Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 1


“ RANGKAIAN SERI - PARALEL”

Dosen Pengajar :

Miftakhul Huda, S.Pd, M.Tr.T

Oleh :

NAMA ; M. Tutur Ajie Yunanda


NIM ; 2141190033
TGL.PRAKT. ; 27/09/2021

D4-IA
TEKNIK REKAYASA ELEKTRONIKA
PSDKU Politeknik Negeri Malang Kota Kediri
Jl. Lingkar Maskumambang No.1, Sukorame, Kec. Mojoroto,
Kota Kediri, Jawa Timur 64119
Abstrak
Karakterisitik dari suatu arus dan tegangan pada suatu rangkaian memiliki ciri dan sifat
yang khas, tergantung pada jenis rangkaiannya. Pada rangkaian seri terjadi pembagian tegangan
sedangkan pada rangkaian parallel sebaliknya terjadi pembagian arus. Karakterisitik inilah yang
akan dilihat pada pengukuran arus dan tegangan rangkaian seri dan paralel dengan
menggunakan beberapa resistor dengan variasi nilai ε input adalah 5 V, 12 V, 17 V dan 24 V.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada rangkaian seri terjadi perbedaan nilai tegangan antara titik VR1 dengan titik VR2,
VR3, VR4 sedangkan besar arus yang mengalir pada IR1, IR2, IR3, dan IR4 adalah sama.
Sebaliknya, pada rangkaian paralel terjadi perbedaan kuat arus yang mengalir pada IR1, IR2
dan IR3 sedangkan nilai tegangan antara titik VR1 dengan titik VR2 dan VR3 tetap sama.

1. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Rangkaian Seri – Paralel ini antara lain sebagai berikut :
a. Mengetahui karakteristik masing – masing rangkaian
b. Mengetahui cara perhitungan rangkaian seri – paralel secara teori
c. Mengetahui cara percobaan rangkaian seri – paralel secara praktik
d. Membandingkan perhitungan secara teori dan percobaan secara praktik

2. Dasar Teori
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup.
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir
dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis : intensite), dengan kata lain arus adalah
muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika
muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang. Muatan akan bergerak jika ada energi luar
yang memepengaruhinya. Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom.
Dimana dalam teori atom modern menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan
+ dan neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom
bermuatan netral. Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif. Arah
arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah aliran
elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan elektron dan menjadi
muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel lain. Coulomb adalah unit dasar dari
International System of Units (SI) yang digunakan untuk mengukur muatan listrik. Arus terbagi
atas dua yaitu arus searah dan arus bolak balik. Arus searah mempunyai nilai tetap atau konstan
terhadap satuan waktu, artinya dimana pun kita meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan
mendapatkan nilai yang sama. Gambar 1. Grafik hubungan antara arus dengan waktu t pada
DC. Arus bolak balik adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu
dengan karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu. Gambar 2. Grafik
hubungan antara arus dengan waktu t pada AC. Tegangan atau seringkali orang menyebut
dengan beda potensial (voltage) adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub
lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda potensial jika kita
menggerakkan muatan sebesar 1 C dari satu terminal ke terminal lainnya. Keterkaitan antara
kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas
dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan. Rangkaian Seri adalah
salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri). Rangkaian seri terdiri dari dua
atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu daya lewat satu rangkaian. Sifat-sifat
Rangkaian Seri yaitu : 1. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar
tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masingmasing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan. 2. Jika salah satu beban atau bagian dari
rangkaian tidak terhubung atau putus aliran arus terhenti 3. Arus yang mengalir pada masing
beban adalah sama. 4. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan
total rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus
yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian. Rangkaian Paralel
adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel) Rangkaian Paralel
merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar untuk mengalirkan arus.
Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik dihubungkan secara parallel. Sifat-sifat
Rangkaian Paralel yaitu : 1. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian paralel,
tahanan total rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari
rangkaian paralel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian). 2. Jika terjadi
salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan
tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang
terputus tersebut. 3. Masing-masing cabang dalam rangkaian paralel adalah rangkaian individu.
Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang. 4. Tegangan pada
masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
Ekivalensi/persamaan tegangan dan arus dalam hubungan seri

Ekivalensi/persamaan tegangan dan arus dalam hubungan Pararel

Rangkaian dasar praktikum hubungan seri-pararel


3. Metode Percobaan

Alat dan bahan:


1. Papan Praktek Rangkaian Seri Paralel : 1 Buah
2. Power Supply : 1 Buah
3. Multimeter Analog dan Digital : 1 Buah
4. Kabel penjepit : 2 Buah
5. Kabel penghubung : 1 Buah

4. Hasil Pengamatan dan Analisis


4.1 PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur Percobaan dalam rangkaian seri – paralel :
1. Membaca nilai resistor terlebih dahulu dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Seri :
RS = R1 + R2 + Rn
b. Paralel :

Perhitungan diatas untuk mendapat nilai pembacaan lalu isikan pada tabel hasil
percobaan kolom “Baca”.
2. Lakukan kalibrasi pada multimeter.
3. Mengukur nilai rangkaian seri terlebih dahulu dengan menghubungkan rangkaian
resistor ser dengan Ohmmeter. Lihat besar tahanan pada Ohmmeter dan bandingkan
dengan hasil pembacaan lalu tuliskan pada tabel hasil percobaan pada kolom
“Ukur”.
4. Siapkan Power Supply.
5. Hubungkan Voltmeter secara paralel dengan VS dan Amperemeter secara seri
dengan rangkaian resistor. Jumper ujung resistor bagian kanan dengan kutub negatif
tegangan sumber.
6. Mengatur tegangan sumber (VS) sesuai dengan tabel hasil percobaan.
7. Lalu kita amati nilai arus yang mengalir pada amperemeter yang dihubung seri
dengan rangkaian resistor sesuai dengan perubahan tegangan sumber dan isikan
pada tabel hasil percobaan kolom “I”.
8. Mengamati setiap perubahan yang terjadi dan membuat grafik untuk perubahan
tersebut.
9. Setelah selesai dengan rangkaian seri, dilanjutkan dengan percobaan pada rangkaian
paralel.
10. Untuk rangkaian paralel terlebih dahulu kita ukur besar tahanannya dengan
menghubungkan kabel banana to banana pada ujung resistor paralel dengan kutub
negatif sumber tegangan. Lihat besar tahanan pada Ohmmeter, bandingkan dengan
hasil pembacaan lalu isikan pada kolom “Ukur”.
11. Hubungkan Voltmeter paralel dengan VS dan jumper antara ujung kiri
Amperemeter modul dengan ujung atas resistor paralel.
12. Mengatur tegangan sumber (VS) sesuai dengan tabel hasil percobaan.
13. Lalu kita amati besar arus yang mengalir pada setiap perubahan tegangan sumber
dan isikan pada kolom “I”.
14. Mengamati setiap perubahan yang terjadi dan membuat grafik untuk perubahan
tersebut.
15. Selesai, semua percobaan pada rangkaian seri – paralel telah dilakukan.
16. Membuat laporan hasil percobaan.

4.2 Hasil Percobaan

1.Rangkaian - Seri

Vs Arus Resitansi Total Rangkaian


R. Hitung R. Ukur SERI
48 V 3,06 mA 15,7 K Ohm
24V 1,53 mA 15,7 K Ohm
12 V 764,38 mA 15,7 K Ohm
5V 318,49 mA 15,7 K Ohm
3V 191,1 mA 15,7 K Ohm
1,5 V 95,55 mA 15,7 K Ohm
2. Rangkaian paralel

Vs Arus Resitansi Total Rangkaian


R. Hitung R. Ukur SERI
48 V 5,28 mA 9,0909 K Ohm
24V 2,64 mA 9,0909 K Ohm
12 V 1,32 mA 9,0909 K Ohm
5V 549,99 mA 9,0909 K Ohm
3V 329,99 mA 9,0909 K Ohm
1,5 V 165 mA 9,0909 K Ohm

4.3 Analisis Data


4.3.1 Menghitung Rtotal Seri

Rs = R1 + R2 + R3

= 1000 + 4700 + 10.000


= 15.700 / 15,7 kΩ

4.3.2 Menghitung Rtotal Paralel

R 1∗R 2
Rp =
R 1+ R 2
10.000∗100.000
= 10.000+ 100.000

1.000.000 .000
= 110.000
= 9.090,9 Ω

4.3.3 Menghitung Nilai I seri


Gambar. Rangkaian Hubungan Seri

Analisis Pengukuran ;
Hasil Ukur menggunakan Ampermeter
Pada hasil ukur menggunakan simulasi amperemeter hasilnya berada pada tabel
Analisis Perhitungan ;
V=IxR
sehingga I = V/R
1. I = V/R
= 48 / 15.700
= 3,057 mA
2. I = V/R
= 24 / 15.700
= 1,528 mA
3. I = V/R
= 12 / 15.700
= 764,331 µA
4. I = V/R
= 5 / 15.700
= 318,471 µA
5. I = V/R
= 3 / 15.700
= 191,0828 µA
6. I = V/R
= 1,5 / 15.700
= 95,541 µA

4.3.6 Menghitung I Pararel


Analisis Pengukuran ;
Hasil Ukur menggunakan Ampermeter
Pada hasil ukur menggunakan simulasi amperemeter hasilnya berada pada tabel
Analisis Perhitungan ;
V=IxR
sehingga I = V/R

1. I = V/R
= 48 / 9090,9
= 5,28 mA
1. I = V/R
= 24 / 9090,9
= 2,64 mA
1. I = V/R
= 12 / 9090,9
= 1,32 mA
1. I = V/R
= 5 / 9090,9
= 549,99 µA
1. I = V/R
= 3 / 9090,9
= 329,99 µA
1. I = V/R
= 1,5 / 9090,9
= 165 µA
4.3.7 Grafik Vs terhadap arus pada rangkaiaan seri

Y-Values
900

800 764.38

700

600

500
Arus mA

400
318.49
300
191.1
200
95.55
100
1.53 3.6
0
0 10 20 30 40 50 60
Vs

4.3.8 Grafik Vs terhadap arus pada rangkaian paralel

Y-Values
600
549.99
500

400
Arus mA

329.99
300

200
165
100

0 1.32 2.64 5.28


0 10 20 30 40 50 60
Vs
5. KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, kesimpulan yang dihasilkan yaitu :
1. Karakteristik dari rangkaian seri adalah tegangan dari sumber akan dibagi dengan
jumlah tahanan yang dipasang pada masing-masing cabang. Sedangkan arus yang
mengalir pada masing-masing beban adalah sama.
2. Karakteristik dari rangkaian parallel adalah arus yang mengalir pada masing-masing
cabang tergantung nilai tahanan yang dipasang pada cabang. Sedangkan tegangan pada
masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
3. Komposisi tanah yang bervarias juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya resistansi yang terukur
6. Daftar Pustaka
Andi Rosman N1 , Risdayana2 , Eva Yuliani3 , Vovi4 Jurnal Ilmiah d’Computare
Volume 9 Edisi Juli 201

Kompas.com - 28/08/2021, 16:30 WIB


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perbedaan Rangkaian Seri dan
Paralel", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/28/163000723/perbedaan-rangkaian-
seri-dan-paralel.
Penulis : Nadia Faradiba , Editor : Nadia Faradiba

Silmi Nurul Utami , Kompas ( 31 Januari 2021 ) , Bedanya Rangkaian Seri dan
Rangkaian Paralel . Dikutip tanggal 21 September 2021 di
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/31/175409569/bedanya-rangkaian-seri-
dan-rangkaian-paralel?page=all

[1] Haris, Abdul. (2007). Dasar-Dasar Elektronika I. Makassar:UNM press.


[2] Ramdhani, Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik. STT Telkom. Bandung.
[3] Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya.ITB. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai