Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Modul 1 Hukum Ohm Dan Hambatan Jenis Hari,


Tanggal: 21 Februari 2024

Nama Praktikan : Deanju Rehngenana Sinaga


NIM : 31S23004
Kelas : 11TB1
Prodi : S1 Teknik Bioproses
Asisten Lab : Melisha Situmeang

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI DEL LAGUBOTI
T.A 2023/2024
I. TUJUAN
Melalui percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:

 Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian
 Membuktikan hokum Ohm melalui eksperimen
 Mempelajari hubungan antara hambatan kawat penghantar dengan panjang, luas penampangdan
bahan jenis kawat.
II. DASAR TEORI

Hukum Ohm
Menurut hukum Ohm, arus yang mengalir dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan perbedaan
potensial yang diterapkan dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian. Dalam aliran listrik, terdapat
hambatan yang menentukan besarnya arus. Semakin tinggi hambatan listrik, semakin rendah kuat arusnya, dan
sebaliknya. George Simon Ohm (1787-1854) adalah ilmuwan yang pertama kali menjelaskan hubungan antara
kuat arus dan perbedaan potensial di kedua ujung hambatan.

Melalui percobaannya, ia menyimpulkan bahwa arus I dalam kawat penghantar berbanding lurus dengan
beda potensial V yang diterapkan pada ujung-ujung kawat tersebut. Ketika beda potensial diperbesar 2 kali,
ternyata kuat arusnya juga meningkat 2 kali lipat. Sebagai contoh, saat menghubungkan kawat penghantar ke
kutub-kutub baterai 6 V, aliran arus akan menjadi dua kali lipat dibandingkan dengan saat dihubungkan ke
baterai 3 V. Besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar tidak hanya tergantung pada tegangan, tetapi
juga pada hambatan kawat terhadap aliran elektron.

Hubungan arus listrik dengan hambatan bersifat terbalik: . Aliran elektron dalam kawat penghantar
diperlambat oleh atom-atom kawat. Semakin tinggi hambatannya, semakin rendah arus untuk tegangan V
tertentu. Dengan begitu, arus I meningkat sejalan dengan beda potensial antara kedua ujung penghantar dan
menurun seiring dengan hambatannya. Hal ini dikenal sebagai Hukum Ohm, dinyatakan dalam persamaan:

Dengan R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda potensial antara kedua ujung
penghantar, dan I adalah arus yang mengalir. Hubungan ini sering dituliskan:
............................................................................................................................ (2)

Dalam sistem Satuan Internasional (SI), hambatan diukur dengan satuan volt per meter (V/A) atau ohm.
Grafik yang menunjukkan hubungan antara arus I dan beda potensial V , serta antara kuat arus I dan hambatan
listrik R , disajikan seperti yang terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik hubungan (a) kuat arus dengan beda potensial (b) kuat arus dengan hambatan
Alat ukur listrik yang digunakan pada percobaan ini ada dua, yaitu amperemeter dan voltmeter.
Amperemeter digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Sedangkan voltmeter adalah alat untuk
mengukur beda potensial antara dua titik (tegangan listrik).

Amperemeter
Amperemeter dipasang seri dengan rangkaian. Gambar 2 berikut adalah salah satu contoh
amperemeter. Pada alat tersebut terdapat tiga bagian utama, yaitu: skala pengukuran maksiumum, jarum
penunjuk, dan batas ukur.

Pada gambar 3 terdapat dua skala maksimum, yaitu 10 dan 30. Jika menggunakan skala maksimum 10,
maka jarak antara garis adalah 0,1. Dengan demikian, hasil pengukuran pada gambar 3 (dengan batas ukur
30 mA), menggunakan skala maksimum 10 adalah :

Sementara itu, jika pengukuran menggunakan skala maksimum 30 maka jarak antara garis adalah0,2.
Dengan demikian, hasil pengukuran pada gambar 3, menggunakan skala maksimum 30 adalah:

Voltmeter
Voltmeter , berbeda dengan amperemeter, dipasang sejajar dengan komponen yang tegangannya diukur.
Baik tegangan listrik maupun arus listrik dapat diukur dengan alat yang disebut dengan Multitester,seperti yang
ditampilkan pada gambar 4 . Alat ini juga dikenal sebagai OVO meter, singkatan dari Ampere , Volt , dan Ohm
meter. Proses pengukuran tegangan listrik menggunakan voltmeter memiliki cara pembacaan yang serupa dengan
amperemeter
Hambat Jenis
Dalam suatu sirkuit listrik, resistor memegang peran yang sangat penting karena dapat mengatur arus
listrik dengan menggunakan berbagai kombinasi resistor. Resistor dirancang dengan material tertentu untuk
memiliki nilai hambatan yang diinginkan. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi hambatan suatu bahan,
yang akan diselidiki dalam percobaan ini. Percobaan diharapkan akan menunjukkan bahwa luas penampang,
hambatan jenis, dan panjang konduktor adalah faktor-faktor yang menentukan besarnya hambatan konduktor
itu sendiri. Secara matematis, hambatan listrik suatu konduktor dapat diungkapkan sebagai berikut.

𝟏
𝑹 = 𝝆.
𝑨

Deskripsi:
R = Resistansi Listrik (Ω)
𝝆 = jenis resistor (Ωm)
1 = panjang kabel (m)
A = luas penampang (𝑚 2)

Jika penampang konduktor berupa lingkaran dengan jari jari r atau diameter d, luas penampang nya memenuhi
persamaan

𝐴 = 𝜋. 𝑟 2
1
=4 𝜋𝑑2
III. ALAT DAN BAHAN

No. Urut Nama Alat/Bahan Jumlah


1. Amperemeter 1

2. Voltmeter 1

3. Kabel penghubung merah 3

4. Kabel penghubung hitam 3

5. Jembatan penghubung 3

6. Papan rangkaian 1

7. Kawat nikrom 1

8. Catu daya 1

9. Potensiometer 10 kΩ 1

12 Resistor 22 Ω, 100Ω
IV. PROSEDUR PERCOBAAN

4.1 Percobaan Hukum Ohm


Persiapan Percobaan:
Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan daftar alat/bahan.
1. Rangkaian sesuai dengan gambar 4 dengan posisi saklar catu daya terbuka (posisi 0). Terdapat
satu meter dasar yang bertindak sebagai amperemeter, dengan batas ukur 0,25 DC Ampere, dan
satu meter dasar lainnya sebagai voltmeter, dengan batas ukur 10 Volt.
2. Sambungkan catu daya ke sumber tegangan dengan alat dalam keadaan non-aktif/off. Pilih
tegangan sebesar 3-9 volt DC.
3. Hubungkan rangkaian ke catu daya (gunakan kabel penghubung) 4. Periksa kembali rangkaian

DC
Voltmeter
V
Potensiometer
R

Saklar
Catudaya
Gambar 4. Rangkaian Percobaan
5. Hidupkan catudaya kemudian tutup saklar S (posisi 1).
6. Atur potensiometer sehingga voltmeter menunjukkan tegangan 0,2 Volt, kemudian baca kuat arus
yang mengalir pada amperemeter dan catat hasilnya ke dalam tabel pada hasil pengamatan.

7. Sesuaikan kembali potensiometer agar voltmeter menunjukkan tegangan sebesar 0,4 Volt,
kemudian baca arus yang mengalir pada amperemeter dan masukkan data tersebut ke
dalam tabel hasil pengamatan.
8. Lakukan pengulangan langkah 3 sampai voltmeter menunjukkan tegangan sebesar 0,6
volt, 0,8 volt, dan seterusnya hingga Anda mengumpulkan 10 data. Setelah itu, catat
hasilnya ke dalam tabel pengamatan.
9. Gantilah resistor (R) dengan resistansi yang berbeda, lalu ulangilah langkah percobaan 1 hingga 4.

4.2 Percobaan Hambat Jenis


a. Persiapan Percobaan:
1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 5 berikut

Gambar 5 Rangkaian Percobaan


2. Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan daftar alat/bahan.
3. Buat rangkaian seperti pada gambar 5.
• Kawat nikrom digunakan sebagai kawat penghantar.
• Saklar dalam posisi terbuka (0)
• Amperemeter diatur dengan batas ukur 0,25 DC Ampere Voltmeter diatur
denganbatas ukur 10 volt.
4. Hubungkan catudaya ke sumber tegangan (alat masih dalam keadaan mati/off). Pilih
tegangan 39volt DC pada catu daya.
5. Hubungkan rangkaian ke catu daya (gunakan kabel penghubung)
6. Periksa kembali rangkaian

Gambar 6. Skema Rangkaian Percobaan

7. Pilih panjang kawat ( ) dengan memasang ujung kabel B masukkan ke jepit steker 2,
(panjang kawat = jarak jepit steker 1-3 = 2l)
8. Tutup saklar S (posisi 1). Kemudian baca tegangan dan kuat arus yang mengalir pada
kawat. Catat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
9. Buka saklar S (posisi O), kemudian pindahkan ujung kabel B ke jepit steker 4 (panjang kawat =
jarak jepit steker 1-4 = 3 )
10. Tutup saklar S (posisi 1), kemudian baca tegangan dan kuat arus yang mengalir pada kawat.
11. Ulangi langkah 3 dan 4, dengan memindahkan ujung kabel B ke jepit steker 5 (panjang kawat =
4l). Catat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
12. Dengan cara yang sama seperti pada langkah 5, hubungkan kabel B ke jepit steker 6
(panjang kawat = 5l).
13. Lakukan kembali langkah 1 sampai 6, akan tetapi kawat dirangkap dua sehingga
penampang kawat sekarang menjadi 2A. Catat hasilnya ke dalam tabel pengamatan.
V. DATA DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 PERCOBAAN HUKUM OHM

a. Resistor 1:

Kode warna resistor: 22𝛺 ± 5%


Warna I : Kuning = 4

Warna II : ungu =7

Warna III : Hitam = 1

Warna IV : Emas = ±5%

Tabel 2. Data percobaan hukum ohm Resistor 1

No. Percobaan Tegangan (V) Kuat arus (A) Hambatan


𝑽
𝑹=𝑰

1 0.2 0.01 20 𝛺

2 0.4 0.015 26.6 𝛺

3 0.6 0.02 30 𝛺

4 0.8 0.025 32 𝛺

5 1.0 0.03 33.3 𝛺

6 1.2 0.035 34.28 𝛺

7 1.4 0.04 35 𝛺

8 1.6 0.045 35.5 𝛺


9 1.8 0.05 36 𝛺

10 2.0 0.055 36.36 𝛺

No. Percobaan y: Tegangan (V) x: Kuat Arus (A) xy 𝒚𝟐 R= V/I

1 0.2 0.01 0,002 0,04 20 𝛺

2 0.4 0.015 0,006 0,16 26.6 𝛺

3 0.6 0.02 0,012 0,36 30 𝛺

4 0.8 0.025 0,02 0,64 32 𝛺

5 1.0 0.03 0,03 1 33.3 𝛺

6 1.2 0.035 0,042 1,44 34.28 𝛺

7 1.4 0.04 0,056 1,96 35 𝛺

8 1.6 0.045 0,072 2,56 35.5 𝛺

9 1.8 0.05 0,09 3,24 36 𝛺

10 2.0 0.055 0,11 4 36.36 𝛺

∑ 𝑦 = 11 ∑ 0,0325 ∑ 0,044 ∑ 10 ∑ 31,904


Diketahui bahwa untuk persamaan y = Ax,gradien dapat dihitung dengan mengunakan :

𝑛(∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)


𝐴=
𝑛(∑ y2) − (∑ 𝑥)2

10(0,044) − (0,0325)(11)
𝐴=
10(10) − (0,0325)2

0,0825
A= 0.001056

A = 78,125

b. Resistor 2:

Kode warna Resistor:100𝛺±5%


Warna I : Merah=1
Warna II : Hitam = 0
Warna III : Coklat = 10
Warna IV : Emas =±5%

Tabel 3. Data percobaan hukum ohm Resistor 2

Percobaan ke- Tegangan (Volt) Kuat Arus (I) Hambatan (R= V/I)

1 0,2 0,015 13,33 𝛺

2 0,4 0,03 13,33 𝛺

3 0,6 0,045 13,33 𝛺

4 0,8 0,06 33,33 𝛺

5 1,0 0,075 13,33 𝛺

6 1,2 0,0025 480 𝛺

7 1,4 0,010 140 𝛺


8 1,6 0,012 133,33 𝛺

9 1,8 0,013 138,46 𝛺

10 2,0 0,015 133,3 𝛺

No. Percobaan y: Tegangan (V) x: Kuat Arus (A) xy 𝒙𝟐 R= V/I

1 0.2 0.0015 0,0003 0,00000225 20 𝛺

2 0.4 0.0045 0,0018 0,00002025 26.6 𝛺

3 0.6 0.0065 0,0039 0,00004225 30 𝛺

4 0.8 0.0085 0,0068 0.00007225 32 𝛺

5 1.0 0.0105 0,0105 0.00011025 33.3 𝛺

6 1.2 0.0140 0,0168 0.000196 34.28 𝛺

7 1.4 0.0175 0,0245 0.00030625 35 𝛺

8 1.6 0.02 0,032 0.0004 35.5 𝛺

9 1.8 0.021 0,0378 0.000441 36 𝛺

10 2.0 0.0215 0,043 0.00046225 36.36 𝛺

∑ 𝑦 = 1,0 ∑ 0,01 ∑ 0,015525 ∑ 0.000169853 ∑ 89,903


Diketahui bahwa untuk persamaan y = Ax,gradien dapat dihitung dengan mengunakan :

𝑛(∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)


𝐴=
𝑛(∑ 𝑥2) − (∑ 𝑥)2

10(0,015525)−(0,011)(11)
𝐴=
10(0,000169853)−(0,011)2

A= 21,722

Persentase kesalahan = |𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑃𝐸𝑅𝐶𝑂𝐵𝐴𝐴𝑁−𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑇𝐸𝑂𝑅𝐼 | 𝑥 100 %


𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑇𝐸𝑂𝑅𝐼

=|21,722−47 | x 100 %
47

= 46.117%

5.2 PERCOBAAN HAMBATAN JENIS

Tabel 4. Data percobaan hambatan jenis

Panjang Penampang A Penampang 2A


Kawat L (m)
𝑉 𝐼 𝑅=𝑉/𝐼 𝑉 𝐼 𝑅=𝑉/𝐼

Kawat 2𝑙 2.6 0.08 32,5 𝛺 2.4 0,075 32 𝛺


Nikrom 3𝑙 2.8 0.025 112 𝛺 2.5 0.1125 22,22 𝛺
4𝑙 2.0 0.045 62,22 𝛺 2.6 0.0875 29.71 𝛺
5𝑙 2.8 0.07 40 𝛺 2.61 0.075 34,8 𝛺
Keterangan:
• 𝑙 = Panjang kawat
• 𝑟 = Jari – jari penghantar
• 𝐴 = Luas Penampang

PENAMPANG 2A
VI. ANALISIS DATA

6.1 Percobaan Hukum Ohm


a. Berdasarkan Tabel 2, bagaimana pendapat anda mengenai kolom keempat (Nilai hambatan R
= V/I)?
Pendapat saya mengenai kolom keempat yaitu terdapat nilai hambatan yang diketahui dari hasil
perbandingan antara tegangan dan arus listrik. Jika tegangan semakin besar maka hambatan akan
semakin tinggi dan sebaliknya jika kuat arus listrik tinggi maka hambatan akan semakin rendah/kecil.
Hal ini bersesuaian dengan prinsip hukum OHM.Kolom keempat merupakan kolom hasil pembanding
antara kolom kedua dan ketiga.

b. Buatlah grafik hubungan antara tegangan V dan kuat arus I untuk masing-masing resistor!

c. Melalui grafik yang telah Anda peroleh, informasi apa yang dapat Anda laporkan berkaitan dengan
hukum ohm? Tentukan nilai resistansi masing-masing resistor denganmenggunakan metode Least Square.
Berdasarkan grafik hubungan V dan I pada Resistor 1 dan Resistor 2, informasi yang saya dapat adalah:
sesuai dengan rumus 𝑉 = 𝐼 ∙ 𝑅, di mana V (Tegangan) dan I (Kuat Arus Listrik) berbanding lurus, yang berarti jika
V semakin besar, maka I juga akan semakin besar, dan jika V semakin kecil, maka I juga semakin kecil. Hal ini
terbukti dari grafik kedua yang telah saya sediakan.
Berdasarkan data, grafik, dan penjelasan hubungan antara V dan I, pada grafik resistor pertama terjadi
kesalahan karena alat terlalu sensitif. Sedangkan pada grafik resistor kedua (100 ohm), grafik sudah sesuai dengan
penjelasan, di mana grafik akan semakin naik jika V semakin besar, yang menandakan I juga semakin besar.

d. Tentukan nilai masing masing resistor melalui kode warna dan ohmmeter terhadap hasil yang saudara
dapatkan pada point c

Resistor 1

Kode warna resistor: 47𝛺 ± 5%


Warna I : Kuning = 4

Warna II : ungu = 7

Warna III : Hitam = 1

Warna IV : Emas = ±5%

Resistor 2
Kode warna Resistor: 100𝛺 ± 5%
Warna I : Merah = 1
Warna II : Hitam = 0
Warna III : Coklat = 10
Warna IV : Emas =±5%

b. Percobaan Hambatan jenis


1. Buatlah Grafik hambatan sebagai fungsi dari Panjang kawat (R) = f(l) untuk kawat nikrom pada masing
masing luas penampang, apa yang dapat anda Analisa berdasarkan grafik tersebut
2. Apakah luas penampang kawat berpengaruh terhadap nilai hambtan (R) pada masing masing kawat?
 Luas Penampang berpengaruh terhadap nilai hambatan. Semakin besar Luas penampang
maka Nilai hambatan akan semakin kecil
3. Melalui grafik yang saudara peroleh, tentukan hambatan jenis kawat dengan menggunakan metode least
square!
Keterangan :
𝑙 = Panjang Kawat
𝑟 = Jari-jari Kawat Penghantar
𝐴 = Luas Penampang
No. Percobaan R (Ω) l (m) xy x2
1 47,27 0,46 3,45 0,2116
2 56 0,69 9,20 3136
3 70 0,92 16,98 0,8464
4 93,33 1,15 26,83 1,3225
∑x=66,65 ∑x=3,22 ∑xy=56,47 ∑x2=2,86

Luas Penampang A  Luas Penampang 2A


l = 23 cm = 0,23 m l = 23 cm = 0,23 m
r = 0,31 mm = 0,00031 m r = 0,62 mm = 0,00062 m
A = πr2 = 3,02 x -7 m2 A = πr2 = 1,21 x 10-6 m2

PENAMPANG 2A
4. Tuliskan sumber buku yang anda gunakan dalam memperoleh nilai hambtan jenis kawat
tersebut. Adakah pengaruh hambatan jenis terhadap nilai hambatan (R)
= ya ada , Pada suatu bahan atau kawat, hambatan jenis konduktor meningkat seiring dengan
pertumbuhan hambatannya. Faktanya, hambatan jenis konduktor sangat bergantung pada suhu
atau temperaturnya. Ketika suhu naik, hambatan jenisnya juga naik, yang pada gilirannya
mengakibatkan kenaikan hambatannya.

5. Buatlah kesimpulan, bagaimana hubungan antara hambatan kawat penghantar terhadap Panjang, luas
penampnag dan bahan jenis kawat
= Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa: Hubungan antara
hambatan kawat penghantar dengan panjang adalah sebanding, hubungan kawat penghantar
dengan luas penampang adalah terbalik sebanding, dan hubungan hambatan kawat penghantar
dengan jenis bahan kawat adalah berbanding lurus
.
XII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Hambatan kawat pengantar tergantung pada Panjang kawat dan berbanding
terbalik dengan luas kawat. Hambatan kawat penghantar ini juga dipengaruhi
oleh jenis kawat yang digunakan.
2. Besar hambatan kawat dipengaruhi oleh Panjang kawat, luas penampang, serta
jenis kawatnya.
3. Nilai arus dapat diamati dari nilai tegangan dan resistansi. Untuk tegangan,
semakin tinggi tegangan yang ada maka semakin besar juga arus pada benda,
begitu juga sebaliknya. Sedangkan untuk resistansi, semakin tinggi resistansi
yang diberi maka arus pada benda semakin kecil, begitu juga sebaliknya.
4. Dalam resistor terdapat toleransi untuk mendeteksi besar kesalahan yang
mungkin saja terjadi.
5. Arus yang mengalir melalui suatu tegangan akan menghasilkan hambatan.
Semakin besar hambatannya maka besar arus semakin kecil, begitu juga
sebaliknya, semakin kecil hambatan maka besar arus semakin besar.

7.2 Saran
Saran yang dapat dilakukan Ketika melakukan praktikum ini adalah:

1. Sebelum menyelesaikan magang Anda, harap baca modul yang disediakan untuk
memahami materi dan mempromosikan kegiatan magang Anda. Ketika melakukan
percobaan, ikuti prosedur yang telah diberikan untuk mengurangi risiko terjadinya
kesalahan selama praktikum.
2. Saat mengumpulkan data, ketelitian sangat penting untuk diperhatikan.
3. Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, pihak lab memperhatikan kondisi barang yang
akan digunakan saat praktikum.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Oktaviani, J. (2018).materi Fisika K13 Gerak Parabola\

Asman ,N. (1983). Penuntun praktikum fisika dasar . Sinar Jaya


IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai