Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

HUKUM OHM DAN HAMBATAN LISTRIK

Disusun oleh:
Kelompok
Ketua: Zakia Azzahra
Anggota :1.Diana
2.Ria Pulsasi
3.Rachisyah Sevtian Maharoni
4.Al-aziz

Guru pembimbing : RIZKY SISSYLIA S.Pd


Mata pelelajaran: Fisika
Kelas : XII MIPA 1

SMA NEGERI 1 RANTAU BAYUR


TAHUN AJARAN 2022-2023
PENDAHULUAN

1.1 Judul praktikum : Hukum Ohm dan hambatan listrik

1.2 Tujuan Praktikum : menyelidiki hukum ohm melalui percobaan

1.3 Rumusan masalah: Bagaimana menyelidiki hukum Ohm melalui percobaan….?

TEORI DASAR
Hukum Ohm merupakan hukum dasar dalam rangkaian elektronik. Hukum Ohm menjelaskan
hubungan antara tegangan, kuat arus dan hambatan listrik dalam rangkaian.
Besarnya tegangan listrik dalam sebuah rangkaian sebanding dengan kuat arus listrik. Pernyataan
ini di kenal sebagai hukum Ohm. Hal ini menyatakan bahwa tegangan listrik dalam rangkaian akan
bertambah jika arus yang mengalir dalam rangkaian bertambah. Hubungan tersebut dapat di
tuliskan dalam persamaan matematika.
2.1 HUKUM OHM
Bunyi hukum Ohm adalah “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan
pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian”. Hukum Ohm
dinamai dari ahli fisika Jerman, Georg Simon Ohm (1787-1854).
Hukum Ohm digunakan secara luas dalam rangkaian elektronika dan merupakan hukum dasar pada
rangkaian listrik. Dengan menggunakan hukum Ohm, kita tidak hanya dapat menghitung, tapi juga
dapat memperkecil arus listrik, memperkecil tegangan pada rangkaian dan juga untuk memperoleh
nilai resistansi atau hambatan yang diperlukan
Rumus Hukum Ohm
Simbol yang digunakan pada hukum Ohm adalah V untuk voltase atau tegangan listrik yang diukur
dalam satuan volt, R untuk resistansi atau hambatan yang diukur dalam satuan ohm (Ω), dan I untuk
arus listrik yang diukur dalam satuan ampere.
2.2 HAMBATAN LISTRIK
Hambatan listrik atau resistansi adalah kemampuan suatu benda mencegah atau menghambat
aliran arus listrik. Satuan dari hambatan listrik adalah ohm (Ω).
Hambatan listrik merupakan sebuah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (Resistor) dengan arus listrik yang lewat.
Resistor bisa kamu temukan diperangkat elektronik yang ada, seperti televisi, lampu, radio dan
smartphone. Nah, ada beberapa faktor yang menentukan besarnya hambatan listrik, seperti:
1. Panjang penghantar: Semakin panjang sebuah penghantar, maka hambatannya juga akan
semakin besar.
2. Suhu: Nilai resistansi akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu pada sebuah
penghantar.
3. Luas Penampang: Semakin kecil diameter sebuah penghantar, maka semakin tinggi juga
nilai resistansinya.
4. Jenis Bahan: Contohnya besi bisa menghantar listrik lebih baik dari tembaga. Dinyatakan
dalam besaran hambatan jenis / Resistivitas. Makin kecil nilai hambatan jenis suatu benda,
maka benda tersebut dikatakan menghantar listrik lebih baik. Simbol hambatan jenis itu
ditulis (ρ) dengan satuan (Ω) meter.
Hambatan listrik sendiri mempunyai satuan yaitu Ohm dan hambatan bisa diartikan
sebagai Penahanan atau Perlawanan yang diterima oleh Elektron yang mengalir pada sebuah
penghantar oleh Molekul yang ada didalamnya.
Setiap penghantar memberikan penahanan aliran arus listrik dan penahanan tersebut bisa terjadi
karena disebabkan oleh:
1. Tiap – tiap atom akan menahan perpindahan elektron yang terjadi pada perlawanan terhadap
elektron ke arah luarnya.
2. Benturan elektron – elektron dan atom tersebut gak terhitung pada sebuah penghantarnya.

2.3 Ampermeter dan voltmeter


Arus Listrik ada dua macam, yakni arus listrik bolak-balik atau biasa disebut arus listrik AC
(Alternating Current) dan arus listrik searah atau arus DC (Direct Current). Untuk mengukur
besarnya arus listrik dibutuhkan alat yang bernama Amperemeter. Sedangkan Voltmeter adalah alat
yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik.
Komponen utama yang menyusun sebuah amperemeter dan voltmeter analog adalah galvanometer
DC. Sebuah galvanometer memiliki dua karakteristik berikut.
1. Karakteristik pertama adalah kuat arus yang melalui kumparan kawat yang menyebabkan
simpangan (defleksi) skala penuh.
2. Karakteristik kedua adalah hambatan kawat kumparan RG.
METEDOLOGI PRATIKUM
3.1 Alat dan Bahan:
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam pratikum ini adalah :
1. Volmeter
2. Amperemeter
3. Baterai 4 buah (@1,5 volt)
4. Resistor
5. Kabel data

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah :
1. Siapkan sebuah baterai , hubungkan dengan amperemeter dan resistor secara seri.pasangkan
voltmeter di antara dua ujung resistor.
2. Perhatikan pembacaan pada amperemeter dan voltmeter.kemudian catat nilai yang terbaca.
3. Ulangi Langkah 1 dan 2 untuk 2 buah baterai, 3 buah baterai ,dan 4 buah baterai yang
dirangkai seri secara berturut-turut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. buatlah tabel pengamatan untuk mencatat pembacaan voltmeter dan amperemeter dalam setiap
Langkah percobaan yang dilakukan.
2. Identifikasi dan catat hambatan resistor yang digunakan oleh kelompok anda.
3. Perhatikan Kembali tabel dan amati perubahan arus listrik untuk setiap perubahan tegangan yang
terjadi Ketika jumlah baterai diubah.
4.Diskusikan hasil pengematan kelompok andah, buatlah laporan lengkap dengan simpulan
kelompok anda dan kemudian presentasikan.

4.1 HASIL
Adapun hasil dari praktikum ini dapat dilihat pada table dibawah.

Baterai voltmeter amperemeter resistor


1,5 V 1,5 V 0,15 A 10Ω
3V 3V 0,3 A 10Ω
4,5 V 4,5 V 0,45 A 10Ω
6V 6V 0,6 A 10Ω

Penjelasan:

V
I=
R

1,5
1. = 0,15 A
10

3
2. = 0,3 A
10

4,5
3. = 0,45 A
10

6
4. = 0,6 A
10

Melalui kegiatan pratikum ini dapat dilihat bahwa Ketika jumlah baterai ditambah maka tegangan
yang terbaca pada voltmeter akan membesar dan demikian juga arus listrik yang terbaca pada
amperemeter.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Hubungan Kuat Arus, Beda Potensial dan Hambatan Listrik
Dalam arus listrik terdapat hambatan listrik yang menentukan besar kecilnya arus listrik.
Semakin besar hambatan listrik, semakin kecil kuat arusnya, dan sebaliknya. George Simon Ohm
(1787-1854), melalui eksperimennya menyimpulkan bahwa arus I pada kawat penghantar
sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujung kawat penghantar tersebut: I ~
V. Misalnya, jika kita menghubungkan kawat penghantar ke kutub-kutub baterai 3 Volt, maka
aliran arus akan menjadi dua kali lipat jika dihubungkan ke baterai 6 Volt.
Besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar tidak hanya bergantung pada tegangan,
tetapi juga pada hambatan yang dimiliki kawat terhadap aliran elektron. Kuat arus listrik berbanding
terbalik dengan hambatan: I ~ 1/R. Ini maksudnya semakin besar hambatan suatu penghantar maka
kuat arus yang mengalir semakin kecil, begitu juga sebaliknya semakin kecil hambatan suatu
rangkaian maka kuat arus yang mengalir pada rangkaian itu semakin besar. Misalnya, jika suatu
rangkaian dipasang hambatan 6 ohm (Ω), maka aliran arus akan menjadi dua kali lipat jika dipasang
hambatan yang besarnya 6 ohm (Ω).
Aliran elektron pada kawat penghantar diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom
kawat. Makin besar hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Dengan demikian, arus
I yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan
berbanding terbalik dengan hambatannya. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Ohm, dan
dinyatakan dengan persamaan:
I = V/R
Dengan R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda potensial antara kedua
ujung penghantar, dan I adalah arus yang mengalir. Hubungan ini sering dituliskan:
V=I.R
Dalam satuan internasional (SI), hambatan dinyatakan dalam satuan volt per ampere (V/A) atau
ohm (Ω). Grafik hubungan antara arus I dan beda potensial V, serta kuat arus I dan hambatan listrik
R
Gambar1. grafik hubungan beda potensial (V) terhadap kuat arus listrik (I)

Gambar2.Grafik hubungan hambatan ( R) terhadap kuat arus listrik (I).


KESIMPULAN

1. Tegangan dan arus listrik memiliki hubungan yang dinyatakan secara sistematis dengan
rumusnya yaitu arus listrik yang mengalir pada kawat penghantar berbanding lurus dengan
tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan pada kawat penghantar tersebut.
2. Pada praktikum hukum voltmeter dirangkai secara paralel dan amperemeter di rangkai
secara seri, rangkaian juga dihubungkan pada catudaya, resistor,
3. Persamaan Hambatan . Dari persamaan matematis tentang hambatan, artinya semakin
panjang kawat penghantar, maka semakin besar hambatannya. dan semakin kecil luas
penampangnya, maka semakin besar juga hambatannya.
4. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau voltase diantara
dua titik dan kedua ujung kawatnya (kawat penghubung) dihubungkan ke dua titik tersebut.
5. Amperemeter atau sering disebut juga ammeter adalah alat ukur listrik yang berfungsi untuk
mengukur besarnya nilai arus listrik yang ada pada rangkaian elektronika.

DAFTAR PUSTAKA
 Alonso,dkk. 1979. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
 Alonso Marcelo, Edward J. Finn, 1994, FUNDAMENTAL UNIVERSITY PHYSICS, 2nd
Edition, Penerbit Erlangga, Jakarta.
 David Halliday and Robert Resnick., 1984, Fisika Edisi ke-3, Jilid 2, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai