Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN

LISTRIK ( SERI dan PARALEL)

NAMA : CITRA MADONA


NIM : 09011381520078
JURUSAN : SISTEM KOMPUTER UNGGULAN
LABORAN :
DOSEN : Kemahyanto Exaudi, M.T.

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK
( SERI dan PARALEL )

1. Nama Percobaan :
Rangkian Seri dan Rangkaian Paralel

2. Tujuan Percobaan :
 Mempelajari rangkaian seri dan rangkian paralel
 Dapat merangkaia rangkaian secara seri dan paralel
 Mampu membuktikan cara kerja rangkaian listrik secara paralel
 Dapat membandingkan nilai arus yang lewat secara teori dan praktik

3. Alat dan Bahan :


a. Lampu ( bohlam kecil ) 3
b. Baterai 1,5 volt 5
c. Kabel 1m
d. Saklar 2
e. Dudukan Lampu 3
f. Lakban
g. Ampremeter
h. Voltmeter
i. Kardus
j. Karton Hitam
k. Gunting/ Korek api

4. Dasar Teori
Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua
input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain
tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian
listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yangdiperlukan
lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan
tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jikasalah satu
komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetapberfungsi
sebagaimana mestinya. Misal tiga buah lampu tersusun paralel, jikasalah satu
lampu dicabut atau rusak, maka lampu yang lain tidak akan ikut mati.Rangkaian
paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secaraberderet (paralel). !
ampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel.
Penyusunan paralel dapat dilakukan pada lampu maupun baterai
. Seperti pada rangkaian seri, rangkaian paralel juga mempunyai ciri-ciri
khusus.
Ciri-ciri rangkaian paralel yaitu :
 Arus mengalir melalui satu cabang atau lebih. Arus listrik yang
melalui lampu 1 atau baterai 1 tidak melalui lampu ' atau baterai.
 Jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak arus listrik akan
tetapmengalir melalui cabang yang lain.
Adapun sifat susunan paralel yaitu :
1. Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan
sumber pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.'
2. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian
individu.Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar
tahanan cabang.
3. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel,
tahanan totalrangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih
besar. (tahanan total darirangkaian parallel adalah lebih kecil dari
tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
4. Kuat arus yang melewati hambatan pengganti paralel sama dengan
jumlah kuat arus yang melalui tiap komponen.
5. Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan
terputushanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang
yang lain tetapbekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang
terputus tersebut.
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian dibutuhkan beda potensial
Cara untuk menghasilkan beda potensial adalah dengan batteray. Geard Simon
Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada ujung kawat
logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya 1 ∞
V. Beda potensial listrik yang lebih besar, atau tegangan menyebabkan aliran arus
listrik lebih besar (Sutrisno. 2009:146).
Untuk sebuah rangkai seri yang terdiri atas dua resistor, arusnya sama
besar pada kedua resistor tersebut karena jumlah muatan yang melewati R 1 pasti
juga melewati R2 dalam seling waktu yang sama. Beda potensial yang berlaku
pada rangkaian resistor seri akan bercabang diantara resistor-resistor yang ada
(Serway, 2010;402).
∆V = IRekivalen = I ( R1 + R2 ) atau
Rekivalen = R1 + R2
Hambatan Rekivalen adalah ekivalen dengan gabungan seri dari R1 + R2,
dengan syarat arus rangkaian yang tidak berubah ketika Rekivalen menggantikan R1 +
R2.

Hambatan yang ekivalen dari tiga resistor atau lebih dalam rangkaian seri adalah :
Rekivalen = R1 + R2 + R3 + . . .
besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan , tetapi juga
pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. elektron-elektron
diperlambar karena danya interaksi dengan atom-atom kawat. makin tinggi hambatan ini,
makin kecil arus untuk suatu tegangan V. kita kemudian mendefinisikan hambatan
sehingga arus berbanding terbalik dengan hambatan. ketika kita gabungkan hal ini
dankesebandingan diatas, didapatkan:
I + V/ R
Dimana R adalah hambatan kawat, V adalah beda porensial yang melintasi alattersebut,
dan I adalah arus yang mengalir padanya (Sutrisno,2009:147).
Hubungan ini menunjukan bahwa hambatan ekivalen dari rangkaian resistor yang
dihubungkan seri adalah penjumlahan dari masing-masing resitordan selal lebih daripada
masing-masing resistornya (Serway, 2010:403).
Banyak rangkaian mengandung lebih dari satu hambatan (tahanan).
Tahanan-tahanan tersebut dapat dihubungkan dengan cara :
1. Seri (dua penahan dihubungkan deret).
2. Paralel (sejajar) atau tiga tahanan dihubungkan sejajar.
3. Gabungan antara seri dan paralel.
Dalam hubungan seri, arus yang melalui tahanan-tahanan mempunyai kuat arus yang
sama. Jumlah tegangan antara tahanan jumlah dari tegangan masing-masing . sedangkan
dalam hubungan paralel, tegangan pada tiap-tiap tahanan sama besarnya dan jumlah arus
yang diberikan oleh sumber tenaga sama dengan jumlah arus melalui tahanan masing-
masing (Daryanto, 2000; 23-26).
5. Prosedur Percobaan

1. Siapkan alat yang sudah tersedia ( berupa rangkaian seri dan parallel )
2. Ambilah kabel lalu potonglah menjadi berbagai bagian sesuai rangkaian
yang dicobakan. Lepaskan ujung isolator pada kabel menggunakan
gunting atau korek api.
3. Rangkailah masing – masing rangkaian mulai dari baterai, dudukan lampu,
lampu, saklar dan kabel. Sesuai dengan (rangkaian seri dan parallel).
4. Untuk menggabungkan antara kabel cukup di pilin/disatukan antara kabel
yang satu dengan yang lain begitu juga pada saklar dan dudukan lampu.
5. Jika sudah dirangkai praktikan dengan menyalakan semua lampu dengan
menggunakan saklar yang sudah di aliri arus listrik.
6. Longgarkan salah satu lampu hingga mati dan amati pada lampu lain.
7. Rangkaian sudah siap di amati.
Untuk mengetahui angka pada Ampremeter dan Voltmeter pada setiap
rangkaian listrik dilakukan percobaan sebagai berikut :
1. Rangkaian Resistor Seri
a. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :
b. Dicatat nilai resistor R1, R2 dan R3 yang digunakan.
c. Diatur tegangan sumber sebesar 3 Volt.
d. Diukur arus total pada rangkaian mengunakan amperameter dan dicatat
hasilnya.
e. Diukur tegangan pada masing masing resistor R1, R2, dan R3.
f. Diulangi langkah pada poin c-e untuk tegangan sumber 5 V dan 6 V.

2. Rangkaian Resistor Paralel


a. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :
b. Dicatat nilai resistor R1, R2 dan R3 yang digunakan.
c. Diatur tegangan sumber sebesar 4,5 Volt.
d. Diukur tegangan pada titik ab (Δvab).
e. Diukur arus total pada rangkaian mengunakan amperameter dan dicata
hasilnya.
f. Diukur arus pada masing masing resistor R1, R2, dan R3.
g. Diulangi langkah pada poin c-f untuk tegangan sumber 5 V dan 6 V.

6. Hasil Pengamatan
Pada percobaan yang telah dilakukan, lampu pada rangkaian seri
menyala lebih terang daripada rangkaian parallel. Pada rangkaian seri jika
di ambil salah satu lampu maka lampu yang lain akan mati, sedangkan
pada rangkaian parallel jika di ambil salah satu lampu maka lampu yang
lainnya tidak ikut mati. Biaya yang digunakan untuk rangkaian parallel
lebih besar daripada rangkaian seri.

7. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai