang melaui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini disebut tahanan listrik R
dari konduktor antara dua titik. Jadi hukum ohm bisa dinyatakan sebagai:

∆𝒗 ∆𝒗
= 𝑹 atau 𝑰 =
𝑰 𝑹

Dari persamaan kelihatan bahwa R dinyatakan dalam satuan SI sebagai volt ampere
atau m2 kg s-1 C-2 , dan disebut ohm (Ω). Jadi satu ohm adalah tahanan suatu konduktor yang
dilewati arus satu ampere ketika perbedaan potensialnya dijaga satu volt di ujung-ujung
konduktor tersebut (Alonso, 1992:76).

2. Kuat Arus Listrik

Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
penghantar.Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah
gerak elektron.Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari
suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik.Jadi kuat arus
listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu.
Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I adalah:

𝑸
𝑰=
𝒕

dimana :
I : Kuat arus listrik ( A)
Q : Muatan listrik (C)
t : Waktu (s)
Para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub
positif ke kutub negatif.Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.

3. Beda Potensial atau Tegangan Listrik

Beda Potensial adalah perbedaan jumlah elektron yang berbeda dalam suatu arus
listrik. Di satu sisi sumber arus listrik terdapat elektron yang bertumpuk sedangkan di sisi lain
terdapat jumlah elekton yang sedikit. Hal ini terjadi karena adanya gaya magnet yang
mempengaruhi materi tersebut. Dengan kata lain, sumber tersebut menjadi bertegangan
listrik. Jika rangkaian tersebut disentuh oleh materi yang dapat menghantarkan listrik maka
aliran elektron tersebut akan mengalir melalui sesuatu yang menyentuhnya. Besarnya efek
dari aliran listrik tersebut tergantung dari besarnya perbedaan elektron yang terkumpul di
suatu materi (beda potensial.
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari
kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif
dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi
dibandingkan kutub negatif.
Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut
gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.

4. Hubungan Antara Kuat Arus Listrik dan Tegangan Listrik

Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal
dari Jerman yang bernama Georg Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang
berbunyi: Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda
potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik
atau resistansi (R) dengan satuan ohm.

5. Resistor

Dua atau lebih resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga muatan yang
sama harus mengalir melalui keduanya dikatakan bahwa resistor itu terhubung secara seri.
Karena muatan tidak terkumpul pada satu titik dalam kawat yang dialiri arus konstan, jika
suatu muatan ∆Q mengalir ke R1 selama interval waktu tertentu, sejumlah muatan ∆Q harus
mengalir keluar R2 selama interval yang sama. Kedua resistor haruslah membawa arus I yang
sama. Resistansi ekivalen untuk resistor yang tersusun seri adalah penjumlahan resistansi
awal.
Dua resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga beda potensial yang sama
antara keduanya yang dikatakan bahwa mereka dihubungkan secara paralel. Catat bahwa
resistor-resistor dihubungkan pada kedua ujungnya dengan sebuah kawat. Resitansi ekivalen
dari kombinasi resistor paralel didefinisikan sebagai resistensi Req tersebut, dimana arus total
I menghasilkan tegangan jatuh V. (Tipler, 1998: 154-155)
IV. Data Pengamatan

Tabulasi Data
Kuat arus tetap

I1 = 5 mA I2 = 0,35 mA I3 = 0,3 mA
No.
R V R V R V
1. 40Ω 2V 190 Ω 2V 2.500 Ω 2V
2. 180Ω 2,5 V 1.700 Ω 2,5 V 4.900 Ω 2,5 V
3. 200 Ω 3V 3.000 Ω 3V 6.400 Ω 3V
4. 400 Ω 3,5 V 3.500 Ω 3,5 V 9.500 Ω 3,5 V
5. 500 Ω 4V 5.500 Ω 4V 12.000 Ω 4V

Hambatan tetap

R1 = 220 Ω R2 = 150 Ω R3 = 100 Ω


No.
I V I V I V
1. 0,02 mA 2V 0,02 Ma 2V 0,04 mA 2V
2. 0,04 mA 4V 0,06 Ma 4V 0,075 mA 4V
3. 0,06 mA 6V 0,08 mA 6V 0,6 mA 6V
4. 0,07 mA 8V 0,6 mA 8V 0,75 mA 8V
5. 0,09 mA 10 V 0,85 mA 10 V 0,9 mA 10 V
V. Analisa dan Pembahasan

Setelah mendapatkan data pengamatan sesuai praktikum percobaan hukum ohm,


dapat disimpulkan melalui grafik. Berikut ini adalah grafik dari data pengamatan di atas:

1. Kuat Arus Tetap

Grafik 1.1 pada arus 5 mA

I1 = 5 mA V
5
4 500, 4
Tegangan (V)

3
2
I1 = 5 mA V (volt)
1
0
0 200 400 600
Hambatan (Ω)

Pada grafik diatas, saat melakukan percobaan kami menggunakan resistor 33Ω,
kemudian kami menentukan terlebih dahulu arus yang akan digunakan dengan cara
menentukan batas maksimum dengan menggunakan voltmeter dan potensiometer yang telah
terhubung dengan power supply pada tegangan 2v, 2,5v, 3v, 3,5v dan 4v, dan didapat pada
arus 5 mA. Kemudian diukur satu persatu berapa nilai hambatan dengan menggunakan
ohmmeter pada tiap tegangan yang telah ditentukan.

Grafik 1.2 pada arus 0,35 mA

I2 = 0,35 mA
5
4 5,500, 4
Tegangan (V)

3
2
I2 = 0,35 mA V (volt)
1
0
0 2000 4000 6000
Hambatan (Ω)
Pada grafik diatas, saat melakukan percobaan kami menggunakan resistor 470Ω.
Kemudian dengan melakukan cara yang sama pada percobaan pertama, maka didapat arus
pada 0,35 mA.

Grafik 1.3 pada arus 0,3 mA

I3 = 0,3 mA
5
4 12000Ω, 4
Tegangan (V)

3
2
I3 = 0,3 mA V (volt)
1
0
0 2 4 6
Hambatan(Ω)

Pada grafik diatas, saat melakukan percobaan kami menggunakan resistor 10 kΩ.
Kemudian dengan melakukan cara yang sama pada percobaan pertama dan kedua, maka
didapat pada arus 0,3 mA.

2. Hambatan Tetap
Grafik 2.1 hambatan tetap pada 220Ω

R1 = 220 Ω V (volt)
12
10 0.09, 10
Tegangan (V)

8
6
4 R1 = 220 Ω V (volt)
2
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
Arus (Ampere)

Pada grafik diatas, saat melakukan percobaan kami menggunakan resistor 220Ω,,
kemudian kami menentukan terlebih hambatan yang akan digunakan dengan cara
menentukan batas maksimum dengan menggunakandan potensiometer yang telah terhubung
dengan power supply pada tegangan 2v, 2,5v, 3v, 3,5v dan 4v, dan didapat pada hambatan
220 Ω. Kemudian satu persatu diukur berapa nilai arus pada tiap tegangan dengan
menggunakan ampermeter.

Grafik 2.1 hambatan tetap pada 220Ω

R2 = 150 Ω V (volt)
12

10 0.85, 10
Tegangan (V)

4 R2 = 150 Ω V (volt)

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Arus (Ampere)

Pada grafik diatas, saat melakukan percobaan kami menggunakan resistor yang sama
yaitu 220Ω, kemudian dengan cara yang sama dengan percobaan di atas, maka didapat pada
hambatan 150 Ω.

Grafik 2.1 hambatan tetap pada 220Ω

I3 = 0,3 mA V (volt)
4.5
4 12000Ω, 4
3.5
Tegangan (V)

3
2.5
2
1.5 I3 = 0,3 mA V (volt)
1
0.5
0
0 2 4 6
Hambatan(Ω)

Pada grafik diatas, saat melakukan percobaan kami menggunakan resistor yang sama
yaitu 220Ω, kemudian dengan cara yang sama dengan percobaan di atas, maka didapat pada
hambatan 100 Ω.
Pada pratikum ini ada hubungan sangat penting antara tegangan, arus dan hambatan.
Hubungan tersebut disebut hukum ohm. Hubungan dalam hukum ohm ini yaitu Besarnya
arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan). Untuk
sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara
konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan
kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan
Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I
adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm). Selain itu perbandingan antara tegangan
dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Secara
matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.
Berdasarkan grafik diatas, menunjukkan bahwa semakin besar tegangan maka
semakin besar pula hambatannya. Hal ini sesuai dengan besarnya nilai R berbanding lurus
dengan besarnya nilai V dan berbanding terbalik dengan besarnya nilai I.

VI. Kesimpulan dan Saran

Dari percobaan kali ini mengenai hukum ohm, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Besar atau kecilnya nilai hambatan sangat berpengaruh untuk mengetahui batas
maksimum tegangan yang diukur menggunakan potensiometer.
2. Besarnya arus listrik sebanding dengan beda potensial atau tegangan, dan tegangan
berbanding terbalik dengan besarnya nilai arus.
3. Berdasarkan grafik diperoleh bahwa semakin besar tegangan yang diberikan (V)
maka semakin besar hambatan yang dihasilkan (R), dimana grafiknya garis lurus
condong ke atas.

Dari percobaan ini juga kami dapat memberikan saran, yaitu dengan teori dan juga
pembuktian dengan cara melakukan percobaan mengenai hukum ohm dan juga telah
didapatkan hasil data pengamatan, semoga dapat bermanfaat bagi kita baik dalam kajian
kelistrikan maupun kajian lainnya.
Daftar Pustaka

Alonso, dkk. 1979. Dasar-dasar fisika universitas. Jakarta: Erlangga


Durbin, dkk. 2005. Rangkaian listrik. Jakarta: Erlangga
Rusdianto, eduard. 1999. Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika.
Yogyakarta: kanisius

Anda mungkin juga menyukai